CHAPTER 1 : Candy Girl
TITLE : Candy Girl
AUTHOR : Goo Ji Hye aka @zahra_rainyrain
LENGHT : Oneshot_novelet
GENRE : Romantic-sad-Angst.
MAIN CAST : Choi MinHo (SHINee), Seo hyun (GG), ETC
RATING : PG-16
Cameo : Suzy (Miss A).
DISCLAIMER : no bash no copas. cerita milik saya tokoh milik tuhan YME. :)
Udara di Kota Paris begitu dingin bila menginjak musim salju. Apalagi ini baru permulaan musim, sehingga udara dingin nya bisa sampai membuat gigi setiap orang bergemeletuk. Setiap rumah pun sudah mulai menyiapkan kayu bakar untuk tungku perapiannya. Jaket dan mantel juga sudah mulai dikeluarkan di setiap lemarinya.
Pagi ini orang-orang hilir mudik dengan kesibukannya masing-masing. Sebagian besarnya adalah orang yang akan bekerja, sebagiannya lagi mungkin untuk kepentingan lain. Ya, seperti pria itu. Ia duduk manis di sebuah kedai. Ia memesan satu gelas susu coklat panas untuk di bawanya ke sebuah tempat.
"Thank's," namja itu menerima uang kembalian beserta susu nya.
Brr.
Lagi-lagi tubuhnya bergetar menahan dingin. Sesekali ia meneguk susu hangat sambil mengusap badannya.
Minho POV
"Aigoo.. Udara disini dingin sekali, mengapa appa menyuruhku untuk datang di acara murahan seperti itu?!" aku itu mendengus kesal. Di perbatasan jalan samar-samar kudengar suara nyaring seorang gadis.
"Awaaass!! Sepeda ini tak ada rem nyaaa..!" Teriak seorang gadis ke arahku, aku yang terkejut akhirnya tak bisa melakukan apapun untuk menghindari gadis itu. Dan..
BRUUKK !
Gadis itu jatuh tepat di depanku. Sepedanya pun menghimpit kaki kanan ku.
"appo..! Ehm, gwaenchanayo ahjusshi?" Wanita itu meraba tubuhku. Aku yang kesal segera melepaskan tangannya,dan terus melototinya dengan tatapan geram.
"Oh iya aku lupa sekarang aku berada di Paris, pemuda itu pasti tak mengerti maksudku.. Hm, eottokhae? Aku tak lancar bahasa inggris.." ia mengoceh sambil menggaruk kepalanya
‘Aku sekarang mengerti, ia sama sepertiku, orang korea juga. Hah! Dia tak bisa bahasa inggris, tapi sok' ke luar negri. Dasar yeoja babho! Aku kerjai saja dia.’
"Hm, tuan. maksudku Mr,, you alright? I'am sorry. My bycle so stupid.. I hope you fine."
'Dia bicara apa? Sungguh berantakan bahasanya.' Aku memicingkan mataku, lalu cepat merapikan bajuku dan berdiri.
"Mr. I must go to .. Go to," gadis itu nampak berfikir, "ah,iya! I must go to post office! Bye. Sorry about my bycle." Wajah nya begitu innocent. mimpi apa aku semalam bisa bertemu yeoja babho seperti dia. Dia pun terhuyung-huyung saat kembali mengayuh sepedanya.
"aisshhh!" Aku mengumpat dan berjalan kembali. Lalu mengambil sebuah permen yang jatuh dari tas wanita tadi. Dan menaruhnya di saku jaket ku. Sebuah permen mirip sebuah kelereng beraroma kayu manis..
*
AUTHOR POV
Malam ini malam natal. Semua orang di dunia yang beragama kristiani pasti merayakan malam ini dengan penuh suka cita. Ada pula Beberapa gereja yang sedang melaksanakan upacara Misa. Lampu-lampu indah berwarna-warni pun menghiasi setiap sudut Kota yang akrab disebut kota romantis, karna berdirinya sebuah menara indah yang menjulang tinggi yang disebut 'Eiffel'. Tapi tidak seindah malam natal dari namja kaya raya bernama CHOI MINHO itu.
"Abeoji, haruskah aku berkemas di malam natal?"
"Depcollector akan segera datang, cepat berkemas. Dan tinggalkan appa mu ini."
"Come on, dad! Telling you're problem?"
"Appa, telah di tipu seorang rekan bisnis dalam pembangunan sebuah 'Real estate'. Sekarang ia kabur membawa uang appa, dan harta kita semua nya akan disita. Ayah harus bertanggung jawab sekarang." Ucap pria berjanggut itu dengan nada lirih. Tanpa berkata-kata lagi, appa dari Minho itu meninggalkan alamat seseorang dalam dompet nya. Dan berlalu pergi begitu saja. Minho pun dengan terpaksa harus pergi meninggalkan appa nya itu sendiri menemui Depcollector.
"Apartement 'Cha seung yok'-seoul-korea. 146, Choi Seo Jun" Minho membaca alamat pemberian appa nya itu.
***
"Lebih dingin dari biasanya." Seorang gadis berambut panjang, dengan gesit memencet bel dari rumah ke rumah untuk mengantarkan susu hangat. Ia juga melempar selembaran brosur laundry atau pun tempat sauna. Sesekali ia mengusap kedua tangannya agar lebih hangat.
"Seo Hyun..!! Aku ingin susu kotak mu..! tolong antar kemari! Pintunya tidak di kunci, masuk saja!!" Teriak yeoja cantik dari atas balkon rumahnya.
"Ne! Jamkanman!" Ia berlari kecil menuju ke arah sumber suara. "Rumahnya sangat besar, beruntung kau Suzy." Gadis itu bergumam.
"Gomawo, ne.. dingin nya.." Ucap wanita bernama suzy itu setalah mendapatkan sekotak susu. Dan segera meneguk susu hangat itu. Seo Hyun hanya menatap datar gadis itu.
"Hm, Seo hyun kukira kau akan menetap di Paris, kau kan mendapatkan beasiswa untuk kuliah di paris? Kau tidak mengambilnya,? padahal 2 minggu yang lalu kau sudah datang kesana kan?"
"Memang aku sudah melihat kampus yang seharusnya menjadi tempat kuliahku nanti. Dan disana memang tempat belajar yang berkualitas. Hanya saja, aku masih bingung akan mengambil tawaran itu atau tidak. Aku tidak tega meninggalkan appa sendiri.. "
"Meskipun ia selalu menyiksamu?"
"Hm." Jawab yeoja bermata bulat itu pendek.
Seo Hyun. Namanya Seo Hyun, gadis pintar, ceria, dan ramah. Sejak eomma nya meninggal, Appa nya memang terlalu keras terhadapnya. Bahkan saking kerasnya, Seo Hyun di haruskan bekerja sejak SMA. Dan itu Hanya untuk melampiaskan hawa nafsunya terhadap minuman keras. Sebenarnya bisa saja Seo Hyun melarikan diri, tapi ada hal lain yang membuat ia bertahan. walaupun sebenarnya appa itu ayah tirinya.
"jika terjadi sesuatu, kau bisa menghubungiku. Kau kan temanku." Ucap Suzy tersenyum. Seo Hyun menatapnya. Dan memeluk Suzy teman kecilnya itu.
*
Minho POV.
Di Paris tak sedingin ini. Satu minggu sudah aku tinggal di Korea. Rasanya mengungkap lagi kejadian 15 tahun silam saat bisnis ayahku meroket, dan harus meninggalkan Korea juga meninggalkan kakakku satu-satunya. Choi Seo Jun.. Tapi kini justru saat kami miskin aku harus mengemis di bawah kaki Hyung ku itu untuk tinggal di apartemen kecil nya ini.
Meskipun hyung ku senang atas kedatanganku tapi rasanya sangat aneh,karna dulu hubungan appa dengan Hyung tidak berjalan dengan baik, entahlah. Mungkin karena Hyung lahir dari perselingkuhan ibuku. Aku tak tau pasti penyebabnya..yang pasti hubunganku dan Hyung ku tak ada yang special. Biasa saja.
"Minho, kau tidak akan kemana-mana kan hari ini?"
"Ani, seperti biasanya. Aku di rumah kan?"
"kalau begitu,Ikutlah."
"eoddi?"
"Seminar motivasi."
"Untuk apa aku ke acara bodoh seperti itu?"
"Jangan bicara begitu. Kau harus bersosialisasi, aku ingin adikku tumbuh menjadi lelaki sempurna." Ujarnya mantap. Aku menatapnya, ternyata dia masih menganggapku adik. Aku menatapnya dan segurat senyum tersungging di bibirnya.Dengan anggukan kecil aku mulai berganti pakaian dan pergi bersama Hyung ku.
*
"Sebaik apakah kehidupan kita di dunia selama ini? Sudahkah anda melakukan hal-hal terbaik untuk orang-orang yang kita sayang..." Motivator itu dengan lantang bicara berjam-jam di atas panggung. Tubuhnya tegap, agak gemuk, dan berkaca mata. Persis dengan penyanyi PSY. Hanya saja ini lebih berwibawa.
Semua yang datang ke seminar itu tampak memerhatikan dengan serius. Terkecuali aku yang sudah mulai mengantuk karna pembahasan yang membosankan. Tapi untunglah Hyung duduk agak jauh dariku sehingga aku bisa dengan bebas menguap sesukaku.
"Huaaam.."
"Hey, kau mengantuk? Ini ambilah, semoga dengan makan ini kau tidak mengantuk lagi.." Suara seorang wanita dengan nada berbisik mencolek punggungku dari belakang.
Aku pun menoleh ke arah sumber suara, tapi aku tak dapat melihat dengan jelas. Karna ruangan seminar ini gelap, hanya di terangi lampu Infocus saja. Aku pun mengambil apa yang sekarang di genggam yeoja itu.
"Gomawo.. Kau akan di berkahi.." Kata ku sambil tersenyum.
"Ne,cheonman. Gomawo atas doa'nya," ucap gadis itu, kemudian ia fokus lagi. Perlahan aku mulai membuka makanan yang diberikannya tadi. Ternyata itu adalah sebuah permen.
'Rasanya tak asing bagiku. Hm, permen ini manis.'
____
"Sampai jumpa, semoga seminar kali ini bisa membekas di hati semuanya, gamsahamnida..." motivator itu mengakhiri acaranya. Semuanya bertepuk tangan. Lampu ruangan pun dinyalakan. Orang-orang berhamburan keluar. Ada yang terlihat puas, tapi ada juga yang terlihat biasa saja, bahkan terlihat menyesal.
"Minho, ayo kita pulang." Ucap Hyung padaku. Aku masih membenamkan wajahku diantara kedua tanganku..
"Wah, ka. SeoJun.. Kakak ikut seminar juga!" kudengar suara Seorang gadis yang terdengar menepuk punggung Hyung ku. Aku masih enggan membuka mataku karna masih mengantuk.
"Seo Hyun,..?? sejak kapan kau disini..?" kata hyung ku pada yeoja itu.
"Dari awal aku sudah disini. Ayo kita pulang sama-sama saja," ujar yeoja yang di panggil Seo Hyun itu terdengar antusias.
"Tunggu, kenalkan ini Choi Minho. Adikku yang tinggal di Paris. Minho, ayo berkenalan. Kau tidur, hah!" Hyung menggoyangkan tubuh ku pelan. Aku pun dengan malas akhirnya membuka mata, dan mengucek-ngucek (?) mataku yang masih tak jelas untuk melihat.
"Salam kenal.." Ucap yeoja itu padaku. Aku pun kemudian membalikkan badan,untuk membalas perkenalannya.5 detik kemudian aku terkejut melihat yeoja yang ada di hadapanku itu.
"Kau!!" ia berteriak.
"Kauu!! Mata ku terbelalak terkejut. Lalu memutar ingatan ku ketika di Paris.
Seo Hyun POV
"Kau!!" aku sontak berteriak.
"Kauu!! Mata nya membelalak terkejut. Ia seperti terlihat mengingat sesuatu.
"Kau gadis pembawa bencana sewaktu di Paris itu kan?" Namja di hadapanku ini tampak terkejut. Aku pun sangat terkejut, juga malu. Malu karna...waktu itu aku bicara dengan bahasa inggrisku yang tidak bagus. Kukira dia memang warga kota Paris. Ternyata dia hanya mengerjaiku.
"Ehm, ka Seo Jun., aku harus segera pulang." Ucapku gugup. Ingin sekali aku menghindarinya.
"Yyaa!! Hyung dia itu pasti malu, waktu itu dia tidak memakai bahasa inggris dengan benar. Menabrakku dengan sepeda lagi,"
"Kalian sudah lama saling kenal? Baguslah, kita akan menjadi tetangga yang baik," kata kak Seo Jun gembira. Aku diam saja. Karna memang ku akui itu salah.
"Mwo!! Tetangga! Melihatnya saja aku mual,"
"Minho, kau ini, bicara yang sopan pada Seo Hyun-sshi! Bagaimana pun kita akan menjadi tetangga, arraseo?! Kita hanya di selingi 3 kamar apartement dengannya." Kulihat wajah kak Seo Jun menahan kesal pada namja itu. ‘ssh. Rasakan kau! Namja ini adiknya..? hah..! dewa memang aneh, kak Seo Jun begitu sopan dan ramah. Sedangkan dia..’
“Seo Hyun..? wae? Ayo kita pulang bersama. Kebetulan hari ini aku membawa mobil” kak Seo Jun membuyarkan khayalan ku.
"Mianhae. Aku pulang sendiri saja ya,karena ada tempat yang mau aku datangi. annyeong.." aku memutuskan untuk pulang sendiri selagi keadaan masih aman (?). Kudengar ka Seo Jun memanggilku, "Seo Hyun-ah, kita pergi bersama saja!!" Teriaknya lantang, Tapi aku pura-pura tak mendengarnya.
***
“heh..! kau gadis pengantar susu..?! ternyata kau juga bekerja parttime di kedai ramen di jalan ujung itu ya..?” suara setengah berteriak membuat tangan ku reflek menutup telinga.
“sshh.. kau ini.. bisa lebih sopan padaku kan? Lagipula ini masih pagi, sedang apa kau ada di taman ini? namja seperti mu tidak cocok bangun pagi..” ujar ku dengan geram.
“kau tidak melihat? Atau pura-pura tidak melihat? Aku sedang berolahraga.” Kulihat memang dia sedang memakai pakaian olahraga lengkap dengan handuk kecil yang dipegang di tangan kanannya.
“aku tak yakin kau benar-benar berolahraga..” tukas ku. Dia mendesah.
“sshh..mwoo..? Memang benar, gadis sepertimu mana tau kebiasaan para pria tampan seperti aku..” Minho membelalakan matanya ke arahku. Sedangkan aku memicingkan mata ke arahnya.
‘ada apa dengan namja ini? Bisa-bisanya dia menganggap dirinya tampan dengan tubuh yang kerempeng itu..’ batin ku.
“berikan aku satu kotak susu yang kau jual.” Minho mencoba melunak dengan ber ‘alibi’ ingin membeli susu kotak ini..
“maksudmu? Susu ini? Enak saja! Beli lah dengan penjual yang lain! Susu ini tak cocok dengan pemuda sombong seperti mu..!”
“baiklah, aku minta maaf atas segala ucapan kasar ku padamu.”
Aku tersenyum tanda puas, ternyata namja ini bisa meminta maaf juga. Aku memberikannya satu kotak susu pada Minho. Minho pun segera merogoh beberapa lembaran kertas dari saku celananya, bermaksud untuk membayar susu.
“Tidak usah.. ini gratis untuk mu. Anggap saja atas permintaan maaf ku waktu menabrak mu dengan sepeda waktu itu..” Minho menatap ku, dua detik kemudian bola mata kami saling bertemu. Aku tersenyum manis padanya. Sambil memberikan 2 buah permen kepada Minho.
“ini makanlah saat kau mengantuk. Seminar waktu itu sayang sekali jika kau habiskan hanya dengan tidur. Aku pergi dulu. Sampai bertemu lagi..” aku pun beranjak dari hadapan Minho yang tampak bingung.
MinHo POV
“ini makanlah saat kau mengantuk. Seminar waktu itu sayang sekali jika kau habiskan hanya dengan tidur. Aku pergi dulu. Sampai bertemu lagi..” Seo Hyun pun beranjak dari hadapan ku yang masih tampak bingung dengan perkataanya barusan.
Aku pun mengkerutkan kening sambil melihat 2 buah permen pemberian Seo Hyun tadi. Permen bundar ini..? Seminar? aku memutar kembali ingatan ku ,mencoba mengingat sesuatu. Sedetik kemudian aku tersenyum sambil memandangi permen ini.
“jadi gadis itu yang memberikanku ini.. gomawo Seo Hyun-ah..” desisku sambil melihat Seo Hyun yang mulai menjauh dengan menaiki sepeda berwarna biru nya itu.
*
Author POV
Dingin sekali. Malam ini memang dingin. Walaupun Salju sudah mulai tak menampakkan diri, tapi udara di kota seoul masih tak bersahabat. Ditambah suara gaduh salah satu pengguna apartemen di lantai 2 tampak membuat bulu kuduk sedikit meremang setiap orang yang mendengarnya. Karena suara isak tangis seorang gadis yang terdengar cukup keras. Seo Hyun. Ternyata tangisan itu milik seorang gadis pengantar susu.
Seo Hyun disiram oleh appa nya memakai air es dari kulkas. Appa nya melampiaskan kemarahan akibat gagal bermain judi dengan kawan-kawannya. Akhirnya Seo Hyun yang baru pulang bekerja paruh waktu pun menjadi bahan siksaannya. Seo Hyun menangis sambil menahan rasa dinginnya air es. Giginya bergemeletuk teratur. Sebagian bajunya pun basah. Bibir merahnya pun berubah menjadi kebiruan.
Tok.tok.tok!
Suara ketukan pintu terdengar cukup keras.
"Andwae!! Kau tak boleh membukanya. Atau aku akan menyakitimu lebih dari ini!" ujar appanya dengan nada mengancam. Seo Hyun mengangguk pelan. Dipandanginya sebentar appa nya yang sedang memegang sebatang rokok. Ia tak peduli dengan sosok gadis yang menggigil kedinginan di depannya. Selang beberapa menit, appa nya berdiri dan menatap Seo Hyun yang masih diam di posisinya.
"Seo Hyun. Mianhae! Aku menyakitimu lagi. Pergilah! Appa tak sanggup hidup bersamamu lagi. Kau akan hidup lebih baik di luar sana. Appa akan terus menyakitimu lagi bila kau masih tetap bersamaku. Lagi pula kau bukan anak kandungku. Justru mudah bagimu untuk pergi,"
__
Hening sesaat. Seo Hyun enggan untuk berkomunikasi dengan Appanya itu.
Tok. Tok. Tok
"Seo Hyun! Keluarlah kumohon!" Suara seorang pemuda terus berteriak dan menggedor pintu dengan keras. Dengan pandangan tabu, appa nya pun membukakan pintu. Entahlah, apa yang akan dilakukannya setelah ini. Tapi appa nya pergi dengan keadaan yang berantakan. Seketika seorang pemuda menghampiri tubuh Seo Hyun. Itu Minho.
"Ayo Seo Hyun, berdiri.." Ucap Minho pada tubuh Seo Hyun yang mengigil. Tapi kakinya sulit untuk di gerakkan. Akhirnya Minho menggendongnya dan membawanya ke apartement nya.
"Lebih baik kau disini dulu. Kau akan aman disini." Kata Minho sambil menaruhnya di sofa.
"Hyung, bagaimana ini..??" Kata Minho pada Seo Jun yang ikut terlihat panik.
"Baiklah Minho jaga Seo Hyun dulu, aku akan membelikan obat untukknya. Tolong gantikan bajunya, Seo Hyun bisa membeku. Apalagi cuaca sedang dingin."
"Ne. Hyung, cepat kembali."
____
Minho POV
"Seo Hyun, ku gantikan bajumu." Kataku pelan. Seo Hyun terdiam.
“tenang saja, aku tak akan melakukan yang macam-macam. Percayalah padaku..” Minho meyakinkan. Seo Hyun pun mengangguk.
"Jangan lihat yang macam-macam," Seo Hyun mulai bicara setelah aku membuka kancing baju Seo Hyun mana mungkin aku mengambil kesempatan di saat ia sedang mengigil (?).
"Heh! Seo Hyun, Lagi pula tak ada yang menarik untuk di lihat,!! " Kataku polos.
"Setidaknya kan aku ini tetap seorang wanita!" Dia membentakku dengan nada getir karena kedinginan. Tiba-tiba Seo Hyun memegang pundakku.
"Gomawo telah menyelamatkan aku, aku berhutang budi padamu. Maafkan aku sering merepotkanmu akhir-akhir ini karena appa ku..”
"Oh itu, sungguh aku tak merasa di repotkan olehmu..”
“Oh.. iya,Benar kau akan berhutang? Kalau begitu ceritakan semua hal tentang dirimu sampai hyung ku datang."
"Haha, begitu suka kah kau padaku sampai ingin aku bercerita tentang hidupku?" Yeoja itu kembali tersenyum. Wajahnya manis sekali.
"Kalau iya aku suka padamu terus kau mau apa?" Ia tampak terkejut mendengar ucapan ku. Tapi ku sanggah dengan cepat kalau itu hanya bercanda.
"Aku adalah anak tunggal, appa ku menjadi pemabuk seperti itu karna kehilangan eomma ku dalam kecelakaan. Aku suka liburan, hobiku mengerjai orang dan membaca buku. Saat ketakutan kakiku lemas. Aku benci hewan melata, tapi aku suka memegang cacing. Makanan yang ku suka adalah bibimbap, dan kue beras.
Aku tak bisa bahasa inggris,tapi justru aku mendapatkan beasiswa di Paris. Tapi karna khawatir dengan appa ku, aku tak jadi kuliah. Dan yang terakhir.. Aku suka makanan manis, terutama permen dengan rasa kayu manis. Cukup..?"
Gadis itu menatapku. Aku terkesima mendengar gaya hidupnya. Begitu sederhana, tapi menarik.
"Bisakah kau membuatkan aku permen kayu manis mu itu? Aku suka sekali.. Itu pun jika tidak merepotkan."
"Tak masalah." Jawabnya tenang. Kami mengobrol cukup lama. Sampai akhirnya Hyung ku tiba. Aku mengakuinya bahwa aku memang suka padanya sejak ia menjatuhkan permen kayu manis itu di Paris.
*
Beberapa bulan kemudian Appa menelponku. Ternyata rekan bisnis ayahku telah di tangkap. Dan harta kami kembali. Menurutku ini kabar yang sangat baik. Tapi mengapa tak ada perasaan senang di hatiku? Mungkinkah karena aku akan kembali ke Paris? Kalau aku kembali ke Paris bagaimana dengan Seo Hyun? Aku telah berjanji untuk selalu menjaganya.
____
"Hyung,ikutlah denganku ke Paris. Appa sudah menyiapkan pekerjaan untukmu. Dan rencananya salah satu perusahaan appa akan jatuh padamu." Kataku pada Hyung yang sedang bersiap-siap berangkat kerja.
“aku tidak bisa pergi untuk sekarang, kau bisa menjaga Appa kan?”
“apa tak bisa kau fikirkan sekali lagi?”
"Aku tidak bisa, mianhae. Tapi sesekali aku akan berkunjung ke Paris. Yaksokhae!”
"Hm, ku pegang janjimu." Kataku pendek. Lalu menarik nafas panjang. Hyung melirik ke arahku dan berjalan ke arahku.
"Wae? Seo Hyun? Kau suka padanya kan? Bawalah ia ke Paris. Aku pun tak bisa menjaganya, karena aku sudah menyewa apartement di tempat yang lebih besar." Ujar Hyung seraya menepuk pundakku mantap. Sepertinya Hyung ku ini peramal. Ia tahu apa yang aku pikirkan. Tanpa menjawab pertanyaan nya aku langsung bergegas menuju rumahnya.
*
Luka lebam di bawah matanya tak bisa ditutupi oleh bedak sekali pun. Siapa yang melakukannya? Sudah tentu itu ayahnya.
"Gwaencana? Badanmu penuh luka!" Seo Hyun tampak terkejut olehku dan hampir menumpahkan air hangat yang di pakainya untuk mengompres luka.
"Gwaenchana, tapi.. Ke-kenapa kau bisa masuk?"
"Tak terkunci. Seo Hyun, ikutlah bersama ku ke Paris?"
"Minho?"
"Ayo bereskan barangmu, kita pergi nanti malam,"
"Tidak. Aku tak akan meninggalkan Appa."
"Kau? Ssh. Kenapa kau tak bisa pergi. Alasan mu pasti bukan hanya ingin menjaganya?"
Seo Hyun menundukan kepala, aku tau sebenarnya dia ingin sekali menyetujui ajakanku. Apalagi akhir-akhir ini dia dan aku semakin dekat. Aku juga yakin dia menyukaiku.. Tapi..
"sebenarnya.. Aku suka aroma kayu manis di rumah ini. Mengingatkanku pada eomma. Dulu eomma adalah seorang pembuat permen kayu manis. Lalu Suatu ketika appa tak sengaja menjatuhkan minyak panas, sehingga appa tergelincir dan minyak itu mengenai wajah eomma. Eomma meninggal karna tak mampu bertahan. Appa jadi menyalahkan dirinya sendiri.."
Aku terkejut mendengar cerita yang di tuturkan Seo Hyun.aku pun memegang tangan nya dan memeluk Seo Hyun erat. Ia pun membalas pelukanku sambil terisak. Lalu kukecup keningnya lembut.
"Jika itu alasanmu. Terserah kau saja," kataku.
"Minho bukan begitu maksudku. Tapi..”
“tapi apa? bisakah aku menjadi permen kayu manis untukmu? Bisakah aku memberikan aroma kayu manis di tempat yang baru untukmu..? aku tak akan membiarkan Appa mu menyiksamu kian hari. Lihatlah wajahmu. Lebam oleh appa mu. Ikutlah bersamaku, jebaall.. saranghae." Aku menatap Seo Hyun lekat-lekat. Seo Hyun pun memeluk ku erat, tak ada lagi alasan untuknya untuk tetap tinggal. Ia pun mengangguk tanda setuju. Di dalam pelukannya ku dengar ia mengatakan sesuatu..
“nado saranghae..”
"Baiklah aku akan jadi permen kayu untukmu. Ikutlah bersama ku. Kubuatkan rumah dengan banyak permen kayu manis di dalamnya. Sehingga aroma kayu manis itu bisa memenuhi semua ruangan." Ucapku lirih. Ia pun tersenyum dengan senyuman khas yang mengukir di wajahnya.
***
"Appa. Aku pergi dengan pemuda bernama Choi Minho. Jangan khawatirkan aku. Maafkan aku waktu itu meninggalkanmu tanpa memberi tahu dulu.
Tapi badanku sakit appa. Jujur kau sungguh membuat aku tersiksa. Namun aku tak membencimu sedikit pun.
Makanlah teratur, jangan minum lagi appa. Aku telah menyimpan uang tabunganku di atas lemari. Maaf baru memberi kabar sekarang.
Disini aku sedang sibuk mempersiapkan kuliah ku.
Hiduplah dengan lebih baik.
O, iya disini aku bisa meneruskan cita-cita eomma. Aku akan mempunyai pabrik dengan nama ku sendiri. Pabrik permen kayu manis appa, tentu dengan bantuan pemuda itu. CHOI MINHO.
Jaga dirimu. Aku akan mengunjungimu jika kembali ke korea."
***
"Minho~a,..! Tunggu aku!" Seorang gadis berlari terengah-engah ke arah seorang Pemuda.
"Kau ini memang gadis lambat, berlari saja kau seperti berjalan"
"Aissh, Minho~. Kau mengejekku terus. " Minho lalu tersenyum dan memencet hidung Seo Hyun pelan.
"Seo Hyun, bisakah setiap hari kau berikan senyuman manismu dan buatkan aku permen kayu manis mu itu?? Itu pun jika tak-"
"Ani, itu tidak merepotkan. Akan ku kabulkan permintaanmu! Anggap saja ini rasa terimakasihku. Bukankah kita sekarang adalah pasangan penikmat kayu manis? Hhe," Seohyun tertawa renyah. Minho memeluk tubuh Seo Hyun.
"Aroma tubuh mu rasanya semanis permen,"
"Kau juga Minho.."
END
Thank's for read.
:D
^^