Synopsis
Terkadang cinta bisa membuatmu melakukan kebodohan
Something Stupid
Writer: Nae Iyagi
Cast: Suho (EXO-K)
Kim Yoon Hee (OC)
Genre: Romance
Length: One Shoot
Pernah di post di Page Fanfiction Korea 촣 은
Happy Read
“Yeol-a...handphone...pegang handphone ku, palli..” Teriak Suho pada Chanyeol.
“Mwogeurae?Hyung...hyung!” Balas Chanyeol bingung.
Suho bergegas menuju café di sudut jalan.
Diam sejenak di depan jendela besar yang tembus pandang, di tarik nafas menenangkan debaran jantunganya yang berdetak memburu.
Senyum tipis mengembang di wajah tampan berdahi lebar itu.
Di tatapnya gadis berkulit putih dengan rambut sebahu berponi lurus yang duduk di tengah meja café.
Gadis yang sama, memesan minuman yang sama dan sebelum pesanannya datang akan memainkan ponsel di tangannya.
Sudah seminggu ini secara tak sengaja dia memperhatikan kebiasaan gadis itu.
Perlahan di buka pintu kaca café, lalu melangkah kearah meja tak jauh dari tempat gadis itu duduk.
Dua menit...hampir dua menit Suho menunggu.
Di dorong kebelakang kursi yang di dudukinya lalu melangkah yakin ke arah meja gadis itu.
“Ehmm...cho~chogiyo boleh aku pinjam ponselmu?’ Tanya Suho pada gadis itu.
Gadis berkemeja putih itu mendongakkan wajahnya kea rah Suho.
“Ne??”
Suho tersenyum.
“Boleh aku pinjam ponselmu, ponselku mati dan aku harus menghubungi temanku." Pinta Suho sekali lagi.
Ragu sejenak tersirat di mata gadis itu.
“Aah...sudahlah...lupakan.” Suho berkata seraya mengibaskan tangannya dan akan berbalik kembali ke mejanya.
“Si~silahkan...” Lirih suara gadis itu.
YESS!
Suho mendial nomornya sendiri.
Ya...tentu saja karena ponselnya saat ini berada di tangan Chanyeol.
“Ooo Hyung...odiga?” Suara Chanyeol di ujung ponsel.
Suho menyebutkan posisinya dan meminta Chanyeol datang menemuinya, lalu ditutup pembicaraan singkat itu.
“Kamsahamnida.” Tutur Suho seraya menyerahkan ponsel pada gadis itu, “Aku Kim Joon myun...tapi kau boleh memanggilku Suho.”
“Tsk.” Decak gadis itu sebal “Modusmu kelihatan sekali.”
“Mwo?? Kau...kau tak percaya, tunggu sesaat lagi temanku akan datang dan kau bisa menanyakan padanya.” Dalih Suho sambil menarik kursi dan duduk di depan gadis itu.
Gadis di hadapannya memalingkan muka dengan acuh.
Suho tersenyum samar.
“Hyung...” Suara seseorang dari arah belakang mereka, Suho melambaikan tangan ke arah asal suara itu.
“Ah...wasseo.” Katanya pada Chanyeol, “Kau percaya kan? aku tidak bohong, coba...cobalah kau Tanya padanya.” Kata Suho pada gadis di depannya.
Gadis itu menganggukan kepalanya sekilas pada Chanyeol.
“Yeol-a...aah anni Park Chanyeol kenalkan...ini...ini...” Suho menggantung kalimatnya karena dia sendiripun belum tahu siapa nama gadis imut di hadapannya.
Tetapi di luar dugaanya gadis itu mengulurkan tangannya pada Chanyeol.
“Chanyeol imnida.” Chanyeol berkata sambil menerima uluran tangan gadis itu.
“Yoon Hee...Kim Yoon Hee.”
*******eNI********
Bukan Suho namanya jika ia gampang menyerah, selama ini gadis-gadislah yang mengejarnya.
Semakin sulit, semakin di tolak Suho justru semakin tertantang.
“Hyung...permainan apa lagi yang kau lakukan ?” Tanya Chanyeol cemas.
Suho mengangkat bahunya dan tersenyum samar.
“Jangan lakukan Hyung, gadis itu terlihat begitu polos.” Protes Chanyeol lagi.
“Kau...kau juga menyukainya.” Tunjuk Suho ke dada Chanyeol.
“Anni Hyung, annirago.”
“Kita bertaruh berapa lama gadis itu akan bertekuk lutut padaku, eothe?”
Chanyeol masih berusaha mengingatkan Suho ketika keduanya menyadari Yoon Hee telah berdiri di belakang mereka, entah sejak kapan.
Suho terkejut.
“Yoon Hee..?!” Serunya.
“JANGAN MENDEKAT...JANGAN MENDEKAT KATAKU.” Jerit Yoon Hee saat Suho berjalan ke arahnya.
“Jangan salah sangka Yoon Hee,dengarkan...dengarkan aku..” Pinta Suho.
“Jugodo shiro! sampai mati akupun tak ingin mendengarkan kata-katamu.” desis Yoon Hee, “Dan seandainya...seandainya di dunia ini hanya ada kau satu-satunya laki-laki...jangan harap aku akan menemuimu.”
Yoon Hee berbalik arah dan berlari.
“YOON HEE…” Teriak Suho dari arah belakang mengejarnya.
Bukannya berhenti Yoon Hee justru semakin liar menghindar hingga…
CIIIIITTTT
Bunyi rem mendecit bersamaan dengan terlemparnya tubuh Yoon He eke atas kap mobil dan jatuh tersungkur di aspal.
“ANDWEEEEEEE….”
*****eNI********
“Jeosonghamnida eommonim...jeosonghamnida...ijinkan saya menemui Yoo Hee...jebalyo.” Pinta Suho didepan ruang ICU.
“Eommonim...?!eommonim,,?! Jangan sebut aku dengan lidahmu itu,kau..kau harus mati jika putriku mati!” Jerit ibu Yoon Hee ke arah Suho.
Suho terdiam.
Semua salahnya.
Sudah tiga hari Yoon Hee terbaring dengan banyak selang di sekujur tubuhnya dan monitor pengontrol detak jantung di sisi kirinya, walaupun dari luar tidak terlihat luka yang cukup serius.
Yoon Hee diam tak bergerak, tak sadar diri.
“Buka matamu Yoon Hee-ya...jebaall.” Bisik Suho dari balik kaca.
******eNI*****
Suho menggenggam tangan Yoon Hee, di usap penuh rasa penyesalan telapak tangan gadis yng terbujur dian di hadapannya.
“Miane...miane Yoon hee-ya...buka matamu...jebal.” Pintanya.
Seminggu lebih Yoon Hee terbaring koma, seminggu lebih pula Suho mengunjunginya.
Tak di perdulikan amarah orang tua Yoon Hee, rasa sesalnya jauh lebih besar hingga meluluhkan kemarahan mereka.
Di basahi waslap dengan air hangat dan di usap lembut kening dan wajah Yoon Hee.
“Yoon Hee-ya...miane...miane.” Kata-kata yang sama yang selalu di ulangnya.
“Sasireun Yoon Hee, aku menyukaimu, aku sudah mengawasimu seminggu sebelum kita bertemu,” Suho berusaha bercerita pada Yoon Hee yang tidak bereaksi “Tsk..aku terlalu pengecut untuk mengakuinya...padamu...pada Yeol.”
Dokter menyarankan untuk tetap berinteraksi pada pasien agar dapat cepat merespon kenangan yang terjadi.
Kadang Suho bercerita tentang perasaanya, kadang membacakan buku untuk Yoon Hee.
Orang yang tak mengenalnya pasti mengira mereka sepasang kekasih.
Usaha Suho tidak sia-sia, pagi ini seperti biasa saat dia membersihkan tangan Yoon Hee, menggenggamnya dan bercerita, tiba-tiba...
Yoon Hee perlahan membuka matanya.
“Yoon Hee-ya…” Bisik Suho.
Mata itu mengerjab bergerak dan terbuka.
“Yoon Hee-ya…”
“Op~oppa..” Lemah suara Yoon Hee.
“Ne...”Suho mempererat genggaman tangannya.
“Op~oppa...Chanyeol Oppa...”
*****
“Ma-maksud dokter...? “Tanya Suho tak mengerti “Yoon Hee mengingat semuanya, mengingat semua orang te-tetapi dia tidak...tidak mengingatku.”
Dokter Song menepuk pundak Suho perlahan.
“Kita akan melakukan pemeriksaan lebih intensif, hmm...tapi...dugaanku amnesia ringan yang di deritanya karena dia ingin melupakan sesuatu...ahh mungkin dia mempunyai kenangan buruk denganmu.”
“MWO??”
Dokter Song tersenyum.
“Aaaah...aku hanya bercanda Suho-Ssi, sepertinya kau sangat mencintai gadis itu.”
Keterangan Dokter Song benar-benar menohok jantung Suho, perih dan berdarah rasanya.
“Jadi...jadi Yoon Hee membenciku, alam bawah sadarnya membenciku.” Gumam Suho.
Perbuatan bodohnya mempermainkan perasaan seorang gadis menoreh luka yang dalam.
KARMA.
Suho menggelengkan kepala perlahan, bukan salahnya terlahir dengan wajah tampan dan keluarga kaya.
Bukan salahnya pula gadis-gadis banyak yang suka dan mengharap menjadi kekasihnya.
Tapi..
Kali ini perkiraannya salah, Yoon Hee...Kim Yoon Hee ternyata gadis itu berbeda dari gadis kebanyakan yang sering di jumpai.
“Bersabarlah...kau bisa membantu Yoon Hee, kita hanya butuh waktu.” Perkataan Dokter Song menyadarkan lamunan Suho.
Setelah memeriksa Yoon Hee, sesaat kemudian Dokter Song pamit meninggalkan ruang perawatan.
“Mwoya? Haruskah aku bersyukur atau bersedih dengan kondisi Yoon Hee?” Batin Suho bingung.
******eNI******
Seperti biasa, pagi ini Suho mengunjungi bangsal Yoon Hee dengan setangkup bunga di tangannya.
Gadis itu masih terlelap.
Suho melirik arlojinya.
“Tsk...aku setengah jam lebih awal rupanya.” Batin Suho.
Di letakan bunga dalam vas di atas lemari kecil di ruangan itu.
Di pandangi wajah mulus Yoon Hee yang masih terlelap.
Tiba-tiba...Yoon Hee membuka matanya.
Suho terkejut karena tertangkap basah.
Gadis itu tersenyum.
“Oppa..wasseo?” Tanya Yoon Hee di sela sisa kantuknya.
“Hmm...Ne, Gwenchana.” Suho balik bertanya.
Gadis itu mengangguk dan berusaha duduk bersandarkan bantalnya.
“Jankkaman.” Suho bergerak ke arah sisi tempat tidur dan menyetel agar posisi kepala tempat tidur dapat tegak “Eothe?”
“Gwenchana, keunde Oppa...mengapa setiap pagi dan malam oppa selalu mengunjungiku?” Tanya Yoon Hee.
“Aaah...keunyang.” Suho mengangkat bahunya “Kau terganggu?”
“Anni, apakah...apakah kau kekasihku Oppa?”
“…”
Suho tak menjawab, senyum terpaksa di bibirnya terlihat garing.
********eNI******
“Yeol Oppa...dimana...di mana pertama kali kita bertemu?” Tanya Yoon Hee sore itu saat Suho membawanya berjalan di taman rumah sakit untuk menghirup udara segar.
“Hmm café, kau selalu datang di jam yang sama, memesan minuman yang sama dan duduk di meja yang sama pula.” Jelas Suho.
“Jinjja? Manyage (suatu saat)...saat aku sembuh bawa aku mengunjungi café itu oppa.” Pinta Yoon Hee.
Heeks!
Suho tercekat, tenggorokannya seperti tersumbat.
Di tarik nafas panjang sesaat, sebelum melanjutkan ceritanya.
“Sasireun(sesungguhnya) Yoon Hee-ya, uri Hyungi...anni uri Sunbae yang menyukaimu.”
Mata bulat Yoon Hee menanap Suho penasaran.
“Mwo??”
“Uri sunbae mengikutimu hampir seminggu sebelum akhirnya dia mencoba berkenalan denganmu.” Kata Suho sambil memutar gelas karton berisi minuman hangatnya.
“Nu-nuga...iremi nugu?” Tanya Yoon Hee.
“Suho...tapi...tapi dia terlalu pengecut dan dia bukan laki-laki yang baik.” Papar Suho seraya menatap Yoon Hee.
“Ba-bagaimana Oppa bisa menilai begitu? bukankah dia Hyungmu?” Cecar Yoon Hee penasaran.
“Laki-laki yang baik tidak akan menyakiti hati wanita.” Jawab Suho.
Suho telah memutuskan untuk menghapus ‘SUHO’ dari ingatan Yoon Hee.
Inilah saat yang tepat, saat gadis itu amnesia fikir Suho hingga saat gadis itu sembuh dan ingatannya kembali dia sudah melupakannya.
“Dimana...dimana...laki-laki jahat itu sekarang?” Tanya Yoon Hee.
Suho memandang gadis di depanya, masih sama dengan sebulan yang lalu saat pertama di lihatnya.
Polos.
“Miane Yoon Hee-ya." Batin Suho.
“Op-oppa...Yeol Oppa...di mana laki-laki itu sekarang?” Yoon Hee mengguncang lengan Suho.
“Ku dengar dia ke...ke luar negeri, menghindari tanggung jawab dari seorang gadis.” Bohong Suho.
“Aaaa tahaengida...” Yoon Hee menghembus nafas lega “ Beruntung aku tidak menjadi korbannya, beruntung justru aku bertemu oppa.”
*******eNI*****
“Yoon Hee akan keluar dari rumah sakit akhir pekan ini.” Tutur Suho pada Chanyeol.“ Jadi...jadi kuharap kau jangan pernah muncul di hadapannya.”
“Hyung!” Protes Chanyeol.
Suho telah menceritakan kondisi amnesia yang di derita Yoon Hee dan Chanyeol pun telah mengetahui jika Yoon Hee menganggap Suho adalah dirinya, Chanyeol.
“Hyung...kali ini apa yang akan kau rencanakan?” Tanya Yeol khawatir.
“Aku akan membereskan dengan caraku, aku yang memulai jadi...aku juga yang akan mengakhiri masalah ini.” Papar Suho.
“Hyung...”
“Ara...araseo aku akan melakukan dengan benar kali ini.” Tukas Suho, “Ingat..jangan pernah muncul di hadapan Yoon Hee hingga aku menyelesaikannya.”
Chanyeol hanya bias menggaruk-garuk belakang kepalanya yang tidak gatal.
******eNI******
Hampir tiga bulan sejak Yoon Hee keluar dari rumah sakit.
Selama itu pula Suho yang berperan sebagai Chanyeol menemani Yoon Hee dengan setia.
Yoon Hee memaksanya mengunjungi tempat-tempat yang pernah di datanginya untuk mengembalikan ingatanya.
Hingga suatu hari ..
Tanpa sengaja mereka bertemu Chanyeol.
“Ooo..” Tunjuk Yoon Hee tiba-tiba.
Belum sempat Suho mengedarkan pandangan sosok Chanyeol berdiri tak jauh dari mereka.
“Sepertinya...sepertinya aku mengenal orang itu?” Tanya Yoon Hee.
Suho memberi kode agar Chanyeol pergi dan menghindar tapi...terlambat.
Yoon Hee telah mengulurkan tangannya, sama persis saat pertama mereka bertemu.
Drrrt…drrt…
Sinyal di otak Yoon Hee tiba-tiba bereaksi.
De ja Vu
Ingatan Yoon Hee meloncat-loncat seperti sebuah adegan ulangan dalam film-film.
Di pegang kepalanya dengan kedua tangan.
“Gwenchana?” Tanya Suho Khawatir.
Suho membimbing Yoon Hee ke sebuah bangku panjang di sudut jalan itu.
Yoon Hee masih memijat keningnya.
“Kita...kita kerumah sakit saja eothe?” Pinta Suho.
Yoon Hee mengangguk lemah.
******eNI******
Pemeriksaan CT-Scan dan MRI yang di lakukan pada Yoon Hee tidak menunjukan keanehan, semuanya menunjukan kondisi normal.
“B-bagaimana dokter?” Tanya Suho dengan suara sedikit bergetar karena takut. Takut sesuatu yang buruk menimpa Yoon Hee.
“Semuanya baik-baik saja.” Jelas dokter Song, “kemungkinan otaknya mulai bekerja kembali mengingat kejadian yang telah lalu.”
Sementara itu Yoon Hee yang tengah berbaring mulai mengingat kilasan kenangan yang berkelebat satu-persatu di kepalanya.
Suara Suho yang terasa akrab di telinganya, saat tak sadarkan diri kembali terngiang.
Suara yang begitu sedih penuh penyesalan saat bercerita.
Seseorang yang begitu sabar merawatnya penuh cinta .
Air mata Yoon Hee mengambang di kelopak matanya.
“Apakah laki-laki jahat akan berbuat seperti itu?” Batinnya, ”dia rela mengorbankan waktu dan uangnya?”
Semua orang pernah berbuat salah tetapi…
Tidak ada salahnya memberi kesempatan kedua pada orang yang telah menyesalinya.
Yoon Hee tidak menyadari Suho telah berdiri di sisinya dan menatap dengan pandangan sedih.
“Gwenchana?” Tanya Suho perlahan.
Yoon Hee mendongakan wajahnya.
“Op..oppa..S-Su~Suho oppa…” Air mata yang sedari tadi mengambang akhirnya luruh bersamaan di pipi Yoon Hee.
“Ne..miane Yoon Hee-ya.”
“S-Suho oppa..” Yoon Hee menyebut nama Suho kembali sambil merentangkan kedua tangannya.
Tanpa hitungan kedua Suho bergerak memeluk Yoon Hee yang masih terduduk di tempat tidur ruang periksa.
“Miane Yoon Hee-ya...miane...”
“Anni...oppa...kau bukan laki-laki jahat” Yoon Hee membenamkan wajahnya di dada Suho.
“Bo-bolehkah aku...aku mencintaimu?” Tanya Suho di sela-sela isaknya yang penuh emosi.
“Oppa…?!” Yoon Hee mendongakkan wajahnya kearah Suho.
“Ara...araseo...ini terlalu terburu-buru.” Suho menyadari ucapanya.
“Anni...saranghae oppa...saranghandago.” ucapan Yoon Hee di tutup Suho dengan kecupan di puncak kepala gadis itu.
Suho memeluk erat Yoon Hee, sekarang gadis itu menjadi miliknya.
Seutuhnya.
*******end********