CHAPTER 1 : One Siluet
Main cast :
Other cast :
Saat aku menyadari bahwa...
Kita tidak akan mungkin bisa bersatu
Yang kubutuhkan hanyalah...tetaplah berada di depanku..
Dalam jarak pandangku dan melihatmu baik-baik saja..
Itu sudah cukup bagiku
Aku terlentang menghadap langit-langit kamar rumah sakit mengingat kembali kejadian yang menimpaku kemarin lusa. sulit dipercaya bahwa aku bisa selamat tanpa luka sedikitpun setelah sebuah truk kontainer melindas mobil audi kesayanganku hingga tak berbentuk. Aku sedang dalam perjalanan menuju apartemenku sepulang dari rumah Yesung. Saat itu hujan turun sangat deras dan membuat jarak pandang di depan mobilku semakin berkurang. Ban mobilku sempat tergelincir beberapa detik sebelum aku berbelok menuju tikungan dan melihat kilasan lampu dari truk kontainer yang melaju tepat di depanku.
Satu hal yang sangat kuingat 3 detik sebelum aku tidak sadarkan diri adalah saat aku melihat bayangan itu. Bayangan wajah seorang perempuan cantik yang sangat tidak wajar untuk kapasitas kecantikan perempuan biasa. Aku tidak mengenalnya dan belum pernah melihatnya sebelumnya. Bentuknya terlihat sangat jelas walaupun agak kabur karena hanya terdiri dari gumpalan cahaya putih yang seakan melayang dan membentuk siluet wajah seorang perempuan.
Entah kenapa, dadaku selalu terasa sesak jika mengingatnya. Aku hanya berpikir jika bayangannya saja sudah secantik itu, bagaimana dengan wajah aslinya? Walaupun tidak percaya, namun aku sempat berpikir jangan-jangan dia adalah seorang malaikat yang melindungiku sehingga aku bisa selamat seperti sekarang.
Aku menoleh ke arah pintu saat melihat seseorang masuk kedalam kamar tempatku dirawat.
“Oh? Hai noona.” Sapaku saat kakak perempuanku satu-satunya, sora noona melangkah ke arahku.
“Hyukie-ah~, apa kau akan percaya dengan apa yang akan kukatakan?” Ucapnya. Wajahnya memancarkan kebahagiaan yang membuncah sampai-sampai membuatnya terlihat memerah. Dia memelukku sangat erat. Saat dia melepaskan pelukannya, matanya terlihat berkaca-kaca.
“Ada apa noona?” Tanyaku heran menatap ekspresi wajahnya yang sejak tadi terus berubah-ubah.
“Aku benar-benar tidak percaya saat dokter mengatakan bahwa kau sudah boleh meninggalkan rumah sakit malam ini!” Sora noona menggenggam kedua tanganku erat sedangkan aku langsung dibuat melongo mendengar ucapannya.
“Noona yakin? Hanya karena kau sangat mengkhawatirkanku, itu tidak membuatmu salah dengar kan?”
“Bagaimana bisa aku salah dengar? Sudah jelas bahwa itu yang dikatakan dokter barusan! Kau tidak percaya hah?”
“Tidak, bukan begitu! Aku hanya tidak percaya akan keluar dari rumah sakit secepat ini padahal kecelakaan yang aku alami bukan kecelakaan biasa. Bahkan Eomma dan Appa pun belum menjengukku kan?”
“Itu artinya Tuhan masih melindungimu hyukie-ah. Kau tahu sendiri kan? Pekerjaan Eomma dan Appa di Paris sangat sibuk, bagaimana mungkin dia terbang mengujungimu disini?” Sora noona menghela napasnya berat. Aku tahu, mungkin noona pun sangat lelah jika membicarakan tentang orangtua kami.
Mereka sudah pindah ke Paris semenjak 5 tahun yang lalu. Appa memang sudah lama memiliki perusahaan merk fashion yang sekarang sudah sangat ternama disana, sehingga Eomma pun ikut pindah ke Paris untuk membantu appa mengurus outlet-outlet yang tersebar di seluruh Paris. Mereka sempat mengajak aku dan noona untuk ikut pindah, namun saat itu aku sedang kuliah di Korea sehingga sangat tanggung jika harus pindah kesana. Sedangkan noona disini bekerja mengurus outlet cabang milik ayah yang berada di Myeongdong.
“Noona yakin Tuhan masih melindungiku? Menurutku, Tuhan pasti mengira bahwa aku masih memiliki hutang sehingga aku tidak diijinkan untuk meninggalkan bumi terlebih dulu.” Noona tertawa kecil mendengar candaanku. Sebenarnya aku serius dan sedang tidak bercanda saat mengatakan itu.
“Yasudah sebaiknya kita bereskan barang-barangmu dulu. Aku kira kau akan lama tinggal di rumah sakit jadi aku membawa banyak barang-barangmu kesini, ternyata percuma saja.”
“Jadi, aku benar-benar sudah boleh meninggalkan rumah sakit malam ini?” Tanyaku dengan nada meyakinkan.
“Iya.” Ucap Sora noona tersenyum lalu mulai membereskan barang-barangku.
***
“Oh Eunah-ya, kau memang sudah benar-benar gila ya! Bagaimana bisa kau memberikan kedua sayapmu untuk Redyarn-mu? Bukan hanya satu melainkan dua?! Yang benar saja!” Hyejung terus mengomeli kebodohanku sambil tidak berhenti mondar-mandir di depanku. Dia benar-benar marah padaku saat tahu bahwa aku telah memberikan sepasang sayapku untuk menyelamatkan Redyarn-ku.
Oh iya, aku belum memberitahumu ya? Kami ini (Aku dan Hyejung maksudku) adalah seorang malaikat pelindung. Setiap malaikat memiliki satu orang yang harus kami jaga yang kami sebut dengan Redyarn. Kami sudah mulai bertugas untuk menjaga Redyarn milik kami sejak mereka lahir. Dieu Patron lah yang mengatur semuanya. Dieu Patron itu raja langit yang sangat kami segani di dunia kami, dunia malaikat pelindung. dan semua malaikat pelindung berada di bawah pengawasannya.
Di dunia langit tidak hanya ada dunia malaikat pelindung dan masih banyak dunia malaikat lainnya. Seperti dunia malaikat kematian yang memiliki dewa bernama Dieu de la mort. Mereka bertugas untuk mencatat dan mengatur semua makhluk dibumi untuk mati saat masa aktif makhluk tersebut di bumi telah habis. Dunia malaikat kelahiran yang memiliki tugas untuk mengatur bayi-bayi yang akan dilahirkan di bumi dan memiliki dewa yang bernama Dieu de la naissance, dan masih banyak lagi dunia malaikat di kerajaan langit. Akan memakan waktu sangat lama jika aku menjelaskan semuanya kepada kalian.
Setiap dewa di kerajaan langit, masih berada di dalam pengawasan raja langit yang memiliki kedudukan tertinggi di kerajaan langit. Namanya Roi du ciel. Para dewa langit-pun akan sangat tunduk akan semua perintahnya.
“Hyejung-ah, bagaimana mungkin aku membiarkan Redyarn-ku mati sedangkan tugasku adalah untuk melindunginya?!” ucapku tidak kalah sewot.
“Kau memang harus melindunginya, tapi mereka juga memiliki masa aktif berapa lama mereka harus tinggal di bumi dan semua itu sudah diatur oleh malaikat kematian. Harusnya kemarin itulah masa aktif Hyukjae habis tapi sekarang kau malah mengacaukannya!”
“Aku tidak bisa membiarkan dia mati dan membuat diriku sendiri tersiksa karena tidak dapat melihatnya lagi Hyejung-ah~.”
“Dan sekarang kau tahu masalah terbesarmu? Kau telah jatuh cinta padanya, pada Redyarn-mu sendiri! Hukumanmu akan sangat berat jika mereka mengetahui tentang hal ini eunah-ya~” Hyejung menatapku lelah lalu duduk di sampingku.
“Apa hukumannya? Apakah mereka akan membuangku ke bumi dan mencabut label malaikat pelindungku?” Tanyaku menolehkan kepalaku cepat menatap wajahnya.
“Kau tahu? Kau benar-benar sudah gila! Dalam peraturan kerajaan langit kau memang akan dibuang ke bumi. Tapi seharusnya kau tahu, kau akan menjadi satu-satunya dan yang pertama dari kerajaan langit ini yang akan melakukannya. Dan kau juga seharusnya tahu, bahwa setiap malaikat di kerajaan langit ini tidak akan melakukannya karena loyalitas mereka terhadap dewa dan raja langit sangat tinggi. Kau akan dicap sangat jelek di mata semua para malaikat di kerajaan langit.”
“Apakah jatuh cinta itu hal yang salah? Harusnya yang akan mereka hukum itu bukan aku melainkan para malaikat dari dunia malaikat cinta. Mereka yang telah mengatur perasaanku untuk jatuh cinta kepada Redyarn-ku sendiri hyejung-ah!!”
“Mereka hanya mengatur makhluk yang tinggal di bumi Eunah-ya~. Dan melihat dari fisikmu saja, kau jelas-jelas bukan bagian dari mereka. Kita ini sangat berbeda dengan mereka mengenai wajah dan kemampuan kita. Bisakah kau bayangkan apa yang akan terjadi jika kau menjadi salah satu manusia di bumi?”
“Kau tahu kan aku tidak pernah suka jika membandingkan kelebihan fisik kita para malaikat dengan manusia di bumi?” Aku mendelik ke arahnya. Aku memang tidak pernah suka jika harus membanding-bandingkan fisik para malaikat dan manusia yang jelas-jelas sangat terlihat bedanya. Malaikat terjelek di kerajaan langit sama dengan manusia tertampan/tercantik di bumi. Jadi bisakah kalian membandingkannya?
Bahkan banyak teman-teman malaikatku disini mengatakan bahwa mereka iri dengan parasku yang lebih cantik dibandingkan dengan wajah mereka. Aku sendiri sebenarnya bingung, untuk apa wajah cantik jika aku tidak bisa menikahi laki-laki yang aku cintai? Salah satu peraturan malaikat pelindung adalah kami tidak bisa menikah. Menyebalkan sekali!
“Tapi jika bukan para malaikat cinta yang membuatku jatuh cinta pada Hyukjae, lalu apa?” Gumamku lemah namun masih bisa terdengar oleh Hyejung.
“Dirimu sendiri. Kau yang membuat dirimu sendiri terlalu jatuh kedalam perasaanmu terhadapnya. Seharusnya kau bisa mencegahnya, tapi ternyata kau terlambat.”
“Bagaimana bisa aku menahan perasaanku jika yang kulakukan setiap hari adalah menatap wajahnya dan memastikan bahwa dia baik-baik saja?”
***