CHAPTER 2 : TOO CURIOUS
“see you next week in the same time guys ! this is the last song , Apink – Mr.Chu”
“have a nice weekend !”
Lu Han dan Se Hun mengakhiri siaran mereka. Kedua namja itu membereskan beberapa berkas yang berserakan dihadapan mereka dan lalu keluar ruang siaran bersamaan. Keduanya nampak berbincang-bincang sambil menuruni tangga membicarakan siaran mereka tadi. Setiap minggu memang selalu ada hal menarik yang dibicarakan. Keduanya memang cukup dekat sejak Lu Han bekerja di tempat itu.
“sajangnim” Lu Han membungkukan tubuhnya begitu bertemu seorang pria yang sedang menaiki tangga.
“appa” Se Hun ikut membungkukan tubuhnya. Pria itu tersenyum dan lalu menghentikan langkahnya. Begitupun dengan Se Hun dan Lu Han yang menghantikan langkahnya menuruni tangga.
“bagaimana siaran kalian hari ini? kau sudah tak kesepian kan?” Oh Jae Bin menepuk pundak putranya,Oh Se Hun.
“tidak hehe” Se Hun tersenyum malu sementara itu Lu Han hanya menyunggingkan sedikit bibirnya. Kadang ia benci melihat hal-hal seperti ini. maksudnya kedekatan ayah dan putranya. Lu Han sedikit iri dengan hal semacam itu.
“jangan pergi kemana-mana , kau ingat kan malam ini kau harus datang?”
“ne , aku akan kerumah Ha Young dan pergi bersamanya” Jae Bin menggelengkan kepalanya sambil tersenyum simpul dan lalu melanjutkan langkahnya yang tertunda.
Mendengar perkataan bos nya membuat Lu Han teringat akan apa yang harus ia lakukan juga malam ini.
“ah ,aku juga ada acara malam ini” Lu Han berbicara pada dirinya sendiri ,namun Se Hun dapat mendengar hal itu.
“jinjja? Aku juga. Sebenarnya ini acara ulang tahun perusahaan teman ayah ku . Tapi keluarga kami dan keluarga Jin Ri cukup dekat” Se Hun menimpali gurauan Lu Han.
“Jin Ri?” Lu Han menaikan alisnya. Merasa tak asing dengan nama itu. ya , nama yang ia temukan saat menyelidiki Choi Joon beberapa waktu lalu.
“eoh , malam ini adalah pesta ulang tahun perusahaan keluarga mereka” Se Hun menambahkan. Perkataan Se Hun sepertinya membuat Lu Han semakin tertarik akan keluarga Choi Joon. Sepertinya akan banyak jalan yang bisa ia lalui untuk menghancurkan Choi Joon. Se Hun mungkin bisa jadi salah satunya.
“wae? Hyung mengenalnya?” tanya Se Hun ketika melihat ekspresi Lu Han yang sedang memikirkan sesuatu.
“apa dia putri dari Choi Joon?” tanya Lu Han sedikit ragu namun pasti. Ia yakin Jin Ri yang dimaksud Se Hun adalah orang yang sama.
“benar. Kau mengenalnya? Ah ,keluarga mereka memang cukup terkenal”
Lu Han tak menjawab dan hanya tersenyum simpul menanggapi jawaban Se Hun. Kedua namja itu sekarang telah tiba diluar gedung KBS Radio. Mereka berdua menuju mobil Se Hun. Namja itu akan memberikan Lu Han tumpangan ke bengkel.
***
Jin Ri keluar dari kamarnya dan berjalan menuruni tangga rumahnya. Seseorang yang hampir setiap hari ia lihat terlihat duduk diruang tengah keluarganya. Ia tampak menonton TV sambil menikmati cookies yang tersaji diatas meja. Sepertinya pelayan rumah Jin Ri yang menyediakanya.
“apa yang kau lakukan?” tanya Jin Ri. Agak sedikit bengis. Ia bukanya tak menyukai orang itu. Hanya saja ayahnya yang membuatnya menjadi sedikit sebal dengan orang itu.
“calon tunangan mu berkunjung dan kau malah bertanya apa yang aku lakukan”
“Byun Baek Hyun !” Jin Ri membentak orang itu. Ia tidak tahu sejak kapan Baek Hyun berubah menjadi seperti ini. Ia dan Baek Hyun berteman cukup baik. Dan keluarganya dan keluarga Baek Hyun memang cukup dekat. Sudah bukan hal yang aneh jika keluarga konglomerat seperti mereka akan menjodohkan putra-putrinya. Bukan tanpa alasan. Semuanya tentu saja untuk mendapat keuntungan. Choi Joon sebenarnya bukan orang seperti itu,hanya saja Byun Tae Hyung – ayah Baek Hyun – sangat menginginkan Jin Ri sebagai menantunya kelak. Moon Se Yeon , istri Choi Joon tahu betul bagaimana sikap Tae Hyung yang begitu serakah. Semua bualanya tentang putrinya pasti hanya strategi piciknya belaka agar bisa mendapatkan keuntungan lebih dari suaminya.
Jin Ri sendiri tau betul bahwa Baek Hyun punya seseorang yang ia cintai. Tapi , tak ada yang bisa dilakukanya jika ayahnya yang memintanya. Baek Hyun tak mungkin menolak. Ia memang tipe anak penurut sampai-sampai ia rela mengorbankan perasaanya untuk gadisnya, Yoon Bo Mi. Seorang pemilik toko bunga disebrang sekolah. Ia juga bersekolah ditempat yang sama dengan Baek Hyun dan Jin Ri. Gadis itu mendapatkan beasiswa berkat otaknya yang cerdas.
Jin Ri tak habis pikir dengan semua hal bodoh yang telah direncanakan ayah Baek Hyun. Ia hanya takut jika nantinya Choi Joon malah akan tergoda dengan kerja sama besar-besaran antara hotel keluarga Choi dan juga keluarga Byun.
“jangan seperti itu, itu malah akan membuat ku membenci mu” lanjut Jin Ri. ia masih berada dianak tangga terakhir. Baek Hyun tersenyum simpul dan mematikan TV nya.
“ayo pergi membeli sesuatu untuk nanti malam” Baek Hyun bangun dari duduknya dan meninggalkan ruang tengah. Sepertinya ia akan menuju taman belakang.
***
Myung Soo menekan tombol lock yang berada dikunci mobilnya dan lalu berjalan memasuki sebuah bangunan bertuliskan CJ Coffee. Tempat itu terlihat cukup ramai. Bukan karena dipenuhi pengunjung. Melainkan para pekerja yang sedang mengisi tempat itu dengan perabotan serba modern. Myung Soo dapat melihat dari luar seorang gadis berdiri melihat para pekerja membenahi tempat itu. Namja itu tersenyum dan lalu mendorong sebuah pintu kaca dan masuk kedalam.
“sepertinya kau sibuk sekali” ujar Myung Soo tiba-tiba. Hal itu sukses membuat Jia terkejut karena tak begitu memperhatikan siapa yang datang.
“ah , Myung Soo-ssi . Tidak juga. Aku hanya melihat-lihat” gadis itu sedikit tersenyum.
“ngomong-ngomong , dimana orang yang ingin kau rekomendasikan?”
“aku akan mengajaknya nanti malam. Dia seumuran dengan mu,kalian pasti akan cocok”
“jinjja? Tapi sepertinya aku lebih cocok dengan mu” Myung Soo memalingkan wajahnya sesaat setelah Jia menaikan alisnya. Mereka tertawa bersamaan. Jia bukanya tak menyadari sikap Myung Soo yang agak berbeda akhir-akhir ini. Hanya saja ia tak ingin nantinya ia malah tergoda pada Myung Soo dan melupakan rencana awalnya untuk membantu Lu Han. Myung Soo memang anak yang cukup menarik. Ia sangat berbeda ketika memimpin rapat diperusahaan dan disaat bersamanya seperti sekarang. Usia Jia memang 4 tahun lebih tua dari Myung Soo , tapi sepertinya hal itu tak menjadi masalah. Secara fisik dan financial Myung Soo memang cukup menggoda. Tapi tetap saja , Jia harus memikirkan Lu Han lebih dulu. Namja itu sudah seperti adik baginya.
“ku kira kau sibuk mempersiapkan acara nanti malam” ujar Jia. Ia sekarang sedang duduk bersama Myung Soo disebuah taman tak jauh dari CJ Coffee. Tanganya memegang segelas hot chocolate. Begitupun dengan Myung Soo.
“tidak sama sekali. Aku hanya perlu mengganti baju ku dan lalu pergi” namja itu tersenyum. Sangat tampan.
“hmmm , ceritakan sedikit tentang Lu Han. Aku penasaran kenapa kau bersikeras merekomendasikanya” lanjut Myung Soo.
“dia tak mudah menyerah , pekerja keras , dan cerdik” Jia menyunggingkan senyumnya dan menoleh ke arah Myung Soo. Jauh didalam lubuk hatinya ia sedikit tak tega membayangkan apa yang akan Lu Han lakukan lebih jauh untuk membuat keluarga Choi Joon menderita. Ini semua karena Myung Soo. Namja itu sepertinya membuat Jia sedikit goyah.
***
Jin Ri dan Baek Hyun terlihat memegang sebuah cup bertuliskan starbuck. Keduanya sedang mengelilingi COEX sambil bergandengan layaknya sepasanga kekasih. Baek Hyun tau betul bahwa mata-mata ayahnya tersebar dimana-mana. Sebenarnya Baek Hyun terlalu bosan dirumah. Tak ada orang lain yang bisa ia kunjungi selain Choi Jin Ri saat ini. Sahabatnya , Oh Se Hun sibuk dengan siaranya pada saat weekend. Sedangkan Bo Mi , ah gadis itu sudah bahkan sudah seminggu tak terlihat disekolah. Entah ia memang tak datang atau menghindar dari Byun Baek Hyun. Ini memang sudah terhitung dua minggu lebih sejak Baek Hyun memutuskan hubunganya yang sudah berjalan 6 bulan dengan gadis itu. sakit hati ? tentu saja. Meninggalkan orang yang sangat kita cintai tentu saja bukan hal yang mudah. ironis.
“kau tak berniat menemuinya?” suara Jin Ri tiba-tiba saja membuat Baek Hyun tersadar dari lamunanya.
“siapa?”
“Bo Mi”
“aku sedang tak ingin membicarakanya” Baek Hyun melepaskan tanganya yang sejak tadi bertautan dengan Jin Ri. Dan lalu berjalan mendahului gadis itu. Jin Ri menggelengkan kepalanya dan lalu berlari kecil menyusul Baek Hyun.
“mian... kau itu sensitif sekali” ujar Jin Ri pelan. Tapi Baek Hyun dapat mendengarnya.
“kau ingin membeli sesuatu?” Baek Hyun tiba-tiba saja berhenti disebuah tempat bertuliskan givenchy. Tanpa menunggu jawaban Jin Ri namja itu berjalan memasuki tempat itu. Jin Ri menghela napasnya dan lalu berjalan mengikuti Baek Hyun.
Beberapa pelayan memberi salam dengan menundukan kepala mereka. Baek Hyun dan Jin Ri memang kerap datang kesana berdua atau bersama keluarga mereka. Jadi beberapa pelayan disana mengenal mereka dengan baik. Ya , givenchy adalah sebuah brand dari Paris yang menjual pakaian , tas, sepatu dan perlengkapan pakaian lainya dengan harga yang cukup fantastis.
“beli lah sesuatu yang kau suka. Aku akan menunggu disini” Baek Hyun memberikan kartu debitnya pada seorang pelayan dan lalu membiarkan Jin Ri melihat-lihat sementara ia duduk disebuah sofa sambil memainkan ponselnya.
Jin Ri berjalan menuju deretan pakaian di ikuti dua orang pelayan givenchy. Tanganya tiba-tiba saja berhenti disebuah sweater bermotif bunga dengan tema vintage. Ia mengambilnya dan lalu menempelkan sweater itu pada tubuhnya.
“itu terlihat baik nona”
“kau bisa memadukanya dengan flare skirt dan sneaker” ujar kedua pelayan yang sejak tadi mengikutinya.
“geurae, pilihkan beberapa flare skirt berwarna pastel yang cocok untuk ku. Aku akan menunggu disana” Jin Ri menunjuk tempat Baek Hyun duduk.
“kalian tahu ukuran ku bukan?” lanjut Jin Ri. kedua pelayan itu mengangguk. Jin Ri memberikan sweater pilihanya dan lalu berjalan menuju sebuah sofa dimana Baek Hyun duduk. Namun Baek Hyun tak lagi sendiri. Seorang namja lain terlihat duduk disana juga. Ia duduk sekitar satu meter dari Baek Hyun. Sofa berbentuk L itu memang cukup panjang dan berkapasitas 8 orang.
“kau tidak mencobanya?” Baek Hyun menaikan alisnya.
“mereka sedang mencarikan flare skirt yang cocok untuk ku. aku terlalu malas untuk mengelilingi tempat ini” gadis itu sedikit menyunggingkan senyumnya. Baek Hyun menghela napas mendengar jawaban gadis itu. Jin Ri pun lalu duduk disebelah Baek Hyun. Sesekali matanya melirik kesebelah kiri. Ya , seorang namja dengan snapback haters dan kacamata hitamnya menarik perhatian Jin Ri.
Seorang pelayan tiba-tiba saja menghampiri namja itu.
“Lu Han-ssi , semuanya sudah siap. Anda bisa mencobanya”
“ah , ne”
Seketika itu pula Jin Ri kembali menoleh kesebelah kirinya dan mendapati namja itu bangun dari duduknya dan mengikuti pelayan yag menghampirinya.
Lu Han ? kenapa begitu banyak orang bernama Lu Han ? apa mereka orang yang sama? Apa mungkin dia DJ itu?
Batin Jin Ri.
TO BE CONTINUE....