CHAPTER 2 : Why ?
Tepat satu minggu sudah sejak kepergian Doo Joon. Doo Joon yang saat itu tengah bersiap- siap hendak pulang ke apartement nya bersama Hee Min, tiba- tiba dicegat salah seorang sekretarisnya.
“ Turraniem, sajangniem ingin bertemu dengan anda.” Ucap Hyuk Jae
“ Abeoji ? waeyo ?” Doo Joon mengiyakan namun dengan penuh tanda tanya. Doo Joon bergegas menuju ruang kerja ayahnya yang terletak di lantai bawah.
‘Knock .. Knock ..’
“ masuk ..” terdengar suara berat parau dari dalam menyahut ketukan Doo Joon
“ apa abeoji mencariku ?” tanya Doo Joon saat sudah didalam
“ Kau mau pergi ?” tanya ayah Doo Joon menatap tajam. Doo Joon hanya tertunduk tak berani mengangkat wajahnya. Ia terlalu takut untuk menatap wajah abeoji nya sekarang ini.
“ BERITAHU AKU !! APA KAU MASIH MENEMUI YEOJA ITU ?!!” ayah Doo Joon yang sudah naik darah meninggikan nada suaranya
“kenapa abeoji tidak menyukainya ?! Dia menyayangi ku, aku juga menyayanginya. Apa itu tak cukup ??!” balas Doo Joon
“ lihat apa yang telah Yeoja itu perbuat padamu. Kemana Doo Joon ku yang patuh, lembut, dan tak pernah menaikkan nada bicaranya ? kau sudah berubah apakah kau tahu itu ?” memegang bahu Doo Joon dengan kencang “ Apa kau tak tahu tipikal Yeoja seperti apa dia ?”
“ abeoji ..” bentak Doo Joon tak tahan
“ DIA HANYA YEOJA MURAHAN YANG MENGGODAMU ! UNTUK MENGAMBIL HARTAMU ! LALU MENINGGALKAN MU, MENGUSIRMU DISAAT KAU TAK MEMILIKI APA- APA LAGI. APA KAU TAHU ITU ?!!” luap amarah ayah Doo Joon
Doo Joon diam sesaat lalu berkata, “ jika hanya ini yang ingin abeoji bicarakan. Aku pergi dulu. Permisi ..” pamit Doo Joon sesopan mungkin. Tangan kanannya nya sudah mengepal kuat menahan amarah yang ditahan. Ayah Doo Joon akhirnya berucap yang membuat langkah Doo Joon terhenti
“ Doo Joon-ah .. Kalau kau terus seperti ini, abeoji terpaksa mengeluarkan mu menjadi pewaris tunggal ku. Kau tak mau itu terjadi kan ?” meskipun dengan nada pelan namun sarat dengan ancaman. Doo Joon tak bereaksi apa- apa, ia hanya berlalu pergi begitu saja tanpa menatap wajah ayah nya.
*****
Berbagai macam hidangan kesukaan Doo Joon tersedia diatas meja makan. Saking banyaknya nyaris memenuhi meja makan yang hanya berukuran kecil itu. Hee Min memasak banyak makanan karena selain menyambut kepulangan Doo Joon, ia juga ingin memberitahu tentang kehamilannya.Tiba- tiba terdengar pintu terbuka, Hee Min langsung bereaksi gembira
“ Kau sudah pulang ? Bagaimana kabar abeoji, apa ia baik- baik saja ? kau mau langsung makan ?” tanya Hee Min bertubi- tubi, namun tak digubris Doo Joon.
Sedetik kemudia Doo Joon sudah menghambur seisi ruangan. Meluapkan kemarahan nya yang tak tertahankan dengan menghancurkan seisi rumah. Diiringi dengan teriakan pilu yang terdengar sedih. Ia lemparkan barang kesana kemari, bahkan nyaris mengenai Hee Min. Hee Min ketakutan dengan apa yang terjadi pada Doo Joon, ia mencoba menghentikan nya namun tak berhasil.
“ OPPA GEUMANHE !! OPPA !!” jerit Hee Min. Bukannya berhenti, amukan Doo Joon semakin menjadi
“ BAGAIMANA KAU MAU MENJADI APPA YANG BAIK KALAU SIKAP MU SEPERTI INI !!!” langsung tersadar, Hee Min menutup mulutnya. Ia sadar kalau ini bukan saat yang tepat untuk membicarakan tentang kehamilannya.
Doo Joon menatap tajam Hee Min, mencoba menelaah maksud perkataan nya tadi. Kursi yang ia pegang, ia turunkan sejenak lalu bertanya “ Apa maksudmu ?” Hee Min mengunci rapat mulutnya
Doo Joon yang kesal mencengkram erat bahu Hee Min “ AKU BILANG APA MAKSUDMU ??!! KATAKAN !!” sambil terisak ketakutan Hee Min menjawab
“ hamil .. aku hamil oppa ..” Bagaikan disambar gledek, Doo Joon berangsur- angsur melepaskan cengkramannya dibahu Hee Min lalu terduduk lemas dilantai.
“ bagaimana in bisa terjadi ? bagaimana ?” gumam Doo Joon syok
*****
Hari sudah semakin larut, Doo Joon masih terduduk lemas dilantai. Sedangan Hee Min hanya menatap Doo Joon yang penuh kekosongan.
“ Oppa, kau akan bertanggung jawab kan ? iya kan ?” tanya Hee Min getir sembari tersneyum kecut. ia tak berani membayangkan jawaban apa yang akan diberikan Doo Joon nanti.
“ Apa maksudmu ?” tanya Doo Joon balik “ bertanggung jawab apa maksud mu ?”
“ Oppa, kenapa kau berkata seperti itu ?” Hee Min mulai ketakutan
“ Tidak, ini tak boleh terjadi. Ayo kita keluarkan itu dari dalam perutmu !!” ajak Doo Joon menarik kasar Hee Min.
Hati Hee Min tersayat saat mendengar kata “ITU”. Dengan kesal Hee Min melepaskan pegangannya, Doo Joon menatap Heran. Hee Mn menghela nafas sejenak, lalu berkata
“ ITU .. Oppa bilang ITU ?” ucap Hee Min “ katakan saja itu BAYI, ini hanya BAYI. Kenapa sangat sulit mengatakan itu ?!”
“ AKU TAK MENGAKUINYA !!” bentak Doo Joon “ aku .. tak pernah memiliki bayi, meski itu darimu atau dari Yeoja manapun.” ucapan Doo Joon yang begitu kejamnya, langsung menusuk ke ulu hati Hee Min.
“ Oppa kenapa kau tega ?” rintih Hee Min
“ apa kau mau menggugurkan nya atau tidak ?!” tanya Doo Joon lagi “ aku beri kau 2 pilihan dan kau harus memilih, bagaimanapun juga !”
“ Oppa ...”
“ 1. Gugurkan bayi itu, kau tetap menjadi Yeochin ku. Kita lalu lari ke tempat dimana tak seorang pun bisa menemukan kita. 2. Kau tak usah gugurkan bayi itu, tapi kita sudahi sampai disini. Kepak barang- barang mu yang ada dirumah ini, lalu keluar dan jangan prnah kembali. Dan juga jangan sampai kau bertemu dengan ku. Ayo PILIH ?”
Sesaat Hee Min ragu dengan 2 pilihan itu, disisi lain Hee Min masih mencintai Doo Joon tapi disisi lain ia masih memiliki hati nurani untuk tidak menyakiti bayi yang ada dikandungannya itu. Ia elus pelan perutnya yang masih rata itu dengan penuh kasih sayang.
“ Kalau begitu, aku yang memutuskan !” ucap Doo Joon sepihak “ Heoja, segera keluar dari rumah ini.” Sambil mengambil baju- baju Hee Min di lemari, lalu ia lemparkan keluar pintu. Hee Min yang masih menahan keterkejutannya nya, tak berdaya saat Doo Joon menyeretnya keluar dengan paksa
“ Oppa .. Oppa .. kau tak boleh melakukan ini padaku. Kau harus bertanggung jawab !!” Hee Min berontak. Dengan sekuat tenaganya, HEe Min mencoba tetap bertahan agar tidak diusir.
“ Bertanggung jawab ?! dalam mimpimu, sekarang pergilah.” Menutup pintu dengan kasar.
Hee Min tak bisa berbuat banyak, selain memunguti baju- baju yang dibuang oleh Doo Joon. Tak mampu Hee Min bendung lagi kesedihan nya yang mendalam, air mata mulai menetes perlahan dari pelupuk matanya. Seiring dengan tangisnya, Hujan dengan derasnya turun membasahi jalan Seoul. Hee Min lalu mencoba mengubungi seseorang
*****
‘Knock .. Knock .’
“ AIGOOO ... lihatlah dirimu, kenapa kau basah kuyup ? apa kau berjalan ditengah hujan yang deras ini ? apa kau begitu bodoh ?!!” omel Dal Rae sembari memberikan handuk kering untuk Hee Min.
“ Dal Rae- ah ..” panggil Hee Min lemah
“ mwo ? .. kalau kau mau bicara masuklah dulu. Keringkan badan mu dulu, nanti kau bisa sakit. Kau tak mau kan ...” ucapan Dal Rae langsung dipotong Hee Min
“ aku hamil ..” ucap Hee Min lirih
“ mwo ?” tersenyum kecut " Ya, jangan bercanda. katakan padaku kau hanya bercanda ?"
“ aku hamil .. dan aku dicampakkan oleh Doo Joon oppa. Nan Eothokke Dal Rae- ah ..” isak Hee Min
“ MWORAGO ???!!!”