CHAPTER 1 : Vampire Knight
Tittle : Vampire Night part 1
Genre : AU, Mistery, Romance, Drama, Dark, Friendship, Thriller
Length : Chaptered/Series fic (Re-Upload)
Rating : PG-15
Main cast : 1. Arthur (S4) ===> Pelajar Senior tingkat 3 sahabat Jeje
2. Jeje (S4) ===> Pelajar Senior tingkat 2 sahabat Arthur
3. Alif (S4) ===> Pelajar Senior tingkat 2 teman klub Jeje dan rival Arthur
4. Marry (S.O.S)===> Pelajar senior tingkat 2 dan sahabat JL
5. JL (S.O.S) ===> Pelajar tingkat 2 dan sahabat Marry
Support Cast : 1. Park Jung Soo (imaginer) ==> Teman sekelas Jeje dan Alif
2. Misaki Hayasaka (imaginer)==> Teman dekat Alif 1
3. Andy (imaginer) ==> Teman dekat Alif 2
Masih begitu teringat jelas bagaimana perasaanku dan suasana di sekitarku saat itu. Memang itu hanyalah mimpi, tapi itu begitu nyata untuk sebuah mimpi. Sesosok itu tidak begitu jelas untuk digambarkan dalam ingatanku, karena ia berdiri tepat membelakangi cahaya bulan purnama. Tampaknya ia seorang pria, tapi ia terlihat memiliki...
"Taring yang panjang maksudmu ?", jawab JL sekenanya.
"Iya ? Lah, emangnya kenapa ?", kata Marry sambil balik bertanya.
"Ah basi Mar, itu sih dasar kamunya aja kebanyakan baca dan nonton film gitu-gituan. Mimpi yang realistis dikit napa ?", ujarnya memprotes Marry.
"Ye, terserah aku dong mimpinya apaan. Lagipula aku kan dah jujur nyeritain mimpi aku dan ini juga mimpi yang nggak bisa diprediksi." bela Marry sambil menunjukkan wajah sebalnya.
Bel sekolah sudah berbunyi, Marry dan JL pun berpisah untuk memasuki kelas mereka masing-masing. Perlu diingatkan, sekolah yang mereka dua masuki bukan sekolah biasa melainkan sekolah yayasan bertaraf Internasional yang letaknya berada di sebuah pulau tersendiri, di luar Indonesia. Sekolah ini terkesan sangat megah dan klasik, tak heran tampak beberapa kastil berdiri selain sekolahnya berupa gedung putih yang kokoh.
Marry dan JL telah lama bersahabat, kemanapun mereka sering tampak berdua. Karena sekolah ini mewajibkan pelajarnya untuk tinggal di asrama, maka Marry dan JL sering bertemu di setiap waktu. Dan mereka diwajibkan menggunakan 3 bahasa Internasional yaitu diantaranya Inggris, Jepang dan Korea. Tentu bisa ditebak, sekolah ini kebanyakan dari 3 negara itu selain pelajar dari negara lain.
Nampaknya tanpa mereka sadari ada bahaya yang mengintai sekolah tersebut. Sesosok yang haus darah dan sebuah kastil tua yang merupakan wilayah terlarang.
"Anak-anak, perlu bapak ingatkan ! Jangan pernah berjalan keluar malam sendirian apalagi mencoba memasuki kastil terlarang. Jika ada laporan siswa yang hilang karena dua hal tadi, bapak tak bertanggung jawab ! Sekian !", ucap pak Kepala sekolah yang mengakhiri pidatonya. Bukan hanya pak George sebagai pak kepala sekolah saja yang mengulang-ulang kata itu, tapi guru-guru lainpun juga.
"Ah membosankan, bapak itu selalu mengulang kata-kata yang tidak penting." ucap pelajar tersebut sambil tangannya meninju langit. Pelajar pria itu bernama Jeje, ia merupakan salah satu pelajar yang terkesan sangat cuek dengan sekitarnya dan...manis. Tak heran banyak pelajar terutama pelajar wanita menyukainya.
Tak tahu kenapa ada atmosfer yang berbeda saat Jeje menengokkan wajahnya kearah kami berdua. Ia tampak tersenyum penuh misteri, dan aku rasa senyum itu bukan untukku tapi JL. Dasar JL yang terlalu dibutakan dengan pesona kak Arthur yang menjadi kakak senior kami, ia malah acuh tak acuh pada Jeje.
JL cantik dan cute, namun terkesan tomboy. Mungkin faktor tomboy itu yang menarik perhatian Jeje. Aku sangat tahu tatapan mata itu, tatapan yang dipancarkan melalui mata Jeje. Orang yang sedang jatuh cinta. JL coba saja kau merasakan hal yang aneh ini padamu, tentu kau akan bereaksi yang berbeda.
"Hey Marry ! Apa yang kamu lamunkan ?", tanya JL sambil menjentikkan jarinya di depan wajahku.
"Ah maaf JL. Oh ya JL, setelah makan siang nanti kita ke perpustakaan ya ?", ajakku tiba-tiba.
"Okay ! Yuk, kita kembali ke kelas !", katanya tersenyum sambil menarik tanganku.
Jam makan siangpun tiba, kami pun menuju ke perpustakaan seperti rencana tadi pagi. Aku sibuk mengerjakan tugas sekolahku, sedangkan JL sibuk membaca buku yang lain. Tanpa kami sadari, Jeje sedang sibuk mendengarkan mp3nya sambil duduk di bangku perpustakaan. Dengan wajahnya yang ditutupi oleh buku ilmu hukum, kami hampir tidak mengenalinya. Tiba-tiba ada pelajar pria yang menghampirinya dan membangunkannya.
"Woy, Je ! Sebentar lagi waktu makan siang selesai, jangan lupa melanjutkan tugas sekolah kita dari Mr.Hyung Joon !", kata teman sekelasnya mengingatkan.
"Ah, Park Jung Soo. Kamu mengagetkanku saja. Ya, nanti aku kerjakan ! Aku masih ingin istirahat." jawabnya sambil membuka buku di wajahnya.
Akhirnya Jung Soo pun pergi, tinggalah Jeje yang masih setengah mengantuk dan kami berdua yang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Aku yang masih konsentrasi dengan tugasku tiba-tiba terusik oleh celotehan JL.
"Hey, Marry ! Aku baru sadar, kalau jendela perpustakaan ini tepat menghadap kastil terlarang itu." ucapnya antusias.
"Tapi, kenapa kastil itu benar-benar seperti ingin mengundang kita ke sana ?", ucapnya tiba-tiba.
Akupun hanya terdiam. Dan tidak begitu mempedulikan kata-katanya. Tiba-tiba dari arah lain, Jeje mengeluarkan suaranya.
"Kamu lupa dengan ucapan pak kepala sekolah dan guru-guru. Jangan ada yang mencoba-coba mendekati kastil terlarang." katanya sambil menirukan cara bicara pak kepala sekolah.
"Ye, siapa juga yang mau ke sana." jawab JL menyalahkan sangkaan Jeje.
"Oh, baguslah kalau begitu."ucap Jeje sambil pergi meninggalkan kami.
Kali ini aku lihat lagi senyuman itu dari wajah Jeje. Tapi, sepertinya senyuman itu tidak ingin diperlihatkan pada JL. Menurutku ini sedikit mencurigakan. Apa ini ada hubungannya dengan...
*****
"Hah kastil ! Maksud kamu kastil terlarang itu ?", tanyaku terkejut dengan ucapan JL.
"Iya Marry, mungkin ini ada hubungan dengan mimpi kamu ?", katanya tersenyum penuh semangat.
"Ya tuhan, aku kira kamu mengerti dengan omongan Jeje tadi !",kataku heran.
"Ah, dasar aja mereka penakut. Makanya bilang begitu, mungkin ada Misteri dibalik ini semua." ucapnya sambil tersenyum licik.
"Aku kira kamu tidak tertarik dengan hal begituan termasuk menyelidiki kastil tersebut." jelasku heran.
"Entah kenapa Mar, aku merasa tertarik dengan kastil itu. Justru mendengar larangan mereka, malah membuat keingintahuanku dengan hal tersebut semakin besar."
"Terserah kamu Mar, aku tetap akan mengikuti penyelidikan itu bersama klub Mistery agent." ucap JL mantap dengan pendiriannya.
Aku sebagai sahabatnya merasa kebingungan dengn sifat keras kepala JL. Aku tahu ia tak sendiri, tapi ini terlalu berbahaya. Apalagi pihak sekolah tak ingin bertanggung jawab bila sesuatu yang tak diinginkan terjadi.
"Okay JL, jika itu yang kamu mau. Aku,...ehmm...,aku akan menemani kamu. Aku tak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada sahabatku yang keras kepala." jawabku terpaksa sambil menahan kesal.
Nampaknya ini terlihat sangat bodoh bagiku, tapi aku harus menjaga keselamatan sahabatku. Bel yang menandai berakhirnya kegiatan sekolahpun berbunyi. Saatnya para siswa untuk beristirahat melepas penat kegiatan sekolah atau melanjutkan kegiatan ekskul diluar pelajaran sekolah. Sedangkan aku dan JL menuju ruang klub Mistery agent yang terletak di lantai satu sebelah utara sekolah.
Tidak begitu banyak anggotanya, hanya terdiri dari 10 pelajar. Lima pelajar pria dan lima pelajar wanita termasuk kami berdua di dalamnya. Banyak hal yang mereka perbincangkan termasuk melengkapi alat komunikasi, peta rahasia, serta alat keselamatan demi anggotanya masing-masing. Awalnya aku malas untuk ikut membahasnya. Tapi tiba-tiba aku juga merasa ikut terhanyut dalam suasana percakapan mereka.
Waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 pm, kami berdua baru menuju asrama. Sekolah sudah nampak lengang, tapi terlihat ada beberapa pelajar pria yang masih berada di lapangan basket sekolah. Tidak begitu banyak hanya tinggal enam orang. Mereka termasuk di antaranya Alif, Jeje serta Jung Soo yang kami kenal.
"Hey Marry !", panggil Alif sambil menghampiri.
"Ya Lif, ada apa ?", tanyaku lagi.
"Kalian habis dari mana ?", tanya Alif sambil menyeka keringat di lehernya dengan handuk.
"Ehm, kami habis dari kumpul Mis....", ucapku terputus saat JL mencubit tanganku diam-diam.
"Hehehe, nggak dari mana-mana Lif. Kami cuma habis ngobrol bareng teman." jawab JL dengan sedikit berbohong.
"Oooh !" jawab Alif.
"Ehm, ngomong-ngomong kalian belum pulang ke asrama ?", tanya JL balik sambil melihat ke arah teman-teman yang berada di belakang Alif.
"Belum El, sebentar lagi kami pulang." jawab Alif.
Kami berduapun meninggalkan Alif, dasar JL yang cuek ia tidak sadar sedari tadi ada yang memperhatikan kami berdua.
"Hey, Marry ! Kamu dekat dengan Alif ?", tanya JL memasang tampang curiga.
"Ah, kamu ini. Tidaklah, dia hanya teman kecilku." jawabku
"Wait, wait ! Dia teman kecil kamu ? Kok aku tidak pernah tahu ?", tanya JL dengan tampang kaget.
"Ya tuhan JL, dulu kan dah pernah aku ceritain sama kamu. Dasar kamu yang nggak pernah merhatiin setiap aku bicara kalau udah mendengar,..." ucapku memutus sambil memicingkan mata ke arah lapangan basket tadi.
"Ah JL, itu ada Arthur !", tunjukku ke arah Jeje.
"Ah mana Mar ?", tanyanya sambil matanya mencari keberadaan Arthur.
"Itu tuh, yang sedang bicara sama Jeje !". tunjukku pada Jeje yang sedang berbincang pada Arthur.
Entah kenapa atmosfernya jadi berbeda saat ada beberapa pasang mata sedang melihat ke arah kami berdua. Aku tidak begitu tahu persis siapa yang sedang memperhatikan kami. Tapi instingku benar-benar merasakan itu, pandangan khawatir dan mengincar kami.
Hari-hari pun berlalu, sebentar lagi bulan akan penuh. Dan saat itu juga kami berdua dan Misteri Agent akan melakukan ekspedisinya. Benar-benar buruk, karena kami melakukan ini secara rahasia tanpa diketahui pihak sekolah satupun. Aku mencoba membuyarkan lamunan burukku. Akupun menjadi malas sekaligus tegang menyantap makan siangku.
"JL, apa benar kamu tidak ingin membatalkan rencana konyol dan berbahaya ini ?" tanyaku memastikan lagi dengan khawatir.
"Hufffttt,.."JL menghela panjang. "No, My beloved sister ! Aku akan tetap pergi."jawabnya mantap dengan tersenyum.
*****
"Arthur, kamu benar-benar tidak ingin melakukannya ?" tanya Jeje memastikan.
"Jeje, sekali lagi kau bertanya. Aku akan membocorkan segala rahasiamu di depan penggemar-penggemarmu." ancam Arthur.
"Weits, prince Arthur dont be Angry !", ucap Jeje cengengesan.
"Sebentar lagi waktunya datang. Aku harap kamu tidak mengambil tindakan gegabah." kata Arthur kembali mengingatkan Jeje.
"Siap bos !", ucapnya sambil bergaya seperti tentara menghormat pada komandannya.
Di sisi lain, Alif dan kedua teman laki-lakinya yang berasal dari Jepang dan Inggris sedang berbicara.
"Kalian merasakan itu ?", tanya Alif memberi kode.
"Merasakan apa ?", tanya Andy bingung.
"Mr.Hayasaka, jelaskan sama dia !", perintah Alif menggaruk-garuk kepala dengan heran melihat reaksi konyol Andy.
Hayasaka pun menginjak kaki Andy yang duduk bersebrangan dengannya. "Auww !" teriak Andy kaget.
"Sebentar lagi musuh kita keluar. Kita harus menyerang mereka saat itu juga. Jangan sampai ada yang lolos dari mereka. Mengerti Andy ?" jelas panjang lebar Misaki.
Bersambung.....