CHAPTER 1 : Aku Tidak Mengerti Jalan Pikiranmu
<div class="\"_5k3v" _5k3w="" clearfix\"="">
“Hyuk ah, apa nasinya sudah matang?” suara Hakyeon setengah berteriak dari ruang tengah.
Hyuk mencibir, “aku baru mencucinya hyeong,” ucapnya jengkel mendengar pertanyaan itu.
“Ya Han Sang Hyuk, bukan begitu cara mencuci beras yang benar,” omel Taek Woon prihatin melihat bagaimana cara Hyuk mencuci beras. Bukannya bersih, beras itu malah hancur karena remasan tangan Hyuk yang terlalu keras. “Aku bilang bukan begitu caranya,” omel Taek Woon lagi.
“Hyuk ah, kau perlu bantuan?” suara lembut Hong Bin terdengar di belakang Hyuk.
“Oh kau hyeong, aku baru akan memasak nasi. Apa airnya sudah cukup?” Hyuk meletakkan tangannya ke dalam panci dan mengukur batas air sampai pergelangan tangannya.
Hong Bin mengangguk-angguk, “aku rasa cukup,” pikirnya.
Taek Woon geleng-geleng kepala melihat kelakuan dua dongsaengnya itu. Bagaimana mungkin Hakyeon memberikan tugas untuk memasak beras pada dua makhluk ini. Benar-benar tidak bisa dipercaya.
“Kami pulaaaaannnggg,” suara khas Jaehwan.
“Aku tidak mau lagi disuruh belanja dengan Jaehwan hyeong,” suara Wonshik terdengar lemas.
“Wae wae?” tanya Jaehwan merasa tersinggung dengan kalimat yang baru saja diucapkan Wonshik.
“Dia terus saja melakukan aegyo di depan semua ahjumma yang menjual makanan di gang depan sana. Aku sampai malu dibuatnya,” kata Wonshik menyumpitkan dumpling ke dalam mulutnya yang masih penuh tteokbeokki.
“Aku melakukannya biar kita dapat diskon Wonshik-ah,” Jaehwan membela diri.
“Ah aku tetap tidak mau belanja dengan mu lagi hyeong, kong-ah lain kali kau saja yang pergi denganku. Ahjumma-ahjumma itu pasti lebih senang kalau kau yang membeli makanan mereka,”
Hong Bin hanya tersenyum mendengar ucapan Wonshik.
“Ah waeeee???”protes Jaehwan lagi.
“Kau mau ku suapi Hyuk-ah?” tawar Hakyeon sudah siap dengan sesumpit tteokbeokki nya.
“Aku bisa makan sendiri hyeong, gomawo,” Hyuk buru-buru menyumpitkan beberapa potong kue beras itu ke dalam mulutnya.
“Aku tidak suka makanan pedas, kan aku sudah bilang. Kenapa kalian tetap menaruh banyak bumbu pedas ke tteokbeokki ini?” protes Taek Woon memandang Jaehwan dan Wonshik bergantian.
***
“Musun soriya?” suara Hakyeon meninggi. “Apa maksudmu kau ingin keluar dari VIXX Taek Woon ah?”
Taek Woon tidak langsung menjawab. Dia membalas kilat marah di mata Hakyeon dengan tatapan tajamnya. Member VIXX yang lain hanya bisa diam mendengarkan percakapan dua orang itu tanpa berani berbuat apa-apa.
“Jawab aku!” bentak Hakyeon. “Kau tahu berapa banyak yang sudah kita korbankan sejauh ini untuk bisa menjadi seperti sekarang?”
“Aku tidak suka menjadi Idol,” jawab Taek Woon tenang.
“Apa maksudmu, hah?”
“Kehidupan idol, aturan-aturan itu, kebebasanku yang hilang, aku sudah tidak tahan lagi.”
“Taek Woon-ah, kenapa kau jadi seperti ini?” suara Hakyeon mulai melembut. “VIXX tidak akan jadi VIXX tanpa kau, apa kau paham itu?” tanyanya.
“Cha Hakyeon, sekarang aku tanya, kita sudah hampir dua tahun debut tapi apa pernah sekali saja kita menang di acara musik? Kita tidak pernah! Seberapapun kita berusaha, sekuat apapun kita berlatih tiap hari, apa pernah kita membawa pulang satu saja piala dari acara-acara musik itu?” tanya Taek Woon.
Hening. Tidak ada jawaban.
“Tidak kan?”
“Kita hanya harus berlatih lebih keras lagi, Taek Woon ah.”
“Sampai kapan?” tanya Taek Woon. “Aku bilang aku lelah. Aku sangat lelah dengan ini. Jadi biarkan aku kembali ke kehidupan normalku. Itu saja.”
Tiba-tiba Hakyeon tertawa sinis. “Jadi itu alasannya? Itu alasannya kenapa kau selalu diam di depan kamera. Kau dan imej mu itu. Karena kau ingin keluar?”
Giliran Taek Woon yang diam.
“Kalau kau benar-benar ingin keluar, keluar saja. Aku akan bilang pada seonsaengnim,” ucap Hakyeon kemudian berlalu.
“Hyeong...” panggil dongsaeng line yang sejak tadi hanya menyimak pembicaraan dua orang itu menatap kepergian Hakyeon.
Mereka kemudian menatap Taek Woon yang tertunduk menyembunyikan bulir air di sudut matanya. Satu persatu mereka pergi dari hadapannya. Hanya Hyuk yang tetap tinggal. Matanya tidak lepas menatap Taek Woon.
“Kenapa kau berbohong, hyeong?” tanyanya.
Taek Woon menatap Hyuk dengan air mata yang menggenang di kedua matanya.
“Apa aku punya pilihan?” Taekwoon balik bertanya.
to be continued ...