CHAPTER 1 : Hurt
*Saeri PoV=
“Sae-yah, ada waktu tidak?” ucap Min Sunbae sambil memegang tanganku.
Aku yang sedang berjalan, kemudian menghentikan langkahku. Menoleh ke arah sunbae yang berada di sebelahku.
“Ah, sunbae… Mau apa?” tanyaku kemudian.
“Begini, Kim songsaengnim menyuruhku untuk merekap data ini. Apa, kau bisa membantuku?” pintanya sambil menunjukkan sebuah map yang berisi beberapa berkas.
“Mmm, nde. Jadi, mau dikerjakan dimana?”
“Perpustakaan, Otte?”
“Baiklah sunbae” balasku.
“Nah, kalau begitu kajja!” sahutnya dan berjalan menuju perpustakan diikuti olehku yang berjalan di belakangnya.
Sebenarnya, aku mau saja menolak ajakannya. Tapi, berhubung dia adalah sunbae-ku. Aku jadi tidak enak hati menolak untuk membantunya. Lagipula, membantu orang itu adalah hal yang baik. Tidak ada salahnya kan kalau aku membantu sunbae-ku sedikit.
Kamipun mengambil duduk di kursi bagian belakang perpustakan. Setelahnya, Min sunbae membuka isi berkas tersebut. Aku mulai melihat berkas tersebut dan mencoba memahaminya.
“Ini harus diapakan, sunbae?” tanyaku.
“Coba dihitung apakah pemasukan dan pengeluarannya seimbang” jelas Min sunbae.
“Arasseo sunbae” ucapku kemudian mulai menghitung administrasi.
Aku mencoba sebisaku untuk membantu Min Sunbae.
“Begini?” tanyaku.
“Aniya, kau salah menggunakan rumus. Begini caranya…”
Min Sunbae kemudian mengambil berkas yang berada digenggamanku dan mencontohkan bagaimana cara menghitung pemasukan dan pengeluaran dengan benar. Senang? Tidak sama sekali. Meski aku memperhatikannya, tapi itu karena aku ingin menguasai hal yang ia ajarkan. Apalagi, ia sudah menjadi sunbae-ku sejak aku duduk di SMP.
=Sehun PoV=
Park songsaengnim menyuruhku untuk meminjam buku sejarah yang menjadi bahan ajarannya untuk minggu ini. Berhubung aku ketua kelas, jadi ia menyuruhku untuk mewakilkan.
Akupun dengan santainya melewati koridor sekolah sampai kulihat sepasang namja-yeoja yang sedang bicara. Hatiku jadi hancur seketika. Cemburu. Karena yeoja itu adalah yeojachinguku. Aku tidak akan memaafkannya!.
“Mmm, nde. Jadi, mau dikerjakan dimana?” tanya Saeri.
“Perpustakaan, Otte?”
“Baiklah sunbae” balas Saeri lagi.
“Nah, kalau begitu kajja!” ajak seorang namja yang berada dihadapannya.
Mereka juga akan ke perpustakaan?. Apa yang ingin mereka kerjakan?. Lebih baik kubuntuti saja mereka. Mungkin aku akan berpura-pura tidak mengetahui hal itu. Lalu, aku bisa menyergap mereka dan mengatai bahwa Saeri selingkuh!.
=Saeri PoV=
Tiba-tiba namja yang wajahnya sangat familiar di mataku itu berada di hadapan kami berdua. Oh Sehoon. Ia hanya menatapku dalam. Kenapa aku merasa dia marah padaku?. Kulihat Min sunbae yang masih menjelaskan berkas yang berada ditangannya padaku. Aku malah mengacuhkannya.
“Sunbae..”lirihku. Ia memberhentikan penjelasannya lalu mengarahkan pandangannya ke arahku dengan pandangan heran.
“Aku ada urusan sebentar” jelasku dan Min sunbae hanya mengangguki seolah mengizinkanku untuk keluar sebentar.
Akupun segera keluar dari perpustakaan dan mendapati bayangan Sehun yang berjalan dengan tergesa-gesa. Akupun mengejarnya. Derap kakiku membuatnya menolehkan wajahnya.
“Oppa..” lirihku. Ia langsung membuang mukanya sesaat ia tahu jikalau aku yang datang mengejarnya.
“Mau apa kau?” tanyanya sinis. Hatiku hancur seketika.
Aku kembali berjalan ke arahnya. Memeluknya dari belakang, “Saranghaeyo oppa, kajima! Jangan pergi” ucapku sambil mengeluarkan air mata.
“Lepaskan, Sae-yah!” sahutnya berusaha melepaskan pelukanku.
“Oppa…” lirihku sesunggukan.
“Jangan pernah memanggilku oppa lagi! Mulai detik ini kita berpisah” jelasnya lalu berjalan meninggalkanku.
“Urusi saja sunbaenim-mu itu!” sahutnya saat sudah setengah menghilang dari pandanganku.
Dia itu kenapa sih? Aku kan hanya membantu Min sunbae. Apa itu salah?, aku menghormatinya sebagai sunbae-ku. Kenapa malah ia yang membenciku. Kau terlalu childish, oppa. Oppa? Bahkan kini kau melarangku untuk memanggilmu seperti itu.
“Neo gwaenchana, Sae-yah?” tanya Min sunbae yang berusaha mengangkatku yang terduduk di lantai. Aku masih shock mengingat kejadian tadi.
“Aniya, sunbae. Aku baru berpisah dengannya” jelasku sambil menghapus air mataku.
“Kita masuk saja ya?” ajaknya dan kemudian mencoba untuk menenangiku.
*skip*
Oppa, kau membuatku tidak karuan hari ini. Membuatku menangis di depan Min sunbae. Membuat perasaanku bercampur aduk. Ternyata selama ini, akulah yang memiliki rasa cinta lebih besar. Bukan seorang Oh Sehoon. Sekarang ia menjadi sunbae-ku lagi.
Tak ada senyuman. Tidak ada tawa bersama yang kami rasakan seperti dulu. Semuanya bagaikan kiamat hati. Hatiku pecah. Kenapa ia begitu tega denganku. Aku menggapai handphoneku. Mencoba menatap layarnya. Namun, nihil. Tidak terdapat nama siapapun.
Aku mencoba menghubungi Sehun sunbae. Aku harus kuat menanyakan mengapa ia bersikap seperti itu?. Bukannya aku tidak peka. Tapi, aku benar-benar tidak tahu. Buru-buru kucari kontak bernama Nae Sehunnie^^. Kemudian menekan tombol call.
Tut tut tut…
Ia mereject panggilanku. Kau benar-benar mengesalkan!. Licik. Bersikap seperti itu bukanlah hal yang bisa semudah itu aku maafkan. Aku kembali menangisi Sehunnie. Kau tega membuatku seperti ini. Tidakkah ada yang lebih tega darinya?. Tangisanku terhenti seketika saat kudapati handphoneku berdering menandakan ada sms yang masuk.
From: Nae Sehunnie^^
Jangan menghubungiku lagi. Kau ini hanya menggangguku saja! Aku tahu kau sedang menangis sekarang. Itu kebiasaanmu. Sekarang, lihatlah. Ini resiko untukmu karena kau lebih memilih membantu Min! Kau itu ingin mendapat perhatiannya kan? Terus terang saja. Berlagak sok pintar didepannya agar kau terlihat hebat, begitu?! Menangislah hingga saatnya tiba. Saat yang telah kita janjikan untuk putus secara resmi!!!
Tersentak sangat saat membaca sms dari Sehunnie. Kenapa pikirannya sepicik itu?. Air mataku terus saja mengalir. Aku benar-benar seorang yeoja yang cengeng. Aku tidak bisa begitu saja melepaskanya. Dia sangat berarti dimataku. Aku sudah terlanjur cinta padanya.
Janji menikahiku hancur begitu saja. Kau tidak peduli lagi terhadapku. Kumantapkan hatiku untuk membalas smsnya,
To: Nae Sehunnie^^
Mianhae, aku tidak akan mengulaginya lagi. Aku berjanji. Jeongmal mianhae. Oppa, apa aku masih boleh memanggilmu seperti itu? Tentang tanggapanmu, itu tidak benar. Aku hanya membantu Min sunbae karena ia memang memintaku untuk membantunya. Aku tidak pernah berpikir sepicik itu, oppa. Kenapa kau begitu tega sih?
Sending…
Perasaanku benar-benar hancur sekarang. Dia bukanlah oppa yang selama ini kukenal. Kenapa ia begitu tega padaku?. Kini, kugapai kembali handphoneku dan mengetik sebuah pesan singkat ke salah satu sahabatku, Hyun Seul.
To: Hyunnie
Hyunnie… Boleh aku cerita sedikit?
Sending…
Belum lama pesan itu terkirim, handphoneku berdering lagi. Kini dari Sehunnie.
From: Nae Sehunnie^^
Itu urusanmu. Resiko atas apa yang telah kau lakukan. Kau mengacuhkanku. Kau merebut semua perhatian teman-temanku. Aku benar-benar kecewa padamu.
Kembali kutatap lekat-lekat pesan singkat dari Sehunnie. Menangisinya setiap saat. Malam ini begitu membuatku frustasi.
Sms dari Sehunnie, aku tidak membalasnya lagi. Bukan karena aku mengacuhkannya. Tapi, aku benar-benar tidak tahu harus membalasnya seperti apa. Handphoneku berdering lagi. Kali ini Hyunnie menghubungiku.
“Yeoboseyo” sapaku.
“Neo gwaenchana, Sae-yah? Kau menangis?” ia begitu peka. Bahkan, ia tahu apa yang terjadi padaku.
“Begitulah, Hyunnie”
“Kau ada masalah apa? Ceritakan padaku” pintanya.
“Aku…dan Sehunnie, kami… berpisah” jelasku.
“Jinjja? Wae?” tanyanya.
“Karena ia bilang, aku mengacuhkannya. Lebih memilih Min sunbae daripadanya. Padahal aku hanya membantu Min sunbae mengerjakan berkas yang diberikan Kim songsaengnim. Apa itu suatu hal yang salah?”
“Aniyaaa, bicaralah dengan namjachingumu secara baik-baik. Jika dia memang baik padamu, ia harusnya mengerti dengaan apa yang barusan terjadi” saran Hyunnie menggema.
“Arasseo, aku akan mencobanya. Gomawo Hyunnie-yah” ucapku kemudian teleponpun terputus.
Aku membuka pesan singkat yang tadi dikirim oleh Sehunnie. Kemudian menekan tombol dengan bacaan ‘reply’ di sana.
To: Nae Sehunnie^^
Oppa, aku sudah benar-benar minta maaf padamu. Apa kau tidak bisa memaafkanku?. Apa yang harus aku lakukan agar kita kembali seperti dulu lagi?
Sending…
Apa yang barusan aku kirim? Kenapa tiba-tiba aku jadi berani seperti ini?. Darimana kudapatkan kekuatan itu?. Aku hiraukan pertanyaan yang berkelebat dipikiranku dan beralih menuju wastafel. Aku ingin menghapus wajahku yang sudah tidak karuan. Itu semuaa berkat seorang namja bernama Oh Sehoon. Andai saja aku tidak mengenalnya. Saat aku kembali, sudah tertera nama ‘Nae Sehunnie^^’ di layarnya. Membuatku tanpa ragu membuka pesan singkat tersebut.
From: Nae Sehunnie^^
Itu urusanmu. Kau yang membuatnya,dan kau juga yang harus memikirkan solusinya. Dasar yeoja pencari perhatian!
Kembali tersentak dan diam membaca sms tersebut.
*skip*
Sakit. Hal pertama yang kurasakan saat terbangun. Berat sekali rasanya untuk membuka mata. Perih. Lantas, kuhadapkan wajahku di depan cermin. Sembab.
Pagi-pagi seperti ini, biasanya Sehunnie menjemputku. Tidak, itu hanyalah mimpi bagiku. Sekarang, aku harus berjalan sendirian.
“Tumben kau datang sendirian? Mana Sehun sunbae?” tanya yang lainnya saat aku melewati koridor. Ya, Sehunnie biasanya mengantarku sampai kelas. Tapi, sekarang itu benar-benar tidak akan terjadi lagi.
“Dia bilang ingin datang lebih pagi agar bisa diajari oleh temannya. Karena, katanya hari ini ia ulangan” aku tahu itu salah. Sangat salah untuk berbohong pada teman-temanku.
“Kau berbohong, Sae-yah” tukas Hyori yang berada di hadapannya.
“Itu Sehun sunbae baru datang” lanjutnya sambil menunjuk seorang namja yang melewati koridor kelasnya. Ia tersenyum. Akupun memberanikan diri untuk menghampirinya.
Kutarik lengannya dan membuatnya menengok, “Oppa” panggilku.
“Aku tidak ada waktu” ucapnya lalu mempercepat langkahnya.
Semenit kemudian, seperti yang terjadi kemarin. Min Sunbae menghampiriku.
“Sae-yah, kau tidak boleh seperti ini terus” ucapnya.
“Semua ini gara-gara sunbae” jelasku hingga membuat matanya melotot ke arahku.
“Naega wae?”
“Ya, karena aku membantumu kemarin!!!!” sahutku.
“Mianhae, Sae-yah” ucapnya lalu memelukku tiba-tiba.
“Mw..Mwo??? Sunbae apa yang kau lakukan?” tanyaku.
*Sehun PoV*
Aku melihat kalian berdua, bodoh!. Kenapa Min memeluk yeoja itu?. Jujur saja, aku masih mencintai Saeri. Ia benar-benar telah mengambil perhatian Min. Apa ia benar-benar melakukannya dengan sengaja?.
Oh tidak, aku sudah berpisah dengannya. Kenapa aku harus memperhatikannya. Menaruh peduli padanya. Tidak, aku harus menghiraukan mereka!.
*Saeri PoV*
Min sunbae mengajakku menuju taman sekolah. Ia memaksaku untuk bercerita apa yang terjadi antara aku dengan Sehunnie. Seperti terlepas dari beban yang sangat berat. Perasaanku melega sesaat setelah akuk menceritakan segala halnya kepada Min sunbae.
“Jadi begitu?” tanya Min sunbae saat aku mengakhiri ceritanya.
“Nde, sunbae…Aku tidak tahu harus bagaimana terhadapnya”
“Biarkan saja” ucap Min sunbae sehingga membuatku tercengang mendengarnya.
“Mwoya Min sunbae? Membiarkan hal itu bukanlah pilihan yang baik” jelasku.
Lalu, ia malah tertawa mendengarku.
“Kenapa malah tertawa seperti itu sunbae?” tanyaku.
“Ani, kalian berdua ternyata sama-sama childish-nya” tuturnya.
“Andwae… Aku tidak mau disamakan olehnya!” dengusku sambil mengelap air mata yang mulai turun.
“Uljima Sae-yah..” lirihnya.
Kata-kata itu bagaikan mantra. Aku langsung memberhentikan tangisanku. Menatap Min sunbae sekilas.
“Kau tahu tidak?” tanyanya kemudian saat aku sudah berhenti menangis. Aku hanya membalsanya dengan gelengan pelan.
“Aku menyukaimu, kau tahu?”
“Ah, jangan bercanda sunbae. Kau tahu bukan hatiku sedang hancur seperti ini. Kenapa kau malah mengeluarkan lelucon seperti itu sunbae?”
“Tidaaak. Aku serius, Sae-yah”
“Neo yeojachinguga doeejullae?” lanjutnya. Mataku berkaca-kaca melihat Min sunbae mengucapkan kalimat itu.
“Aku janji tidak akan seperti Sehun” ucapnya meyakinkanku.
“Tapi…” kataku terpotong sesaat seorang namja hadir diantara kami. Dan ia adalah Oh Sehoon. Apa ia mencariku? Ah, tidak mungkin.
*Sehun PoV*
Aku memantapkan diriku untuk meminta maaf kepada Sae. Aku sudah sadar kalau sikapku sungguh berlebihan. Ia benar-benar mencintaiku rupanya. Aku tidak akan membuatnya menangis lagi. Aku akan berjanji selalu berada di sampingnya.
Saat kutanya kemana Sae pergi kepada teman-teman sekelasnya, mereka menjawab bahwa Sae pergi bersama Min sunbae ke arah taman. Kemudian, akupun mengikuti arahan dari mereka dan bergegas ke taman sekolah. Benar, mereka berdua duduk di salah satu kursi di sana.
Kurasa hatiku memanas. Jantungku berdegup kencang. Lebih kencang dari biasanya. Rasanya tidak karuan.
“Sae-yah…” lirihku memanggil nama itu membuat si pemilik nama tersebut mendongakkan wajahnya. Wajah yang kurindukan. Wajahnya nampak kaget saat melihatku. Seakan aku adalah makhluk dari planet lain.
“Sehun oppa? Ah, maksudku sunbaenim” jawabnya.
“Aku ingin bicara denganmu”
“Bicara saja, sunbae” ucapnya.
“Empat mata” pintaku.
“Aku tidak bisa. Sunbae, kau tidak lihat kalau aku sedang bersama Min oppa? Kami berkencan sekarang”
“Jinjja?” tanyaku tak lepas memandang mereka.
“Nde, Saeri adalah yeojachinguku sekarang” tutur Min seakan memperkuat jawaban dari Saeri.
DEG.
Jantungku seakan berhenti berdetak. Saeri, katakan kalau itu hanyalah sandiwara. Hanyalah sebuah kebohongan. Katakanlah itu di depanku sekarang. Di depan kami. Hatiku benar-benar hancur.
*Saeri’s side*
Mianhae, Sehun oppa. Aku sebenarnya masih mencintaimu. Tapi, kurasa kau benar. Lebih baik kita berpisah saja. Aku ingin lebih memikirkan Min oppa sekarang. Kuharap kau benar-benar mendapatkan yeoja yang benar-benar mengerti dirimu. Sekarang kau tahu kan bagaimana rasa sakitku dengan pernyataanmu semalam?