CHAPTER 2 : Chasing Do Kyungsoo
Kyungsoo tidak sedikitpun menghiraukan Minhye. Setelah mengedikkan bahunya, ia berlalu dan meninggalkan Minhye tanpa sedikit pun membalas ucapannya. Sementara Minhye sendiri, semangatnya seperti batu, dan sarafnya seperti baja, ia tidak sedikitpun merasa menyerah meskipun Kyungsoo sama sekali tidak mengindahkannya.
“Ya, mata bulat! Aku berbicara kepadamu!” Minhye melangkah cepat setelah membenarkan topi hitamnya. “Aku menawarimu job yang sangat bagus, tidakkah kamu mengerti?!”
Harapan Minhye Kyungsoo akan berhenti melangkah kandas, yang ada, Kyungsoo malah mempercepat langkahnya.
“Aigoo..Bocah ini.. Ya! Apa kamu tuli?” Minhye akhirnya bisa menyusul Kyungsoo dan menyejajarkan langkahnya.
Kyungsoo sendiri tetap berjalan, malahan dia memasang earpieces ke telinganya dan memejamkan matanya ketika Minhye mendekati wajahnya hingga berjarak beberapa cm saja. Minhye mendengus kesal lalu menghentakkan kakinya.
“Do Kyungsoo..Aku memohon baik-baik kepadamu.” Ia berusaha menenangkan diri sambil berusaha tersenyum.
Kyungoo memasukkan tangannya ke kantong celananya dan tidak menanggapi sedikitpun ucapan dari Minhye.
“Kamu tahu kenapa kamu dikaruniai suara malaikat seperti itu?”tanya Minhye.Lagi-lagi, Kyungsoo bergeming. Ia hanya meneruskan langkahnya sambil tetap tak mengindahkan Minhye yang sedang berbicara sendiri di sampingnya.
“Itu adalah tanggung jawab yang besar, kamu tahu? Tanggung jawab untuk menyebarkan keindahan suaramu, kemerduan suaramu, ke seluruh pelosok Korea, bahkan mungkin dunia. Dengan suaramu itu, banyak orang akan mengagumimu.Seperti dalam film Spiderman, great power, great responsibility.Powermu adalah suaramu itu wahai Do Kyungsoo..” ucap Minhye mendramatisir. Ia bahkan membuat gerakan-gerakan yang tidak perlu seperti ia sedang berada dalam panggung sandiwara. Ia kemudian berhenti dan tersadar ketika Kyungsoo berhenti berjalan sambil menatapnya seakan-akan Minhye adalah orang gila yang meracau sendiri.
Minhye lalu berdeham sambil membenarkan topi hitamnya. “Maaf, aku mungkin agak berlebihan.”
Menatap lurus ke depan, Kyungsoo melanjutkan langkah kakinya yang tertunda, setelah mengutaskan sebuah senyuman.
“Hey, lihatlah. Kamu tersenyum!” Minhye berteriak histeris. Kyungsoo kemudian berhenti berjalan lagi dan melepaskan earpiecesnya sambil memandang Minhye.
“Ini seringai, bodoh. Seringai setelah melihat kebodohanmu.” Kyungsoo mendekatkan wajahnya ke wajah Minhye sambil memberikan wajah mengejek. Setelah itu, ia kembali ke posisinya semula sambil memasang kembali earpiecesnya.
Minhye hanya diam,tapi itulah yang berbahaya. Jika Minhye diam berarti ia benar-benar dalam kondisi sangat sebal.
“Kyung-ssooo!! YA! Kembali Kau!” Minhye menggeram sambil melihat ke arah Kyungsoo penuh amarah. “Aku meminta baik-bak kepadamu! Aish, sangat tidak meghargai usaha seorang yeoja.”
Usaha Kyungsoo mendiamkan Minhye atau masa-masa Minhye didiamkan Kyungsoo sudah berlangsung selama sekitar 45 menit. Kini Kyungsoo sedang duduk di dalam bus dan Minhye yang masih berusaha memberi Kyungsoo kalimat-kalimat persuasif, duduk di sampingnya.
“Kyungsoo-ya..Jangan kamu pikir aku akan lelah dan berhenti menerormu. Kamu salah jika kamu berpikiran seperti itu.”
Kyungsoo masih diam.
“Aigoo..Patung bermata bulat ini, sungguh!” Minhye memonyongkan bibirnya.
“Ding dong.” Dan Kyungsoo pun turun dari busnya
Minhye hanya bisa melihat sosoknya yang pergi.
Minhye’s POV
Aku menggerutu kesal. Apa sih yang bocah bermata bulat ini mau? Bukannya aku sedang memberinya penawaran menarik ya? Tidakkah ia tahu, penawaran ini lebih menarik daripada diskon sepatu N*KE 50%? Ah, tidak, ralat, terlalu tinggi. Tidakkah ia tahu, penawaran ini lebih menarik daripada diskon sepatu N*KE 30%? Pfft..Sungguh, aku sangat sebal. Tapi...dia pikir aku semudah itu untuk diberantas, huh? Memangnya dia pikir aku tidak bisa merobohkan dinding es raksasanya? Tck. Aku Park Minhye, keluarga Park tidak mengenal kata menyerah. Aku akan malu tujuh turunan jika aku sampai menyerah untuk merayu bocah bermata bulat ini.
Tapi, sebenarnya aku heran juga,sih. Kenapa juga bocah itu harus memiliki suara merdu? Seperti tidak ada orang lain saja. Ya Tuhan, apa engkau salah memberi bakat ke dirinya? Jika saja bakat suara merdu itu Engkau berikan kepada Chanyeol oppa, mungkin aku tidak akan bersusah payah seperti ini. Ah, tidak. Tuhan tidak pernah salah. Jika Chanyeol oppa memiliki suara semerdu itu, mungkin yeochinnya akan bejibun jumlahnya dan aku yang menjadi adik Chanyeol oppa satu-satunya akan lebih terlantar lagi dibuatnya.
“Kyungsoo-ya..Jangan kamu pikir aku akan lelah dan berhenti menerormu. Kamu salah jika kamu berpikiran seperti itu.” Aku memberinya tatapan mematikan, tetapi ia hanya diam sambil terus memandang ke depan.
“Aigoo..Patung bermata bulat ini, sungguh!”
“Ding dong.” Bus berhenti dan kulihat Kyungsoo beranjak dari kursinya. Oh jadi dia turun di sini?
Aku tersenyum penuh kemenangan. Sepertinya bocah ini mengajakku bermain kucing-kucingan, huh? Lihat saja...
“Baiklah, aku akan berhenti mengejarmu. Aku menyerah.” Aku mengangkat kedua tanganku.
Dia hanya berlalu, tapi aku yakin dia mendengarkan ucapanku.
Setelah ia turun dari bus dan berjalan cukup jauh, aku pun ikut turun karena bus berhenti cukup lama. Biasanya sekitar 5 menit per halte.
Sekarang ini, aku sedang berusaha untuk membuntutinya. Oh, kalian bisa mengatakan mengatakan aku terlalu menggemari film action karena saat ini, lagi-lagi, musik a la Mission Impossible sedang terputar otomatis di kepalaku. Menjaga jarak sebaik mungkin dari Kyungsoo(baik dalam arti tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh), aku bersembunyi di balik setiap bangunan apapun yang bisa menyembunyikan badanku. Tiang listrik, tong sampah ukuran jumbo dan bahkan kanopi gerbang rumah orang. Sialnya, pemukiman ini memang cukup sepi sehingga aku harus bisa menemukan sesuatu yang bisa menyembunyikan diriku selain orang yang lewat. Dan satu lagi catatan yang harus aku selalu ingat. Hindari bayanganku terlihat di cermin cembung pojok jalan! Aku pernah membaca di sebuah karya fan fiksi bahwa sang tokoh utama yeoja tertangkap basah sedang membuntuti sang tokoh utama namja karena bayangannya tertangkap cermin cembung di jalan. Haha ceroboh sekali ya dia?
Tidak sengaja aku tertawa ketika memikirkannya. Spontan, aku menutup mulutku dengan kedua tanganku lalu bersembunyi di balik semak taman. Untung saja Kyungsoo tidak menengok. Mungkin dia tidak mendengarnya?
Aku menghembuskan nafasku lega sambil mengelus-elus dadaku yang hampir meledak. Aku lalu beranjak dan hendak keluar dari semak-semak untuk meneruskan langkah mata-mataku dan –DUAR-
Patung bermata bulat itu berdiri tepat di hadapanku sambil tersenyum. ralat: Seringai.
“Kamu berkata bahwa akan menyerah dan berhenti mengejarku tetapi membuntutiku?” ucapnya datar sambil menahan tawa yang sangat dipaksakan. Aigoo..Bocah ini sok cool sekali, eoh?
“Y-ya..B-bagaimana kamu tahu? Sepertinya aku sudah sangat lihai melakukannya..” tanyaku sedikit terbata-bata kepadanya, memasang wajah bingung. Karena aku memang bingung.
Ia kemudian mendekat ke arahku, aku mundur beberapa langkah. Ia semakin mendekat dan mendekat dan mengambil sesuatu di tas sampingku.
“Lain kali, jika ingin membuntutiku, lepaskanlah gantungan kunci loncengmu itu. Sangat berisik. Aku pikir tadi ada hewan peliharaan seseorang yang membuntutiku.” Ucapnya santai sambil menunjukkan wajah penuh kemenangannya yang menyebalkan itu.
Omonaa...Lihatlah siapa yang ceroboh? Ternyata aku tidak kalah ceroboh dengan tokoh utama yeoja dalam fanfiksi itu.
_________________
Kyungsoo’s POV
Aku turun dari bus dan berjalan cukup jauh untuk menuju rumahku. Aah..Gara-gara dia aku harus turun di sini. Bagaimana lagi? Aku tidak ingin dia mengetahui siapa sebenarnya diriku. Aku memang sejak dulu telah merahasiakan semuanya, kenyataan bahwa aku salah satu dari anak chaebol di Seoul. Mengapa? Tidak ada alasan khusus, sih. Hanya saja, aku bosan jika seseorang berteman denganku karena status orang tuaku ini.
‘Kring kring’ aku mendengar suara itu dan ketika kutengok, tidak ada apa-apa. Aku berpikir itu adalah suara hewan peliharaan di rumah yang kulewati sehingga aku trus berjalan.
‘Kring kring’ suara itu datang lagi. Aku menengokkan kepalaku dan lagi-lagi tidak ada apa-apa di belakangku.
Ini aneh.
Tapi, aku dengan cueknya kembali berjalan. Terlalu malas berpikir macam-macam.
‘Kring kring’ apa mungkin setiap rumah yang kulewati memiliki hewan peliharaan yang berkalungkan lonceng?
Ini sangat aneh.
Apa mungkin..seseorang membuntutiku?
Aku mengeluarkan smart phone hitamku, berpura-pura sedang membuka sms, padahal aku sedang membuka aplikasi kamera dan mengubahnya menjadi kamera depan. Terimakasih kepada teknologi kamera depanku yang sudah 15 MP, aku bisa mendapatkan bayangan jelas si penguntit. Bayangan seseorang dengan topi hitam,celana jeans abu-abu belel dan tas samping.
Park Minhye, kamu belum menyerah juga, eoh?
Dan anehnya lagi, dia tidak sadar aku sedang mempermainkannya. Ketika aku berjalan pelan, aku melihat bayangannya sedang berjalan pelan. Dan ketika aku berjalan agak cepat, dia ikut berjalan agak cepat. Astaga, ini sangat menyenangkan, membuatku terkekeh kecil sendiri.
Tapi..tidak bisa terus seperti ini, kan? Aku akhirnya memutuskan untuk mengakhir permainan penguntitan ini sehingga aku berjalan ke arah semak-semak tempat ia bersembunyi.
“Kamu berkata bahwa akan menyerah dan berhenti mengejarku tetapi membuntutiku?” ucapku setelah memberinya senyum. Ralat: seringai.
“Y-ya..B-bagaimana kamu tahu? Sepertinya aku sudah sangat lihai melakukannya..” ucapnya sebelum berdiri dan membersihkan seragamnya.
Jadi dia tidak sadar? Aku menahan tawaku yang akan lepas. Ini terlalu lucu, sungguh!
“Lain kali, jika ingin membuntutiku, lepaskanlah gantungan kunci loncengmu itu. Sangat berisik. Aku pikir tadi ada hewan peliharaan seseorang yang membuntutiku.”
Aku berbalik dan kembali berjalan. Kupikir ia akan menyerah setelah aku memergokinya dan melihat wajah sebalnya yang sedikit lucu tetapi aku salah.Dia masih mengikutiku. Eh, lucu? Lupakan.
Aish..Menyebalkan sekali. Aku yang tidak sabar pun akhirnya memutuskan untuk berlari, secepat mungkin tentunya. Aku menengokkan kepalaku dan kulihat dia juga ikut berlari di belakangku. Berbelok ke belakang, aku melihat sebuah rumah yang kukenal. Rumah Xiumin, teman sekelasku saat Sekolah Dasar. Sekarang pun dia bersekolah di tempat yang sama denganku, Woollim High, tetapi tidak sekelas seperti saat di sekolah dasar. Aku bisa dibilang cukup dekat dengannya, dan mungkin hanya dia yang kuberi rahasia mengenai status orang tuaku.
Ketika aku menengok ke belakang, aku tersenyum lega ketika tidak ada bayangan Minhye. Aku tidak pernah menyangka aku bisa berlari secepat ini. kubuka dengan cepat gerbang kecil Xiumin dan aku memasuki teras rumahnya. Aku tekan bel rumahnya berkali-kali hingga Xiumin akhirnya keluar.
“Kyung—“ ucap Xiumin yang terpotong karena aku memaksanya untuk segera masuk ke rumahnya.
Untung saja yang keluar Xiumin, sehingga aku bisa dengan tidak sopannya segera memasuki rumahnya dan bersembunyi.
Aku menumpu tanganku ke kedua lututku sambil bernafas ternegah-engah. Astaga...Sepertinya lain kali aku harus sering berolahraga sehingga tidak semudah ini lelah ketika dikejar penguntit.
“Ya! Ada apa? Apa kamu dikejar seseorang?” tanya Xiumin yang saat itu sudah mengenakan baju rumahnya, sweater dan celana kain.
Aku hanya bisa mengangguk pelan.
“Baiklah duduk dulu, aku akan membawakanmu segelas air mineral.” Ucapnya, menuju ke belakang.
Aku mengangguk lagi.
End of Kyungsoo’s POV
Minhye’s POV
Aigoo... Aku salah prediksi. Mengapa bocah bermata bulat itu bisa berlari secepat ini? Apa mungkin karena ia namja dan aku yeoja?
Aku menumpu kedua tanganku ke kedua lututku. Aku sudah mengejar Kyungsoo cukup jauh sehingga staminaku mulai melemah saat ini. sekuat apapun diriku, sepertinya aku tidak akan bisa menandingi kekuatan seorang namja.
Beberapa detik kemudian, aku kembali berlari mengejar bocah bermata bulat itu.
Aku mendesis ketika aku tidak dapat melihat Kyungsoo dimanapun.
“Aish..Aku menyesal tidak mengikuti saran eomma untuk jogging setiap pagi.” Aku berhenti berlari dan mengubahnya menjadi sebuah langkah pelan.
“Sekarang aku sudah kehilangan jejaknya jadi apa yang harus aku lakukan?”
Aku sempat putus asa dan memutuskan untuk berbalik pulang ketika sebuah rumah bercat merah tertangkap indra penglihatanku.
Rumah itu, adalah rumah Xiumin, teman sekelasku ketika berada di sekolah menengah pertama dan dia adalah teman baik Kyungsoo. Mungkin hanya dia teman baik si bocah bermata bulat itu, mengingat bocah itu termasuk dalam kategori anti-sosial. Benar-benar anti-sosial, aku beri tahu.
Haha kena kau, Kyungsoo! Tanpa banyak berpikir lagi, aku membuka gerbang kecilnya dan menekan tombol bel di sebelah pintu rumahnya. Aku pernah ke sini dahulu, ketika aku, Xiumin dan beberapa teman sekelasku ada tugas Bahasa Inggris.
“Teng tong~”
Menunggu pintu terbuka (dibukakan), aku sudah merasakan kemenangan berada di depan mata. Tak ayal, aku bernyanyi sebuah lagu untuk merayakannya.
“Minhye Minhye kecil mengejar Kyungsoo kecil...Takut tertangkap, dia bersembunyi...” *nada: Lagu Laba-laba Kecil. Aku lalu tertawa sendiri.
“Teng tong~” Kutekan bel lagi karena Xiumin tak kunjung keluar.
Apakah Xiumin tidak di rumah?
“Teng tong~”
Setelahnya, aku mendengar kenop pintu terbuka dan tampaklah sosok Xiumin di depanku.
“Ada apa Minhye-ah?” tanyanya. Aku tersenyum manis. Dan senyumku bertambah manis ketika kulihat Kyungsoo sedang berada di dalam rumah Xiumin sedang menumpu kedua tangannya ke lutut sambil bernafas terengah-engah.
“Kyungsoo-oppa~~!”
Dia mendongak, melihat ke arahku dan memberiku ekspresi wajah kaget.
Aku langsung menerobos ke dalam rumah Xiumin dan berjalan menuju ke arah Kyungsoo.
“Kyungsoo-oppa~ Teganya kamu meninggalkanku di tengah jalan.” Aku memanyunkan bibirku manja sambil memberinya sedikit aegyoku yang mungkin fail. Aku pukul-pukulkan manja tanganku ke lengannya untuk mempermak akting autodidakku ini.
Um, karena aku masih dalam masa liburan, jadi kalian boleh kok berharap aku bakal sering update, jadi sering-sering ninggalin komentar aja yaa ;)
Apa readers ada yang tahu siapa yang dimaksud Minhye ‘yeoja yang tertangkap basah di cermin cembung pinggir jalan’? :D hehe Ngomong-ngomong, aku baru aja mau nulis chapter specialnya Bad Boy Meets Good Girl, nih. Kalo aku nulis chapter specialnya, apa mungkin kalian mau baca?
Dan, haha kamera depan 15 MP. Mau banget! Itu pasti bening banget kalo buat selfie TT.TT #ditabok
Maaf yaa singkat, karena author mau ngelanjutin ff lainnya juga. Hehe Maaf juga typo(s)nya, nanti aku perbaiki deh. ;)
RCL juseyo~~
Natadecocoo
No Plagiarizing, No Reposting, Appreciate author