CHAPTER 2 : I Hate You, Cho Kyuhyun!!!
#Hyosung POV
“Geumanhe Jiyeon-a.” Sebuah suara mengagetkan kami.
Kyuhyun! Kyuhyun menyelamatkanku. Tapi, kulihat ekspresi Jiyeon biasa saja.
“Wae?” tanya Jiyeon dengan nada datar.
“Sudah cukup sikapmu selama ini”
“Kau mengganggu ku saja Cho Kyuhyun!”
“Sampai kapan kau akan begini?”
“Sampai aku puas.”
“Baiklah, kalau kau tidak mau berhenti. Aku akan membuatmu berhenti.”
#Jiyeon POV
“Baiklah, kalau kau tidak mau berhenti. Aku akan membuatmu berhenti.” ucap Kyu. Lalu dia pergi sambil menggenggam tangan Hyosung. Apa sekarang dia sedang mengancamku?!
“Kau tidak membuat masalah kan di sekolah?” tanya Appa padaku saat makan malam.
“Ani” jawabku.
“Bagus, kalau appa mendengar tentang kelakuan burukmu. Appa akan mengirimmu ke asrama. Dan ku pastikan kau tidak akan bisa bermain bersama band mu itu lagi.” ancam Appa. Appa kenapa? Dia jadi aneh.
“Arraseo?!” sambung appa lagi.
“Nde.”
“Buktikan pada Appa kalau kau memang tidak melakukan hal buruk.”
“Mwossun seurriya appa?”
“Kau lihat saja besok. Besok appa akan ke sekolah.”
Mwo?! Sebenarnya ada apa? Kenapa seperti ada yang disembunyikan appa. Firasatku mengatakan akan terjadi sesuatu yang buruk.
#Author POV
Saat upacara, Kepala sekolah mengatakan kedatangan tamu spesial. Dia adalah pemilik yayasan Paran High School. Yang tidak lain adalah appa Jiyeon.
“Hari ini, saya ingin mengatakan sesuatu pada seluruh staff, guru, dan murid-murid Paran High School. Saya, atas nama anak saya Park Jiyeon memohon maaf atas kelakuan anak saya selama ini. Dan saya meminta kepada seluruh siswa agar tidak terpengaruh apapun yang di ucapkan oleh Jiyeon. Kalian tidak perlu takut padanya. Saya tidak akan mengeluarkan kalian tanpa alasan yang jelas. Apa lagi karena permintaan Jiyeon. Itu tidak akan mungkin. Harapan saya adalah memiliki sekolah yang nyaman dan penuh kekeluargaan….. bla bla bla”
Di sisi lain Jiyeon terlihat kesal dan mengepalkan tangannya. Lalu pergi meninggalkan lapangan.
#Jiyeon POV
‘Ige mwoya?’. Siapa yang berani-beraninya melapor ke appa. Sekarang aku berada di halaman belakang sekolah. Tidak bisa dipercaya. Appa sudah menjatuhkan reputasiku di hadapan semua siswa. Aku yakin setelah ini tidak ada lagi yang akan takut padaku. Appa keterlaluan. Aku ingat, bukankah Kyu kemarin mengancamku, dia bilang akan menghentikanku. Pasti dia yang sudah mengadukanku pada appa. Lalu aku kembali lagi ke lapangan. Tapi, sudah kosong. Sepertinya sudah selesai. Aku ke ruangan kepala sekolah, biasanya appa disitu sebelum kembali ke kantornya. Ku lihat sepanjang jalan, siswa-siswa ini mengacuhkanku.
“Appa!” teriakku. Aku tidak peduli walau masih ada KepSek di ruangan itu.
“Pelankan suaramu!” perintah appa.
“Tidak apa-apa Park Sajangnim. Saya keluar saja. Nak Jiyeon duduklah, bicaralah baik-baik.” kata KepSek yang pamit keluar.
“Kau kenapa lagi? Sudah kabur dari upacara. Sekarang teriak-teriak. Mau bikin malu appa?”
“Appa, kenapa kau melakukan ini?! Siapa yang sudah melaporkan hal ini pada appa? Aku bukan anak yang jahat.”
“Jiyeon-a, kau tidak perlu berbohong lagi. Appa sudah mencari tahu semuanya. Kelakuanmu selama ini benar-benar memalukan. Menindas murid-murid yang tidak bersalah.” cecar appa panjang lebar.
“Tapi Appa…”
“Tidak ada tapi-tapian. Kau harus merubah kelakuanmu. Atau appa akan benar-benar mengirimmu ke asrama.” ancam appa. “Sudah, cepat kau kembali ke kelas. Pelajaran pasti sudah dimulai.”
Aku berjalan gontai meninggalkan ruangan KepSek. Dan tidak sengaja berpapasan dengan Kyu yang baru saja keluar dari ruang guru. Walaupun appa tidak memberitahu siapa orang yang telah mengadukanku, tapi aku yakin Kyu lah di balik semua ini. Aku menatapnya tajam. Aku benar-benar kesal padanya.
#Kyuhyun POV
Saat keluar dari ruang guru aku berpapasan dengan Jiyeon yang juga baru keluar dari ruangan KepSek. Aku yakin, dia pasti menemui appanya. Dan dia pasti marah padaku karena akulah yang sudah mengadu pada appanya. Dia menatapku tajam, dengan wajah yang kesal. “Kau puas?” tanyanya.
“Ne?”
“Kau puaskan sudah berhasil menghentikanku?”
“Yeh, aku melakukan ini demi kebaikanmu.”
“Jihyeon-a, tadi seharusnya kau tidak kabur saat upacara. Jadi, kau harus minta maaf pada semua siswa sekarang” tiba-tiba appa Jiyeon sudah berdiri di ambang pintu.
“Mwo?!” ucap Jiyeon dengan nada tinggi.
#Jiyeon POV
“Mwo?!” yang benar saja aku harus minta maaf pada murid-murid disini.
“Apa kau tuli? Cepat kau ke lapangan. Appa akan meminta semua siswa untuk berkumpul di lapangan sekarang. Palli!” titah appa.
“Tapi appa…”
“Tidak ada tapi-tapian. Atau kau akan appa kirim ke asrama sekarang juga!” ancam appa lagi. Aku pasrah, aku melangkahkan kakiku gontai ke lapangan.
***
Aku sudah berdiri di atas podium. Aku masih diam. Tidak ada satupun kata yang terucap di bibirku. “Jiyeon-a, palli.” ucap appa.
“Mian”
#Author POV
“Mi..mian.” ucap Jiyeon terbata.
“Apa itu caranya minta maaf?” kata Jiyeon appa.
Jiyeon menarik nafas. Sepertinya sulit sekali baginya untuk berkata maaf.
“Mianhae, mianata.”
“Park Jiyeon!” appa geram melihat kelakuan Jiyeon. Lagi-lagi Jiyeon menarik nafas dalam-dalam.
“Joneun, Park Jiyeon imnida. Jeonseohamnida. Jeongmal sesongeyo. Aku minta maaf pada semuanya atas kesalahan dan kelakuanku selama ini. Kalian mau kan memaafkanku?” sesal Jiyeon dengan senyum yang di paksakan.
“Ne.” ucap siswa serempak.
“Khamsahamnida.” Secepat kilat Jiyeon langsung turun dari podium dan kembali ke kelas.
Arghhh..!!! erangnya.
***
Ke esokan harinya, saat Jiyeon tiba di sekolah. Dan menyusuri koridor menuju kelasnya, semua murid terlihat berbisik-bisik. Jiyeon menatap mereka tajam, tapi poor Jiyeon. Semua siswa sepertinya tidak takut lagi dengan Jiyeon. Jiyeon kesal dan secepat kilat segera masuk kedalam kelas. Sepanjang jam pelajaran Jiyeon tidak konsentrasi. Lalu dia ijin pulang karena tidak enak badan.
Sudah 3 hari Jiyeon tidak masuk sekolah, dan dia tidak memberi kabar apapun. Sebenarnya Jiyeon tidak sakit, dia hanya masih sedikit speechless dengan apa yang terjadi pada dirinya. Selama 3 hari di rumah, ia hanya berlatih bernyanyi dan mencoba untuk mengarang lagu. Akhirnya dia bosan. Pada Minggu malam dia menelpon Shin Hye dan Suzy untuk menemaninya Clubbing.
#Jiyeon POV
“Aku perlu refreshing” alasanku. Yah, sebaiknya aku menyenangkan diriku. Katanya pergi ke tempat seperti itu bisa sedikit relax. Walaupun aku nakal, aku tidak pernah pergi clubbing.
Sialnya, kami malah tidak boleh masuk karena kami masih berstatus pelajar. Walau aku mengatakan umurku sudah 17 tahun mereka tidak peduli. Karena kami harus menunjukkan kartu identitas (KTP maksudnya). Sedangkan yang kami punya hanya kartu pelajar.
Tapi aku tidak menyerah, ku lihat beberapa yeoja seumuran kami dengan mudahnya masuk kesana. Tapi, mereka bersama dengan namja.
“Yaa, bagaimana kalau kita masuk kesana dengan namja.” usulku pada 2 sobatku.
“Apa maksudmu? Kita harus menyamar jadi namja? Percuma saja, pasti mereka meminta kita untuk menunjukkan kartu identitas,” Suzy melengos.
Aigoo! Temanku yang cantik ini kenapa bodoh? “Yaa, bukan kita menyamar jadi namja. Kita harus masuk bersama namja. Kau lihat yeoja seumuran kita itu.” tunjukku. “mereka tidak perlu menunjukkan kartu identitas karena mereka masuk bersama namja yang bukan seorang pelajar.”
“Arasseo. Keunde…” Shin Hye terlihat ragu-ragu meneruskan kalimatnya. Dan malah melihatku dari ujung kuku sampai kepala.
“Mwo?! Kenapa kau melihatku seperti itu?”
“Kalau penampilan kita seperti ini, mana mungkin ada namja yang mau mengajak kita kesana.” kata ShinHye.
“Ne, kau benar. Suzy-ya, make over aku. Buat aku menjadi gadis yang cantik. Kau juga masih menyimpan baju bagus kan di mobilmu?” pintaku pada Suzy, karena di antara kami bertiga cuma dia yang bisa berdandan.
“Baiklah.”
Cha.. finish. Rambutku pendekku terlihat lebih cantik dengan pita berwarna biru muda. Make-up nya juga tidak terlalu tebal. Perfecto! Aigoo! Inikah Park Jiyeon, nomu yeppo. Pujiku dalam hati.
#Author POV
Tapi, sepertinya Jiyeon sedikit risih dengan dress yang dipakai. Dress terusan berwarna hitam dengan aksen blink-blink yang batasnya cuma sampai paha sukses mengekspos paha mulusnya. Selama ini kan dia tidak pernah mengenakan rok, maksudnya emang dia di sekolah pake rok. Tapi sebelum rok nya di pake, ia memakai celana olahraga. Jadi celana olah raga di timpa(?) dengan rok (ngerti kan readers maksud saia?).
Jiyeon sukses menggaet seorang namja. Tapi, dia mewanti-wanti sohibnya juga harus segera mendapatkan namja dan menyusulnya ke dalam. Sebenarnya Shinhye dan Suzy malas untuk masuk. Ini bukan Satnite, bayangkan besok masuk sekolah, ada quiz pula. Masa pulang pagi sih. Jadi, mereka memutuskan untuk pulang dan meninggalknan Jiyeon di dalam.
***
Jiyeon risih karena namja di sampingnya ini selalu merangkulnya. Dan berkali kali Jiyeon melepas rangkulan namja yang memegang bahunya. Sampai akhirnya Jiyeon tidak tahan dan memelintir tangan tu namja dan menatapnya tajam. Si namja ketakutan dan pergi menjauhi Jiyeon.
#Jiyeon POV
Aku memesan 1 gelas minuman yang aku sendiri tidak tau apa. Kemana 2 sohibku itu? Sudah setengah jam aku menunggu mereka. HP ku juga tertinggal di mobil Suzy. Sampai tiba-tiba aku merasa ada sebuah tangan yang merangkul pundakku. Ku lihat kesamping ada seorang namja dengan tampang mesum tengah tersenyum yang malah terlihat seperti seringai. Wah, cari mampus ni namja. Belom tau siapa gue -.-!”
#Siwon POV
Hm, kerja di hari minggu memang menyenangkan. Aku tidak perlu pulang pagi, karena besok aku harus ke sekolah. Sudah jam 12, saatnya pulang. Saat keluar dari dapur, kulihat seorang yeoja dan seorang namja seperti sedang berkelahi, dan aku seperti mengenal yeoja itu. Aku mendekatinya ternyata benar, dia yeoja menyeramkan yang ada di sekolah, yeoja yang beberapa hari yang lalu bertobat(?)- Park Jiyeon. Tapi, kenapa dia terlihat sedikit berbeda? Dia bisa mendapat masalah kalau berkelahi di sini. Aku menarik tangannya dan membawanya ke luar. “Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!” teriaknya.
Aku melepas tangannya. “Kenapa kau bisa masuk tempat ini? Pelajar kan dilarang masuk.” tanyaku.
“Nuguya? Aku seperti pernah melihatmu.” dia malah nanya balik.
“Nega? Kau tidak ingat aku?”
Dia melihatku dalam-dalam(?). “Eoh, no!” pekiknya.
“Ne, ini aku.” Padahal kan aku sekelas dengannya. Tapi, apa dia mengenalku karena aku teman sekelasnya?
“Kau kan temannya yeoja ganjen itu?”
Yeoja ganjen? Siapa yang dia maksud? Apa itu Hyosung? Baru kali ini aku mendengar julukan yeoja ganjen untuk Hyosung. Biasanya kan yeoja pabo. Upz, mian Hyosung-ah.
“Namanya Hyosung, bukan yeoja ganjen.” ralatku.
“Akh, sudahlah aku tidak peduli. Kau sendiri untuk apa disini? Kau hobi clubbing ternyata?”
“Ani, aku bekerja disini.”
“Gotjimal!”
“Aniya, kalau kau tidak percaya kau bisa menanyakannya.”
“Sudahlah, aku pulang saja. Oeh, kemana teman-temanku.?” wajahnya terlihat bingung.
Dia merogoh-rogoh sakunya. “Omoo! Ponsel dan dompetku tertinggal di mobil Suzy. Eotteokeh?” dia terlihat panik.
“Waeyo? Kau bersama temanmu? Dimana mereka?” tanyaku.
“Mulla, tadi mereka memakirkan mobilnya disini.” jawabnya.
“Kau mau ku antar pulang?” tawarku
“A..ani. andwae.”
#Jiyeon POV
“A..ani. andwae.” jawabku. Appa bisa mengamuk padaku kalau aku pulang larut malam. Jam segini pasti appa sudah kembali dari rutinitas hariannya. Dalam seminggu cuma dua hari appa berada dirumah. Makanya aku bisa bolos sekolah selama 3 hari. Lebih baik aku tidak pulang.
“Wae?” tanyanya.
“A.aku belum mau pulang. Yaak! Kau sudah memaksaku keluar dari sana. Jadi, kau harus menemaniku minum Soju.” kataku.
“Nde?!”
“Kau tenang saja, aku yang akan membayarnya.”
*****
“Ahjumma! 2 botol soju ya” teriakku.
Aku ingat! Bukankah dompetku tertinggal di mobil Suzy. Dasar pabo! Malah tadi aku bilang mau traktir. Sudahlah, aku pinjam saja uangnya. Besok akan ku ganti.
“Ayo, tuangkan ke gelasku.” pintaku. “Sini, aku juga akan menuangkannya ke gelasmu.”
“Sudah 3 hari kau tidak masuk sekolah. Kenapa?” tanyanya.
“Bagaimana kau tau aku tidak masuk sekolah selama 3 hari?” tanyaku balik.
“Aku kan satu kelas denganmu”
Oh, ternyata dia satu kelas denganku. “Aniyo, obseo. Aku hanya ingin menenangkan pikiranku saja.” terangku.
“Dangsineun. Aku yakin sebenarnya kau adalah yeoja yang baik. Tapi, sepertinya caramu salah untuk menarik perhatian. Sebenarnya kau kesepian kan? Cobalah bersikap manis pada semua orang. Kau juga pasti akan mendapatkan perhatian. Tidak perlu dengan cara menindas orang lain.” ceramahnya padaku.
Dasar sok tau! Tapi, ada benarnya juga apa yang dikatakannya. “Chankaman, aku ke mini market sebentar ya.” ucapnya.
#Author POV
Aigoo! Jiyeon. Kayaknya hampir mabuk deh dia. Sudah menghabiskan 1 botol soju dan botol ke dua isinya juga hampir habis. Padahal cuma ditinggal Siwon selama 20 menit. Siwon terlihat bingung bagaimana caranya membawa Jiyeon pulang. Alamat rumahnya saja tidak tau. Sedangkan dia kemana-mana naik sepeda.
“Jiyeon-ssi. Kau bisa mendengarku?” tanya Siwon.
“Nee” jawabnya dengan suara berat.
“Ayo katakan dimana rumahmu?”
“Aku tidak mau pulang.”
“Kalau kau tidak pulang kau mau tidur dimana?”
“Tinggalkan saja aku sendiri disini.”
“Kau mabuk, bagaimana kalau sesuatu terjadi padamu?”
“Aku tidak apa-apa, aku bisa menjaga diriku. Kalau ada yang berani macam-macam denganku akan kuhajar.”
Aku tetap tidak yakin meninggalkannya disini. Lagian warung ini juga akan tutup sebentar lagi. Aku memutuskan membawanya pulang ke rumahku. “Jiyeon-ssi, ayo naik kesini. Kalau kau benar-benar tidak mabuk kau pasti tidak akan jatuh dari sepeda ini kan?”
“Kita mau kemana?”
“Sudah, ikut saja.”
Tiba-tiba hujan turun, padahal tinggal sedikit lagi aku sampai rumah. Kupercepat laju sepedaku. Tetap saja kami basah kayup. Akh, sampai juga. Ku lihat Jiyeon menutup matanya dan menggigil kedinginan. Bajunya basah. Dia bisa masuk angin kalau bajunya tidak diganti.
#Author POV
Bughhh…!! Jiyeon terjatuh dari tempat tidur dan meringis kesakitan sambil mengelus pinggangnya. Perlahan membuka matanya. Dan terlihat bingung dengan keadaan sekitar. ‘dimana aku?’ gumamnya. Dan merasa lebih aneh lagi melihat tubuhnya yang mengenakan kemeja pria kebesaran.
Tiba-tiba pintu terbuka, Jiyeon menarik kemeja itu agar mampu menutupi seluruh pahanya. “No! Apa yang kau lakukan padaku, eoh?” teriak Jiyeon.
Siwon hanya menggelang sambil berkata “Aku tidak melakukan apa-apa.”
FYI: ff ini sudah pernah di publish di akun facebook author & salah satu fp.
Kritik & saran bisa mention ke twitter @IkAsifa248 atau PM via facebook: http://facebook.com/iqha.asifaixa