CHAPTER 2 : I Can't Lie
Pulang Sekolah
Luhan dan Seohyun membicarakan lelucon dan mereka saling tertawa, “kekeke...ternyata kau pandai buat lelucon juga..eh Baekhyun...Seohyun ayo kita kejar dia..”ajak Luhan. “oohh...ne..”Seohyun menuruti ucapan Luhan dan mengejar Baekhyun. “yakk..brandal..kau ini, eh iya Seohyun kemari kukenalkan pada brandal ini..*merangkulBaekhyun*.” Luhan
“ahh..sudahlah...aku tidak mau mengenal dia....aku pulang saja...*melepasrangkulanLuhan*.” Baekhyun. “ehh jangan begitu...bagaimanapun dia teman kita...dia itu perempuan unik...dia juga pandai membuat lelucon...ya Seohyun brandal ini adalah temanku teman terbaikku...Baekhyun..Baek ayoo jabat tangan! “perintah Luhan.
Baekhyun terpaksa mengangkat tangannya untuk menjabat tangan Seohyun, “Baekhyun..” sambil mengeluarkan senyum terpaksa pada Seohyun, “ne..aku Seohyun.” “ya...kajja kita pulang bersama..”Luhan. “andwae...anni....kalian pulang duluan saja, aku masih ada urusan disini..Taehoo...aku menunggu Taehoo di sini. “ ekspresi wajah Baekhyun mencurigakan dan membuat Seohyun khawatir, “Taehoo?ohh dia menantangmu lagi?ahh kalian ini memang dasar brandal, baiklah kawan...tapi kau hati-hati ya jangan sampai terluka...kau tahukan kalau kau butuh bantuan...” perkataan Luhan juga membuat Seohyun bingung, mereka pergi duluan meninggalkan Baekhyun.
“geu...Taehoo nugu?lalu mereka punya urusan apa?” tanya Seohyun. “Taehoo dia itu brandal yang selalu menantang taruhan dengan Baekhyun...dan biasanya mereka saling adu pukulan dan yang menang berarti dia berhak untuk menguasai sekolah. Hahah biasa laki-laki.” Ujar Luhan
“mwo?jadi maksudmu mereka akan bertengkar, saling pukul?ini tidak bisa dibiarkan...jangan sampai terjadi..Luhan kau duluan saja aku bersama Baekhyun ne?aku harus menghalanginya agar tidak melakukan itu.” Seohyun baru menyadari ucapan Luhan dan langsung berlari kembali menuju Baekhyun. “eh Seohyun...Seohyun...kenapa dia?padahal dia baru kenal Baekhyun, tapi sikapnya...aku susul saja..Seohyun tunggu..”Luhan.
Ketika Seohyun kembali ke sekolah, Baekhyun sudah tidak ada di tempatnya berdiri. “eodi?eodiga?Baekhyun oppa! Oppa! “ Seohyun meneriakan memanggil Baekhyun “oppa...neon eodiseo?oppa..mungkin di belakang sekolah..ya..” Seohyun terus mencoba mencari keberadaan Baekhyun tapi tidak dapat ditemukan.
“Seohyun-aa...mereka tidak melakukannya di sekolah...kajja ttarawa..” Luhan. Mereka langsung menuju ke tempat di mana Baekhyun berada. Di perjalanan Seohyun mencoba menjelaskan semuanya tentang hubungannya dengan Baekhyun, “Mian aku menipumu...sebenarnya aku dan Baekhyun kami keluarga...appaku menikahi ibu Baekhyun dan kami menjadi saudara, tapi....tapi Baekhyun tidak menginginkannya...dia tidak ingin menjadi saudaraku bahkan dia membenci aku dan appa...dia menyuruhku untuk tidak saling kenal ketika di sekolah..hiks..hikss...aku takut terjadi sesuatu dengannya. “
“jadi begitu..*merangkulSeohyun* sudah jangan menangis...aku pasti akan membantumu untuk membuat Baekhyun tidak membencimu lagi...jangan khawatir.” Sikap Luhan begitu lembut pada Seohyun dan sangat hangat sehingga membuat Seohyun nyaman berada di dekatnya.
“kita sampai..di sini tempatnya...kau di belakangku saja, aku takut terjadi sesuatu nanti..” mereka berjalan menuju sebuah gudang yang tidak terpakai lagi. Dari jarak 6 meter tempat mereka berdiri dengan tempat Baekhyun , Seohyun melihat saudara tirinya itu sudah tergeletak di tanah dan tak berdaya. Dia berlari cepat menuju Baekhyun dan memangku kepala Baekhyun yang terlihat lemah dengan wajah penuh darah,“eommo!! oppa...Luhan...oppa...oppa!! Baekhyun oppa ireona! Ireona...ireona...Luhan tolong hubungi 911 cepat!oppa...hiks..oppa hikss...”Seohyun sudah tak terkendali lagi melihat keadaan Baekhyun.
Bantuan pun datang dan langsung membawa Baekhyun ke rumah sakit terdekat. Seohyun ketakutan dan panik tidak tahu harus bagaimana, dia hanya terus menggigit jari sambil menagis. “sudah tenanglah...tenang Seohyun, dia pasti akan baik-baik saja..brandal itu akan pulih kembali..*merangkulSeohyun*.” Luhan
Baekhyun sudah di tangani oleh dokter, tapi dia belum sadarkan diri dan masih terbaring , Seohyun memperhatikan Baekhyun mencoba mendekatinya, “oppa....hiks..oppa..hikss...mian..mi..mian aku melanggar ucapanmu untuk saling tidak kenal...hikss..aku takut, aku bingung ketika melihatmu sudah seperti ini..hiks..” Seohyun terus menagisi Baekhyun.
*Kriiinngg* ponsel Seohyun berdering, “eomma..eomma..hikss..dia sekarang terbaring di rumah sakit hikss...mianhae eomma...mian hikss...aku tidak menjaganya..hikss..” orang yang menghunbungi Seohyun adalah ibu Baekhyun.
Luhan masih menemani Seohyun menjaga Baekhyun, dia melihat ketulusan seorang adik yang tidak di akui kakaknya mengis untuk kakaknya walaupun mereka bukan saudara kandung. Luhan tersenyum melihat Seohyun tertidur duduk di samping Baekhyun, “yakk brandal kau ini keterlaluan...lihat dia begitu tulus padamu..dia sangat lembut, mengapa kau membencinya...dia baik, harusnya kau menjadi kakak yang baik untuknya...hihi.”
5 jam berlalu Baekhyun baru sadarkan diri, dia melihat Seohyun tertidur di sampingnya tiba-tiba Baekhyun memiliki perasaan yang aneh saat melihat Seohyun tertidur, “dia menungguku, dia menjagaku, kenapa dia sangat lembut padaku?padahal aku kan membencinya, aku sudah membencinya selama 3 tahun, kenapa dia masih selalu baik padaku..” ucap kata hati Baekhyun.
“hhmm...”Seohyun terbangun, Baekhyun berpura-pura belum sadar, “masih belum sadar....”ucap Seohyun. *krek* “ohh Seohyun kau sudah bangun, kau tidur nyenyak sekali jadi aku tidak berani membangunkanmu untuk pulang..brandal ini biar akuk yang jaga, ini aku bawakan roti dan susu. Dia belum sadar juga?” Luhan
“ohh ne..gwaenchanna...akulah yang harus menjaganya karena aku saudaranya..kau juga tidak pulang?” tanya Seohyun. “anni...aku tidak mungkin pulang saat keadaan seperti ini, si brandal terbaring dan membuat aku hawatir juga temanku yang menemaninya di sini, aku tidak mungkin bisa pulang. “ Luhan
“Luhan....gomawo...”Seohyun