CHAPTER 2 : Korea, I'm Coming!
Entah berapa kali aku berteriak hari ini. Sore ini, tepatnya pukul 17.56, ayahku seorang abdi negara –aku terlalu malas untuk menyebutnya presiden--, akhirnya mengijinkanku untuk pergi ke Korea! Sebuah sejarah dari hidupku yang takkan pernah aku lupakan.Dan lagi...Sendirian! Tanpa kawalan bodyguard-bodyguardnya yang menyebalkan.
Asalkan kamu tahu saja sih, bodyguard itu sungguh menyebalkan.
Mereka mengecek setiap makananmu ketika kamu makan di kantin bersama teman-teman –yang membuat nafsu makanmu tentu saja menjadi hilang seketika--.
Mereka mengecek setiap kertas yang dibagikan oleh guru di sekolahku, takut jika kertas tersebut mengandung racun apa itu namanya aku lupa.
Mereka mengecek setiap lokerku dan ini adalah aktivitas mereka yang paling menyebalkan! Loker itu kan..semacam space pribadiku yang tidak ingin diketahui oleh orang lain.
Dan mereka juga mengikutiku kemanapun aku pergi. Termasuk ketika aku pergi bermain bersama teman-temanku. Bahkan aku putus dengan namchin pertamaku gara-gara ulah seorang bodyguard!
Yang paling menyebalkan sebenarnya sih, teman-temanku jadi seperti menghindariku, menolak setiap ajakanku untuk bermain.
Yah, jadi mereka itu semacam makhluk sok ikut campur yang mengganggu setiap detik hidupku. Setiap detik masa mudaku.
Tapi..tidak untuk besok dan besok lusa! Betapa..aku tidak dapat menghitung berapa kali aku loncat-loncat bahagia di atas bed queen size ku.
Kubuka setiap web untuk membeli tiket secara online. Baik tiket pesawat dan tiket konser EXO!
Omo..sudah sejak lama aku mengidolakan keduabelas namja penuh karisma itu.
Bagaimana bisa sebuah band terdiri dari dua belas namja yang sungguh, semuanya tampan dan berbakat.
Aku, sebagai yeoja berusia 17 (baru saja) yang normal, tentu senang bukan main besok dapat menonton konser mereka. Konser tunggal pertama mereka! Tidak lagi di SMTown tetapi murni Konser Tunggal EXO!
Aaaack
Setelah melihat e-mail konfirmasi bahwa tiketku telah dikirim malam ini juga dan akan sampai besok pagi.
________
Hari yang kutunggu-tunggu akhirnya tiba. Hari-H!
Kupulas wajahku dengan make up seadanya dan kupandang wajah itu melalui cermin.
Bengkak mataku tak kunjung hilang. Wajar saja sih, setelah kemarin menangis selama 2 jam berturut-turut, malamnya harus menerima keadaan tidak bisa tidur saking excitednya akan bertemu dengan idola. Walaupun tidak bertemu secara langsung, seenggaknya aku berada hanya beberapa meter dari mereka, dari EXO.
Aku pun menuruni anak tangga untuk sarapan dengan keluargaku.
Seusai sarapan, ayah menatapku sendu. Oh, kumohon ayah. Ini Cuma 2 hari! Batinku saat ayah memelukku erat seakan-akan ingin meremukkan tulang rusuk dan tulang belakangku.
“Jaga diri baik-baik, sayangku..” ucapnya lagi. Ibu yang sedari tadi diam pun kini menyusul untuk memelukku.
“Makan cukup dan tidur yang cukup ya,sayang..” ia mengelus rambutku pelan. Aku mengangguk layaknya anak kucing.
“Arasso, appa, eomma.” Jawabku lirih. Entah mengapa, aku sedikit merasakan sesuatu yang aneh. Seakan-akan aku ingin membawa mereka juga bersamaku karena keputusanku pergi sendiri ini juga menurutku terlalu berani.
Saat aku memeluk kembali mereka, kudengar ayah tertawa kecil.
“lihatlah betapa kamu mencintai tanah kelahiran eomma-mu ini..” ujarnya
“Atau mungkin mencintai boyband kpop sehingga kamu begitu ingin ke sana.” Tawa ayah semakin kencang. Aku dan eomma pun ikut tertawa.
“Dua-duanya,kok,abuji..”
Ayah kembali tertawa, kali ini karena aku yang memanggilnya abuji.
______
Sesampainya di dalam pesawat, aku mengambil tempat duduk pesananku. Detak jantungku terasa begitu cepat. Entah, aku merasa begitu cemas dan gelisah. Bukan karena aku takut naik pesawat atau apa, itu karena sebentar lagi, aku akan meninggalkan tanah kelahiranku. Yang berarti aku benar-benar akan hidup mandiri. Hidup sendiri, meskipun hanya dua hari..
Kulihat smartphone yang ada di tanganku berbunyi, menampilkan sebuah pesan dari salah satu aplikasi chatting yang aku gunakan, DOTTALK
Lee Jieun : Bagaimana? Kamu sudah berangkat? Aku sudah memesan sebuah kamar di motel untukmu. Alamatnya: xxxxxxxxxx
Sambil mengulas senyum, aku membalas pesannya.
Hanaflower: Gomawo, Jieun-ah.^^
Lee Jieun adalah salah satu teman kenalanku. Kami bertemu melalu twitter. Dia juga seorang penggemar EXO, jadi kami sering searah dan sejalur ketika bercakapan. Bahkan bias kami sama, si ganteng tapi imut, Xiu Luhan!
Setelah membalas pesannya, aku mematikan smart phone ku dan memasukkannya ke dalam saku jas musim gugur berwarna hijau lumutku.
“Waktunya untuk mengganti tidur semalam!” ucapku untuk diriku sendiri.
______
Nafasku terengah-engah. Degup jantungku tidak karuan iramanya. Dan di saat aku membuka mataku, kulihat seorang pramugari membangunkanku.
“Apakah Anda baik-baik saja?” tanyanya. Aku hanya mengangguk setelah melongo lama.
Apakah aku memang tidak ditakdirkan untuk tidur akhir-akhir ini?
Aku memang tidak pernah mempercayai mimpi tapi, mimpi barusan, masih saja menghantuiku. Mimpi barusan..aku tidak ingin hal tersebut menjadi nyata.
Hey, siapa juga yang ingin ditembak mati ketika kau berada jauh dari keluarga dan kampung halamanmu?
_____
Aku tahu ini chapter gaje banget haha tapi yaa mumpung weekend,kesempatan buat nulis ff sebanyak mungkin...hehe