CHAPTER 1 : The Baby
Suatu hari dimusim semi. Anak-anak EXO pulang dengan menggunakan van berbeda. Satu van berwarna putih yang akan singgah ke resotoran China untuk membeli jjangjjangmyeon dan satu van berwarna hitam yang akan pergi ke supermarket untuk membeli makan malam dan persediaan di dorm selama beberapa hari kedepan.
Chanyeol, Chen, Lay, Dio dan Kai yang mendapatkan tugas untuk mampir ke restoran China memilih untuk melakukan panggilan pesan antar ke dormnya. Mereka pikir itu lebih praktis dari pada harus pergi ke restoran China dan memesannya langsung.
“Ah… Aku ingin beristirahat sebentar.” Chanyeol segara menekan password dorm mereka dengan penuh semangat. Membayangkan nasi hangat tersedia di atas meja setelah tim hitam datang, atau mendengar kasurnya yang terus memanggil-manggil namanya.
“Oma!” pekik Chanyeol ketika melihat sesosok yang sangat di kenalinya. Sosok yang tiba-tiba menghilang beberapa bulan yang lalu. Sosok yang hampir membuatnya menangis karena marah dan frustasi.
Sosok itu duduk dengan kepala menunduk dan mengaitkan jari-jemarinya. Ia menganggat kepalanya ketika mendengar suara Chanyeol dan menatapnya dengan tatapan sendu.
“Kris!” Seru Lay saat berhasil mendorong tubuh Chanyeol ke pinggir. Suara pelikan Lay membuat Dio, Kai dan Chen ikut berebut masuk kedalam.“Apa kau benar-benar Kris?”
Sosok putih, tinggi dan tampan itu menggangguk, tidak berani mendekat atau sekedar memberikan senyuman. Ia seperti sedang menceburkan diri ke mulut gunung berapi yang sedang aktif.
“Apa yang sedang kau lakukan disini?” ucapan Dio mewakili ungkapan hati teman-temannya. Apa yang dilakukan pria itu di dalam dorm mereka. Kris sudah pergi dari kehidupan mereka dan meninggakan kenangan yang sangat buruk.
Mata tajam Dio menatap Kris. Bibirnya sama sekali tidak bergerak melengkung atau tidak ada ucapan lain yang bisa membuat suasana canggung itu menjadi lebih meriah. Seperti biasanya.
Seperti biasanya sepertinya sudah tidak biasa. Kris menyadari bahwa setelah ia meninggalkan teman-temannya. Semuanya akan berubah. Meskipun sekarang ia bersujud dan meminta maaf pada mereka. Ia salah. Ia telah memberikan luka dalam kepada mereka dan kedatangannya hanya akan memperperih luka mereka.
“Mian~” ucap Kris dengan suara parau.
“Tidak perlu.” Ucap Kai dingin.
“Apa yang kau lakukan disini? Bagaimana kau bisa masuk? Apa kau akan tinggal disini—” dengan teman-temannya sikap Lay mencoba untuk membuat suasana lain. Tapi perubahan itu tetap ada. Meskipun Lay adalah orang yang sangat pengertian dan baik. Lay tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Tatapannya mengisyaratkan untuk segera menendang Kris sebelum Tao dan yang lainnya pulang. “—lagi?”
Kris menggeleng, “Sebelum pergi aku belum mengucapkan terimakasih dan maaf.”
“Kau selama ini dimana?” tanya Chen lagi berusaha untuk tidak panik. Mungkin jika ada Suho keadaan akan semakin baik tapi jika Tao melihatnya ini akan menjadi bencana yang sangat besar. Membayangkan bagaimana jika tiba-tiba Tao mengeluarkan jurus material artnya atau saat Sehun datang atau….
“Bisakah kalian memberitahu memb—“ Kris mengatupkan bibirnya, “yang lain bahwa aku datang untuk meminta maaf dan waktu.”
Dio mengepalkan tangannya denga keras. Ia berusaha untuk menahan emosinya. Ia ingin mendengarkan isi hati Kris sekali saja sebelum ia menonjok pria yang lebih tua dua tahun darinya itu. Tapi sepertinya Kris tidak pernah mau menceritakan apa yang terjadi, seperti biasa Kris selalu menyimpan masalahnya sendiri dan memecahkannya sendiri.
“Tidak apa-apa jika kalian tidak memberikan maaf tapi tolonh berikan aku waktu.” Ucap Kris lagi. Tidak memcoba memberikan penjelasan mengenai masalah dirinya.
“Kami kecewa padamu,” Hyung… Kai sengaja menahan kata terakhirnya dan menyimpannya dalam hati. Kecewa karena Kris tidak pernah mencoba untuk membagi masalah dengan yang lain, kecewa karena Kris memilih untuk menyimpannya sendiri dan kecewa karena Kris pergi tanpa mengatakan apa-apa.
Kris bangkit dari duduknya dan melewati Chanyeol, Chen, Dio, Lay dan Kai. Ia bergerak menuju pintu keluar tanpa mengucapkan sepatah katapun ia pergi. Tidak ada satu orang pun yang mencegah kepergian Kris. Jika dulu Kris mengatakan akan pergi mungkin yang lain akan mencegahnya tapi mereka sudah menghapus Kris dari ingatan mereka. Melihat Kris sekarang seperti mimpi buruk.
>>deson<<
“Kenapa wajah Kalian?” Suho melihat Chanyeol, Chen, Dio, Lay dan Kai dengan wajah yang baru melihat hantu. Mereka duduk di tempat yang berbeda tetapi dengan ekspresi wajah yang sama.
“Kris tadi datang.” Dio membuka mulutnya ketika member lain tidak mampu bersuara, membuat member yang baru datang langsung membeku. Tidak ada satu orangpun yang bertanya kenapa, apa dan bagaimana. Mereka seperti orang yang baru saja tersambar oleh petir disiang bolong.
Setelah tersadar bahwa tidak ada petir di siang bolong dan hanya ada kabar tentang Kris. Suho menyuruh membernya untuk memasak makan malam. “Kita berbagi tugas lagi, oh?” matanya kemudian terhenti pada Tao. Tao mengepalkan tangannya bersiap untuk meninju seseorang.
“Tao hyung, bukankah kau tadi membeli eskrim? Ku rasa eskrimnya sudah mencair?” Sehun berhasil menarik perhatian Tao. Meskipun awalnya Suho tidak menyukai kedua ide magnae untuk membeli eskrim tapi mungkin sekarang ia tidak mempedulikannya. Mereka masih terlalu kecil untuk melihat masalah ini. Meskipun ia rasa juga ia tidak bisa menahan semua beban ini.
Dengan satu jumpbuket eskrim suasana yang tadinya kelam menjadi berbinar kembali. Mereka tersenyum seperti tidak terjadi apa-apa. Kericuhan itu berhenti ketika semua orang mendengar hal yang sama. Tangisan bayi.
“Hoeeeee…. Hikk hikk hoeee…”
Semua member berhenti. Mereka saling menoleh satu sama lain dan mempertajam telinga masing-masing. Xiumin, Sehun, Tao dan Kai sedang bermalas-malasan di sofa. Chen, Lay dan Dio sedang sibuk di dapur, bahkan Luhan yang sedang tidur di kamarnya keluar untuk mengetahui apa yang terjadi.
Suara itu semakin lama semakin terdengar nyaring. Mereka menajamkan telinga dan mendapati suara itu berasal dari bekas kamar Kris. Tidak hanya satu tapi banyak. Xiumin yang pemberani berjalan perlahan ke kamar itu dan membuka pintu dengan sangat pelan. Ia melihat tidak ada yang aneh sampai ia menyalakan lampu kamar. Ia melihat 3 pasang mata lucu menatapnya balik. Wajah mereka memerah karena lelah menangis, bibir mereka bergetar merajuk dan tangan mereka melambai ke sembarang arah.
Xiumin mencoba untuk mendekati 3 makhluk itu dan memastikan bahwa ketiganya masih bayi. Ia berjongkok melihat bayi yang entah sejak kapan sudah terduduk dilantai yang dingin. Satu satunya bayi yang membuat bayi lain ikut menangis dengan kepala memerah akibat terjatuh.
“Ya! Ya! Ya!” Xiumin keluar dengan bayi di tangannya meminta bantuan membernya untuk menenangkan 2 bayi lagi. “Palli.”
“Ige Mwoya?” teriak Lay saat melihat Xiumin dengan bayi menangis di tangannya.
“Ada dua bayi di kamar. Mereka menangis sepertinya baru bangun tidur.” Dengan telaten Xiumin mengusap kepala bayi di tangannya dan membereskan rambutnya yang acak-acakan. Wajah bayi itu sangat lucu dengan pipi cubby dan bulu mata yang lentik mirip dengan putri salju.
Setelah mendapatkan pelukan dari Xiumin bayi itu menghentikan tangisnya dan menyusupkan kepalanya di leher Xiumin. Meskipun ia heran dengan kehadiran bayi-bayi itu tapi ia tidak bisa melepaskan diri dari bayi itu. Ia sudah tersihir dengan mata anak itu.
Chanyeol mengeluarkan satu-satunya bayi laki-laki. Bayi itu memperhatikan orang-orang di sekitarnya dengan malu-malu. Chanyeol menurunkan anak itu dari pangkuannya tapi anak itu beranjak dan terus bergelayut manja di tubuhnya.
Chen keluar dengan seorang anak perempuan berambut panjang bergelombang. Gadis itu memeluk boneh pororo dan menatap aneh kepada member EXO lainnya.
“Namanya Estella.” Ucap Chen memperkenalkan Estella kepada membernya. “umurnya 3 tahun.”
“3 tahun?” Tao, Lay dan Suho membelakan matanya tidak percaya pada anak yang memakai warna pink dari ujung rambut sampai ujung kaki itu.
Chen menyerahkan secarik kertas yang diberikan oleh Estella beberapa menit yang lalu. Tidak seperti kedua temannya, Estella bersikap sangat dewasa. Ia bahkan berhenti menangis ketika Chen datang dengan membawa boneka pororo.
“Estella. 3 tahun. Sangat menyukai jus strawberry dan susu strawberry. Dia akan tertidur saat dinyanyikan lulabi dan dielus punggungnya.” Baekhyun membaca kertas itu dengan alis mengerut.
Semua mata kini memandangi Estella yang tampak duduk anggun di sebelah Chen. Ia seperti dilahirkan untuk menjadi seorang putri mahkota dan bertemu dengan pangeran berkuda putih. Matanya berwarna kehijau-hijauan serta bulu mata yang lentik.
“Lucu.” Ucap Sehun yang sudah terhipnotis oleh bayi-bayi itu.
“Siapa yang menaruh mereka disini?” tanya Luhan penasaran. Ia mendekati Estella mencoba untuk mengambil perhatian bayi itu tapi Estella menolak untuk di gendongnya. Ia memilih untuk bersembunyi di balik tubuh Chen. Chen yang senang dengan penolakan Estella langsung menaruh bayi itu di pangkuannya.
“Kris.” Satu kata itu yang terlintas di benak kesebalas orang itu.
Semuanya kembali terdiam, membuat ketiga bayi itu bertanya-tanya ada apa dengan semuanya. Bayi yang di pegang oleh Chenyeol lepas dari genggamannya ketika melihat mainan-mainan EXO tergeletak. Dengan antusias ia mengambilnya dan memainkannya dengan riang. Tidak peduli dengan orang-orang dewasa yang sedang berpikir itu.
“Ah!” Tao melihat sebuah kertas terjatuh dari bayi jaket yang digendong oleh Xiumin, meskipun bayi itu tidak mengucapkan sepatah katapun tapi bayi itu tertawa saat melihat wajah serius Xiumin. Akhirnya Xiumin tidak bisa ikut berpikir dan bermain dengan anak yang ada di gendongannya. Tao menyerahkan kertas itu ke Baekhyun agar dibaca dengan lantang.
Baekhyun menghela nafas panjang sebelum membacakan kertas ditangannya. Ia merasakan perasaan tidak enak tentang bayi-bayi itu. “Danica. 3 tahun. Dia harus makan yang hangat-hangat karena pernah mengalami infeksi peradangan saluran pencernaan.”
Semua member tidak mengeluarkan kata-kata apappun. Mereka benar-benar syok. Kai dan Luhan hanya berbagi tatapan saja tidak tahu harus mengeluarkan kata apa. Mereka menatap bayi bernama Danica itu dengan tatapan bingung. Gadis cantik dengan rambut sebahu, pipi kemerahan seperti buah apel yang manis. Mereka bahkan tidak bisa marah karena Danica sangat manis dan menggemaskan.
Semua mata kini berpaling kepada satu-satunya bayi laki-laki. Bayi itu yang merasakan tatapan aneh langsung berlari ke arah Chanyeol. Chanyeol dengan sigap langsung menggeledah seluruh baju anak itu dan akhirnya menemukan secarik kertas didalam saku celananya.
“Orion. 3 tahun. Masalah utamanya adalah dia tidak bisa mendengarkan orang yang lebih tua dengan baik.” Chanyeol langsung membuang kertas itu ke lantai. “apa tidak ada hadiah yang lebih bagus dari pada memberi kita 3 bayi yang sangaat—“
“Eothokhae? nomu kiyowo.” Lay melihat Orion yang sedang menertawakan Chanyeol yang frustasi. Anak itu terkekeh seperti menemukan hal yang sangat menarik di wajah Chanyeol. Matanya yang besar dan suara tawanya yang cerah benar-benar seperti malaikat.
>>deson<<
Acara masak untuk makan malam yang tertunda akhirnya bisa dilanjutkan dengan tiga tambahan menu untuk 3 orang tamu yang tidak terduga. Member EXO yang tidak tahu cara mengurus bayi akhirnya tidak bisa berdiam dan istirahat. Apalagi melihat Orion yang tidak bisa melihat sesuatu yang menarik perhatiannya.
Akhirnya mereka membagi tugas menjadi 3 grup yaitu grup pertama menjaga para bayi, grup kedua mencari tahu makan bayi dan membuatnya dan grup ke tiga yaitu membuat makan malam untuk EXO.
Xiumin, Luhan dan Kai menjadi relawan grup pertama. Awalnya Xiumin bertugas untuk menyediakan makanan untuk bayi tapi Danica tidak mau melepaskan dirinya dari Xiumin, tidak ada yang bisa menarik hati Danica selain Xiumin akibatnya Suho yang betugas menggantikan Xiumin.
Sedangkan Luhan setelah berkali-kali menarik perhatian Estella, ia berhasil mengambil perhatian Estella dengan membawa semua barang berwarna pink milik Chen. Estella pun akhirnya mau di gendong maupun bermain dengan Luhan.
Tugas lain dari grup penjaga bayi adalah mengorek informasi sebanyak-banyaknya tentang siapa yang membawa mereka ke tempat mereka. Mungkin bagi member lain bermain dengan bayi dan mengorek informasi adalah hal yang mudah tapi bagi Kai ini adalah neraka.
Orion seperti memiliki 12 kekuatan kuda yang luar biasa yang bahkan bisa membuat EXO machine dancing itu kewalahan. Orion bisa berlari, berteriak dan melempar benda apapun yang ada didekatnya dan membuat maknae EXO itu menangis darah. Kai hampir menyerah ketika Suho akhirnya dengan rela mengeluarkan kartu kreditnya untuk membeli satu ekor ayam goreng untuk Kai.
“Danica kau berasal dari mana?” tanya Xiumin sambil bermain masak-masakan. Ini sudah kesekian kalinya Danica bermain masak-masakan akan tetapi ia baru pertama kali memengang alat masak yang sesungguhnya.
Demi memenuhi keinginan Danica yang ingin bermain masak-masakan Xiumin terpaksa mengambil piring-piring dan teplon yang tidak terpakai di dapur dan membawanya kehadapan Danica. Danica yang awalnya specheless, akhirnya mau bermain bersama dengan Xiumin meskipun tangan dengan piringnya lebih besar piringnya hahahaa…
“Ah…” Danica memengang kedua pipinya pura-pura kaget. Ekspresi itu langsung membuat Xiumin ingin mencium gadis itu dengan gemas. “Gosong! Cepat balik.” Danica pura-pura membalik masakannya dengan cepat. Sementara Xiumin tertawa terkekeh melihat bayinya itu. Entah dari mana Danica melihat siutasi itu, mungkin ibunya suka panik seperti itu ketika masakannya gosong.
“Danica nama ibumu siapa?” tanya Xiumin tanpa pantang menyerah
Danica berhenti sesaat kemudian pura-pura berpikir. “Molla.” Setelah lama berpikir kata itu yang keluar dari mulut kecilnya.
“Estella, Annyeong.” Luhan menggerak-gerakkan boneka pigletnya ke hadapan boneka pororonya. Ia berhasil membuka kiriman dari para fans dan mengambil boneka-boneka yang di sukai oleh Estella.
“Ige mwoya?” Orion mengambil salah satu boneka ikan paus.
“Euggg…” Estella melambai ke arah boneka ikan pausnya tapi Orion tidak peduli malah berlari keluar ruangan. “Ya!” Akhirnya Estella mengeluarkan suara kerasnya membuat Luhan dan Kai itu tercengang.
“Dia lebih galak dari pelatih vokal kita.” Ucap Kai sambil melihat Estell mengejarr Orion.
Luhan mengira bakal ada perang boneka paus Estella dan Orion ternyata Orion malah mengoda Estella hingga membuat Estella mengikuti semua gerakan aneh Orion. Kedua-nya berteriak dan berlari keseluruh dorm dan melemparkan apa yang mereka temukan.
“Ya! Apa kau tidak bisa membuat anak itu tenang?” Baekhyun yang mulai migran melihat tingkah kedua anak itu. Masalahnya ia tidak pernah berbuat ulah seperti itu dan berpikir bahwa ia dulu anak yang manis dan baik. Tao dan Sehun saja tidak bersikap seakraktif itu. Ia mulai berpikir bahwa anak itu bukan manusia. “Apa kau tidak menemukan tombol Switch on off pada anak itu. Mungkin saja mereka robot.”
Orion yang melihat Chanyeol langsung berlari dan memeluk kaki-kaki panjang Chanyeol tidak pedulu bahwa Chanyeol sedang memengang wajan berisi minyak panas.
“Kai-yah… apa yang kau lakukan. Cepat ambil Orion.” Chanyeol berusaha agar Orion tidak terkena api atau percikan minyak. Kehadiran 3 bayi itu bisa membuat malasah bagi mereka, Danica yang jatuh dari tempat tidur dan meninggalkan luka memar masih menghatuinya apalagi jika salah satu bayi tersiram air panas. Mungkin riwayat mereka akan habis dan terpaksa pulang ke kampung halaman mereka.
Orion menjerit ketika Kai mengambilnya dari kaki Chanyeol. Ia menangis dan meraung-raung. Chanyeol mengalah. Ia menyerahkan tugas memasaknya kepada Tao dan menenangkan Orion di kamar Kris.
Kamar itu sudah berubah menjadi kamar bayi dengan mainan berserakan di setiap jengkal. Danica menyuapi Xiumin biskuit dengan manis, Estella dan Luhan ikut bergabung tetapi Estella tidak mau menyapi Luhan. Estella gadis yang cool dan tidak mau memberikan sembarang hatinya kepada sembarang orang.
“Rion-ah…” Chanyeol mencoba untuk menenangkan Orion. Ia mendengar bunyi ball dari depan dan ingat bahwa sebelumnya ia sudah memesan jjangjjangmyeon. “Kau mau jjangjjangmyeon?”
Orion menatap Chanyeol dengan mata bulatnya kemudian mengangguk. Chanyeol lalu mendudukan Orion di kasur dan menyuruhnya untuk diam. Chanyeol mengambil uangnya dan kemudian mengambil jjangmyeon pesanannya.
“Rion-ah… kajja.” Chanyeol memberikan isyarat pada Orion dan diikuti dengan nada senang orion.
“Ya! Apakah kau boleh memberikan makan itu pada anak kecil?” tanya Chen yang melihat Orion makan Jjangjjangmyeon dengan lahapnya.
“Sepertinya tidak apa-apa?” Jawab Chanyeol dengan ragu-ragu. “Dengan begitu dia akan diam.”
Makan malam tersedia dengan rapih dimeja makan. Makanan sederhana tapi terasa mewah bagi member EXO. Bahan makanan yang harusnya di simpan di kulkas untuk persediaan di keluarkan untuk menu 3 tamu mereka. Sup kacang dan wortel, bubur daging asap dan jus strawberry.
Xiumin menyuapi Danica dengan bermacam sayuran. Danica sangat menyukai Sup wortel yang di buat oleh Sehun dan memberikan Sehun sebuah ciuman di pipi. Dio yang penasaran dengan rasa sup itu mencicipinya dan langsung bertanya, “rasa seperti ini memang hanya bisa dirasakan oleh bayi.”
Lay sang komentor makanan sejati mencoba mencicipinya dan menurutnya Sup wortel Sehun yang berisi air putih, irisan wortel dan garam. Tidak ada rasa spesial dan tidak ada menariknya. Sehun sendiri tidak peduli dengan komentar membernya baginya Danica menyukainya itu merupakan penghargaan tertinggi baginya.
“Kau hanya iri karena Danica bilang enak.” Ucap Sehun dengan tatapan evilnya.
Estella menolak di suapi oleh Luhan dan Chen. Ia ingin makan sendiri. “Aku bukan bayi.” Ucap Estella dengan tegas. Ini pertama kalinya Tao mendengar bayi mengatakan ia bukan bayi padahal dirinya yang jauh lebih tua suka bersikap seperti bayi.
Orion yang sudah makan Jjangjjangmyeon menolak memakan nasinya. Hanya ia sendiri sibuk dengan mainnya sementara yang lain mengisi perut.
“Apa yang harus kita lalukan?” tanya Lay setelah sesi makan-makan selesai.
“Apa kau sudah berhasil menghubungi Kris?” tanya Suho pada Luhan
Luhan menggeleng. Setelah dua jam mengorek informasi dari Estella, Danica dan Orion ia tidak mendapatkan apa-apa kecuali pukulan dari Orion. Ia tidak tahu orangtua ketiga bayi itu dan bagaimana cara menghubunginya.
“Dari wajah mereka, mereka bukan kembar atau saudara.” Ucap Dio, “Tapi jika Kris, bagaimana ia bisa membawa tiga bayi sekaligus. Dia terlihat tenang tadi tidak seperti terjadi apa-apa.”
Danica yang sedang bermain dengan teman-temannya menguap, gadis itu kemudian mencari Xiumin dan duduk di pangguannya. Tidak lama setelah itu ia tertidur dengan nyenyak. Karena tidak ingin membangunkan Danica, Xiumin berinisiatif untuk membawa gadis itu ke kamar Kris dan menidurkannya disana. Ia juga memasang bantal di pinggir kasur agar Danica tidar terjatuh lagi.
“Apa kita harus membawa mereka ke panti asuhan?” tanya Baekhyun
“Bagimana jika ada fans kita yang melihat?” Sahut Chen
“Tapi jika kita merawat mereka—“ Chanyeol menatap Orion yang sedang serius bermain. Setelah kenyang aktifitas Orion semakin berkurang, mungkin karena ia telah menghabiskan semangkuk jjangjjangmyeon porsi orang dewasa dan sekarang perutnya bertambah berat. “Merawat diri masing-masing saja susah.”
Orion tiba-tiba berhenti bermain dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Chanyeol langsung mempunyai firasat yang tidak enak. Ia mendekati Orion dan melihat wajah Orion sudah memerah.
“Hoekkk…” Orion memuntahkan makannya.
Chanyeol mematung.
Member lain mulai panik.
Luhan langsung membawa Orion ke kamar mandi dan menyuruhnya untuk mundah di dalam kloset. Bukannya memuntahkan isi perutnya lagi, anak itu malah meminta mainan larva milik Sehun dan Lay. Dengan terpaksa Luhan memberikannya dan Orion tertawa girang.
Tao harus membersihkan bekas muntahan Orion karena kalah dari permainan Kawi bawi bo, ia pun meminta bantuan Suho sebagai leader. Suho pun dengan berat hati ikut membersihkannya.
Estella mendekati Chen dan menatap Chen dengan mata sendu. Chen menatap Estella tidak mengerti kemudian Baekhyun mengingatkan bahwa Estella akan tertidur jika punggungnya diusap-usap. Chen kemudian membaringkan Estella disebelah Danica. Ia menyanyikan lagu baby don’t cry versi China sambil mengusap punggung Estella celakannya Danica bangun mendengar suara Chen.
“Umin Hyung!!!” Teriak Chen.
Xiumin masuk dan melihat Danica bangun dengan wajah kusut. Xiumin langsung membawa Danica ke kamarnya dan menidurkannya seperti anaknya sendiri.
Chanyeol menatap Orion yang masih tidak mau tidur dan sibuk bermain dengan mainan larva milik Sehun. Anak itu bahkan mengamuk meminta mainan itu diisi dengan air dan menyemprotkan kesemua orang. Ini seperti malam paling horor diantara malam-malam persami atau malam ospek yang pernah diikuti oleh Chanyeol sebelumnya.
Chanyeol menghampiri Orion dan mentap anak itu dengan wajah penuh dengan ancaman, "Rion-ah, jika kau tidak mau tidur sekarang hyung akan membawamu ke panti asuhan."
Orion langsung menoleh ke pada Chanyeol. melihat aksinya akan berhasil Chanyeol menyunggingkan senyumnya yang menurut Orion bukan senyum yang ramah. Anak itu langsung berdiri kemudian mengelus rambut Chanyeol lalu menariknya.
"Arrrgghhhhh...." Chanyeol memengangi rambutnya dan merasakan akar rambutnya mulai terangkat
Baby Galaxy Baby Galaxy Baby Galaxy Baby Galaxy Baby Galaxy Baby Galaxy
Find more at desonzone@wordpress.com