CHAPTER 2 : My Love Is Yogurtarian
Cantik, pintar, dan kaya siapa yang tidak iri denganku? Aku tinggal di Apartemen mewah, hobi ku belanja dan jalan-jalan, dan satu hal yang paling aku suka, yogurt! Itulah sebabnya banyak yang ingin sekali menyentuh kulitku yang putih dan lembut ini, tapi tentu saja tidak aku perbolehkan. Enak saja mau pegang-pegang!!
Aku sering sekali pergi sebuah ke café di daerah Gangnam dekat Apartemenku. Disana menyediakan berbagai minuman susu, Ice Cream dan yogurt! Sehari saja aku tidak mampir kesana rasanya tidak akan tenang.
“Sulli-ya!”
“ya Paman” Itu Jong Woon, Pamanku. Ia sedang tinggal di Jepang dan sering mengirimi ku yogurt, senang sih tapi aku tahu ia selalu ada maunya.
“kiriman Paman sudah sampaikan kemarin?” ucapnya lembut, lebih terdengar seperti wanita.
“sudah Paman, Gomapseumnidaaa” aku ikut melembutkan suara ku dengan senyum kemudian meledeknya sambil mengikuti gaya bicaranya. Beberapa orang mulai melihatku jadi aku kembali menormalkan wajahku.
“oh ya apa kau sudah menghubungi orangtua mu?”
“orangtua ku? Memang urusan Paman apa? Kalau ada perlu Paman bisa menelpon mereka sendirikan?” aku tertawa renyah seperti mentertawai hal yang tidak lucu.
Ia terdiam sejenak kemudian terdengar endusan pelan “baiklah kalau begitu, sampai jumpa lagi ke ponakanku yang cantik, pergunakan uangmu dengan baik” setelah itu sambungannya terputus. Maksudnya apa sih? Tidak jelas! Kalau saja ia tidak pernah mengirimkan yogurt kesukaanku aku mungkin tidak akan pernah berbicara padanya.
Aku kembali menyendokan Ice Cream yogurt ke mulutku dan kalian tahu? Hari ini salah satu hari terburukku. Kalian tahu kenapa?
“selamat siang Nona, kami ada menu terbaru Rosberry Young Yogurt ada juga menu Ice Cream Mocca cokolut Yogurt dan..” aku menatapnya sinis.
“kau tidak lihat aku sudah pesan?”
“kami hanya ingin memperkenalkan menu baru Nona”
“menu baru? Aku sering datang kemari dan kalau ada menu baru harusnya sudah ditawarkan sebelum aku memesan! Tunggu, Chanyeol?” aku membaca nametag-nya “kau pelayan baru?” Ia mengangguk ragu “pantas saja! baiklah kali ini aku maafkan, sekarang pergi sebelum aku melaporkan pada boss mu” aku melipat tangan tapi ia tidak kunjung pergi.
“Apa lagi ?!” dia mengangkat tangannya dan menunjukan kearah bibir.
“Nona, itu..” Apa maksudnya?!!
“Hya! Dasar mesum! Pelayan mesum!” aku bangkit dan memukulinya dengan tasku. Ia melindungi dirinya dengan tangan dan terus minta aku berhenti. “apa maksudmu itu HAH?” berniat keluar dari mejaku tapi tiba-tiba rokku tersangkut pada kaki bangku dan membuatku hampir terjatuh, aku berusaha menarik apapun agar aku tak menyentuh lantai tapi…
“Hya! Pelayan mesuuum!” tiba-tiba pelayan bertumbuh tinggi itu ikut terjatuh dan menimpaku, Astaga!!
Aku mendorongnya dan langsung bangkit. “Kau benar-benaaaar!” semua pelayan keluar dan melihat kami, semua pengunjung yang jumlahnya bisa dihitung dengan jari ikut memperhatikan kami.
“aku mau pria ini di pecat! Cepat panggil manager kalian!” bentakku pada kelompok pelayan yang berkumpul tak lama kemudian Manager Café itu keluar dengan pandangan terheran-heran. “pecat dia! Dia sudah sangat tidak sopan”
“aku hanya memberitahumu Nona kalau..”
“aku tidak mau dengar alasanmu! Ayo tuan cepat pecat dia!” aku melirik pria yang bertuliskan nama manager di name tag-nya.
“apa yang Anda tunggu? usir saja dia!”
“Nona mungkin kita bisa membicarakannya dengan baik!” aku sedikit membuka mulutku tak percaya, ada apa dengannya kenapa ia malah membela pelayan ini.
“baiklah! Kalau begitu aku yang pergi!” aku mengambil tasku dan mulai menghentakan kaki.
“Nona”
“APA LAGI?!” aku membalikkan badan.
“Anda harus membayar dulu” lanjut manager berkacamata bulat itu. Aku mengretakan gigiku, sambil menatap mereka bergantian. Aku kembali melangkah mendekati mereka dan aku mengambil uang dari dompetku dan melemparkan uangnya sampai berhamburan di lantai.
“Aku menyesal membuat café ini menjadi café favorite-ku! Aku tidak akan pernah makan disini lagi!” aku membalikkan badan.
“Oh ya ambil saja kembaliannya!” ucapku sambil melirik sinis tapi aku malah melihat beberapa diantara mereka menahan tawa tapi tidak termasuk manager dan pelayan mesum itu. Dasar!
Jadi, sekarang kalian tahukan apa yang membuatku kesal hari ini? Dan hari ini jadi hari teeeerburuk dalam hidupku. Sebenarnya aku masih ingin menikmati menu yogurt di café itu, tapi karena pelayan baru yang mesum dan tingginya mengalahkanku meski aku sedang pakai high heels yang sangat tinggi, aku jadi membenci tempat itu. Lagi pula kalau aku jadi managernya aku akan langsung memecatnya!
Setelah puas mengeluh dari kejadian tadi aku langsung memakirkan mobilku dan menuju Apartemen ku yang sepi dan sunyi itu. Sebenarnya aku bosa tinggal sendiri apalagi aku tidak punya kekasih, tapi karena hobiku yang superaktif aku jadi tidak memikirkannya dan aku bebas menjalani hidup. Tidak ada yang mengganggu, tidak yang mengganggu dan tidak ada yang mengangguuuuuuu~
Tunggu, kenapa ada bekas yogurt di bibirku? Makanku jadi beratakan tadi.
-
Aaah jam berapa ini?! Jam delapan pagiiiii? Aaah pasti koleksi baju dari Paris terbaru yang aku incar kemarin sudah launching dan sudah dijual, aku harus segera pergi dan membelinya siapa tahu aku beruntung jadi orang yang pertama yang membelinya, kan?
Sudah rapi? Sudah,
Sudah cantik? Sudah,
Bawa uang juga sudah, Hah hidup ini terlalu mudah sepertinya. Setelah memastikan rambut ikal ku yang kali ini berwarna kemerahan rapi aku langsung mengambil kunci mobilku dan berjalan menuju pintu.
“Astaga!” untung saja aku tidak memiliki penyakit jantung, melihat pria asing apalagi berwatak mesum berdiri didepan apartemen membuat jantungku ingin jatuh.
“maa.. mau apa kau kemariii?”
“selamat pagi Nona, aku ingin meminta maaf tentang kejadian kemarin” mendengar itu aku langsung merapikan pakaianku kemudian melipat tangan dan menyipitkan mata.
“kemarin aku hanya berniat memberitahu Nona kalau-“
“kau percuma datang kesini karena aku sudah membertahukan semuanya pada wartawan” ucapku bohong. Kemudian aku melihat matanya membulat dengan ekspresi terkejut sambil melihatku.
“kenapa.. melihatku.. seperti itu?” aku jadi sulit bicara.
“kenapa kau melakukan itu?!” teriaknya.
“kenapa?! Terserah apa yang ingin aku lakukan, aku paling tidak suka diperlalukan tidak sopan!” balikku berteriak. Ia mengerutkan alisnya.
“kau itu salah paham! Tidak seperti yang kau pikirkan, aku hanya membantumu! Kau makan Ice cream berantakan jadi aku ingin memberitahumu kalau kau harus membersihkan mulutmu apa itu salah? Sekarang terangkan yang sebenarnya pada wartawan!” suaranya sangat keras dan bicaranya cepat. Aku benar-benar merasa terganggu, jadi aku segera mendorongnya.
“tidak akan aku lakukan!” kemudian pergi dengan sedikit berlari.
Aku kira dia akan mengejarku tapi aku tidak melihatnya dibelakang lagi pula dari mana ia tahu apartemenku. Setelah aku duduk didalam mobil aku langsung melajukan mobilku dengan cepat.
-
Aku tidak pernah membayangkan sebelumnya dalam hidupku, jika aku hidup susah, aku tidak bisa berbelanja lagi, tidak bisa jalan-jalan lagi, tidak bisa menikmati yogurt lagi. Dan hari ini semua itu terjadi, saat semua yang aku punya lenyap.
“Nona Sulli?” waktu itu sudah malam, ketika aku habis berlanja seharian. Sudah sangat lelah, tapi masih harus menerima tamu, aah~ rasanya ingin langsung aku usir saja.
“kalian siapa?”
“bisa kita bicara sebentar?” aku baru sadar pakaian mereka serba hitam seperti renternir dan disebelahnya aku tahu itu salah satu pergawai Apartemen ini.
“ada apa?” perasaanku mulai tidak tenang.
“Anda harus pergi dari Apartemen saat ini juga, kecuali Anda membayar lima puluh juta won”
“apa? Tunggu-tunggu jelaskan apa yang terjadi, kenapa aku harus membayar?”
“jadi begini Nona, Apartemen Anda sudah tidak dibayar selama enam bulan, lalu tagihan pengiriman biaya yogurt setiap minggu juga belum dibayar”
“tunggu, sepertinya aku tahu, harusnya kalian tidak datang padaku, seluruh biaya Apartemen ini yang membayar adalah orangtuaku lalu untuk yogurt tanyakan saja pada Pamanku dia yang mengirimkan setiap minggu padaku jadi sudah jelas, aku ingin istirahat tolong jangan ganggu” aku mulai menekan tombol Apartemenku tapi pintunya tidak kunjung terbuka.
“kenapa ini? Ada apa dengan pintunya?” sedang sibuk mengeluh tiba-tiba suara pria kembali terdengar.
“Password-nya sudah kami ganti Nona”
“APA? Kalian lancang sekali!” menyebalkan, apasih mau mereka?
“kami sudah bilang Nona, Anda harus membayar dahulu atau semua masih kami sita”
“yasudah minta saja uang pada orangtuaku saja!!”
“orangtua Anda sudah bangkrut dan tidak bisa menutupi hutang yang ada, dan Paman Anda juga menyerahkan seluruh biaya yogurt pada Anda Nona”
Ya Tuhan, kepalaku jadi pusing sekali. Lututku lemas dan aku menyenderkan tubuhku kedinding. Ini seperti mimipi. Ayah, Ibu dan Paman Jong Won, kenapa kalian tega padaku?!! Aku harus tinggal dimana?
Semua barang-barang sudah disita, Apartemen sampai ponsel saja diambil. Aku jadi gelandangan sekarang, kenapa harus seperti ini?! Aaah. Aku menangis dan sulit sekali berhenti, begitu sakit rasanya harus mengalami hal buruk seperti ini. Tidak punya uang, lapar dan ponselkuuuu, aku tidak bisa menghubungi siapapun. Aku harus kemana?!
Aku berjalan dengan membawa satu koper yang hanya berisi benda-benda tak berguna, kecuali pakaian. Sesekali aku menabrak orang dijalan, tidak peduli dengan pandangan dan bisikan orang. Persetan!
Sekarang kakiku berhenti berjalan. Warna lampu hijau dan merah mudah yang berkelap kelip membuatku seperti mengenal tempat itu. Aku berbalik dan menemukan pintu transparan dengan bertulisakan ‘open’, kemudian kepalaku terangkat disana tertulis Yogurtarian café. Aku kenal tempat ini, café yang menjadi café favorite-ku dan sekarang menjadi satu-satunya tempat yang ingin aku datangi. Tapi melihat orang didalamnya aku jadi ragu, itu si pelayan jangkung yang sering aku panggil mesum.
Aku baru sadar kalau aku sangat jahat, kalau dipikir-pikir perkataanya benar, ia hanya ingin memberitahuku kalau ada Ice cream di bibirku dan semua berujung pada hal yang memalukan. Hem! Celaka dia melihatku aku harus segera pergi.
“Hya! Tunggu!” dia berhasil menari tanganku.
“Jangan pegang-pegang!!” aku menepis tangannya dan menatapnya dengan mata melotot.
“sudah menarik pernyataanmu kepada wartawan?” aku terdiam “Hya! Aku bicara padamu!!”
“KENAPA BICARAMU KERAS-KERAS SEKALI?! TIDAK SOPAN!” mendengar itu ia langsung menutup kupingnya sambil menahan napas.
“Baiklah Nona, maafkan aku tapi tolong cabut perkataanmu dan jangan sampai wartawan membeberkannya di media” ucapnya memohon. Aku ingin tertawa, wajahnya lucu sekali ketika memohon seperti itu, sebenarnya dia pelayan atau anggota boy band sih? Gemaaas. Ah lupakan!
“baiklah dengan satu syarat!”
“apa?”
“berikan aku menu yogurt terbaik disini” tantangku dengan mengangkat dagu. Tak lama kemudian tanganku ditariknya, dasar sudah aku bilang jangan pegang-pegang!
Aku duduk dengan manis dan menunggu menu yogurt yang sedang dibuat. Mungkin karena sudah mau tutup pelayannya hanya sedikit.
“ini dia, menu dari Haevenly Blush” ucapnya dan duduk didepanku. Mataku langsung berbinar, aku suka sekali minum yogurt dari Haevenly Blush dan sekarang ia memberiku menu ini, apalagi tambahan cream dan strawberry diatasnya. AH aku suka!
“emm, masta!”
“bagaimana? Kau akan menarik perkataanmu, kan?”
“eemm, bagaimana ya? Bikinkan aku satu menu yogurt lagi” setelah itu dia kembali membuatkan menu yang berbeda. Beberapa kali hal itu berulang sampai ia lelah sendiri.
“kau sudah menghabiskan semua yogurt yang aku buat, ayolah” pintanya.
“apa?” tanyaku sok polos.
“cabut pernyataanmu tentang café ini”
Aku tengangkat bola mataku “eemm, baiklah lagi pula aku tidak bicara apa-apa pada wartawan, apalagi aku tidak punya teman wartawan” ucapku ringan kemudian memasukan suapan terakhir ke mulutku dan sekarang pria ber-nametag ‘Chanyeol’ itu memandangku terkejut.
“aku sudah selesai” sebelum dia sadar aku langsung mengambil koperku dan berdiri.
“tunggu!”
“Apa lagi?”
“sekarang bayar semua yang telah kau makan!”
Celaka, bayar? Aku kan tidak punya uang. Aku harus segera pergi.
“Hya mau kemana?!” bagus, ini pertama kalinya aku menyesal menggunakan high heels. Pelayan yang tadinya mesum dan sekarang beringas ini sudah menarik ujung bajuku. Aku seperti anak kucing sekarang, “cepat bayar!” lanjutnya.
“lepas! Kau kasar sekali sih, akan aku laporkan kepada manager mu!!” ia melepaskan tarikannya dan melipat tangan.
“kau sudah mengerjaiku dan sekarang tidak mau bayar?”
“aku tidak punya uang” sekarang aku jujur. Tapi dia malah tertawa, dasar!
“tidak usah bohong, cepat bayar atau aku bawa ke kantor polisi” ancamnya. Baiklah ini karma pasti.
“apa?
“kau sudah menipuku dan sekarang tidak mau membayar”
“aku benar-benar tidak punya uang!!”
“aku tidak percaya” Ia kembali melipat tangan, tiba-tiba mataku menjadi perih mengingat semua yang terjadi tadi, dan menyadari bahwa aku bukan Cuma tidak punya uang tapi sudah jadi gelandangan.
“eh, kenapa menangis?” dia mulai mendorong tubuhku dengan jari telunjuknya “hey”panggilnya lagi, memang aku apa? di dorong-dorong pakai jari!
“Aku tidak punya uang, aku tidak punya apa-apa” aku berjongkok dan menenggelamkan kepalaku. Ini pertama kalinya aku menangis didepan orang lain, pertama kalinya aku merendahkan diriku didepan seorang pria. Ingat! Pertama kali.
“Apartemenku disita ,uangku diambil, bahkan aku hanya boleh membawa baju-baju jelek ini” aku menendang pelan koper besar berwarna biru tua itu.
“Hya! Bangunlah sudah-sudah tidak perlu bayar” kalimat terakhir darinya membuat tangisku berhenti dan mendongak untuk menatapnya.
“yang benar?” tanyaku. Ia mengangguk ragu, mungkin takut aku bohongi.
-
Jam sudah menunjukan pukul dua belas malam. Aku masih duduk diatas koperku sambil memainkan rambutku. Tidak lama kemudian Chanyeol –pelayan baik hati itu—maksudku tidak terlalu baik juga, hanya kebetulan baik—keluar dari café itu. Ia sudah tidak memakai seragam, pakaiannya biasa dan wajahnya jadi terlihat jelas karena tidak memakai topi yang sepasang dengan seragam. Ia melihatku berdiri, aku tersenyum, dia membuang muka, baiklah ini konyol.
“Hi” sapaku menghalingi jalannya. Dia menatapku heran, bahkan seperti baru melihatku. “boleh aku minta bantuan lagi?” ucapku percaya diri, ia tidak menjawab dan malah berjalan melewatiku.
“Hya! Tunggu, aku tidak bisa menghubungi siapapun, aku tidak punya uang dan..” aku berusaha menyamai langkahnya yang lebar itu. “..aku tidak punya tempat tinggal, aww” aku menabrak dadanya, astaga! Bidang sekali.
Ia membalikkan badan dengan tiba-tiba “lalu apa urusanku?”
“aku mohon bantu aku, apa kau tega melihat gadis sepertiku tidur ditengah jalan?” aku mengeluarkan puppy eyes-ku dan dia berdecak kesal.
“cari bantuan orang lain saja” ia kembali membalikkan badanya dan berjalan.
“huwaaaaa!” ini aku yang menangis.
“Hya! Kenapa menangis”
“kau selain pelayan café yang kasar, kau juga tega huwaaa, aku akan mati dijalan huwaaaa! Aku akan kelaparan dijalan dan kalau aku mati tidak ada yang menelongku huuuwaaaa!” tangisku makin kejar sesekali aku melirik kearahnya yang mulai kebingungan.
“diam diam! Jangan menangis nanti apa kata orang?” pria itu menghampiriku.
“HUUWAAA!”
“kenapa makin keras?! Baik-baik aku tolong” ucapnya pasrah.
“benar?”
“terserah”
Aku mulai merasa lega, sepanjang jalan aku mengikuti langkahnya, ternyata dia baik juga ya, mungkin dia ingin memberiku penginapan gratis selama beberapa hari sebelum Ayah menjemputku atau datang ke Seoul.
“namaku Sulli”
“memang aku bertanya?”
Sinis sekali sih “kau Chanyeol, kan?”
“sudah tahu masih bertanya” sabar Sulli, hanya dia yang bisa menolongmu sekarang.
“aku berterima kasih karena kau-“
“sudah sampai”
“ne?” Aku melihat sebuah bangunan tingkat dengan tembok yang terbuat dari batu bata. Aku melihatnya menaiki tangga, aku mengikutinya berharap kalau ini bukan rumahnya. Aku melihat Chanyeol masuk kesalah satu pintu yang ternyata adalah sebuah.. rumah?
“ini kuncinya kau bisa menginap disini” aku membuka mulutku “jangan berharap lebih pada pelayan café jadi cepat masuk sebelum aku berubah pikiran” aku masih tak bergeming, ternyata tidak semudah yang aku bayangkan “oh ya aku tidur di rumah temanku, disana, kalau ada apa-apa ketuk saja pintunya”
Ada apa-apa? Maksudnya akan ada apa? Oh tidak Sulli pikirkanlah, binatang melatah, serangga dan bau pengap. Ah aku mau pingsan!”
-
“Hya! Bangun!”
Siapa sih? Mengganggu saja “cepat bangun, atau aku kunci dari luar!!” terdengar suara berat yang familiar.
“omo! Sedang apa kau?” seruku.
“sedang apa? Ini rumahku!”
“ah ya aku lupa, mian” balasku enteng.
“cepat pergi waktu menginapmu sudah habis”
“apaa?!, aku belum hubungi siapapun, beri aku waktu aku mohon aku ingin hubungi orangtauku dulu kumohon”
“kau benar-benar ya, yasudah aku jadi terlambat bekerja karenamu”
“jadi aku boleh tinggal disini lagi?”
“IYA! Kau cerewet sekali, tapi awas kalau kau pingsan lagi, aku masukkan kau kedalam karung!” aku tercekat, tenang dia pasti hanya bercanda.
“baiklah! Kau sungguh baik hati!!” aku menepuk kedua tanganku dan memasang wajah kagum, aku tahu Chanyeol ingin tertawa tapi ia tahan.
-
Baiklah aku sudah selesai mandi, sudah rapi-rapi hanya satu hal yang belum aku lakukan, makan! Aku lapar, tidak punya uang juga. Mungkin aku harus pinjam uang pada Chanyeol. Anak pintar!
Sekitar lima belas menit untuk sampai di sebuah café bertemakan hijau dan merah mudah itu.
“mau apa kau kemari?” setelah melihatku Chanyeol terlihat shock dan gugup. Wajahnya jadi sangat lucu.
“aku lapar tidak punya uang”
“lalu? Kau kira aku ATM?”
“ayolah, kau mau aku mati kelaparan?”
“lihatlah! Semua pelayan disini, mereka mengingat wajahmu, wanita yang waktu itu bikin kekacauan di café dan sekarang meminta uang padaku” sedih sekali ketika Chanyeol berkata begitu, tapi perkataanya benar. Aku sekarang sedang menjadi orang miskin, aku harus menghilangkan gengsiku sebentar atau aku mati kelaparan.
“hallo semuanya, woah ada pak manager, masih mengenaliku?” aku berjalan mendekat “aku Sulli yang waktu itu marah-marah di café ini, sebenarnya semua salah paham aku sudah memaafkan Chanyeol, benar, kan?” aku mendorong bahu Chanyeol dengan bahuku. Ia melirikku aneh, biarkan saja.
“oh ya pak Manager, boleh aku bekerja disini?” aura café itu berubah, menjadi suram. Semua yang mendengar ucapan itu menatapku dengan mata membulat termasuk manager café “aku sedang mengalami masa sulit, aku butuh uang tolong terima aku, aku akan bekerja keras!”
Setelah itu aku menunduk dalam kemudian mendongak sedikit untuk melihat ekspresi manager yang malah melirik kearah Chanyeol.
-
“bagaimana? Sudah cantik?” tanyaku pada Chanyeol setelah berganti pakaian. Chanyeol hanya memutar bola matanya dan pergi. Terserah dia sajalah.
“selamat siang!! Silakan coba menu baru kamii!” aku berseru dan rasnya bersemangat sekali untuk bekerja. Aku mulai mencoba memperbaiki hidupku, dan senang juga bisa bekerja di café yang sudah aku favoritkan. Sedikit malu sih tapi lama-lama aku terbiasa, malah…
“kenapa kau suka yogurt?” tanya Chanyeol sambil menaruh cream diatas pudding.
“rasanya aku suka, apalagi bagus untuk kulit, pokoknya ketika aku minum yogurt mood jelekku berubah” jawabku kemudian mulai menyendokkan cream yogurt ke mulutku.
“kau tahu? Cinta itu bisa diumpamakan yogurt, ada rasa manis dan asam tapi dengan kedua rasa itu kau jadi ingin terus menikmatinya, benarkan?” Chanyeol menatapku dalam. Celaka!
Sebenernya setelah semua yang terjadi dan aku tinggal di rumah Chanyeol yang sempit dan Chanyeol tinggal dirumah temannya dan juga aku yang sekarang bekerja di yogurtarian café semuanya perlahan berubah. Hidupku berubah, aku jadi lebih bisa menghargai hidup. Aku sudah bisa menghubungi orangtuaku dan kami menangis bersama.
“iya maafkan aku juga suka menghamburkan uang kalian, huwaaa” ucapku ditelpon.
Lalu tentang Pamanku yang curang itu, usaha kedai susunya bangkrut dan sekarang ia kembali ke Korea untuk mulai berjualan baju bekas, rasakan!
Semua terjadi begitu saja, tentang kebangrutan orangtuaku tentang pertemuanku dengan Chanyeol, semua seperti keajaiban yang tidak pernah aku bayangkan. Rasanya bisa mendapat uang dari hasil keringat sendiri adalah hal yang emnakjubkan. Aku ingin sekali pergi belanja lagi seperti dulu.
“tabung uangmu bodoh” Chanyeol menyentil keningku “jangan berpikiran macam-macam, simpan uangmu dengan baik, mengerti?” dasar! Sudah tukang bohong, sok mengatur lagi, tapi tetap tampan.
Kalian tahu tidak? ada satu rahasia yang selama ini disembunyikan Chanyeol dariku.
“selamat pagi Tuan Park”
Dia berubah jadi pangeran dengan setelan jas yang modern. Ternyata dia adalah pemilik Yogurtarian café! Benar-benar menyebalkan tahu ia mengerjaiku selama ini!!
“sekarang yogurtarian café akan memperluas cabang aku minta bantuan kalian untuk lebih bekerja keras lagi”
Ternyata ia sedang meriset café-nya untuk mengetahui apakah kekurangan yang dimiliki café ini. Selama ini ia harus jauh dari semua yang mewah dan tinggal di rumah kecil dipinggiran gangnam. Setelah semua kesulitan yang aku alami, aku seperti dibangkitkan lagi hidupku jadi kembali berwarna bahkan lebih menyenangkan sekarang.
“Hya!” untung saja aku tidak memegang gelas ketika Chanyeol menarik tanganku dan membawaku keluar café. “mau kemana?” tanyaku heran.
“jalan-jalan” jawabnya enteng.
“tapikan aku sedang bekerja!!”
“ayolah sebentar lagi kau akan mendapat gelar Nyonya Park” godanya. Astaga jantungku memerah dan pipiku seperti ingin jatuh, tunggu! Terbalik! Pipiku memerah dan jantungku seperti ingin jatuh. Hubungan kami jadi semakin dekat sampai akhirnya Chanyeol menyatakan cintanya padaku. Bahkan kami suka membuat menu yogurt berdua dan aku juga barutahu kalau yogurt juga makanan kesukaanya, aaah kami memang jodooooh!
“enak sekali! Lebih enak dari yogurt kemarin!! Apa yang kau tambahkan?” tanyaku bersemangat. Chanyeol hanya tersenyum singkat kemudian menunduk menahan semburat merahnya.
“kau mau tahu?” ia memunculkan jari telunjuknya memintaku mendekat kemudian ia membisikkanku sesuatu. “aku tidak memberitambahan apa-apa, aku hanya membuatnya dengan cinta”
Aku tidak bisa bernapas!
PARK CHANYEOL! KAU BUAT AKU GILAAA!
“I love yogurt and I love you”
The End