CHAPTER 2 : 나의 수호 (My Guardian)
“Ya!”
“Arggh…”
So Hee menarik rambut Joon Myun saat pria itu hendak melemparkan tubuhnya ke kursi. Joon Myun kesakitan hingga akhirnya menurunkan So Hee perlahan di sebelah Min Suk.
Jong In duduk di hadapan So Hee sambil membaca majalah dengan serius. Nasinya yang hangat berubah menjadi dingin hingga ibunya mendecak kesal. “Aigoo, anak bungsu-ku bertingkah dewasa. Putriku dan putra kedua-ku bertingkah seperti bayi.”
“Eomma menyuruhmu untuk tidak membaca buku di meja makan.” So Hee mengambil majalah yang sedang di baca Jong In.
“Ya! Eomma menyuruhmu untuk bersikap lebih anggun.” Ucap Jong In ketus, “Kita hanya beda dua tahun tapi kau terlihat seperti adikku.”
So Hee mendengus. Ia memang lebih mungil dari ke tiga saudaranya. Awalnya ia tidak suka dengan hal itu tapi lama kelamaan ia suka melihat teman-teman Jong In yang cemburu padanya.
“Eomma kenapa aku harus satu kampus dengannya?” Jong In mulai mengeluarkan rengekaknnya. Ia merasa senang saat So Hee lulus dari SMA dan tidak mengganggunya tapi sekarang mereka harus satu kampus kembali dan itu membuat Jong In merasa frustasi.
So Hee mendengus, sebesar apapun Jong In, dia ada adik kecilnya, “Jong In-ah jika ada sunbae yang menggumu. Katakan pada noona, arrachi?” ucap So Hee dengan aegyo yang berlebihan.
“Ya!” Joon Myun mengelap wajah So Hee dengan tangan, “bagaimana bisa bayi menjaga bayi, o?”
Eomma tersenyum melihat keakraban anak-anaknya, “Seandainya kalian itu kembar, Min Suk dan Joon Myun atau So Hee dan Jong In pasti sangat menggemaskan.
“Mwo? Kembar? Andwae!” ucap Min Suk, Joon Myun, So Hee dan Jong In berbarengan, membuat tawa ibu mereka semakin membahana.
>>deson<<
“Ya! Ya! Ya!” So Yoo menyikut lengan So Hee dengan cepat, “Dia datang… dia datang.”
So Hee, Hyun Ah, Hye Lim dan Yoon Jo sontak menoleh pada arah yang di tunjuk So Yoo.
“Oh bukannya mereka anak jurusan musik?” ucap Hyun Ah ikut berbunga-bunga melihat kumpulan pria yang sedang berjalan ke arah mereka.
“Kim Joon Myun Oppa Kim Min Suk Oppa…” Hye Lim mengatupkan kedua tangannya sambil melihat ke arah Joon Myun dan Min Suk dengan tatapan berbinar.
“Kantin jurusan sedang di renovasi, mereka pasti datang untuk makan disini.” So Yoo mengigit sendoknya. Ia sendiri berharap bahwa kantin jurusan musik itu rubuh sehingga anak-anak musik lebih sering makan di kantin mereka.
“Aku pikir mereka tidak akan kemari karena departemen musik sangat jauh dari sini.” Yoon Jo mengamati Min Suk, Joon Myun dan pria yang lebih muda dan jangkung di belakang mereka, “tapi siapa pria imut di belakang mereka?”
“Kim Jong In. Maknae.” So Hee hanya menggelengkan kepalanya saat melihat kakak dan adiknya tebar pesona.
Ke lima orang di meja itu menatap So Hee yang sama sekali tidak tertarik pada dua manusia itu. Ia sudah bosan dengan sikap orang-orang yang mendewa-kan saudara-saudaranya.
“Kim Min Suk, Kim Joon Myun dan Kim Jong In. Mereka bersaudara.” Ucap So Hee untuk pertama kalinya. Sama seperti Jong In, So Hee tidak suka saat harus masuk ke universitas yang sama dengan kedua kakaknya di tambah kedua kakaknya itu sangat populer di kalangan gadis-gadis. Ia meminta kakak-kakaknya untuk bungkam. Keduanya setuju sehingga selama 2 tahun, tidak ada yang tahu jika Kim So Hee adalah adik dari The Kim Brothers.
“Wah… benar-benar gen luar biasa.” Puji Hyun Ah iri dengan wajah tampan ke tiga pria itu.
“Tapi bagaimana kau tahu? Kau tidak pernah tertarik pada mereka.” Ucap Yoon Jo penasaran.
So Hee memutar otaknya perlahan. Ia tahu apa yang direncakan oleh kakak dan adiknya itu. Tapi sebelum itu terjadi ia harus melarikan diri.
“Ya! Kim So Hee!” Min Suk menahan kursi So Hee sehingga gadis itu tidak bisa keluar dari mejanya.
“Noona Annyeong.” Jong In mengeluarkan Aegyo-nya hingga membuat, Hyun Ah, Yoon Joo, Hye Lim dan So Yoo luluh meski ekspresi itu tidak ditunjukan pada mereka.
So Hee mengelapkan jari-jarinya ke wajah adiknya dan berkata, “Kyojjo. Get Out.”
“Ya! Kau harus ikut dengan kami.” Joon Myun menarik wajah adiknya yang sudah memerah, “Uri maknae, Kim Jong In masuk ke jurusan musik dengan selamat. Kita harus merayakannya.”
“Ya!” So Hee meronta ketika Min Suk menarik tubuhnya dan menjatuhkannya di meja kosong, “Perayaan apa? Dia masuk pasti karena kalian, o?”
Min Suk, Joon Myun dan Jong In tidak mempedulikan tatapan mahasiswa lain yang penasaran dengan mereka. Min Suk dan Joon Myun duduk di kiri kanan So Hee —mencegah gadis itu agar tidak kabur sementara Jong In duduk di hadapan mereka dan mulai mengeluarkan bekal yang di bawa dari rumah.
“Eomma sudah membuatkannya untuk kita. Setidaknya kita tidak boleh membuangnya.” Ucap Jong In dengan senyum evil.
Jong In, Joon Myun dan Min Suk mulai mengeluarkan makanan yang ia bawa mulai dari nasi, kue sampai buah dan minuman kaleng. So Hee sendiri tidak habis melihat apa yang di bawa oleh saudara-saudaranya itu.
Image dingin, nakal dan playboy The Kim brothers hilang saat mereka bersama dengan So Hee. Tapi bagi fans-fans The Kim Brothers hal itu sangat menggemaskan. Sisi manis mereka keluar bersamaan. Selain itu sang Maknae Kim Jong In juga menarik perhatian noona-noona yang ada di sekitarnya.
Seketika ratusan foto, video dan berbagai artikel muncul di fanpage The Kim brothers baik itu tentang berita si maknae, adik perempuan Kim yang cute maupun sisi manis dari Joon Myun dan Min Suk.
“Aku iri.” Ucap Hyun Ah melihat So Hee di kelilingi pria-pria tampan.
“Kenapa dia tidak bilang bahwa ia adik Joon Myun Oppa.” Tambah Yoon Jo, “Gwenchana… satu orang tidak bisa menikah dengan Min Suk Oppa.”
“Jong In-ah nomu Kyeopta.” Ucap Hye Lim yang sudah berpaling dari Min Suk dan Joon Myun.
Min Suk, Joon Myun dan Jong In saling bercengkrama seolah meraka ada di meja makan keluarga. Tidak mempedulikan puluhan pasang mata yang menatap mereka penuh, iri, penasaran dan kesal.
“Kalian bisa melakukan ini di rumah.” So Hee menolak untuk memakan semua makanan yang di bawa saudara-saudaranya.
“Kau bilang tidak apa-apa jika Jong In memanggil-mu noona-nya atau meminta bantuan di sekolah atau di kampus.” Ucap Min Suk tidak mempedulikan tatapan sendu So Hee.
“Aku bilang Jong In tidak untuk Oppa.” Tukas So Hee.
“Wae? Kita ini saudara. Untuk apa menutupi-nutupi.”
“Karena kalian. Kalian tidak ingat waktu aku SMA aku di bully oleh fans kalian. Mereka memanfaatkan aku. Karena mereka lebih tua dari padaku. Sikapku berbeda kepada Jong In karena dia lebih muda. Mereka tidak akan akan menyakitiku.”
“Noona…”
“Nomu Shiro.” So Hee mendorong kursinya kebelakang dan berjalan meninggalkan saudara-saudaranya.
>>deson<<
So Hee duduk sendiri tanpa teman-temannya. Sejak kejadian di kantin tidak ada teman-temannya yang mau duduk dekat dengannya. Selama pelajaran berlangsung So Hee memikirkan hal lain. Ia merasa de vaju dengan hal yang terjadi tapi bukan seperti itu.
Ya! Sudah ku katakan jangan mengatakan bahwa aku ini adiknya. Aku tidak suka di tatap seperti itu. Aku tidak suka.
Ia bukan tidak suka karena kakaknya populer tapi ia tidak suka dengan seseorang yang terus menatap kakaknya. Perasaan yang di sebut dengan cemburu. Tapi siapa yang harus di cemburu. Lelaki macam apa yang cinta mati pada kakak-kakaknya dan aish… ia masih normal untuk cemburu pada laki-laki.
So Hee menandang bukunya yang sudah berisi coretan. Saking tidak fokusnya ia tidak sadar bahwa ia hampir menggambar sebuah gambar. Bayangan seorang pria. Ia pernah menggambar pria itu sebelumnya tapi ia tidak dapat mengigatnya.
Entah itu manusia, malaikat atau setan. Gambar itu tampak tidak asing di hatinya.
Haruskah kalian mengunakan cara seperti itu?
Demi pengetahuan, demi planet yang kita cintai.
Bagaimana jika kalian gagal.
Jika gagal. Tidak. Manusia tidak pernah gagal jika mereka percaya.
Ada dua suara dalam pikirannya. Satu yang menyebut semua ini mimpi dan satu lagi menyebut semua ini benar. Sebagian dari hatinya tidak percaya tapi logikanya terus bertanya, kenapa ia tidak percaya.
Apakah aku gila? Rutuk So Hee perlahan
>>deson<<
So Hee merasakan kepalanya ditepuk-tepuk perlahan. Suara-suara keras disekitarnya membangunkannya. Kesadarannya semakin lama-semakin meningkat. Ia dapat mendengar suara Min Suk, Joon Myun dan Jong In saling bersahutan. Membicarakan hal yang tidak penting dan tidak berguna dari mulai bola sampai wanita.
Ia mulai ingat kejadian yang ia alami, ia sedang menonton bola dan akhirnya ia tertidur dengan kepala di pangkuan Joon Myun dan kaki di pangguan Min Suk. Ia terlalu lelah dan akhirnya malah terbangun karena berisik.
“Aku lebih menyukai Kim Tae Hee. Kakinya benar-benar indah.” Min Suk menunjuk gambar Kim Tae Hee yang terpasang dinding kamarnya. Tidak ada yang bisa mengalahkan kegilaan Min Suk pada Kim Tae Hee. Ia bahkan menjadi anti-fans Rain saat hubungannya dengan Kim Tae Hee tersebar Min Suk benar-benar frustasi saat mendengar berita itu.
“Hyung, tapi Kim Ha Neul lebih cantik.” Jong In yang duduk di lantai menjulurkan kakinya, menyandarkan tubuhnya ke sofa dan menopangkan tangannya ke ujung sofa. Ia menggelengkan kepalanya tidak setuju dengan pendapat Min Suk, “Wajahnya sangat cantik dan badannya esshhh…”
“Kim Tae Hee atau Kim Ha Neul sama saja. Aku lebih menyukai Angelina Jolie.” Sahut Joon Myun ikut mericuh.
“Ey Hyung… style-mu benar-benar internasional.” Ledek Jong In sambil memukul-mukul kaki Joon Myun.
“Kemarin kau bilang Moon Geum Yong, lalu Song Ji Hyo, Yoon Eun Hye, Lee Da Hae sekarang Kim Ha Neul… kau benar-benar tipe pria yang tidak setia.” Min Suk mengacak-acak rambut Jong In gemas.
“Tapi mereka semua single.” Bantah Jong In.
“Tae Hee hanya berpacaran belum menikah apalagi punya banyak anak.” Tukas Min Suk lebih keras lagi.
“Justru wanita yang mempunyai anak itu sexy. Semakin banyak anak semakin sexy.” Balas Joon Myun tidak mau mengalah.
Min Suk memandang Joon Myun sesaat, “Ya! Itukah wanita idamanamu?”
Joon Myun menggaguk, “hmmm… jika aku menikah nanti. Aku ingin mempunyai banyak anak.”
Aku juga ingin mempunyai banyak saudara. Menjadi anak tunggal sangat tidak menyenangkan. Tapi semakin dewasa aku semakin sadar bahwa itu tidak mungkin jadi aku ubah harapanku. Jika aku menikah nanti aku akan memiliki banyak anak.
So Hee membuka matanya saat mendengar ucapan Joon Myun. Kata-kata itu terdengar tidak asing di kedua telinganya. Ia seperti mendengar cerita itu dengan versi sedikit berbeda. Ia yakin bahwa ia pernah mendengar cerita itu sebelumnya.
Gadis itu memandang Joon Myun dengan lekat. Memperhatikan setiap lekuk wajahnya. Mengingat-ngingat dengan jelas. Ia pernah mendengar kata-kata itu dari seseorang.
Di taman kampus. Berdua. Bersama orang yang sangat dekatnya. Pria. Sangat dekat.
Ingatan itu membuat So Hee merinding. Itu pasti bukan Joon Myun bukan kakaknya. Tapi kenyataan bahwa pria yang dekat dengannya adalah Joon Myun membuatnya takut. Ia tidak yakin bahwa pria itu adalah Joon Myun tapi perasaannya mengatakan bahwa pria itu adalah Joon Myun.
“Oh? Kau bangun?” Joon Myun menatap So Hee yang tiduran di atas panguannya.
So Hee bangkit dari tidurnya lalu merangkut tangan Min Suk, “Oppa, Joon Myun-i Oppa—” So mengelap wajahnya, “dia makan dan memuncratkan remahnya ke wajahku.”
“Ya!” Joon Myun mengelap bibirnya dengan kasar, “Aku? Kapan?”
So Hee merangkul tangan Min Suk dengan erat. Ia takut. Takut pada pikirannya sendiri. Ia takut dekat dengan Joon Myun. Ia takut pikirannya tentang Joon Myun kembali muncul.
>>deson<<
Mereka bilang darah lebih kental dari pada air. Kau tidak akan mendapatkan apa-apa dari semua ini.
Pria dengan potongan rambut seperti jamur shitake itu menggeleng, aku selalu percaya pada metodelogi yang aku gunakan.
Ini bumi bukan Planet EXO!
Lagi-lagi pria dengan potongan rambut seperti jamur shitake itu menggeleng. Ia menatap pria bertumbuh paling tinggi dengan tatapan percaya diri, Setidaknya aku tidak akan mencoba metode yang telah gagal.
Ke empat pria lain yang ada di sekitar mereka ikut menggaguk. Membuat pria yang memiliki wajah paling tampan itu sedikit menengendur. Ia mengacak-acak rambut pirangnya geram, ia juga tidak mempunyai pilihan selain mengikuti pria dengan potongan rambut jamur shitake itu.
Baikalah tapi aku tidak akan membantu kalian. Pria berambut putih itu membalikkan badannya meninggalkan teman-temannya yang sedang sibuk mengamati percobaannya. Ia tidak tertarik dengan tujuan teman-temannya. Ia lebih suka mempelajari hal yang lain.
>>deson<<
Joon Myun sedang menyusun nada-nada membentuk melodi. Membuat sebuah lagu yang akan di nyanyikan oleh Min Suk dan So Hee. Ia suka mendengar Min Suk dan So Hee bernyanyi. Perpaduan suara keduanya begitu bagus. Sayangnya So Hee tidak suka bernyanyi.
So Hee tidak membenci musik. Joon Myun tahu So Hee juga memiliki ketertarikan di bidang suara hanya saja gadis itu tidak suka menjadi pusat perhatian. Ia suka takut pada orang yang tidak di kenal. Karena sifatnya yang tertutup ia tidak mempunyai banyak teman.
Sejak kecil So Hee hanya bermain dengan dirinya dan Min Suk atau Jong In. So Hee tidak pernah pergi sendirian. Ia selalu di kawal oleh saudara laki-lakinya. Ia menjadi tidak percaya diri ketika sendiri.
Masalahnya terjadi ketika So Hee semakin besar. Ia menolak untuk terus bersama dengan kakak-kakaknya. Ia selalu menghindari Min Suk dan Joon Myun. Ia hanya mau di tememani oleh Jong In itu pun hanya untuk pergi kesekolah. Ia menolak pergi ke SMA yang sama dengan Min Suk dan Joon Myun dan mulai menjauhi kakak-kakanya.
“Oppadeul sangat Obsesif. Aku tidak menyukainya.” Begitulah ucap So Hee ketika di tanya. Min Suk dan Joon Myun hanya bisa mengalah.
So Hee tidak suka jika Min Suk dan Joon Myun mengatakan bahwa So Hee adalah adiknya. Hanya teman dekat Min Suk dan Joon Myun yang mengetahui status So Hee. Orang-orang itupun akhirnya di jauhi oleh So Hee.
“Joon Myun-ah...” Min Ho setengah berlari ke hadapan Joon Myun. Nafasnya tersenggal dan keringat bercucuran akibat berlari tapi bagi gadis-gadis yang berada di sekitar mereka Min Ho terlihat sangat mempesona, “So Hee…. A… dik… mu—”
Belum sempat menyelesaikan ucapannya Min Ho harus kembali berlari mengejar Joon Myun. Sahabat baiknya itu tidak pernah berpikir dua kali untuk adik-adiknya. Ia bahkan rela menjadi tameng untuk adik-adiknya.
Min Ho menuntun Joon Myun menuju aula dimana segerombolan anak perempuan sedang berhadapan dengan So Hee. Joon Myun hapal dengan wajah-wajah itu, mereka adalah fans yang selalu datang di pertunjukan musiknya. Meskipun tidak mengenal mereka secara baik tapi Joon Myun selalu ramah pada mereka.
“Ya!” Joon Myun segera mendekati So Hee dan membuat segerombolan gadis itu menoleh padanya.
“Dia orang yang menggodamu. Kami tidak bisa ambil diam.” Ucap salah satu dari gerombolan itu.
“Apa maksud kalian?” Joon Myun berdiri di depan So Hee menutupi adiknya dari tatapan bengis gadis-gadis di hadapannya.
“Dia menggodamu oppa dan juga Min Suk Oppa.”
Joon Myun menarik ujung bibirnya membentuk senyuman separuh. Ia menoleh ke arah So Hee yang terlihat tidak nyaman dengan situasi seperti ini, “ Hee-ya, rumahmu dimana?”
So Hee memandang Joon Myun dengan tatapan kau-bercanda.
“Tentu saja.” Joon Myun mundur kebelakang lalu melingarkan tangannya di pundak So Hee, tanpa cangung, tanpa ragu seperti sudah sering melakukannya, “Kalian tidak bisa melihatnya? Jika tidak kalian bisa membandingkannya dengan Min Suk Hyung. Bagaimana mirip? Jika aku dan Min Suk Hyung bersaudara dan dia dan Min Suk Hyung terlihat mirip, bagaimana? Kami bersaudara? Tentu saja.” Joon Myun melebarkan senyum bodohnya.
So Hee menurunkan tangan Joon Myun lalu menggenggamnya, “Kajja… kita pulang.”
Joon Myun menggaguk perlahan lalu berjalan di sebelah adiknya. Saudara perempuan satu-satunya. Meskipun So Hee tidak pernah meminta untuk di perhatikan, tidak mau di perlakukan seperti seorang putri raja tapi bagi Joon Myun, So Hee adalah segalanya.
Min Suk, Joon Myun dan Jong In diam-diam membuat sebuah kesepakatan. Mereka sepakat untuk tidak menikah sebelum So Hee dan harus menikah dengan orang yang menyanyangi So Hee. Mereka tidak akan menyerahkan So Hee pada orang yang tidak pantas. So Hee harus mendapatkan pria sangat baik.
>>deson<<
So Hee tidak pernah membenci kedua kakaknya tapi bersama dengan Min Suk atau Joon Myun terasa sangat nyaman. Sepajang jalan mereka ditatap oleh bermacam orang. Bukannya ia tidak suka kedua kakaknya terkenal, ia hanya tidak menyukai keramaian.
Ia lebih suka bercengkrama dengan saudara-saudaranya ketika di rumah. Tidak ada mengganggap mereka aneh atau sebagainya. Mungkin karena umur mereka terlalu berdekatan sehingga membuat orang lain penasaran dengan sikap mereka yang dekat.
“Kapan terakhir kita pulang ke rumah berdua seperti ini?”
So Hee menggeleng perlahan.
“Saat itu kau menangis.” Joon Myun tersenyum saat mengingat So Hee mulai menjauh. So Hee terluka karena teman-temannya mendekatinya hanya karena dia adik Min Suk dan Joon Myun. Sejak itu So Hee tidak menyukainya. Sejak itu So Hee menjadi orang yang tertutup di luar tapi ia masih So Hee kecil Joon Myun. So Hee tetap So Hee yang sama ketika di rumah.
So Hee bergelayut manja di lengan Joon Myun, “Oppa…”
“Hmm…”
“Saat itu aku berfikir, bagaimana jika tidak ada pria yang menyukaiku karena aku selalu bersama kalian. Kalian terlalu sempurna hingga membuat mereka tidak percaya diri.”
Joon Myun mengeluarkan tawa khasnya, “Jika kami saja mempunyai banyak penggemar, aku yakin kau juga memiliki banyak penggemar. Pasti ada pria yang baik. Uri So Hee, sangat cantik, pintar dan baik. Dia seperti bintang. Kecil tapi bersinar.”
So Hee menghirup aroma tubuh kakaknya. Ia menyukai Joon Myun. Joon Myun mempunyai aroma tubuh yang khas. Ucapannya banyak yang tidak berarti apa-apa tapi sangat menyaman di dengar.
“Saat di SMP, kau memukul teman sekelasku.”
“Itu karena dia berbuat jahat padamu.”
“Tapi dia menyukaiku.”
“Kau juga menampar teman wanita Jong In.”
“Itu karena aku membenci.”
“Aku juga membenci temanmu itu.” Joon Myun melingkarkan tangannya ke bahu So Hee, “di masa depan, jangan bertemu orang yang seperti itu lagi. Harus.”
“Lalu aku harus bertemu dengan orang yang seperti apa?”
“Hmmm…orang itu harus seperti —” Joon Myun memutar otaknya dengan cepat. Banyak kriteria yang cocok untuk So Hee. Orang itu harus menyukai pedas, karena So Hee menyukai pedas. Orang itu harus tinggi, memiliki tangan yang kokoh dan pandai berlari. Ia harus bisa menjadi orang yang menutupi kekurangan So Hee, memukul orang yang melukai So Hee, dan selalu ada saat So Hee membutuhkan, “…seperti aku.”
So Hee menarik ujung bibirnya, ia melingkarkan tangannya di pinggang kakaknya itu dan berkata, “Oppa Saranghae…”
“Nado Saranghae…”
Jantung So Hee berdetak dengan kencang saat mendengar balasan dari Joon Myun. Ia tidak tahu bahwa Joon Myun akan membalas ucapannya dengan sangat mudah. Ia juga tidak menyangka bahwa jantungnya akan berdetak dengan kencang.
“Oppa…”
“Hmmm…”
“Aku mempunyai seseorang.”
“Hmmm…”
“Kurasa aku menyukainya.”
Joon Myun menghentikan langkahnya lalu menatap So Hee dengan tajam, “Siapa? Bagaimana? Kapan? Apa aku mengenalnya?”
“Aku tidak tahu.” So Hee menggeleng, “Aku tidak yakin.”
Joon Myun menghela nafas panjang, “Orang yang seperti apa dia? Kau harus mengenalkannya pada kami. Jangan berduan dengan orang yang tidak kau kenal. Jika ingin pergi dengannya ajaklah kami juga. Jika dia me—“
“Oppa.” So Hee mengehentikan ucapan Joon Myun, “Namanya Su Ho (Guardian).”
TBC
====================================================================================================