Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
line official dreamers
facebook dreamers
twitter dreamer
instagram dreamers
youtube dreamers
google plus dreamers
How It Works?
Dreamland
>
Fan Fiction
15 DAYS
Posted by KaptenJe | Rabu,29 Agustus 2018 at 22:44
0
841
Status
:
Ongoing
Cast
:
J-Hope, Jimin, V, BTS
15 DAYS

CHAPTER 2 : Messed Up

Bab 2

Messed Up

 

 

Selasa terakhir di bulan Juli ini menjadi pertama kalinya Yu Ra mengurusi jadwal BTS untuk tampil di sebuah acara talkshow. Dalam acara ini BTS tidak akan menyuguhkan tarian dan nyanyian, melainkan promosi mini album terbaru mereka.

 

Di ruang tunggu artis semua personil akan dirias, Yu Ra dan beberapa kru membantu menyiapkan pakaian yang akan digunakan. Di sana terdapat tiga meja rias, jadi bagi member yang belum mendapat giliran untuk dirias diminta menggunakan kostum lebih dulu. Hari ini mereka akan tampil menggunakan kaos serba putih, masing-masing bertuliskan judul lagu berbeda-beda yang  terdapat di dalam album terbaru dan logo BTS di bagian belakangnya.

Yu Ra yang melihat itu, rasa-rasanya ingin memiliki salah satu ... hm, atau mungkin semuanya? Entahlah, semua kaos itu terlihat sama-sama berharga baginya.

 

After School Club, sering disingkat menjadi ASC adalah acara yang akan diisi  BTS sebagai bintang tamu untuk episode hari ini. Karena serial ini ditujukan untuk pemisa internasional, sehingga bahasa utamanya adalah bahasa Inggris. Meski personil BTS yang rata-rata adalah orang Korea asli, mereka memiliki Kim Nam Joon sang leader grup yang piawai berbicara bahasa Inggris. Jadi itu bukan masalah. Para penggemar musik Korea internasional juga bisa berinteraksi langsung dengan sang bintang lewat Twitter dan Google Hangouts.

Diam-diam Yu Ra pernah mengirimkan pesan pada akun Twitter acara itu untuk episode BTS tahun lalu. Yu Ra tiba-tiba tersenyum mengingat hal lucu itu. Terlintas keberuntungan yang didapatnya saat itu, sang pembawa acara membacakan pesannya untuk BTS yang diminta membuat love sign dengan gaya masing-masing. Itu lucu, tetapi sangat berkesan hingga Yu Ra tidak pernah melupakannya.

 

“Yu Ra-ya, bisa tolong ambilkan aku satu set brush lagi di tas make up yang itu,” ucap salah seorang kru wanita bernama Hye Ra yang tengah merias Ho Seok.

 

Yu Ra tercenung sesaat sebelum menatap Hyera dan buru-buru kembali fokus. Dengan sigap mengambilkan kotak berukuran sedang di dalam tas yang ditunjuk Hye Ra.

 

“Terima kasih.” Hye Ra kembali fokus memulas wajah Ho Seok mengabaikan ekspresi Yu Ra yang tak lepas memandang idolanya.

 

Ho Seok yang melihat Yu Ra melalui cermin di depannya tiba-tiba bertanya, “Kenapa?”

Bukan Yu Ra melainkan Hye Ra yang menimpalinya, “Ne (ya)?”

 

“Eh. Bukan, Noona. Tapi dia.” Ho Seok menunjuk dengan menggunakan dagunya. Yu Ra pun yang menyadari langsung merespon. “Aku?”

 

“Hm. Kamu memerhatikan sampai tidak berkedip.”

 

Yu Ra bisa merasakan pipinya memanas, lantaran tertangkap basah oleh Ho Seok. Sialnya Min Yoon Gi sang lead rapper, bukan membuat suasana lebih baik malah semakin membuat Yu Ra salah tingkah.

 

“Itu namanya dia menyukaimu, Seok-ah.”

 

“Bu-bukan begitu. Aku ... suka karena aku penggemarmu. Maaf, jika membuatmu tidak nyaman.”

 

“Tidak, kok. Hanya saja ekspresimu itu lucu. Oh ya, terima kasih sudah menyukaiku, Yu Ra-ssi.” Ho Seok membagi satu senyum termanisnya, jenis senyuman yang bisa menular bagi siapa saja yang melihat untuk membalasnya.

 

Andai saja, Yu Ra tidak memasukkan ponselnya ke dalam tas mungkin senyum Ho Seok sudah diabadikan dan di simpan dalam galeri ponselnya.

 

Hei, barusan Ho Seok menyebut namanya, kan? Dia mengingatnya.

 

Beruntung jantungnya di balik tulang rusuk diikat banyak nadi, jika tidak Yu Ra tak yakin akan melorot dan teronggok entah dimana.

 

“Jadi, hanya Ho Seok saja?” Yoon Gi menoleh ke arah Yu Ra.

 

“Hm?”

 

“Kamu hanya menyukai Ho Seok saja? Oh, hatiku sungguh terluka.” Yoon Gi membuat mimik sedih yang dibuat-buat dengan memegangi dada sebelah kirinya sebelum akhirnya tergelak. Tawa pun mengisi ruangan itu karena akting Yoon Gi yang lucu.

 

“Tentu saja tidak. Aku menyukai kalian semua.” Yu Ra mengangkat kedua ibu jarinya dan dibalas Yoon Gi dengan finger heart. Yu Ra pun tersenyum.

 

Kemudian terlihat Ji Min datang dan menempati kursi kosong di sisi kiri Yoon Gi, kini gilirannya untuk dirias. Yu Ra seketika merasakan hawa dingin menjalari tubuhnya hanya dengan melihat ekspresi Ji Min yang tidak jauh dari rasa cuai yang kentara. Ji Min sebenarnya memiliki figur yang baik, wajahnya menawan dan juga kepercayaan dirinya tinggi. Meski terkadang ia suka terlihat malu-malu. Di dukung oleh bakat alam untuk menarik perhatian perempuan dengan kesan seksinya. Yu Ra hanya bisa diam dengan ekspresi dinginnya, tapi ia tidak cukup kuasa untuk membencinya.

 

Meskipun masih diguyur rasa kecewa yang datang tiba-tiba, hari ini Yu Ra mengetahui satu hal baru. Karakter Min Yoon Gi yang terkesan dingin dan angkuh, lantaran wajahnya jarang terlihat ramah dibandingkan keenam temannya yang lain. Pada kenyataannya ia memiliki pribadi yang hangat. Yoon Gi-lah yang mencairkan suasana. Yu Ra juga senang bisa tertawa bersama Ho Seok. Perlahan Yu Ra menemukan ‘Ho Seoknya’ kembali.

 

***

 

Sepulangnya, semua kru merasa senang, lega, dan bangga. Karena BTS lagi-lagi berhasil membuat kesan baik dalam acara itu. Rating ASC pun naik hari ini.

Seluruh kru merapikan kembali peralatan dan bawaan mereka masing-masing. Termasuk Yu Ra yang membantu di sana. Yu Ra sedang merapikan pakaian dan menaruhnya di dalam tas untuk dikirim ke bagian laundry besok, Tae Hyung pun datang sambil sedikit mengobrol dengan para kru yang berada di situ.

 

“Yu Ra noona.” Si empunya nama mendongak ke arah Tae Hyung. “Ini hadiah untukmu.”

 

Tae Hyung langsung menyerahkan sebuah benda persegi bersampul plastik pada Yu Ra. “Hadiah? Tapi aku tidak berulang tahun.”

 

“Eh, memangnya hadiah hanya di saat ulang tahun. Hm, ini hadiah ... selamat datang dariku. Simpan baik-baik, ya.” Tae Hyung melambaikan tangan dan berlalu sebelum Yu Ra berterima kasih.

 

Detik berikutnya nyaris kedua bola mata Yu Ra melompat keluar dari singgasananya. Ia memiliki album terbaru BTS secara cuma-cuma, lebih tepatnya member BTS sendiri yang memberikan padanya. Yu Ra bersorak girang sambil menciumi benda itu. Para kru yang masih berada di sana terlihat menertawai tingkah kekanak-kanakan Yu Ra.

 

“Yu Ra-ya, tolong setelah ini kamu sapu ruangan peralatan make up dan di sini, ya.” Suara Ha Yi membuat Yu Ra seketika menghentikan selebrasinya.

 

“Baik, Sunbae.” Yu Ra mengangguk, lantas Ha Yi dan beberapa kru yang sudah selesai dengan pekerjaannya berjalan keluar meninggalkan Yu Ra sendirian.

 

Ia menghela napas lelah. Namun ketika bola matanya bergulir pada benda yang berada di genggamannya, segera Yu Ra membuka sampul plastiknya dengan hati-hati. Harapannya bisa mendapat photo card Ho Seok beserta tanda tangannya. Yu Ra merasa beruntung hidup di Korea, industri musik di negara ini mengapresiasi para pemusik. Untuk mendongkrak penjualan, setiap penyanyi yang merilis album akan memberikan photo card dan tanda tangan asli selain terdapat album foto sang artis di dalamnya. Hal itu membuat seluruh penggemar—termasuk Yu Ra—merasa senang jika bisa memiliki album dari artis idolanya. Maka tak jarang, jika penggemar dari Korea itu sendiri bisa membeli lebih dari satu album untuk satu orangnya.

 

Ia bersiul-siul rendah, bersenandung lagu utama album itu yang musik videonya sudah ditonton satu juta kali dalam 16 jam setelah perilisan. Ternyata Kim Tae Hyung. Yu Ra sedikit kecewa, tapi jika dipikir tidak ada ruginya. Toh, foto Ho Seok masih bisa ia lihat di dalam album fotonya.

 

***

 

Keesokannya BTS melakukan sesi pemotretan untuk sebuah majalah, karena album mereka yang memegang rekor penjualan tertinggi di Korea. Untuk penikmat musik global responnya baik, album pun merangkak naik ke peringkat 9 di chart iTunes AS.

Sesi pemotretan hari ini menggunakan studio milik BigHit Entertainment yang berada di dalam gedung kedua. Yu Ra yang sudah selesai dengan pekerjaannya, lekas-lekas melihat bagaimana proses pemotretan ketujuh pemuda itu. Yu Ra tidak bisa menghitung, berapa banyak kata ‘wow’ diucapkan selagi kedua matanya mengamati. Tidak salah mengidolakan mereka, karena ketujuh pemuda itu benar-benar memancarkan aura bintang.

 

Yu Ra berinsiatif memotret mereka secara diam-diam dengan kamera ponselnya. Tanpa menyadarinya, di koordinat lain ada sepasang mata mengawasi Yu Ra yang sedang asyik memotret.

 

“Hei, anak baru! Kamu cari mati, ya?” Teriakan itu sontak membuat Yu Ra terkejut.

 

Itu suara Ji MIn. Bukan hanya Yu Ra, melainkan seluruh orang di sana langsung menatap pergerakan Ji Min yang mendekati Yu Ra. Hingga pemotretan pun ikut berhenti sejenak.

 

“Itu, apa yang kamu lakukan?”

 

“A-aku—”

 

“Tidak ada yang boleh memotret sembarangan di sini!” Ji MIn lagi-lagi menaikkan nada bicaranya, kali ini terdengar lebih keras. Mungkin karena posisinya yang lebih dekat. “Kamu ingin terkenal dengan cara bodoh seperti itu?”

 

“Ti-tidak. Bukan beg—”

 

“Kamu atau siapapun tidak berhak memotret sembarangan.” Yu Ra melihat ekspresi Ji Min yang terbakar emosi dan ia merasa takut. Air matanya perlahan mendesak keluar dan membasahi pipi putihnya. “Hyung, yakin sudah mengajarkan dia dengan benar?” Ji Min menggeser tubuhnya guna menghadap ke arah Hong KI. Pria itu tidak menjawab, Ji Min pun melangkahkan kaki kembali ke tempatnya semula. Sementara Yu Ra membungkuk meminta maaf berkali-kali pada semua orang di sana.

 

Hong Ki menarik Yu Ra keluar dari studio. Mereka berhenti beberapa meter dari pintu masuk ruangan itu. Selanjutnya pria itu memberikan sapu tangannya pada Yu Ra.

 

“Maafkan aku, Sunbae. Aku tidak bermaksud ... a-aku ....” Yu Ra masih tersedu dan kedua bahunya bergetar.

 

Hong Ki menepuk pelan satu bahu Yu Ra disertai satu senyum di belahan bibirnya. “Sudahlah. Berhati-hatilah lain kali, ya.” Ia lantas berlalu untuk kembali masuk mengawasi sesi pemotretan. Kalau boleh jujur, Yu Ra merasa tidak enak pada Hong Ki karena ikut terseret kemarahan Ji Min tadi.

 

Tiba-tiba suara Ha Yi menginterupsi pendengarannya. “Ya, Yu Ra-ya!” Si pemilik nama lantas menoleh ke arah Ha Yi. Perempuan itu berdiri di depannya dengan melipat kedua tangan di depan dada. “Kamu bodoh atau apa? Kenapa bisa ceroboh seperti itu? Kalau sampai foto mereka tersebar—”

 

“Tapi Sunbae, aku tidak berniat begitu. Hanya untuk koleksi pribadi saja, sungguh,” sela Yu Ra.

 

“Apa kamu pikir mereka tahu niatmu? Yang mereka tahu, kamu memotret mereka diam-diam.”

 

“Maafkan aku, Sunbae.” Yu Ra menunduk kecil, tapi Ha Yi terlihat tidak peduli.

 

“Pastikan jangan sampai mengulangi kesalahan yang sama, Nona Park Yu Ra. Aku mengawasimu!” Ha Yi menghela napas sebelum melangkah pergi meninggalkan Yu Ra.

 

“Aku tidak habis pikir. Bagaimana bisa Hong Ki sunbae menerima orang tidak kompeten begitu saja? Hal kecil seperti itu saja tidak tahu.” Yu Ra mendengar gumam pelan Ha Yi selagi melangkah menjauh. Ada rasa sakit yang muncul, entah berasal dari bagian tubuh yang mana.

 

***

 

Selepas kegiatan hari ini, seperti biasa Yu Ra kembali membantu membawa peralatan ke ruang penyimpanan. Ia melangkah masuk ke dalam ruangan.

 

“Ini untukmu.” Tae Hyung tiba-tiba menyodorkan air mineral botolan dan sebatang cokelat menyambut kemunculan Yu Ra.

 

Yu Ra meletakkan box bawaannya terlebih dahulu. “Ini apa?”

 

“Katanya, cokelat bisa membantu memperbaiki suasana hati yang rusak. Lalu, Noona perlu air setelah memakannya.” Tae Hyung memberi cengiran kecil sebelum memaksa Yu Ra untuk menerimanya.

 

Sedikit bingung, Yu Ra masih memandangi Tae Hyung mengikuti pergerakannya keluar dari ruangan. Beberapa langkah melewatinya, Tae Hyung pun berbalik.

 

“Jangan terlalu dipikirkan dan jangan terlalu diambil hati, ya.” Tae Hyung melontarkan kalimat itu sebagai penutup, memasang senyuman dan lambaian tangan sebelum berlalu dari sana. Meninggalkan Yu Ra termangu seorang diri.

 

Namun jika dipikir-pikir Yu Ra menyadari kecerobohannya. Seharusnya Yura lebih berhati-hati dan tidak melakukan kebiasaan memfotonya pada waktu yang kurang tepat. Meskipun beralasan hanya sekedar menambah koleksi foto idola di dalam galeri ponsel, tetapi tindakannya bisa saja menimbulkan gangguan untuk grup sebesar Bangtan Boys. Yu Ra mengembuskan napas berat, ia mengangkat sudut bibir setelahnya.

 

Terima kasih, Tae Hyung-ah, batin Yu Ra. Ia pun segera melanjutkan pekerjaannya.

 

***

 

Pukul sebelas malam Yu Ra selesai mengerjakan pekerjaannya. Ia lekas menutup pintu ruang peralatan setelah  sebelumnya memastikan ruang kostum dan ruang rias sudah selesai dirapikan.  Juga tak lupa membawa botol air mineral yang sebelumnya diberikan oleh Tae Hyung beberapa jam lalu untuk dibawanya ke kamar. Yu Ra melangkah melewati koridor, tetapi baru beberapa langkahnya terpeta samar-samar terdengar suara musik mengalun dari ruang latihan.

Keberaniannya menciut. Oh astaga,  tiba-tiba Yu Ra merasa tengkuknya dibelai angin sejuk. Ia menelan segumpal ludah dan perlahan berjalan menuju ruang latihan yang hanya tinggal beberapa meter dari tempatnya sekarang. Ia ingin lari saja, tetapi sebagian dari dirinya juga ingin memastikan jika ruangan itu tidak seperti yang ada di dalam bayangannya. Seperti ada seseorang atau ... sesuatu yang menggunakan ruangan itu, mungkin.

 

Tinggal satu langkah lagi bagi Yu Ra untuk sampai di depan pintu kaca itu. Yu Ra mencoba mengintip, menelisik tiap sudut ruangan.

 

Oh, itu Ho Seok.

 

Yu Ra mengembuskan napas lega seraya mengelus dada. Ia pun tidak mengubah posisinya, tetap mengamati Ho Seok yang tengah latihan menari diiringi alunan musik.

 

Sejujurnya, Jung Ho Seok bukan ‘cinta pertamanya’ di Bangtan Boys. Omong-omong, beberapa personil Bangtan Boys ada yang memilki nama panggung. Jung Ho Seok adalah J-Hope, Kim Tae Hyung adalah V, Min Yoongi adalah Suga, dan Kim Nam Joon adalah Rap Monster. Dulu bagi Yu Ra, Ho Seok hanya seperti pengganggu, lantaran tingkahnya yang kelewat absurd dan senang mengikuti gerakan tari girlband sexy yang malah jadi terkesan menggelikan dibuatnya. Ho Seok juga tidak terlalu tampan jika dibandingkan Seok Jin atau Jungkook, bagi Yu Ra. Ho Seok memiliki karakter kelewat bodoh, aneh, dan aktif seperti cacing kepanasan. Perlu ditegaskan di sini, karakter pria idaman Yu Ra tidak satu pun dimiliki Ho Seok, katanya. Makanya Yu Ra tidak pernah tertarik untuk menjatuhkan atensinya pada pemuda itu.

Lama-kelamaan jika dilihat-lihat saat ia menari itulah yang pertama menarik perhatian Yu Ra. Tambahkan fakta bahwa Ho Seok terlihat mencolok dan memancarkan aura memesona nan memikat. Seolah gerak tubuhnya dan musik yang mengalun adalah satu kesatuan yang indah tidak bisa dipisahkan. Memudarkan penilaian Yu Ra yang selama ini memasukkan Jung Ho Seok ke dalam kategori ‘pria biasa-biasa saja’.  Ho Seok terlihat tampan dengan pembawaan dirinya.

Rasa penasaran Yu Ra akan sosok Ho Seok semakin bertambah. Bermodal berselancar di mesin pencari internet, Yu Ra mencoba membaca profil lengkap seorang Jung Ho Seok. Dari sanalah ia baru tahu ternyata si pemuda asal Gwangju itu adalah penari hebat di kota asalnya. Sudah banyak prestasi yang didapatnya dalam dunia tari. Mulai saat itu Yu Ra ‘jatuh cinta’ pada Ho Seok dan mendedikasikan dirinya sebagai ‘J-Hope Stan’.

 

Tanpa disadari kedua kakinya melangkah bergerak masuk ke dalam ruang latihan menghampiri Ho Seok  yang sedang kecewa ternyata air minumnya sudah habis. Menyadari seseorang mendekat, ia terlihat terkejut mendapati Yu Ra di tempat itu.

 

“Oh, Yu Ra-ssi.”

 

Bibir si gadis mendadak kelu untuk sekedar membalas sapaannya. Namun, Yu Ra lekas mengangkat botol mineral di dalam genggaman dan menyodorkannya pada Ho Seok. Melihat itu, si pemuda  tak bisa menahan diri untuk mengerutkan kening.

 

“Untukku?”

 

Yu Ra langsung mengangguk menanggapi. Meski mengatupkan bibirnya rapat-rapat, tetapi pipi gadis itu merona. Sudut-sudut bibirnya menunjukkan rasa senang lantaran Ho Seok menyambut pemberiannya.

 

“Terima kasih, ya.” Ho Seok pun mendudukkan diri di atas lantai dan langsung meneguk air itu. Menyadari bahwa Yu Ra yang  juga duduk beberapa jengkal darinya, ia lantas menoleh. “Kamu tidak apa-apa, kan?”

 

Yu Ra balik menatap Ho Seok dan melihat sinar khawatir dalam tatapannya. Yu Ra langsung tahu apa yang mendasari pertanyaan barusan. Sembari mengangguk Yu Ra menjawab, “aku baik-baik saja, kok.”

 

Entah mengapa jawaban itu tidak cukup menenangkan Ho Seok. Hatinya masih terasa terbebani bahkan saat Yu Ra menyunggingkangkan senyuman. Keduanya terdiam beberapa jenak, hanya terdengar suara alunan musik yang beberapa lalu sudah dikecilkan volume-nya oleh Ho Seok.

 

“Yura-ssi,” panggil Ho seok memecah hening. Yu Ra menoleh, dari nada suaranya pertanda bahwa lelaki itu punya sesuatu yang ingin dibicarakan.

 

“Ucapan Ji Min jangan diambil hati, ya. Dia sebenarnya bukan tipe pemarah.” Ho Seok terkekeh ringan, sementara Yu Ra menatapnya dengan rasa bingung. “Ji MIn itu seperti malaikat penjaga kami. Dia akan berada di barisan paling depan untuk menjaga kami, jika ada yang bertindak kurang hati-hati, dan bisa mengganggu kami nantinya. Ji Min  hanya ingin melindungi Bangtan.”

 

“Aku tahu,” timpal  Yu Ra pelan. “Aku terlalu ceroboh. Kurasa,  aku memang pantas dimarahi seperti itu. Maafkan kecerobohanku.” Yu Ra membungkuk kecil disambut senyum lega dari Ho Seok. Karakter Yu Ra yang polos dan hangat membuat Ho Seok menyukai kepribadiannya.

 

“Kamu suka menari juga, ya?”

 

“Hm?”

 

“Tidak sengaja aku melihatmu menari semalam.” Ho Seok tersenyum, seolah memori itu kembali menyapu pandangannya.

 

Alis Yu Ra berjungkit naik, selagi dirinya mengamati Ho Seok. Ia mencoba mengingat-ingat yang dilakukannya semalam. Lalu tiba-tiba saja ....

 

“Astaga, Sunbae melihatnya?” Yu Ra menutup mulutnya dengan satu tangan. Ini benar-benar memalukan, Ho Seok melihatnya menari diiringi salah satu lagu BTS  saat mengepel lantai. Itu emmalukan, rasa-rasanya Yu Ra ingin menangis sekarang.

 

Sunbae?” Ho Seok mengulang dengan ekspresi bingung. “Ah, kamu lahir di bawahku, ya?”

 

“Bukan.” Yu Ra menggeleng kecil. “Aku lahir tahun 94.”

 

Mimik wajah Ho Seok berubah terkejut, tapi dengan ekspresi yang sedikit ‘heboh’. “Aku juga tahun 94.”

 

“Iya, tapi aku lahir bulan delapan dan Sunbae bulan dua. Benar, kan?” sambar Yu Ra.

 

Entah mengapa, pembicaraan itu menjadi topik menyenangkan bagi Yu Ra. Tanpa sengaja, mereka kelihatan lebih akrab satu sama lain. Yu Ra ingin sekali menghentikan waktu sekarang juga.

 

“Ah, begitu.” Ho Seok mengangguk mengerti.

 

Sampai beberapa detik setelahnya, kedua mata Yu Ra masih terperangkap diam menilik tiap lekuk wajah Ho Seok yang begitu memesona untuknya—sekalipun pemuda itu sedang meneguk air mineral pemberiannya tanpa memerhatikan Yu Ra. Seperti yang Yu Ra pernah katakan, Ho Seok kalah telak, jika dibandingkan dengan Seok Jin atau pun Jung Kook masalah ketampanan. Namun bagaimana bisa seorang perempuan tak mengindahkan garis rahangnya yang tegas, tatapan kedua matanya yang sarat kehangatan, hidungnya yang mancung, bibirnya yang selalu tersenyum menampilkan deretan giginya yang putih, yang terakhir adalah kepiawaiannya dalam menari. Jika ada  perempuan  di dunia ini yang tidak menyukai Ho Seok—satu saja misalnya—Yu Ra merasa perlu menyembah orang itu.

 

Yu Ra tidak menyadari ketika Ho Seok bahkan sudah memerhatikannya. Pemuda itu berdeham dan sukses membawa Yu Ra kembali ke alam sadarnya. Ia buru-buru mengalihkan pandangan.

 

“Kenapa?” tanya Ho Seok memasang ekspresi datar yang membuat Yu Ra memasang senyum kikuk.

 

“Tidak, aku hanya senang bisa mengobrol dengan Sunbae seperti ini.”

 

Ho Seok tersenyum dan tiba-tiba ia teringat sesuatu. “Oh ya, kamu menyukaiku, kan?”

 

Yu Ra sontak membelalak. Melihat itu Ho Seok  menyadari kekeliruan dalam pengucapannya.

 

“Eh. Ma ... maksudku, kamu mengidolakanku di Bangtan Boys, kan?” Nada suaranya menukik ke intonasi paling rendah.

 

“Iya. Aku J-Hope stan,” ucapnya malu-malu dengan sebuah cengiran kecil sebagai penutup.

 

Lagi-lagi Ho Seok tersenyum. Yu Ra benar-benar dibuat mati gaya. “Sebagai ucapan terima kasihku. Ayo, kita berfoto. Tapi janji ya, jangan diunggah?” Ho Seok mengangkat jari kelingkingnya sejajar dengan wajah, menunggu Yu Ra menyambutnya.

 

“Aku janji.” Tentu saja Yu ra setuju. Bagaimana bisa dia menolak tawaran foto bersama dengan sang idola. Ia menautkan jari kelingkingnya dan keduanya pun tersenyum bersama.

 

Ternyata Ho Seok tidak seperti dugaannya. Dia tetap Jung Ho Seok yang Yu Ra sukai.

 

 

 

To be continued ....

 

 

 

Bagaimana pendapat kalian setelah baca yg chapter 2 nya? Semoga kalian terhibur dan ditunggu sekali lo vomennya ^.^/

Tags:
Komentar
RECENT FAN FICTION
“KANG MAS” YEOJA
Posted Rabu,16 Juni 2021 at 09:31
Posted Senin,20 April 2020 at 22:58
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 23:42
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:08
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:07
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:07
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:06
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:06
FAVOURITE TAG
ARCHIVES