CHAPTER 1 : Oneshoot// "MY STALKER"
_”MY STALKER”_
Seorang yeoja berperawakan mungil dengan mengenakan topi baret serta celana jeans ponggol tengah berjalan mengendap-endap melalui pintu belakang sebuah department store terkemuka di Seoul. Langkahnya terhenti saat melihat kostum seekor monyet. Ia memegang bagian kepala kostum itu, mengelusnya dengan wajah sumringah. “Lee Hyukjae, aku datang. Aku akan segera bertemu denganmu.” ucap gadis berdarah asli Indonesia itu.
”Agashi..!!” panggil seseorang yang perlahan mendekati gadis yang asyik memegang kepala kostum monyet tersebut. Gadis itu pun menoleh, ”Nde?”
”Palliwa! Kenapa kau datang lama sekali? Acara akan segera dimulai.”
Gadis itu bingung dengan ucapan namja paruh baya di depannya ini.
”Yaa!! Cepat pakai kostum itu. Kenapa kau hanya memandanginya saja?! Asal kau tau aktor utamanya Lee Hyukjae sudah tiba 5 menit yang lalu.”
Mendengar nama Lee Hyukjae, gadis itu langsung menyambar kostum dan berlari cepat ke ruang ganti. Sungguh sebenarnya ia tidak mengerti kenapa orang itu menyuruhnya memakai kostum monyet. Gadis bernama Kinara Diandra itu datang ke Seoul memang untuk bertemu Lee Hyukjae, seorang aktor dan dancer terkenal yang sudah merebut seluruh perhatiannya. Gajinya selama 2 tahun ia tabung hanya untuk pergi ke Seoul agar bisa bertemu idolanya itu. Karena tidak mungkin idolanya itu yang akan menghampirinya ke Indonesia. Jarang sekali aktor negeri ginseng melakukan fan meeting di negaranya.
***
Nara – begitu ia biasa disapa mengenakan kostum monyet sangat antusias saat melihat Hyuk bersama rekan-rekannya yang sedang berdiri untuk sesi pemotretan sebelum acara launching film terbarunya berjudul ”Monkey Boy” di mulai. Nara terus melambai-lambaikan tangannya ke arah Hyukjae. Hyukjae terus berpose dan memamerkan gummy smile-nya di depan kamera.
”Kenapa hanya berdiri di pintu? Cepat kau kesana!” perintah namja paruh baya tadi.
Badut monyet itu memang di persiapkan untuk memeriahkan launching film tersebut.
Nara berdiri sejajar dengan Hyuk dan rekan-rekannya. Nara dan Hyuk hanya terhalang oleh 2 orang. Nara terus menolehkan kepala dan melambaikan tangannya ke arah Hyuk, padahal saat itu masih dalam sesi pemotretan. Nara tidak peduli dengan tatapan aneh orang-orang yang melihatnya toh saat ini dia masih dalam kurungan kostum. Tapi lama kelamaan orang-orang yang menghadiri acara itu malah terhibur dengan tingkah si badut monyet dan malah menyuruhnya untuk berdiri di samping Hyuk. Tentu saja kesempatan ini tidak di sia-siakan Nara. ”Woah!! Monyet itu lucu sekali. Sepertinya ia menyukaimu Hyukjae-ssi.” ucap beberapa orang.
”Geure, dekatlah sedikit. Kami akan mempotret kalian berdua” ujar fotografer.
Hyuk pun merangkul pundak si monyet dan tersenyum memamerkan gusi-gusinya yang mempesona. Dan begitu juga Nara dalam balutan kostum monyet itu memeluk pinggang Hyuk.”Ya Tuhan, aku bisa memeluk Lee Hyukjae. Dia berada di dekatku sekarang. Senyumnya itu jangan sampai membuatku pingsan” batin Nara. Sungguh, jantung Nara berdentam tak karuan ketika melihat Hyuk secara langsung dan dalam jarak sedekat ini.
Karena asik berfoto ria, foto Hyuk yang selalu dibawa Nara kemanapun terjatuh tepat di dekat kaki Hyuk dan namja itu tidak sengaja menginjaknya.
“Eoh, Hyukjae ku!!” pekik Nara. Meskipun begitu Hyuk tidak mendengar apa yang Nara katakan karena terhalang kostum ditambah tempat yang begitu berisik.
”Fotoku?” ujar Hyuk saat melihat fotonya dibawah kakinya. Ia mengambilnya, ”Apakah ini punyamu?” tanya Hyuk.
Nara hanya menganggukkan kepalanya.
”Mianhe aku menginjaknya dan jadi sedikit kotor. Apa kau fansku?” sambil mengusap-usap debu yang menempel di foto itu.
Si badut monyet pun mengangguk cepat.
”Baiklah aku akan menggantinya dengan yang baru. Hyung!!” panggil Hyuk pada manajernya.
”Ne Hyukkie, wae?”
”Bisakah kau ambil beberapa fotoku?”
Tak lama manajer kembali kembali dan menyerahkan beberapa foto Hyukjae.
”Ini foto terbaikku sebagai permintaan maafku. Dan aku akan memberikanmu bonus yaitu tanda tanganku. Oh ia siapa namamu? Baiklah, sepertinya akan sulit untuk mendengar suara mu. Ku tulis saja. ’My little monkey’. Tidak apa-apa kan?”
Hyuk memberikan fotonya pada si badut monyet a.k.a Nara.
”Gomawoyo Hyukjae-ya” ucap Nara sambil terus membungkukkan badannya.
Acara launching film itu berlangsung lebih kurang satu jam. Film ”Monkey Boy” menceritakan tentang seorang siluman monyet yang bertemu dengan seorang yeoja muda yang telah secara sukarela menutupi dirinya dari masyarakat.
Nara buru-buru kembali ke belakang dan melepas kostumnya. Ia ingin melihat Hyuk lagi sebelum namja itu pergi. Hyuk sudah berada di depan mobilnya sambil melayani permintaan tanda tangan para fans.
”Hyukjae-ssi!!” panggilnya sambil melambaikan tangan dan tersenyum manis memamerkan deretan gigi-giginya yang rata. Ia berusaha tidak terlihat gugup di depan Hyuk. Hyuk dan beberapa fans yang kebanyakan yeoja itu pun menoleh ke sumber suara.
”Yaa!! Kalau mau minta tanda tangan oppa kau harus antri.” ucap salah seorang fans. Tapi Hyukjae memang harus segera pergi, ia membuka pintu mobilnya.
”Aniya. Aku hanya ingin melihatmu Hyukjae-ssi sebelum kau pergi. Geureom uri naeuil boja (sampai jumpa besok ya). Annyeonghi gaseyo Hyukjae-ssi.” ucap Nara.
Hyuk hanya tersenyum lalu naik ke mobilnya dan pergi. Nara terus melambaikan tangannya sampai mobil Hyuk benar-benar hilang dari pandangannya. ”Akh, rasanya aku seperti melayang. Aku masih ingin melihatmu Hyukjae-ya, keunde saat kau menantapku langsung seakan jiwa ku terbang entah kemana.” kata Nara dalam hati dan tanpa ia sadar bulir-bulir bening meluncur dari mata bulatnya.
Hyuk memperhatikan yeoja yang terus melambaikan tangannya penuh semangat.
”Hyung, kau ingat yeoja tadi?” tanya Hyuk pada manajernya.
”Yang mana? Ada begitu banyak yeoja disitu.”
”Itu yang memanggilku dengan sebutan Hyukjae-ssi. Aneh sekali. Apa dia fansku? Keunde, kenapa dia memanggilku seformal itu? Dan sikapnya itu seolah-olah kita dekat, bahasa gaulnya SKSD. Benar-benar lucu. Dan lambaian tangannya itu sangat familiar.” Hyuk seperti sedang mengingat-ingat sesuatu.
”Mungkin saja ia ingin terlihat berbeda dari yang lainnya. Lihat saja, kau mengingatnya kan?”
”Ne, mungkin kau benar. Keunde hyung, wajahnya seperti bukan orang Korea. Tapi bahasa Korea cukup lancar.”
*****
Nara memegang kepalanya, ”Oeh, topiku.”
Nara kembali ke belakang untuk mengambil tas dan topinya yang masih tertinggal karena tadi ia terburu-buru untuk bertemu Hyuk sebelum pergi.
Nara menyelempangkan tasnya dan memakai topinya.
”Agassi, ini upahmu. Kau sudah melakukan yang terbaik. Orang-orang sangat terhibur denganmu. Aku memberikanmu sedikit bonus. Jadi semuanya 50.000 won” namja paruh baya tadi menyerahkan beberapa lembar uang pada Nara. Nara terlihat ragu untuk mengambilnya.
”Waeyo?”
”Humm, sebenarnya aku bukan orang yang harus memakai kostum itu.” jelas Nara
”Gwenchanna, aku sudah tau. Yang pasti karenamu, acaranya berjalan lancar bahkan sukses. Jeongmal ghamsahamida agashi.”
”Cheonmaneyo ahjussi.”
”Ambillah. Ini sudah menjadi hakmu.”
”Gomapseumnida ahjussi.”
Nara pulang ke tempatnya menginap, setidaknya hari ini ia sudah berhasil bertemu dengan Lee Hyukjae - idolanya itu. Sebenarnya ia baru tiba kemaren malam di Seoul. Ia memilih menginap di sauna. Karena di tempat itu jauh lebih murah, dari pada harus menyewa kamar hotel atau losmen. Ia harus menghemat uangnya selama di Seoul. Mulai besok Nara akan menguntit Hyukjae. Bagaimana pun caranya ia harus melihat Hyuk setiap hari sebelum kembali ke Indonesia. Nara mengambil cuti selama seminggu.
Langit tampak mulai gelap diatas sana, reruntuhan daunan kecil pun semakin berjatuhan silih berganti dengan hembusan angin yang tajam. Nara keluar membeli beberapa makanan ringan di mini market yang tidak jauh dari sauna tempatnya menginap. Saat memilih minuman matanya tidak sengaja menangkap sesosok namja yang tidak asing sedang membayar di kasir. Ia yakin itu Hyukjae, walaupun Hyuk memakai topi, dan kacamata hitam. Lalu Nara menolehkan kepalanya sedikit ke arah luar. Dan ia semakin yakin itu adalah Hyuk saat melihat mobil yang terparkir di luar. Itu mobil yang sama saat di acara tadi siang. Saat Nara hendak menghampiri Hyuk, tiba-tiba Hyuk berlari dan segera masuk ke mobilnya dengan ponsel yang melekat di telinganya.
Nara pun buru-buru keluar,
”Agassi, kau belum membayar!!” teriak si kasir.
”Eoh” Nara panik karena hampir kehilangan jejak Hyuk, ia meletakkan keranjangnya di kasir dan segera keluar.
Tapi terlambat Hyuk sudah pergi, Nara mengingat nomor plat mobil Hyuk dan mencatatnya di ponsel, ”Kenapa aku baru berpikir sekarang? Memang kau sangat pintar Nara-ya. Hehehe..” gumam Nara sambil tersenyum penuh arti.
Nara kembali ke mini market dan membayar barang belanjaannya lalu menanyakan dimana kantor polisi terdekat pada si kasir.
@police’s office
”Ahjussi, bisa kau memberitahuku alamat dari pemilik nomor plat mobil ini” ucap Nara setiba di kantor polisi.
”Waeyo agasshi?”
”Koperku tertinggal di mobilnya.”
”Sebenarnya apa yang terjadi? Apa ini plat mobil perampok? Kau ceritakan dulu kronologis kejadiannya.”
”Begini, tadi di tengah jalan aku di ganggu preman. Lalu si pemilik plat mobil ini menolongku dan ia mengatakan akan mengantarku. Lalu kita singgah ke mini market. Tiba-tiba dia mendapat panggilan telepon dan pergi meninggalkanku begitu saja. Aku sudah berteriak memanggilnya tapi sepertinya ia tidak mendengar. Tapi aku yakin ia bukan orang jahat. Makanya aku menanyakan pada kalian dimana alamatnya, biar aku saja yang mencarinya.” Nara mengarang cerita dengan lancar.
“Tunggu sebentar” si polisi mencari data melalui komputernya dengan mengetik ID plat mobil itu. Si polisi terlihat berpikir sejenak saat melihat data orang yang dicari.
”Apa kau mengenalnya agassi?”
”Aniyo, aku baru bertemu dengannya hari ini. Aku juga baru tiba di Seoul”
”Apa kau bukan orang Korea?”
”Ne, Indonesia saram imnida.”
”Bisa tunjukkan paspormu?”
”Bagaimana mungkin aku menunjukkannya padamu. Pasporku ada di koper ku, dan koper ku masih berada di mobil itu, ahjussi.”
”Apa kau yakin tidak mengenal si pemilik mobil?”
”Geuromnyo. Apa lagi ia memakai topi dan kacamata hitam. Jadi aku tidak terlalu jelas melihat wajahnya. Memangnya siapa orang itu? Apa dia penjahat?”
”Ani. Baiklah, kami akan mengantarmu ke sana.”
”Tidak usah ahjussi. Biar aku saja yang kesana sendiri.” Nara sedikit panik sekarang.
“Ini sudah malam. Apa lagi kau seorang yeoja. Bukankah tasmu hilang kau pasti tidak punya ongkos kesana.”
”Gwenchanna ahjussi. Aku akan mencarinya besok. Kalau soal uang kau tenang saja. Aku selalu menyimpan uangku di tas kecil ini.” jelas Nara sambil menunjuk tas mungilnya.
***
Esoknya Nara mendatangi alamat yang diberikan polisi kemarin. Walau ia sudah mendapat alamat Hyuk dari berbagai situs, ia tidak yakin. Ia tidak mau mencari-cari alamat seperti Ayu Ting-Ting (#abaikan), ia kan harus menghemat pengeluarannya selama di Seoul.
#Ting..tong..
Nara memencet tombol rumah yang lumayan mewah itu dari.
”Nugu?” tanya seseorang melalui speaker phone yang terletak di luar pintu.
”Aku mencari Hyukjae-ssi.” jawab Nara.
”Tuan Hyuk kan tinggal di apartemennya. Dia belum berkunjung kemari.”
”Benarkah? Eotteoke? Yang aku tau cuma alamat ini.” keluh Nara dengan tampang sedih yang dibuat-buat.
”Kau datang saja ke apartemennya agassi. Alamatnya xxxxx”
”Gomawo ahjumma.”
”Akhirnya, I got you Hyukjae-ya.” ujar Nara penuh semangat di depan gedung apartemen tempat tinggal Hyuk. Tapi ia ragu untuk melangkah masuk ke dalam gedung apartemen itu. Akhirnya Nara ke pos satpam, ”Ahjussi, Lee Hyukjae tinggal disini kan?” tanya Nara pada satpam.
”Ne.”
”Apa dia sudah keluar? Atau masih didalam?”
Si satpam malah memandangi Nara dari ujung kaki hingga kepala. Rambut dikucir, memakai topi, kaos hitam, jaket, celana ponggol, dan sepatu kets serta kamera digital yang tergantung di lehernya.
”Kau stalker?” tanya satpam.
”A..ani. aku fansnya.”
”Sama saja, tidak ada bedanya. Sepertinya aku baru pertama kali melihatmu. Kau mau info tentangnya? Aku bisa memberi tahu jadwalnya ia keluar masuk apartemen ini. Tapi kau tau kan di dunia ini mana ada yang gratis”
Nara segera mengerti maksud si satpam dan memberikan 20rb won. ”Dia belum keluar hari ini. Mungkin sebentar lagi. Kau siapkan saja kendaraanmu.”
”Tenang saja. Itu..” Nara menunjuk taxi yang terparkir dengan manis di pinggir jalan.
Memang benar, tak lama mobil Hyuk pun keluar. Nara segera mengikutinya. Hyuk pergi ke bioskop untuk melihat langsung antusiasme penonton dengan film barunya itu. Tentu saja ia menyamar agar tidak di ketahui. Tapi tidak untuk Nara. Ia sangat mengenal Hyuk bahkan ia mengambil tempat di samping Hyuk. Hyuk serius menonton aktingnya sambil sesekali memakan popcorn. Sedangkan Nara tidak membawa apapun untuk di makan ataupun minum. Ia hanya fokus untuk mengikuti Hyuk, ia tidak mau kehilangan jejak lagi. Sesekali Nara mencuri pandang ke samping untuk melihat Hyuk. Dan pastinya menenangkan jantungnya yang seakan mau meloncat keluar.
Dan tibalah scene yang paling di benci Nara. Kisseu! Nara paling benci melihat Hyuk harus berciuman dengan lawan mainnya. Hatinya sakit. Ia mengalihkan wajahnya ke samping dan tanpa di duga Hyuk juga mengalihkan wajahnya, mata mereka saling bertemu. Keduanya malah salah tingkah dan kembali fokus ke layar.
Ya ampun, ternyata poppo scenenya ada lagi. Kali ini Nara benar-benar kesal. “Aish, kenapa harus 2 kali. Benar-benar menyebalkan!” omel Nara sambil menundukkan wajahnya. Walau pelan Hyuk mendengar ucapan Nara.
“Waeyo?” tanya Hyuk yang tiba-tiba bersuara tapi matanya tetap ke layar.
“Kau tidak akan mengerti bagaimana perasaan yeoja melihat namja yang di sukai nya bermesraan dengan yeoja lain.” Nara tanpa sadar mengeluarkan keluh kesahnya.
“Kau menyukainya?”
“Tentu saja. Walau baginya aku hanyalah seorang fans”
Mata Hyuk sedikit melirik kesamping untuk melihat lebih jelas wajah gadis di sebelahnya itu. Tapi memang sedikit susah. Nara memakai topi dan cahaya juga tidak terlalu mendukung. Wajah gadis itu terlihat samar-samar.
“Kau pernah bertemu langsung dengannya?”
”Tentu saja, tapi ia sama sekali tidak melihatku. Tapi tidak apa-apa. Bagiku pertemuan pertama kami itu cukup menyenangkan. Aku tidak akan melupakannya.” tiba-tiba Nara sudah tersadar akan ucapannya.
”Jeonseohamnida. Kenapa aku malah curhat? Kata-kataku tadi lupakan saja, eoh?”
Hyuk hanya tersenyum dan Nara jadi salah tingkah + malu karena secara tidak langsung sudah menyatakan rasa sukanya pada Hyuk.
Selesai nonton Hyuk kembali ke apartemennya. Tidak lupa Nara yang selalu siap menguntitnya. Saat menyetir Hyuk teringat kata-kata yang di ucapkan fans-nya itu, ia tersenyum.
Nara mondar-mandir di depan pintu kamar apartemen Hyuk. Ia ragu untuk memencet bel. Perasaannya jauh lebih gugup dari sebelumnya. Akhirnya Nara menyenderkan punggungnya di pintu karena merasa lelah. Bahkan jauh lebih lelah.
Brukk!!
Ia jatuh pingsan
***
Hyuk yang akan keluar untuk membeli makan malam terkejut mendapati seorang yeoja yang tergeletak tak sadarkan diri di depan pintu apartemennya. Ia membopong yeoja itu masuk ke dalam apartemennya dan membaringkannya di sofa. Lalu menelepon dokter pribadinya.
Tak lama dokter pun datang dan memeriksa yeoja itu. ”Ia hanya kelelahan dan dehidrasi. Sepertinya ia tidak makan dan minum apapun dari pagi. Keunde Hyuk-ah, siapa yeoja ini? Yeojachingu?” tanya sang dokter.
”Ani uisanim. Aku juga tidak tau dia siapa. Dia pingsan di depan pintu apartemenku. Mana mungkin aku tidak menolongnya.”
”Yasudah, kalau dia sadar segera beri ia makan dan minum obat ini. Aku permisi.”
”Gomawoyo uisanim.”
Hyuk melihat Nara yang masih pingsan dengan tatapan yang sulit di artikan. ”Siapa kau sebenarnya? Kau seperti tidak asing. Apa kita pernah bertemu?” ucap Hyuk. Perlahan Nara membuka matanya dan kaget mendapati Hyuk yang tengah memandangnya dengan wajah super cute. Kembali kegugupan melanda dirinya, ia langsung duduk.
”Gwenchannayo?” tanya Hyuk.
”Eoh.” mendadak Nara kesulitan mengeluarkan suaranya.
”Ini makanlah. Bagaimana mungkin kau tidak makan apapun dari pagi. Kau pikir kau itu robot” ujar Hyuk sambil memberikan sepiring bibimbap pada Nara.
”Ti..tidak usah, aku pulang saja.” Nara beranjak dari sofa dan ingin pergi tapi Hyuk menarik tangannya.
”Dasar keras kepala. Apa kau takut aku menaruh sesuatu di makanan ini?” tanya Hyuk.
”A..ni.” sesungguhnya Nara tidak ingin pergi, ia masih ingin melihat Hyuk. Tapi karena rasa gugupnya yang tidak karuan apabila berada terlalu dekat dengan Hyuk, malah membuatnya ingin segera pergi menjauh. Ia takut tidak bisa mengontrol dirinya sendiri.
Tiba-tiba Hyuk menyuapi makanan itu ke mulut Nara. Nara pun menelannya dengan susah payah. “Aku makan sendiri saja.” Ia mengambil piring yang di pegang Hyuk. Bisa-bisa ia tersedak gara-gara Hyuk menyuapinya.
“Apa ini milikmu?” tanya Hyuk sambil menyodorkan topi.
“Eoh.” Nara langsung mengambil topi itu.
Topi itu, Hyuk seperti pernah melihatnya. Dan akhirnya Hyuk sadar, “Kau!! Kau yeoja yang di bioskop itu kan??”
”Ne, itu aku.” rasa gugup yang di hinggapi Nara malah membuatnya mengucapkan kata-kata yang berani, menurutnya tidak ada yang perlu disembunyikan.
”Kenapa kau mengikutiku?”
”Karena kau idolaku.”
”Kau stalker?”
”Ani. Aku fansmu Lee Hyukjae-ssi.”
”Ah.. aku ingat. Kau yang waktu itu di acara launching film ku juga kan? Yang memangilku saat aku mau pulang.”
”Ne. Sudah cukup introgasinya kan? Aku mau pulang, ini sudah malam. Besok aku harus menguntitmu lagi. Annyeong!!” ucap Nara sambil membungkukkan badannya lalu melambaikan tangannya.
”Chankaman!” cegah Hyuk.
Nara membalikkan badannya, ”Waeyeo?”
”Apa tidak ada yang kau inginkan dariku? Kau bilang kau fansku, apa kau akan pulang begitu saja?” entah kenapa fansgirl-nya ini terlihat menarik bagi Hyuk. Gadis ini berbeda dari yang lainnya, yang kalau bertemu dengan idolanya pasti akan teriak-teriak gaje dan melakukan hal-hal ekstrem.
”Obseo. Bertemu dan mengobrol denganmu sudah cukup hari ini.” jawab Nara datar.
Tiba-tiba..
Grepp!!!
Hyuk memeluk Nara, ”Aku tau kau pasti menginginkan yang lain selain sudah bertemu dan mengobrol denganku, kau 1 dari ribuan fansku yang aneh kalau tidak minta minta sesuatu.”
Jantung Nara seakan berdetak diatas normal, tubuhnya membeku. Dan sudah pasti wajahnya memerah. Hyuk melepas pelukannya dan memegang bahu Nara. Nara masih berdiri mematung. Berusaha menetralkan tubuhnya yang mendadak seperti tersenagt lebah. Hyuk tersenyum geli melihat gadis itu, Hyuk mengibaskan tangannya di depan wajah Nara. Nara segera tersadar. “Eoh. Geurom. Na kalkke Hyukjae-ssi.” Nara buru-buru melangkahkan kakinya keluar dari apartemen itu.
“Kalau ingin mengikutiku jangan lupa makan, aku tidak mau kau pingsan lagi!” teriak Hyuk.
Nara kembali ke sauna dengan hati berbunga-bunga dan selalu tersenyum pada setiap orang. ”Ya Tuhan, ini lebih dari yang aku bayangkan. Dia memelukku. Aku bahkan hampir tidak percaya hal itu akan terjadi. Dia bahkan tidak marah karena aku mengikutinya sepanjang hari. Kau benar-benar namja yang baik Hyukjae-ya. Tidak salah aku mengidolakanmu” batinnya. Nara menutup matanya dan tertidur dengan senyum di wajah ayunya.
Di tempat lain, Hyuk membaringkan badannya di kasur. Ia juga seperti orang gila yang senyum-senyum terseyun sendiri mengingat salah satu fans yang aneh. Saat pertama kali bertemu, ”Chankaman, bukankah ia bilang pernah bertemu denganku tapi aku tidak melihatnya. Jelas-jelas waktu aku pulang di acara launching film itu aku melihatnya. Jadi, dimana pertama kali kami bertemu?” pikir Hyuk. Hyuk juga mengingat sikap fansgirl-nya yang menurutnya berkepribadian ganda. Di acara launching itu, yeoja itu bersikap sangat ramah, bahkan SKSD. Tapi saat terbangun dari pingsannya malah gugup melihat Hyuk. Lalu setelah ketahuan ia malah bersikap biasa saja bahkan terkesan angkuh. Setelah di peluk Hyuk malah buru-buru pergi. ”Baiklah, aku ingin bertemu denganmu lagi besok my stalker.”
***
Seperti biasa, Nara mengikuti mobil Hyuk dari belakang. Hyuk memakirkan mobilnya d sebuah coffee shop. Nara duduk tidak jauh dari tempat Hyuk. Ia memegang menu sambil menutupi wajahnya. Hyuk bukan tidak menyadari kalau fansgirl anehnya sedang mengikutinya. Malah kemudian ia berjalan mendekati meja gadis itu lalu duduk disitu. Nara masih menutupi wajahnya dengan menu, kegugupan semakin melanda dirinya. Hyuk menarik menu itu. Nara terkejut tapi ia segera merubah ekspresinya menjadi biasa-biasa saja, walau masih tetap terlihat kegugupan terlukis di wajahnya.
“Hm,, kau masih mengikuti ku.” ucap Hyuk.
”Jangan pedulikan aku. Aku cuma ingin melihatmu.”
”Sekarang bagaimana? Ayo lihat aku sepuasmu.” Hyuk mensejajarkan kepalanya dengan wajah gadis itu.
Nara menundukkan wajahnya, perasaan gugup itu kenapa harus selalu datang saat berada terlalu dekat dengan Hyuk? Makanya ia lebih memilih untuk mengamati Hyuk dari jauh.
”Ahh. Sebenarnya kau fansku atau bukan? Malah tidak mau melihatku saat sedekat ini. Apa sebenarnya kau itu mengikutiku karena ingin mencelakakanku, eoh?”
”A..ani. sudah ku bilang jangan pedulikan aku. Anggap saja aku tidak ada, Hyukjae-ssi”
”Bagaimana mungkin aku menganggapmu tidak ada. Jelas-jelas kau mengikutiku sepanjang hari. Keunde, kenapa kau selalu memanggilku seformal itu? Apa kau seumuran denganku? Tapi kau masih terlalu muda menurutku.”
”Ani. Usia ku 24 tahun.”
”Woah, aku pikir kau baru 17 tahun. Geuronikka, panggil aku oppa. Kau aneh sekali. Kau satu-satunya fansku yang tidak memanggilku oppa.”
”Mianhe. Aku bukan bermaksud tidak sopan. Aku ingin berbeda dari fansmu yang lain.”
”Geure. Kau memang beda. Bahkan terlalu berbeda dan terkesan aneh menurutku.”
Nara terdiam, ia bingung harus berkata apa. Hyuk pun memecahkan keheningan itu. ”Bagaimana kalau kau panggil saja aku chagiya. Aku yakin kalau di belakangku pasti kau sering memanggilku chagiya kan?” goda Hyuk sambil tertawa.
Nara benar-benar tidak kuat melihat tawa super manis seorang Lee Hyukjae.
”Ck, k..kau bercanda? Keunde, baiklah chagiya” Nara tersenyum lepas dan terlihat sangat cute di mata Hyuk.
”Oh ia, kau bukan orang Korea kan? Kau darimana?”
”Indonesia.”
”Jinjja?”
”Eoh.”
“Woah, kenapa kau ke Korea? Jangan bilang kalau kau hanya ingin bertemu denganku” ujar Hyuk dengan PDnya.
”Itu benar. Aku kesini hanya ingin bertemu denganmu.”
”Kau bercanda kan?”
”Ani. Jeongmal.” jawab Nara serius.
Hyuk memandang Nara dengan serius. Ia tidak menyangka bahwa gadis ini datang ke Seoul hanya untuk bertemu dirinya. Bahkan ia tidak marah saat tau Nara ternyata menguntitnya selama beberapa hari. Padahal sebelumnya ia cukup kesal dengan ulah-ulah sesaeng fans yang selalu menguntitnya. Tapi entahlah, Nara terlalu beda + aneh menurutnya.
***
Esoknya berita menggeparkan terjadi. Selca Lee Hyukjae bersama seorang aktris bernama Lee Ji Eun beredar luas di dunia maya. Pihak manajeman Ji Eun sudah menjelaskan kalau foto itu di ambil saat Hyuk sedang menjenguk Ji Eun yang sedang sakit. Lalu mengambil selca bersama. Tapi tetap saja pemburu berita ingin mendengar penjelasan langsung dari mulut seorang Lee Hyukjae.
Nara menunggu Hyuk yang tidak kunjung keluar dari apartemennya. Perasaannya sedikit cemas. Dan ia memutuskan masuk ke gedung apartemen itu. Di lobi apartemen ia melihat sudah banyak kamera, wartawan, dan tentunya fans yang menunggu Lee Hyukjae. Fans yang kebanyakan yeoja itu bahkan ada yang menangis.
Hyuk bersiap-siap keluar dan memencet tombol lift. Tiba-tiba ada yang menarik tangannya.
”Kau??” Hyuk heran melihat fansgirl aneh-nya yang datang tiba-tiba.
”Eoh, kau mau kemana chagiya?”
”Tentu saja keluar. Aku ada latihan hari ini.”
”Apa kau tidak tau banyak wartawan di luar?”
”Arra. Walau tidak ada yang perlu ku jelaskan karena bukan aku yang membuat berita ini, aku akan tetap keluar.” Walau Hyuk berusaha menutupi kegelisahannya, Nara tetap bisa membaca wajah Hyuk yang sebenarnya cemas.
”Buka jaketmu!” titah Nara sambil membuka jaket yang ia kenakan juga.
”Ne?”
”Buka saja. Kau pakai punyaku. Oh ia, topimu juga.” sambil menyodorkan jaketnya. Lalu melepas topi yang biasa ia pakai dan membuat rambut panjangnya yang berwarna hitam tergerai indah. ”Dan pakai topi ini juga.”
Hyuk terdiam, sebenarnya ia masih bingung apa maksud gadis itu. Ia menatap lekat-lekat wajah Nara yang alhasil membuat gadis itu salah tingkah. Dan akhirnya Hyuk menyadari wajah Nara sangat manis dengan rambut panjang bergelombangnya itu. Selama ini kan Hyuk selalu melihat Nara dengan topi yang tidak pernah lepas dari kepalanya.
”Yaa..” Nara mengibaskan tangannya di depan wajah Hyuk.
Hyuk tersadar lalu melepas jaket dan topinya, kemudian mengambil jaket dan topi gadis itu, lalu memakainya. Begitu juga dengan Nara yang mengambil jaket Hyuk, kemudian menggulung rambutnya dan memakai topi Hyuk. Nara mengambil masker dari tasnya dan memakaikan di mulutnya.
Sebenarnya ini tidak akan berhasil mengingat ukuran tubuh yang sangat jauh berbeda diantara mereka berdua. Tapi, sepertinya pemburu berita tidak terlalu memperdulikan, dan tetap saja mengejar orang yang mereka Hyukjae, karena style dari orang itu benar-benar seperti Hyukjae. Nara terus menundukkan kepalanya dan berjalan tergesa-gesa.
Tidak jauh dari apartemen itu, Hyukjae sudah menunggu Nara di dalam mobilnya. Perasaannya sedikit cemas. Dan benar saja, Nara tampak terjatuh akibat ulah pemburu berita itu. Bahkan topi yang menutupi rambutnya terlepas. Hyukjae langsung keluar dari mobil dan menghampiri Nara. Ia membantu Nara berdiri. Wartawan menyadari kalau itu adalah Hyukjae dan langsung saja memberondong Hyukjae dengan berupuluh pertanyaan.
”Siapa gadis ini Hyukjae-ssi? Kenapa ia memakai topi dan jaketmu? Apa kau berusaha mengelabui kami?”
”Tolong beri jalan. Tidak ada yang perlu aku jelaskan. Pihak mereka sudah menjelaskannya, bukan?”
”Siapa gadis ini? Apakah dia Ji Eun?”
”berhentilah bergosip, aku dan Ji Eun hanya berteman. Dan gadis ini adalah... kekasihku.” Hyukjae terus berusaha menerobos kerumunan wartawan.
Tiba-tiba ada seseorang yang menarik paksa masker yang menutupi setengah wajah Nara. Hyukjae langsung memeluk Nara, menyembunyikan wajah gadis itu dalam pelukannya. Lampu blitz kamera tidak henti-hentinya memotret mereka. ”Dia bukan Ji Eun, kalian bisa mengecek sendiri Ji Eun sedang dimana sekarang,” jelas Hyukjae.
Akhirnya Hyukjae bisa juga sampai ke mobil. Ia langsung tancap gas. Wajah Nara benar-benar shock, kejadian barusan membuatnya sangat takut sekaligus terkejut. Nafasnya naik turun.
”Mianhe Nara-ssi. Gwenchannayo?” tanya Hyukjae.
”eoh.”
Hyukjae menghentikan mobilnya, lalu menatap gadis itu. ”Jeongmal mianhe.”
”Seharusnya aku yang minta maaf. Aku gagal menolongmu, Hyukjae-ssi”
”itu tidak penting. Yang penting itu kau baik-baik saja. Dan soal pernyataan tadi—”
”tidak apa-apa. Karena kau panik makanya kau mengatakan itu, aku tidak akan salah paham.”
”Tapi, aku merasa kalau aku menyukaimu.”
”Nde?” Nara sontak menolehkan wajahnya ke Hyukjae.
”Chuaheso.”
Nara merasa ini hanya mimpi. Hyukjae menyukainya? Tidak mungkin. Kalau pun tu benar, Nara akan melupakannya dan menganggap Hyukjae tidak pernah mengucapkan hal itu. ”Hyukjae-ssi, na kalkkeyo.” Tapi Hyukjae menarik pergelangan tangan gadis itu yang hendak membuka pintu mobil. Nara menoleh ke arahnya. Hyukjae mencoba menormalkan wajahnya. Sial! Tidak biasanya ia seperti ini, kenapa gugup sekali.
”Wae?”
Hyukjae melepas jaket yang ia pakai. ”Ige... punyamu.”
Nara juga hendak melepas jaket yang ia pakai, namun Hyukjae mencegahnya, ”Tidak usah, aku memberikannya untukmu.”
”Tapi.. ini kan jaket kesayanganmu.”
”Tidak apa. Jaket kesayangan untuk orang tersayang. Tidak masalah kan?”
Nara hanya tersenyum kikuk. ”Gomawo.”
”Soal yang tadi, aku serius. Aku menyukaimu. Mau kah kau—”
”Miahhe Hyukjae-ssi. Aku tidak bisa.”
”Wae? Bukankah kau menyukaiku?”
”memang aku menyukaimu. Tapi, aku rasa ini tidak mungkin. Aku cukup sadar diri. Aku hanyalah orang biasa dan kita itu sangat jauh berbeda. Terlalu banyak perbedaan diantara kita. Bertemu langsung denganmu saja sudah cukup membuatku bahagia. Dan sekarang aku bisa mengobrol seperti ini denganmu adalah hal yang luar biasa. Sekali lagi jeongmal mianhe”
Hyukjae tersenyum mencoba menutupi rasa kecewanya, ”Gwenchana. Akh, kau adalah gadis pertama yang menolakku. Hhahaha..”
”Mianhe.” Gadis itu menundukkan kepalanya.
”Ya sudah. Kapan kau kembali ke Indonesia?”
”3 hari lagi. Waeyo?”
”Aku akan mengajakmu keliling Seoul. Masa kau kesini hanya untuk menguntitku? Kau juga harus melihat keindahan negara ku ini.”
”ahh, tidak usah. Kau pasti sibuk.”
”Aku libur dalam seminggu ini. Lumayan kan sekalian aku refreshing.”
”Baiklah. Gomawo Hyukjae-ssi.”
”Kajjaaaa!!”
Mobil pun melaju membelah kota Seoul. Mungkin Nara terlihat bodoh menolak idolanya itu. Tapi ia sudah memikirkannya matang-matang. Ia tidak mau sesuatu yang buruk terjadi di kemudian hari. Terlalu banyak perbedaan yang nanti akan memisahkan mereka, bukankah itu akan terasa lebih menyakitkan? Cintanya pada Lee Hyukjae hanyalah cinta seorang fans kepada idolanya. Bukankah cinta itu tidak harus memiliki.
-END-
FYI: ff ini sudah pernah di publish di akun facebook author & salah satu fp.
Kritik & saran bisa mention ke twitter @IkAsifa248 atau PM ke facebook: http://facebook.com/iqha.asifaixa