"Apa, Ke Jeju??!! Aku tidak bisa eomma, Sungguh bulan ini andwaeyo .." ujar seorang yeojya dalam percakapan telepon. "... Sungguh eomma, pekerjaanku masih banyak, ne.. kalau pekerjaanku sudah selesai, aku akan segera ke sana" yeojya yang bernama Kyu Seo Hee tersebut segera mematikan percakapan teleponnya, lalu membanting file yang berisi pekerjaanya ke atas meja kerjanya. Dengan lesu ia menarik kursi kerjanya dan segera mendudukinya. Kemudian ia kembali berkutat dengan pekerjaanya yang menumpuk.
3 minggu sudah kepalanya penat dengan pekerjaan yang begitu merepotkan ini. Kini pekerjaanya sudah mulai berkurang. Seo Hee memutuskan untuk menjenguk kedua orang tuanya yang tinggal di Jeju.
"Yeoboseyo, eomma? Apa kalian sedang di rumah? Aku akan kesana... Ne, baik, sampai jumpa!" Seo Hee segera menaiki bus menuju Gimpo Airport, ia menduduki bangku yang terletak paling belakang agar dapat turun lebih dulu melalui pintu belakang. Namun tiba-tiba saja seorang namja menduduki bangku kosong di sebelahnya. Ia agak terkejut, namun ekspresinya tetap tenang tidak berubah. Seo Hee menatap namja itu dengan tatapan heran, berharap namja itu berkata-Maaf tidak ada tempat yang kosong-tetapi justru harapan itu sirna sekejap dengan jawaban namja tersebut yang jauh dari perkiraannya.
"Mwo?! Jangan melihatku seperti itu nuna! Jangan menyangka kalau duduk di sampingmu adalah pilihanku!" seru namja berkacamata hitam itu.
"Ini mataku, kan? Lalu apa masalahmu, ha?! Bagaimana mungkin aku berprasangka seperti itu, mengenalmu saja aku tidak!" balas Seo Hee dengan nada sinis. Namja itu mencondongkan wajahnya pada Seo Hee dengan ekspresi tidak percaya, sedangkan Seo Hee segera merapatkan tubuhnya ke kaca bus yang berada di sebelah kirinya.
"Hya !!" serunya.
"Mwoya?! Kau tidak mengenalku?!! Jangan bohong! Hampir satu Han gug mengenalku, mana mungkin orang sepertimu yang tinggal di Seoul tidak mengenalku?? Bahkan group-ku kini telah mendunia!" ujar namja itu seraya melepas kacamata hitamnya, yang ternyata adalah Lee Taemin, maknae boyband SHINee.
"Nuguya?! APA KAU TIDAK MENGERTI BAHASA-KU HA???! AKU SUNGGUH TIDAK MENGENALMU!" pekik Seo Hee yang terbawa emosi.
"Ne, arayo! Jeoneun Lee Taemin Imnida, aku maknae boybandSHINee, agasshi ireumi mwoya?" balas Taemin dengan nada tak bersemangat.
Seo Hee menatap Taemin dengan rasa bersalah, belum pernah ia memarahi seseorang hanya karena hal sekecil itu, namun barusan ia terbawa emosi. "Kyu Seo Hee imnida.. Mianhaeyo, aku minta maaf karena sudah memarahimu, aku terbawa emosi" Taemin pun menatap Seo Hee dengan tatapan datar.
Sesampainya di Gimpo Airport, mereka berdua berjalan ke arah yang berbeda tanpa memperdulikan satu sama lain.
Seo Hee berjalan memasuki pesawat dengan tujuan Jeju, tanpa basa-basi ia segera menuju bangku nomor 15 sesuai dengan nomor seat yang tertera pada selembar ticket pesawat yang ia beli. Lagi-lagi ia menduduki bangku terujung, dekat jendela. Sambil menunggu pesawat take-off ia sibuk memandangi pemandangan di luar jendela yang sedaritadi tak berubah.
Tak lama setelah instruksi dari pramugari, lampu merah pada lambang seatbelt-pun menyala, Seo Hee segera menggunakan sabuk tersebut namun tidak bisa terkunci. Ia tahu cara menggunakannya namun entah mengapa, kali ini sabuk tersebut tidak berpihak padanya. Melihat Seo Hee yang kesulitan, seseorang di sebelahnya membantu mengencangkan sabuk tersebut, dan kali ini sabuk tersebut dapat terkunci.
"Kamsahamnida, ajjushi..." ujar Seo Hee berterimakasih sembari berusaha tersenyum. Namun namja tersebut terus menatapinya tanpa berkata sepatah pun. "...Waeyo? Ada yang salah denganku?" tanya Seo Hee dengan sopan sambil memperhatikan sekujur tubuhnya.
"A..a..aniyo, ka-kau kau Seo Hee-ssi, kan?" ucap namja itu terbata tanpa melepas topi sport-nya serta maskernya, Seo Hee menatapnya dengan heran.
"Sepertinya aku pernah mendengar suara orang itu" Seo Hee membatin.
"Kau orang aneh yang tadi ya?! Ah, sial sekali aku hari ini" cibir Seo Hee.
"Hya nuna!! Enak saja! Jadi bagimu, bertemu denganku itu adalah sebuah kesialan, ha? Seharusnya aku yang berkata begitu..." balas Taemin. Kemudian mereka saling memalingkan wajah. "...Huft~ Lagi-lagi dia, nuna tua yang menyebalkan!" tambah Taemin yang tetap berusaha terlihat tak peduli.
"Mwoyaaa?? Apa katamu tadi?!" pekik Seo Hee.
"Opseoyo, aku tidak berkata apa-apa!"
Setelah take-off, Seo Hee menyalakan iPad-nya untuk menyelesaikan pekerjaan akhirnya yang meskipun lumayan ringan namun tetap saja harus diselesaikan, yaitu men-designcover novel yang telah ia selesaikan. Melihat Seo Hee yang begitu sibuk dengan iPad-nya, Taemin merasa penasaran. Ia mencondongkan wajahnya perlahan agar Seo Hee yang sedang memunggunginya tidak menyadari bahwa Taemin sedang mengawasi pekerjaanya. Namun seketika Seo Hee merubah posisi duduknya seperti semula.
"Hya sedang apa kau?! Ini privacy-ku, urusi saja urusanmu sendiri!" teriak Seo Hee yang terkejut.
"Woah.. Aniyo.. Aku hanya melihat ke jendela! Jangan salah sangka kau!" balas Taemin, lalu berpura-pura menatap ke luar jendela.
Kemudian mereka berdua terdiam, dan sibuk dengan urusannya masing-masing. Taemin berusaha menyibukkan dirinya dengan bermain game di iPod-nya sembari mendengarkan lagu.
Setengah jam sudah mereka berada di pesawat, dan itu sungguh membosankan bagi Taemin. Tiba-tiba saja bahunya terasa berat untuk digerakkan, sontak ia melihat ke arah bahu kanannya tersebut. Dan benar saja, kepala Seo Hee yang sedang terlelap terjatuh ke bahunya.
"Pantas saja berat! Dasar nuna lucu! ..." ujarnya pelan, kemudian tersenyum. "... Kau itu sebenarnya lucu, hanya saja... ng, aku rasa aku tidak pernah melihatmu tersenyum satu hari ini? Tapi biarlah..." Taemin tersenyum, lalu melepas headset-nya dan menyimpan iPod tersebut di kantung hoodie-nya. Kemudian ia pun berusaha memejamkan matanya.
Setelah beberapa lama mereka terlelap, mereka pun kembali terbangun dengan ekspresi shock.
"Hah?! A-a-apa yang kau lakukan?!" pekik Seo Hee yang tak percaya melihat posisinya saat terbangun.
"Mwoya?!! Opseoyo! Sungguh, aku tadi hanya tertidur dan tidak mengetahui apapun!" jawab Taemin dengan cepat.
Seo Hee memejamkan matanya sejenak, berusaha tidak berpikir yang aneh-aneh tentang mereka. "Tidak.. tidak.. Maldo andwae, dia seorang artis sedangkan aku hanya seorang novelis. Aku tak menyukainya dan dia tidak menyukaiku. Ne, itu pasti!" seru Seo Hee dalam hati.
Satu jam sudah mereka di pesawat, kini saatnya mereka untuk landing. Mereka berdua kembali mengencangkan sabuk mereka masing-masing. Kini Seo Hee mengencangkannya tanpa masalah.
Setelah pesawat berhasil landing, lampu hijau pada gambar seatbelt menyala, mereka segera mengambil barang-barang mereka masing-masing lalu turun dari pesawat. Seturunnya dari pesawat, meeka bergegas ke tempat pengambilan barang yang disimpan di bagasi.
Setelah mengambil barang-barangnya, Seo Hee melangkah menuju locket imigrasi. Dan segera keluar dari bandara tersebut.
Beberapa langkah ia jalan, terdengar suara sepasang sepatu yang mengikutinya. Seo Hee mempercepat langkahnya menuju tempat yang sepi agar ia dapat memergoki orang yang menurutnya sangat menyebalkan. Sontak ia menghentikan langkahnya ketika merasa tempat yang ia jejaki terasa sunyi. Benar saja, orang tersebut menabrak punggung Seo Hee yang berhenti mendadak, sontak ia membalikkan badannya menatap orang menyebalkan tersebut.
"Ya!! ... Ah, sudah ku duga, lagi-lagi kau! Apa maumu, ha? Mengikutiku terus, hanya kali ini liburanku aku tak ingin menghancurkannya!!" ujar Seo Hee dengan ekspresi marah sekaligus memelas.
".... Algasseumnida, tapi..." ucapan Taemin terpotong oleh celotehan Seo Hee.
"Tapi apa, ha?? Aku tak membutuhkan alasan darimu lagi!" potong Seo Hee yang kemudian segera berlalu. Dan lagi-lagi Taemin mengikuti langkahnya dengan pelan, membuat Seo Hee kembali harus membalikan badannya.
"Kau ini kenapa?! Bisakah kau tidak mengikutiku lagi? Jebal... liburan ini, apa kau akan menghancurkannya juga? ..... Eommoya!! Kapan aku bisa berlibur beristirahat?!!!" seru Seo Hee dengan pikiran campur-aduk.
"... Ku mohon, nuna? Aku ke sini sama sekali tak punya tujuan, aku baru kali ini ke Jeju seorang diri.. Ku mohon, aku berjanji tidak akan merusak liburanmu.. Sungguh!" Taemin mengacungkan jari telunjuk dan tengahnya.
"Ssshh... Apa itu sebuah alasan? Alasan lagi?!" Seo Hee memegangi kepalanya yang penat.
"Sungguh! Apa kau ingin bertanggung jawab jika aku hilang? Hyung-ku pasti akan marah jika hal itu terjadi, ayolah nuna??" balas Taemin dengan ekspresi memohon.
"Ah ya~ Arasseo, tapi tolong jangan banyak bicara, atau aku akan meninggalkanmu sendirian!" Seo Hee kembali melanjutkan langkahnya.
"Kejam..." ujar Taemin pelan dengan bibir mengerucut, kemudian menyusul langkah Seo Hee.
-----
Taemin berjalan tanpa bersuara, ia berusaha membungkam mulutnya mengingat perjanjian mereka bahwa Taemin boleh mengikuti Seo Hee dengan syarat ia tidak boleh berisik. Namun akhirnya ia menyerah dengan syarat tersebut.
"... Nuna? Kita mau kemana?" tanya Taemin dengan ragu.
"Ku beritahu pun kau tidak akan tahu kan?"
"Kau ingin ke rumah orangtuamu, nuna?" tebak Taemin tepat sasaran.
"Kalau memang iya, lalu kenapa?!" balas Seo Hee dengan cepat.
"Aniyeyo..." lagi-lagi Taemin berwajah murung. Matanya memandang sekeliling dan berhenti tepat di sebuah supermarket kecil. Dengan cepat ia menarik tangan Seo Hee dan menariknya ke arah supermarket tersebut.
"Hya kau mau apa?!" seru Seo Hee sembari berusaha melepaskan genggaman Taemin.
"Kajja! kita membeli sesuatu untuk orangtuamu!!" Taemin meraih sebuah keranjang belanja lalu menautkannya di lengan kanannya.
"Annyeong Oseyo.." sapa pegawai supermarket dengan ramah.
"Nah, pilihlah sesukamu! Biar aku yang bayar" Taemin tersenyum puas.
"Tidak perlu, aku saja!" ujar Seo Hee dengan ketus. Kemudian ia meraih sebotol soju lalu bergegas ke arah kasir.
"Hey! Apa-apaan sekalinya berkunjung hanya membawa sebotol soju, anak macam apa kau ini?" lalu Taemin meraih beberapa makanan yang menurutnya lezat.
"Mwo? Daging?! Ini terlalu berlebihan!!" Seo Hee mengeluarkan daging yang telah dibungkus rapih tersebut dari keranjangnya, namun Taemin mencegahnya dan kembali memasukan daging tersebut ke keranjang mereka.
"Kajja.. kita ke kasir!!" ucap Taemin yang berjalan ke kasir, meninggalkan Seo Hee yang terlihat cemas. Sampai di kasir, Seo Hee segera mengintip dompetnya yang sudah pasti isinya tak cukup untuk membayar belanjaan mereka. Lama menunggu Seo Hee, tanpa pikir panjang Taemin segera mengambil kartu kredit yang terletak di dompetnya.
"Agasshi.. pakai yang ini saja!" ujar Taemin kepada kasir tersebut sembari tersenyum.
Setelah selesai, mereka berjalan keluar supermarket tersebut. Kemudian Seo Hee menatap Taemin.
"APA MAKSUDMU, HA? KAU INGIN MEMPERMALUKANKU, KAN? BENAR KAN?!! Kau tahu aku hanya orang biasa, tidak seperti kau yang terkenal.. Apa salahku? Sehingga kau berbuat ini padaku? Sehingga kau selalu menggangguku? Dan selalu mengikutiku? Apa..?!" ujar Seo Hee panjang-lebar.
"..... Mianhaeyo nuna, sungguh, aku tidak bermaksud begitu! Aku hanya ingin membantumu, aku hanya ingin membalas kebaikanmu atas mengizinkanku mengikutimu" ucap Taemin dengan mata berkaca-kaca. Tak tahan dengan ekspresi Taemin, Seo Hee segera berlalu menjauh dan melanjutkan perjalanannya.
Mereka kembali berjalan tanpa suara, entah karena konflik tadi atau karena letih dalam perjalanan. Tak terasa mereka telah sampai tepat di depan rumah orangtua Seo Hee.
"Nah ja masuk! ..." Seru Seo Hee tanpa melihat Taemin. "Eomma, appa! Jeo, Seo Hee" pekik Seo Hee sembari mengetuk pintu.
"Ne gidaryo! ..." Balas Nn.Kim yang tak lain adalah eomma-nya Seo Hee, dari dalam. Betapa terkejutnya eomma-nya ketika melihat Seo Hee yang datang membawa seorang namja kwiyeopta. "Seo-Seo-Seo Hee-ah? geunyeoneun dangsinui yeoja chingu? Dia pacarmu ha?"
"Aniyeyo Eomma.. Begini, aku bertemu dengannya di perjalanan, namanya Lee Taemin. Dia bilang dia tidak tahu sama sekali tentang area di Jeju..." Seo Hee menarik napas "Padahal orang Korea" Seo Hee melirik tajam pada Taemin.
"Dangshin-eun Taemin?" Tanya Eomma Seo Hee pada Taemin.
"Ne.. nyonya" Balas Taemin pelan.
"Sepertinya aku pernah melihatmu di sebuah acara TV?" Nn.Kim menatap wajah Taemin.