CHAPTER 1 : 100th Day Anniversary
Joo mendecak kesal. Ia sampai menghela nafas berkali-kali.
“Kau kenapa? Sepertinya sedang gelisah...” tanya Sohee saat dirinya dan Joo sedang berada di kantin sekolah mereka.
“Gwaenchana..aku hanya....”
“Masalah Nichkhun lagi?”
Joo mengangguk. Memang itulah yg membuat dirinya menjadi uring-uringan sepanjang hari ini.
“Dia kenapa?”
“Entahlah...aku kesal sekali dengannya. Dia terlalu sibuk akhir akhir ini.”
Joo semakin gusar. Ingin rasanya ia menumpahkan segala kekesalannya.
“Bukankah ia sibuk untuk persiapan olimpiade tingkat nasional, dua hari lagi?”
“Yayaya aku tahu. Tapi, tidak bisakah ia meluangkan sedikit waktunya untukku?”
Sohee menepuk bahu Joo. Mencoba menenangkan sahabatnya itu.
“Sudahlah...yang perlu kau lakukan saat ini hanyalah mengerti dengan keadaannya sekarang. Bukankah cinta memang harus saling mengerti?”
“Kadang aku iri dengan hubunganmu dan Chansung...”
Kata-kata Joo membuat Sohee membulatkan matanya, teringat dengan pacarnya itu.
“Chansung sangat perhatian padamu. Selalu memberikan bunga disetiap paginya. Dan selalu mengucapkan selamat malam sebelum kau tidur. Aahh.. Aku juga ingin diperhatikan seperti itu, Sohee-ahh. Sedangkan Nichkhun......”
“Mungkin Nichkhun mempunyai cara sendiri untuk menunjukkan perhatiannya kepadamu.....”
Sohee mencoba menghibur Joo. Lagi-lagi Joo hanya menghela nafasnya.
* * * *
Sudah lama mereka berada di tempat ini, namun baik Joo dan Nichkhun belum juga ada yg mencoba untuk memulai pembicaraan. Nichkhun terlalu sibuk dengan apa yg sedang ia kerjakan.
“Khunnie...” Akhirnya Joo membuka suara.
“Hm....” jawab Nichkhun sekenanya.
“Sampai kapan kau sibuk dengan soal-soalmu itu?”
“Sebentar lagi, Joo-ahh.”
Joo mendecak kesal. Daritadi hanya itu jawaban Nichkhun. Namun nyatanya, Nichkhun belum juga menyelesaikan soal-soal itu.
“Khunnie....” panggil Joo lagi.
“Ada apa?” jawab Nichkhun tanpa mengalihkan pandangannya dari tumpukan soal-soal itu.
“Yakkk....sebenarnya kau menganggapku apa, huh??”
Nada suara Joo yg sedikit meninggi, membuat Nichkhun menoleh. Dilihatnya wajah kekasihnya itu.
“Tentu saja aku menganggapmu sebagai kekasihku, dan kau juga tahu itu, kan?”
Setelah mengucapkan itu, Nichkhun kembali sibuk dengan soal-soal itu.
Bukk!!
“YAKK...Nichkhun Horvejkul!! Sebenarnya aku ini berpacaran dengan seorang namja atau berpacaran dengan tembok, huh??!!!”
Joo sampai menggebrak meja diruang kelasnya. Nichkhun tersentak kaget dan kembali menatap wajah Joo. Joo terlihat sedang menahan emosinya.
“Sekarang terserah kau!! Lebih baik kau berpacaran saja dengan kertas kertas itu!!”
Joo langsung melangkah pergi, meninggalkan Nichkhun yg masih terdiam menatap kepergian Joo.
* * * * * *
Malam ini, Joo hanya termenung di dalam kamarnya. Kejadian tadi siang benar-benar menguras emosinya. Ia memandang foto yg ada diatas meja belajarnya. Fotonya dan Nichkhun. Melihat itu, air mata Joo kembali mengalir.
“Khunnie...sebenarnya bagaimana perasaanmu padaku? Apakah kau sudah tidak mencintaiku lagi?”
Joo bertanya kepada sebuah foto dihadapannya. Foto itu bergeming. Disentuhnya wajah Nichkhun dalam foto itu.
“Khunnie...tahukah kau? Bahwa aku sangat amat mencintaimu? Tetapi kenapa kau begitu tega kepadaku??” Air mata Joo jatuh membasahi pipinya.
* * * * * *
Olimpiade matematika baru saja berakhir dan Nichkhun berhasil memenangkannya. Namun, ia langsung keluar dari ruangan, setelah penyerahan medali kepadanya. Nichkhun ingin mencari sosok yang sedari tadi sudah memenuhi pikirannya.
Dan sosok itu baru saja keluar dari kelasnya.
“Joo-ahh...”
Joo menoleh dan langsung pergi saat melihat siapa yang memanggilnya.
“Joo, kajima. Ada yg ingin kubicarakan...” Nichkhun menahan tangan Joo agar tidak pergi.
Joo menatap Nichkhun dengan malas. Ia masih sangat kesal dan marah dengan kejadian kemarin.
Nichkhun mengajak Joo ke taman sekolah. Tempat ini pula yg menjadi tempat pernyataan cinta Nichkhun. Keduanya duduk bersebelahan. Nichkhun menghela nafas sebelum ia ingin mengatakan sesuatu.
“Joo....”
Joo malah mengalihkan pandangannya. Nichkhun sampai berlutut dihadapan Joo.
“Mianhae....”
Joo masih mengalihkan pandangannya.
“Maafkan aku.... Aku tahu aku memang egois. Aku lebih mementingkan diriku sendiri... Tapi tahukah kau? Satu-satunya hal yang memenuhi pikiranku akhir-akhir ini?”
Joo tidak menjawab pertanyaan Nichkhun.
“Aku....aku hanya memikirkan bagaimana caranya aku bisa memenangkan olimpiade. Dan itu semua karna........”
Nichkhun mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya. Kemudian ia mengalungkan sesuatu itu ke leher Joo. Ya...medali emas yang baru saja didapatnya.
“Ini semua karna aku ingin memberikan ini hanya untukmu, Joo...”
Kali ini Joo menoleh dan menatap Nichkhun yg tengah menatapnya.
“Happy 100th day anniversary, Joo. I love you. Always....”
Nichkhun mengecup kening Joo dan memeluk gadis itu erat.
* * * END * * *