CHAPTER 2 : Chapter 2
Chorong bergegas menaiki anak tangga menuju lantai dua, tempat dimana ia belajar piano. Sebenarnya, ada keengganan menyergap di hatinya, karena ia tahu ada Baekhyun di sana.
“Ini lagu-lagu yang akan kalian bawakan. Byun Baekhyun, kau yang pertama,” sang guru memberi kode perintah kepadanya.
Baekhyun melirik Chorong sebelum mulai bermain. Gadis itu menunduk. Baekhyun lantas memulai dengan Etude de Virtuosite in E. Sang guru mengetuk-ngetuk meja ember kode waktu.
.
~
.
Dua jam lebih mereka habiskan untuk berlatih. Chorong menarik napas ketika ia sudah kembali berada di luar sekolah.
“Chorong-ah”
Chorong melirik. Ia melihat Baekhyun seperti gelisah di depannya. “Wae?”
“Kau akan menolak juga jika kuajak ke kantin?”
Entah apa yang lucu, Chorong jadi tersenyum geli mendengar pertanyaan Baekhyun. “Sepertinya tidak. Kebetulan aku memang haus,” kata Chorong kemudian.
Baekhyun tersenyum cerah. “Sebenarnya, aku tak berani lagi berharap, karena sudah sering ditolak olehmu, hhe,”
Chorong mengusap kedua tangannya dengan gusar. “Maafkan aku, jika aku terlihat kasar. Bukan maksudku begitu,” kata Chorong lembut, saat mereka sudah duduk di kantin.
Baekhyun menelengkan kepala. “Tidak usah kau terangkan. Aku sudah mengerti.”
“Gomawoyo,”
Keheningan yang tadi mencekam mulai mencair dengan sikap ramah yang ditunjukkan Chorong. Ia ingin menghapus sifat jelek Baekhyun atas dirinya. Ia pun sadar, sikap dingin yang ditunjukkannya pada Baekhyun selama ini hanya didasari rasa dendam yang tak tentu arah. Ia marah pada Baekhee saudara Baekhyun, tapi tak dapat mencurahkannya langsung kepada gadis itu. Baekhyun pun merasa sangat bahagia dan hampir tak yakin dengan kenyataan yang diterimanya sekarang.
.
** Song For Chorong **
.
“Ternyata kau pintar sekali membangun percakapan. Mian, Byun Baekhyun,”
“Gwaenchana, kurasa teman-teman pasti akan terkejut melihat kita akrab besok di kelas,” ucap Baekhyun ketika mengantar Chorong pulang.
Chorong hanya mengangguk geli.
“Selama ini, seperti sudah ada undang-undang tak tertulis, hanya Byun Baekhyun yang tak pernah ditegur oleh Park Chorong dengan ramah, sehingga teman-teman menganggap kita bermusuhan.”
“Oh, apalagi Yoon Bomi. Dia selalu kesal melihatku tak pernah bersikap manis terhadapmu.”
“Aku senang, akhirnya kita bisa berteman,” ujar Baekhyun. Chorong menyetujui itu dalam hati.
.
~
.
Keesokkan harinya, kelas mereka benar-benar menjadi heboh ketika Chorong dan Baekhyun bersama-sama masuk kelas. Bomi pun terbelalak, Eunji mengedipkan mata, tapi tak urung dia melirik juga ke meja Baekhyun. Pemuda itu sedang membaca bukunya dan kelihatan asyik betul.
“Apa yang merasuki tubuhmu sampai rukun sekali dengan Baekhyun?” bisik Bomi
“Eobsseo, aku saja yang keliru selama ini. Baekhyun ternyata cukup menyenangkan.”
Bomi tersenyum lega. “Nah, apa kubilang? Baekhyun memang pantas untukmu.”
“Jangan berpikir yang lain. Baekhyun hanya seorang teman.”
Bomi mengangkat tangan tinggi-tinggi, tapi sudut bibirnya memancarkan senyum yang penuh godaan.
“Arraseo, arraseo. Seorang teman—istimewa,”
Plak
Chorong terbelalak lebar-lebar dan memukul lengan Bomi. “Kau ini,”
Bomi hanya tertawa gembira.
.
** Song For Chorong **
.
“Ada film bagus. Kau mau menonton dengan ku?” ajak Chorong.
Baekhyun tersenyum manis. “Film apa?”
“Film Drama. Always”
“Ah. Aktor So ji sub & Han Hye Joo itu? Aku sudah lihat aktingnya So ji sub dalam Film lain. Bagus. Jam berapa?”
“Jam delapan,”
“Baiklah, Tunggu saja. Aku akan menjemputmu.”
Chorong tertawa senang. Itulah Baekhyun, yang selalu bersedia diajak ke mana saja. Selain pintar, dia juga tahu menyenangkan hati.
.
Tbc
.