CHAPTER 2 : One Step Closer
Seseorang tengah berdiri di depan sebuah gerbang. Tangannya melipat di depan dadanya, mungkin terlalu bosan menunggu seseorang. Pandangannya tak tentu arah. Bahkan berakhir dengan melihat sepasang sepatu yang ia kenakan. Orang itu tidak lain adalah Park Chanyeol.
Pria itu sudah berulang kali mengangkat tangannya, bermaksud melihat sudah berapa lama gadis yang ditunggunya terlambat. Wajah jenuhnya berubah sesaat melihat bayangan gadis tersebut dari jauh. Tapi, tetap saja dalam hatinya ia merasa kesal.
“Aku kira kau tidak akan datang. Padahal aku sudah berniat untuk pulang,” ucap Chanyeol saat gadis itu tepat berada di hadapannya.
“Aku tahu sunbae, maafkan aku.”
“Kau sudah berhutang maaf padaku dua kali. Apa kau tidak akan menyesal?”
Seulmi ragu mendengar balasan Chanyeol atas permintaan maafnya, “Ma-maksud sunbae?”
Cup.
Chanyeol dengan cepat mendaratkan bibirnya ke bibir Seulmi. Membuat wajah Seulmi mirip dengan kepiting rebus. Meskipun Seulmi tidak menaruh hati pada pria yang baru saja menciumnya –atau lebih tepatnya, mencuri ciuman pertama gadis itu. Tapi tetap saja, ia merasa malu.
Ia bersyukur Chanyeol memintanya menemani jalan di hari libur. Kalau tidak, ia pasti sudah jadi bahan perbincangan. Bukan hanya satu kelas. Tapi satu sekolah pasti membicarakannya. Apalagi mengingat bahwa Chanyeol termasuk pria populer di sekolah tersebut. Mungkin Seulmi harus menambah satu kategori lagi dalam diri Chanyeol. Apakah dia termasuk penakluk wanita?
“Kau ini seperti baru mendapatkan ciuman pertama saja,” canda Chanyeol yang ditanggapi serius oleh Seulmi.
“Tapi, ini benar-benar ciuman pertamaku! Sunbae, kau ini…” Seulmi menggantungkan kata-katanya.
“Kau mau bilang aku ini menyebalkan ya?”
“Pede sekali,” gumam Seulmi tidak jelas.
“Kau bicara apa lagi, Seulmi?” Chanyeol ternyata memperhatikan gerakan bibir Seulmi.
“Tidak! Ja..di.. Sunbae ingin mengajakku kemana?” Seulmi mencoba mengalihkan pembicarannya dan ia berhasil.
“Ngomong-ngomong, aku tidak suka dipanggil sunbae. Bisakah kau memanggilku dengan cara yang berbeda?” Seulmi menatap mata Chanyeol. Ia memandang pria itu dengan tatapan bingung –penuh tanda tanya.
“Apa aku harus memanggil sunbae dengan sebutan oppa?”
“Itu terlalu mainstream. Carilah sesuatu yang unik.”
“Sunbae, kau bahkan tidak mengindahkan pertanyaanku,” keluh Seulmi.
“Cari dulu panggilan yang pas untukku.”
“Baiklah, aku akan memanggilmu dengan sebutan ‘Tuan Menyebalkan’. Apa itu membuatmu terkesan?” Seulmi akhirnya tidak bisa menahan amarahnya yang kian memuncak. Ditambah jika ia mengingat bahwa Chanyeol mencuri ciuman pertamanya.
Chanyeol tertawa, “Kurasa oppa saja cukup,” jawabnya dengan diiringi senyum polosnya yang membuat Seulmi menggeleng.
“Aku… sedikit canggung,” ujar Seulmi beralasan.
“Kenapa? Kau ini benar-benar tertarik padaku ya?!”
“Tidak!”
“Padahal aku baru saja menciummu. Siapa tahu kau berubah pikiran,” Chanyeol tertawa lagi.
“Apakah kita jadi jalan atau tidak? Kalau jawabannya tidak, aku akan pulang sekarang juga.”
“Hei gadis tidak sabaran, jangan pergi secepat itu.”
“Kau pasti merindukanku ya kalau aku pergi?”
“Apa aku tidak salah dengar? Kau ini berniat untuk membalasku ya?”
“Tidak!”
“Kalau begitu, bilang saja kau menyukaiku.”
“Tidak akan. Aku pantang menyukai Tuan Menyebalkan sepertimu!” seru Seulmi yang kemudian beranjak lebih dulu dari tempat tersebut.
“Hei, gadis tidak sabaran! Tunggu!”