CHAPTER 1 : Welcome, Choi Aria!!
TITLE : MY PROTOTYPE GIRL
AUTHOR : ZAHRA aka SONG JI HYE (@ZAHRA_RAINYRAIN)
GENRE : SCIENCE FICTION, FANTASY , ROMANCE, ETC.
LENGHT : SHORTSTORY
RATING : PG-16
MAIN CAST : KIM JI WON as CHOI ARIA
DO KYUNG SOO (EXO) as CHOI KYUNG SOO
BYUN BAEK HYUN as KIM BAEK HYUN
SEO YU NA_AOA
LEE HA YI (LEE HI)
MIN YOON GI _BTS (SUGA) as MIN SUGA
DISCLAIMER : Cerita murni dari saya pribadi,tokoh milik tuhan YME. kesamaan nama, tempat, alur, sungguh diluar ketidaksengajaan. NO BASH. NO COPAS. Saran dan kritik diterima asal dengan bahasa yang sopan. Tengkiyu. ^^
Happy read ^^
New York 11 May, 2014
‘Ia tersenyum.. ya, memang manis. Semanis madu..
Andai saja aku bisa menyentuhnya.
Rambutnya, wajahnya, hidungnya..
Aku memang bisa menyentuhnya setiap hari..namun di dalam mimpiku.
Karena kali ini ia tersimpan rapi di dalam tabung kaca setebal 10 cm.’
“Mr. John bolehkah aku membuka tabung itu sebentar saja, kumohon.” Ujar seorang pria muda dengan wajah memelas. Matanya sedikit berkaca-kaca melihat wanita yang di biarkan didalam tabung silinder berisi ribuan kabel yang terpasang di tubuhnya.
“No. Kyung Soo. Iam sorry..” ujar pria setengah abad itu mantap, sambil menepuk bahu pria muda tadi. Lalu meninggalkan pemuda itu. kini pria berusia 24 tahun itu benar-benar menangis.
“iam sorry. Aria. Aku tak bisa membantumu.” Batin pemuda itu. Ia kembali teringat saat dimana ia menemukannya di gudang anggur milik ayahnya. Saat itu pun ia berada di kota ini, New York. Dengan susah payah pemuda itu menemukan Elektroda yang tepat untuknya. Kini ia harus kembali menjadi seperti semula. Menjadi sebuah boneka Prototype Elektroda. Ps 533.
New York, 13 Dec, 2012
Seorang pemuda berjalan cepat di tengah keramaian pusat kota New York yang di selimuti salju tebal. Ia sesekali menoleh ke belakang. Nalurinya amat kuat bahwa ada seseorang yang mengikutinya saat ia mengambil beberapa sample Elektroda di pusat Laboratorium Denville. Ia semakin mempercepat langkahnya, namun ia tak mungkin untuk berlari karena itu akan membuat seseorang yang membuntutinya semakin curiga. Entah mengapa saat ia berlibur ke tempat sang ayah yang berprofesi sebagai Professor ia semakin tertarik pada percobaan ayahnya, hingga ia terlibat dalam aksi yang berbahaya ini. Kini ia bersembunyi di sebuah toko accesoris wanita yang letaknya tak jauh dari rumah ayahnya. Ia berharap semoga seseorang yang mengejarnya kehilangan jejaknya.
BLUGG!
Pemuda itu menabrak seorang wanita berambut pirang tanpa sengaja. Wanita itu mendongak, dan mendorong pemuda itu.
“hey! Are you blind? Not looking me? Is not your lucky day, because you make trouble with me. . damn! “ bentak wanita itu kasar dan memukul bagian tulang keringnya. sontak pemuda itu mengerang kesakitan.
“excuse me, sr.? Are you ok? Sorry about her. She is crazy, ah, no! I mean little crazy..” seorang gadis menghampiri pemuda itu dan meminta maaf atas kejadian wanita tadi. Pemuda itu mengangguk dan tersenyum. Terlihat raut wajah lega dari gadis itu.
“your name?” gadis itu mengulurkan tangan. Pemuda itu bingung beberapa saat hingga akhirnya menyambut uluran tangan tersebut.
“Choi Kyung Soo. Call me Kyung Soo,”
“ah? You come from Korea? Right?”
“yes.”
“me too. Ups. I mean, nado.. namaku Lee Ha Yi.”
“mm, jeongmal? Ah, aku senang ternyata aku tak sendirian..” ucap pemuda bernama Kyung Soo itu lega. Ha Yi pun tertawa geli.
“kau sedang apa disini?”
“holiday. Di rumah Appa ku.”
“oh, maksudku, kau sedang apa berada di toko accesoris seperti ini. Ini kan khusus untuk perempuan.”
Kyung Soo melihat sekeliling ia tak menyadari bahwa pengunjung toko terlihat heran melihatnya masuk ke dalam toko wanita. Kyung Soo tersenyum kecut, lalu keluar dari toko tersebut. Terlihat Ha Yi mengekorinya dari belakang. Dengan mata yang was-was Kyung Soo berjalan cepat menuju sebuah tempat yang kira-kira aman. Ha Yi tampak bingung melihat tingkahnya.
“wae?”
“hm.. ani. Bolehkah aku meminta nomer ponselmu? Nanti kita bicara lagi. Sepertinya hari ini aku akan sibuk.” Ujar Kyung Soo sambil membenarkan posisi tangannya yang sedang memegang box berisi barang yang dipesan ayahnya. Ha Yi bergeming, hingga kemudian ia memberikan kartu namanya. Kyung Soo tersenyum.
“kau terlihat sedang terburu-buru. Kalau begitu aku pergi dulu. Mungkin kita bisa bertemu lain kali, mungkin di Korea. Karena lusa aku akan kembali kesana.” Ujar Ha Yi, Kyung Soo terdiam. “sekali lagi, mian, untuk wanita sakit jiwa yang tadi menabrakmu. Aku bertetangga dengannya.” Lanjutnya.
“ah, itu memang salahku.”
“hm.. ya sudah aku pergi. Nice to meet you. See you later.. bye!” Ha Yi melambaikan tangan dan berlari kecil. Kyung Soo menatap gadis itu. dan beberapa detik kemudian ia pun segera pergi menuju kediaman sang ayah.
“Dad. Ini pesanan mu.”
“are you ok? Apa ada yang membuntutimu..?”
“ya, kukira Dad hanya bercanda. Ternyata memang ada yang membuntutiku saat ku keluar dari laboratorium itu. tapi tenang saja, aku berhasil bersembunyi darinya. Dad tak perlu khawatir.” Kyung Soo berusaha meyakinkan, terlihat wajah ayahnya kembali cerah. Mungkin jika bukan karena dirinya yang memperkenalkan Kyung Soo pada percobaan miliknya, ia tak mungkin ikut dalam masalah yang di buatnya. Namun memang Kyung Soo yang menginginkan untuk membantu sang ayah dalam tugasnya membuat sebuah Boneka Hidup berjenis Prototype.
“ini Elektroda yang ke 146 setelah yang sebelumnya semua gagal. Mianhae Appa melibatkanmu.”
“sudahlah Dad. Aku juga tertarik pada percobaanmu kali ini. Menurutmu alasan apa aku datang kemari..? tentu saja karena percobaanmu.”
“hm. Kalau begitu berjanjilah untuk tidak memberitahu siapapun tentang ini. Kau tau kan jika ini berhasil ini akan menjadi penemuan terbesar di abad ini. Maka dari itu ini percobaan berbahaya, dan orang yang membuntutimu tadi pasti orang suruhan Mr. Min yang memata-matai ayah untuk bisa menemukan rahasia dari boneka ini.”
“mengapa ia memata-mataimu?”
“Formula Cs-6 milik appa berhasil membuat boneka Prototype bisa hidup. ya, selain elektroda maksudku.”
“hm. baik ayah. Aku akan jaga rahasia ini. Iam promise. Walaupun sebenarnya aku pun tidak paham dengan percobaan ini.”
“nanti pun kau akan paham. Oh ya. Tugasmu selanjutnya ambilah boneka rancangan ku di gudang anggur bawah tanah. Bawa ia ke laboratorium ku. Aku akan merancang elektroda ini untuk mencocokannya.”
“Dad? Kukira boneka ini adalah boneka yang kau maksud..?” tukas Kyung Soo bingung, karena di hadapannya berdiri sesosok boneka yang tampak sempurna. Namun ternyata boneka yang di maksud ayahnya bukanlah boneka yang sedang di hadapannya ini. Kyung Soo pun menuruti perkataannya dan segera menuruni anak tangga untuk menuju ke sebuah tempat penyimpanan anggur.
“hm, engsel pintu ini sudah berkarat, kapan terakhir Dad masuk ke ruangan ini?” batin Kyung Soo seraya membersihkan tangannya dari bau menyengat besi berkarat yang ia pegang. Hhfft. Tercium aroma anggur saat pintu gudang tersebut dibukanya. Tampak rapi dan tak berdebu sedikit pun walaupun ayahnya sangat jarang menjamah ruangan ini.
Kyung Soo mencari barang yang di incarnya. Hingga ia bertemu dengan seorang gadis yang membuatnya terkejut. Ah, tidak! Itu bukan seorang gadis melainkan boneka Prototype milik ayahnya. Prototype Elektroda. Ps 533.
“Dad kau benar-benar professor gila! bagaimana kau membuatnya tampak sempurna..” gumam Kyung Soo masih tak percaya dengan apa yang ada di hadapannya. Sebuah boneka cantik berkulit putih dengan bibir yang merah. Benar-benar sebuah wujud sempurna seorang wanita. Kulitnya halus seperti kulit manusia sungguhan, jari-jarinya, lekuk tubuhnya, garis yang tergurat di area matanya. Benar-benar sempurna dan cantik.
“jadi kau sudah paham kan perbedaan boneka yang tadi kau lihat dengan boneka di hadapanmu ini?”
“Dad?” Kyung Soo terkejut melihat ayahnya yang tiba-tiba berada di belakangnya. Ia tak sadar ada seseorang yang membuka pintu gudang itu sehingga suara pintu berdecit pun ia tak mendengarnya.
“ini boneka yang aku buat 2 tahun yang lalu. Tubuhnya, kulitnya, wajahnya pun sempurna.”
“ya, memang sempurna, Dad. Jika ditambah dengan rambut.” Kyung Soo tersenyum kecut. Memang boneka itu tak berambut, sehingga ratusan kabel yang berada di dalam kepalanya masih terlihat sangat jelas.
“elektroda itu. selain formula milik appa, elektroda itu adalah rambut palsunya. karena elektroda itu satu-satunya cara agar ia bisa hidup.,” ujar pria setengah abad itu mantap. Ia tahu, bahwa membuat Elektroda yang cocok dengan tubuhnya itu tidak mudah. Ia pun sudah meminta bantuan para ahli dalam pembuatannya kali ini. Dan elektroda yang di ambilnya kali ini pun sudah yang ke 146. Namun apa salahnya mencoba? Bukankankah Thomas Alva Eddison pun mencoba ribuan kali untuk menemukan bola lampu..?
***
Hari ini sudah hari ke 20 sejak Professor Choi di sambangi putra semata wayangnya Choi Kyung Soo. Dan itu artinya putranya harus kembali ke negeri asalnya untuk menyelesaikan studi nya di Universitas negeri di pusat kota Seoul. Matahari masih tinggi saat Kyung Soo mulai bersiap-siap berangkat kebandara.
“Dad, i must go now,”
“hm. Ne. Salam untuk ibumu dan ayah tirimu disana. Katakan aku baik-baik saja disini..dan ucapkan selamat natal”
“yes Dad. Kau pun seharusnya menikah lagi dengan wanita lain. kau kan masih tampan, hheheh..” Kyung Soo tertawa nakal, ayahnya tertawa cukup keras. Ia pikir putranya itu sedang bercanda.
“YYA!, aku tidak bercanda. Aku khawatir jika Dad harus tinggal sendiri di rumah sebesar ini, harus ada yang mengurusmu..”
“kau tidak perlu khawatir. Setiap hari appa ditemani puluhan gadis cantik,” ujar ayahnya sambil tertawa pelan. Memang ia salah satu professor ternama, sehingga ia menerima banyak panggilan untuk menjadi bintang tamu di berbagai seminar yang di adakan di tiap-tiap universitas. Kepintarannya di atas rata-rata, itu diakui benar oleh putranya, Kyung Soo. Ya, sang ayah sudah merubah pemikirannya yang realistic. Ingat boneka prototype ciptaannya itu? boneka itu kini benar-benar hidup. setelah susah payah bereksperimen selama bertahun-tahun, akhirnya Prototype itu berhasil membuat Kyung Soo tercengang.
“mungkin, boneka ini seharusnya menemani Dad saja di sini..”
“no, no. Prototype ini harus bersamamu, bawalah ia ke Korea. Disini tidak aman. Akan timbul kecurigaan dari berbagai pihak. Bukan hanya boneka itu yang terancam. Appa pun akan ikut terbawa kasus ini. Dan saat di Korea pun kau harus selalu menemaninya kemanapun. ingat mata-mata itu bisa berada di mana saja.”
Kyung Soo terdiam. Kini perhatiannya tertuju pada Prototype yang sedang berdiri bersamanya. Ia tersenyum, matanya yang biru membuatnya betah berlama-lama memandangnya. Sejak ia mengambil Elektroda itu dari Laboratorium Denville, lalu memasangkannya pada boneka ini. Ia tak menyangka boneka itu akan bernafas, tubuhnya yang semula dingin, menjadi hangat layaknya manusia normal. Ia hidup dua hari setelah Natal.
‘Namanya. Choi Aria. Ia akan menjelma menjadi adik angkatku. Usianya di perkirakan sekitar 20 tahun. Ia akan tinggal satu atap denganku di Korea. Selamat datang ke dunia, Choi Aria.’
Boneka itu memandangi keluar jendela pesawat yang membawa Kyung Soo ke negeri asalnya. Rambutnya yang terbuat dari Elektroda begitu Halus dan nampak seperti nyata. Bagi ku ini memang wujud sempurna seorang gadis.
“kita akan mendarat. 5 menit lagi Aria.”
“mendarat? Apa itu?”
“hm..? menepi. Pesawat ini akan segera turun ke darat.” Ujar Kyung Soo memberikan pengertian yang mudah di pahami untuk gadis yang baru menjalani kehidupan di dunia selama 3 hari. Memang kekuatan pikirannya belum sempurna. Namun dalam seminggu perkembangan sel yang di tanamkan di tubuhnya akan berkembang dengan cepat. Itulah yang di dengar Kyung Soo dari ayahnya saat dia akan berangkat menuju bandara.
Tak banyak yang berubah di rumah itu. tetap sama, bernuansa biru pastel. Kyung Soo kini sudah tiba di depan rumah nya. Pikirannya masih berpusat pada gadis yang disampingnya. Bagaimana ia menjelaskan pada orangtuanya bahwa ia adalah adik angkatnya?
“wah, nugu~a? Neomu yeoppo.” Seorang wanita tiba-tiba menyerbu keluar untuk melihat apa yang di bawa oleh putranya setelah kembali dari New York. Setelah buah tangan yang cukup memenuhi kopernya itu diberikan kepada keluarganya. Kyung Soo pun berusaha menjelaskan bahwa gadis yang di bawanya ini adalah anak angkat yang di adopsi keluarga Choi untuk menemani ayahnya yang tinggal sendiri di New York. Di luar dugaan, keluarga Kim langsung bersemangat dan setuju bahwa Choi Aria akan menjadi bagian keluarga mereka saat ini. Sang ayah tiri pun tampak senang akan hadirnya keluarga baru seorang gadis cantik.
“appa senang. Disini akan ada dua wanita dan tiga pria. Jadi eomma mu tak akan kesepian lagi..” ujar Tn. Kim tersenyum senang, disusul dengan eomma dan adik lelaki Kyung Soo juga tersenyum bahagia. Kyung Soo menghembuskan nafas nya. Ia berharap keluarganya tidak akan bertanya hal yang macam-macam seputar gadis boneka itu. Eomma yang sangat baik hati langsung mengajak Aria menuju kamar tamu, yang otomatis kamar itu akan jadi miliknya. Rumah itu memang terlalu besar jika di huni oleh 4 kepala saja.
Kim Jun Sik, sang Appa tiri menikahi Han Baek Hi eomma dari Kyung Soo. Dan Kim Baek Hyun adalah anak dari Appa tirinya dari istrinya terdahulu. Walaupun keluarga Kyung Soo terdiri dari 2 orang baru di dalam hidupnya namun keluarga tersebut tetap hidup bahagia. Sebenarnya Choi Kyung Soo dan Kim Baek Hyun sama-sama berumur 23 tahun, namun karena Kyung Soo lahir lebih dulu, akhirnya Baek Hyun harus memanggil Kyung Soo dengan embel-embel ‘Hyung’.
“Kyung Soo, apa ini akan menjadi tempat tinggalku..?” ujar Aria pada Kyung Soo yang sedang menikmati coklat hangat dari atas balkon kamarnya. Kyung Soo menatap dalam wajah cantik adiknya itu. memang terlalu cantik. Sejak di bandara tadi, semua orang pun memandangnya penuh kekaguman.
“ne. Ini tempat tinggalmu sekarang. Namamu Choi Aria. Dan tidak ada yang boleh tahu siapa dirimu sebenarnya.. arraseo?”
“namaku Choi Aria. Dan aku tak boleh memberitahu siapapun bahwa aku boneka Prototype ciptaan Dad kan?” ungkap nya polos. Kyung Soo segera menutup mulut Aria seperti takut terdegar.
“sstt.. jangan kau sebut-sebut hal itu, ok!” Kyung Soo setengah berbisik seraya melepaskan tangan dari mulut Aria. Aria tertawa geli.
to be continue...