CHAPTER 1 : Oneshot
Turbulance Tour hampir selesai. Jaebum meregangkan lehernya. Menghela napasnya sembari menatap gradasi indah langit California sore itu. Dari semua kota yang GOT7 singgahi, ia paling suka di sini. Selain ada Mark dan keluarganya, ia merasa hangat dan terjaga. Padahal...
Pipinya sontak terangkat. Ah. Senyuman itu sangat sulit dihentikannya. Padahal semua itu hanya delusi semata. Bahkan delusi bisa mendebarkan hatinya sedemikian rupa. Diangkatnya telapak tangannya, menenangkan tulang pipinya yang bergejolak semena-mena.
“Ah, Hyung! Jinjja!” Teriak sang maknae tidak terima.
Jaebum justru melepaskan tawanya. “Mian. Mian. Dia masih di New York. Im Jungsoo masih menahannya.”
“Mwoya. Memangnya aku ingin tau?”
Yugeom tersenyum kecil. Hubungan leader Im dan gadis itu begitu lucu. Dan menggemaskan. Dan menarik. Dan membuatnya sangat cemburu! Ya Tuhan, bagaimana Hyung itu mendapatkan- Ah. Dasar. Mentang-mentang three-years-dating-ban-nya sudah selesai duluan!
“Bukannya dia di KAIST?”
“Kau ingin tau rupanya?”
Yugyeom mendesah kesal. Inilah akibat terlalu lama berteman dengan Jinyoung Hyung!
Jaebum menepuk pundaknya pelan. Kembali mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Sebentar lagi mereka akan menuju Arcadia, menemui keluarga Tuan seperti biasanya. Tapi hingga detik ini baik dirinya ataupun giant maknae itu belum mempersiapkan apapun.
Diliriknya Hublot hitam pekat di lengan kirinya. Lima belas menit lagi manager akan menjemputnya. Ia menyambar iphonenya yang bergetar tiba-tiba. Dilihatnya layarnya bertuliskan ‘ㅅㅈㅇ’. Ia hanya tersenyum dalam hati lalu berlari kecil menuju toilet.
*
“Di mana dia?” tanya Jinyoung setelah mengembalikan kamera Joey.
“Backstage.”
Jaebum masih merapikan rambutnya. Mengelap sisa-sisa keringat yang masih menempel pula. Ini yang terakhir di Amerika. Makanya pemuda itu habis-habisan hingga tubuhnya sedikit tak bisa dikendalikannya.
“Setelah ini masih ada after party, kan?”
Suara sopran itu menyadarkan lamunannya. Bibirnya terangkat sebelah. Ia berdecak kecil pula. Tidak menyangka mataharinya akan memergokinya dalam keadaan seperti ini.
“Taeyang anirago.” Kata gadis berpakaian kasual itu.
Pemuda itu menepuk ujung kepalanya. “Arasseo. Kau memancarkan aura yang hangat, tau?” direngkuhnya gadis itu kemudian.
Sudah cukup lama tangannya tidak menyentuh tubuh itu. Jaebum tersenyum dalam diam. Begitu juga gadis itu. Entah mengapa, dewi fortuna enggan mencocokkan jadwalnya dengan kekasihnya satu itu. Ketika Jaebum di Korea, ia sedang ujian akhir. Daejeon dan Seoul tidak sedekat itu sehingga ia harus merelakan pertemuannya. Saat Jaebum di Hongkong, ia sedang di Singapur untuk mendatangi seminar yang sama sekali tak dimengertinya. Saat Jaebum di New York, bahkan saat berada di kota yang sama pun ada saja halangannya. Saat itu kakaknya memaksanya membantu pekerjaanya. Ugh!
Gadis bermata embun itu melepaskan pelukannya. “Oneul eun yeogikkaji.”
Jaebum terlihat kecewa. “Kau tidak mau ikut after partynya?”
Digelengkan kepalanya pelan. “Dwaesseo. Seharusnya kita bisa bertemu di New York kemarin. Sampai jumpa di Seoul. “
“Ah, wae?”
“Hey, Kry, we’re so glad if you can come too.” Mark yang tadinya ingin lewat ikut bergabung dengan keduanya.
“I have a deadline. Keunyang chaemikae nul-a.” Gadis itu memakai kacamata yang dari tadi bersandar di tangannya. “Youngjae-ya jangan lupa titipan sepupuku, ya? Maaf merepotkan tapi aku tidak sempat lagi-“
“Neomu ya neo!” The-one-with-mole-under-eye itu justru tertawa. “Bilang padanya kalau harganya satu juta won!”
Im Jaebum mengerutkan dahinya. Tangannya mengisyaratkan Youngjae untuk segera pergi. Tapi Youngjae masih tertawa dengan khasnya yang sontak makin membuatnya keki. Ia membalikkan tubuh gadis itu. Mengantarkannya keluar-dengan sedikit dorongan dan paksaan.
Decakannya kembali terdengar. “Ye deul. Tidak bisa melihat gadis cantik menganggur sebentar saja.”
*
Pagi ini matanya sangat sulit dibuka. Setelah party and play hard semalaman, tubuhnya makin segan untuk digerakkan. Bahkan matanya pun tak ingin menugaskan saraf motoriknya untuk bekerja.
Jaebum mendekatkan iphone ke wajahnya. Ya Tuhan. Hampir tengah hari! Pemuda itu mendesah sejenak. Mendengar kebisingan dua bocah berkaki panjang yang kebetulan sedang berdiskusi dance mana lagi yang akan dilakukannya. Mendengar kebisingan keyboard Youngjae dan Mark pula yang seharusnya tak ada.
Uh?
“Jaebum hyung! Jaebum hyung!!!”
Jackson berlari terengah. Ia tiba-tiba melompat ke king-size bed dimana Jaebum tergeletak. Jaebum sendiri tidak mendengar dengan jelas apa yang Jackson katakan. Sayup-sayup itu makin membuatnya mengantuk.
“Ada dating news!! Hyung!!”
Pemuda Ilsan itu tersenyum tenang. Ya.. Semoga kau bahagia.
“Ini kau, hyung! Kau dan Kryssy!”
Bambam dan Yugyeom langsung meninggalkan Juju on the Beatnya. Mereka merenggut tangan Jackson beserta ponselnya secara bersamaan.
“GOT7 Leader JB dan seorang gadis asik berduaan di IJTV. Idol? Belum di ada kabar lebih lanjut dari kedua pihak. Diketahui dari teman idolnya. Semoga keduanya bahagi-“ Bambam membuka berita yang lain. “Omo hyung eotteohkae?”
Direbutnya ponsel jackson. Apa-apaan ini?
(Dispatch exclussive) GOT7’s JB spotted dating in IJTV Cafetaria
(+4728, -28) Hul? Dating in a Broadcast Station? Are you kidding me?!
(+3636, -377) No way!
(+1230, -10) Impossible! Picking Broadcast Station as a dating place because you date an idol too, don’t you?
JB’s girl spotted in Incheon Academy Andromeda High School. A schoolgirl?
(+3982, -12) No. It’s the school biggest fest. She’s President’s daughter.
(+3827, -33) Hul? Chaebol?
(+3108, -41) That super big International School? President’s daughterTT
(+2745, -117) I know this girl’s oppa. He’s hella handsome.
(+2209, -240) Im Jungsoo’s sister? Omgomg
Jaebum membulatkan matanya. Mimpi apa ia semalam bisa jadi seperti ini? Ia mengambil iphonenya. Mengontak musim semi dikala dingin miliknya. Sayangnya hanya ada nada tunggu. Kepalanya pusing. Ia baru ingat gadis itu flight hari ini.
Digesernya lagi layar ponsel Jackson ke atas. Namanya sudah terbongkarkah?
Ah. Sudah.
It’s Im Soojung. IJTV President’s daughter. JYP rep : GOT7 JB’s dating ban was over. We know they’re close. But stay quite and let them have a blossoming love at a young age.
(+3202, -1403) Are they scared because she’s presiden’t daughter?
(+3185.-234) He must’ve save the nation in previous life.
(+2583, -48) What else this girl have? Handsome oppa, handsome boyfriend, wealthy, i think she’s pretty and must be smart too. She’s a KAIST student isn’t?
(+2194, -2) JB-ya hyung is jealous.
KAIST student : we didn’t see her today. She’s really beautiful.
(+4203, -58) HulTTTTT KAISTTTT
(+1390, -332) How JB can get her?
Some fans knew her too. Im Soojung is a nice girl.
(+2940, -42) A perfect goddess then.
(+2457, -464) Why did she pick JB?
(+2196, -1408) Dumb in love why JB?
Wow wow. Bagaimana jika Soojung terluka membacanya? Jaebum melihat iphonenya lagi. Astaga. 37 misscall dari manager hyung. Baguslah. Artinya manager hyung selalu memegang ponselnya.
“Halo? Hyung!”
“Ya! I nom jinjja!!”
Jaebum membawa carriernya. Menata isinya. Tangannya terjuntai, mengangkat ibu jarinya pula ke Jackson, Bambam, dan Yugyeom. Berterimakasih serta mengisyaratkan ketiganya untuk pergi meninggalkannya yang tentu saja bersiap meninggalkan Los Angles.
“Hyung siapkan tiket ke Incheon untukku.”
“Jaebum ah kau tidak bis-“
“Soojung akan sampai di Korea sebentar lagi, hyung! Jebal!”
Sang manager menghela napasnya. “Semuanya sudah diatasi di sana. Pihak Soojung juga membantu. Kau tidak perlu khawatir sekarang.”
“Keundae schedule eobjanha..”
*
Im Soojung at Incheon International Airport. Visiting GOT7 in America? “Sorry for the fans.”
(+3201, -1390) She’s dragon. JB is worm.
(+3028, -502) Put them together and they’re so cute and likeable.
(+2937, -96) What a goddess.. Really pretty..
IJTV rep : it has been a year. Please let Im Soojung and GOT7 JB be happy.
(+187, -382) is JB using her?
(+89, -301) is it love? Really?
(+36, -357) ugh!
(+20, -286) bye GOT7.
(+11, -299) JB’s parent pls retrain him ugh.
Jaebum menundukkan kepalanya. Flightnya tiga jam lagi. Tapi saat ini ia sudah duduk manis di lounge LAX. Semuanya sudah kepalang basah. Ia tidak peduli jika dirinya mendapat komentar negatif dari para netizen. Tapi Soojung? GOT7? Apalagi keluarganya. Jangan mereka.
“Oppa? Gwenchanha?”
Dadanya sesak. Rasanya sulit oksigen itu masuk ke aru-parunya. “Tentu saja.Kau?”
“Should i ask sepupu tercinta Jung Fella menghapus semuanya?”
Pemuda itu hanya menggeleng. Tapi ia yakin belahan jiwanya di ujung dunia yang lain itu paham.
“Bagaimana yang lain di sana?”
“Mereka terkejut. Tentu saja dengan beritanya. Aku tak menyangka si Idol ini bercerita pada media. Bahkan aku dan kau tidak begitu mengenalnya, kan?”
“That’s right!”
Dipindahkan ponselnya ke telinga kanannya. “K-ahgasae tidak terlalu ribut kurasa. Ahgasae yang lain pun sepertinya tidak seheboh fans lain ketika ada dating news. Kau apakan mereka sebelumnya?”
Soojung tertawa kecil. “Memangnya aku apa? Ketika kalian comeback, aku selalu datang dan sempat mengobrol sedikit dengan mereka. K-ahgasae banyak yang lebih tua dari aku, oppa ddo aljanha. Mereka juga sudah merasa aku siapa sepertinya.”
“Wae?”
“Yeppeosseo.”
Dasar Kryssy malaikatku!
“Mereka juga tau ada apa dengan oppa dan Nayeon unni. Dan terkadang mereka menjodohkan oppa dengan Mina. Katanya Bboy dan Ballerina cocok.”
Tersirat senyuman miring di wajah Jaebum. “Jiltu-kuna..”
Soojung melengos.
“Jangan khawatir. Kau sudah menyelimuti seluruh bagian di duniaku.”
“Ah jinjja!”
Terjadi keheningan sejenak. semua hal buruk yang mungkin terjadi tiba-tiba terlintas di benak pemuda itu.
“Oppa sekarang di bandara, kan? Aku yakin member GOT7 yang lain sudah melakukan yang terbaik untukmu. Tapi saat kau sudah di Korea nanti, na hantae wa. Walaupun aku tau oppa tidak baik-baik saja, oppa baik-baik saja pun aku harap oppa datang. Uri manaja. Hangukesseo.”
“Ya! Kau tau kan kalau kau sangat berisik?”
“Nado saranghae.”
*
Sekarang IJTV sudah tidak aman lagi. Soojung terpaksa memutar otaknya, mencari tempat terbaik agar tidak ada satupun media yang menangkap jejaknya. Ia teringat salah satu rumahnya yang paling aman. Well, Soojung tidak tinggal di sana. Tapi ia sendiri mengakui, betapa amannya tempat itu.
Galleria Foret memang tidak pernah mengecewakan. Ia mengontak salah satu penjaganya. Memerintahkan penjagaan yang maksimal, namun tidak kasat mata. Jangan sampai ada gerak-gerik yang terasa oleh media-media murahan itu. Apalagi semuanya sudah mengetahui identitasnya, baik dari kulit hingga tulang belulangnya.
“Iya, aku yang akan menggunakannya, ma.”
Jung Ahreum, mamanya mengernyitkan dahinya. “Kau tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh, kan? Dear?”
Soojung mendesah pelan. “Mom.. Aniyeyo.. Aku hanya membutuhkan tempat yang aman.”
“Kau di Seoul bukannya bertemu mamamu, tapi malah pacarmu.”
“Eomma juga tau kan semuanya mendadak hectic belakangan ini. Ah. Jaebum-oppa menghubungiku. Daah..”
Sang mama membelalakkan matanya. “Anak ini.. Soojung-ah oppamu.. Ah sudahlah.”
*
Im Jaebum dengan tertutup dengan sempurna. Setelah mobilnya terparkir dengan sempurna –karena vallet kelewat bahaya baginya, dua pemuda tegap berpakaian kurang lebih sama dengannya menghampirinya. Saking kasualnya, Jaebum bahkan awalnya tidak tau siapa mereka –bodyguard, penjaga, atau apa.
Salah satu dari dua orang tadi menunjukkan lift dan memilih lantai 22, lalu keluar bersamaan. “Semoga harimu menyenangkan.” Kata mereka dengan sopan sembari membungkuk kecil.
Dirinya sangat kikuk dihadapkan situasi seperti ini. Pemuda itu menggaruk lehernya yang sesungguhnya tidak gatal. Ia mengatur napasnya. Tidak pernah sama sekali ia merasa senervous ini. Mungkin karena selama ini mereka bertemu di tempat-tempat yang terlalu umum sehingga tidak ada satupun yang curiga, sepertiGedung IJTV, Gedung JYP, Konser, atau tempat Jaebum dan GOT7 melakukan syuting atau pemotretan.
Well, jika dipikir-pikir mereka berdua tidak romantis sama sekali.
Dibukanya kacamata, ia mengeluarkan ponselnya kemudian. Menunggu hingga pintu di depannya melakukan pergerakan.
“Heii..”
Ya tuhan. Rambutnya coklat abu-abu gadis itu terurai indah menghiasi wajahnya. Tidak terlalu bermake-up seperti biasa memang. Namun mampu menidakwaraskan hatinya.
“Ah wae? Apa oppa akan terus berdiri di sana?”
Gadis itu membuka pintu apartemennya. Membiarkan seluruh tubuh yang dibalut t-shirt dan short pants biasa terpampang jelas di matanya.
Digelengkan pelan kepala Jaebum. Menyadarkan dirinya sendiri bahwa ini masih di dunia manusia. Bukan khayangan atau surga seperti dibenaknya.
“Kini kau sangat menyilaukan..” Jaebum memeluk tubuh jangkung itu. Mendorong tubuh Soojung sembari menutup pintu apartemen itu dengan tendangan kaki kanannya.
Dihelanya napas Soojung. Pemuda satu ini benar-benar seperti kucing yang rindu tuannya.
“Sudahlah, oppa. Mau minum apa?” Gadis itu melangkah ke pantry kemudian.
“Niga joh-a.”
Soojung meninggikan bibirnya sebelah. “Vanilla milk. Ok.”
Pemuda itu merengkuh pundaknya dari belakang. “Bukan itu.”
Soojung tetap menuangkan susu vanila ke dalam gelas kaca yang baru saja diambilnya.
“Nan niga joh-a.” Bisik Jaebum tiba-tiba.
Yang sontak membuat Soojung bergidik. Ia membalikkan tubuhnya. Menatap pemuda itu dalam-dalam. Berjinjit sedikit pula. Mengecup pipi pemuda itu. “Araseunikka. Shikyenya ada di kulkas.”
Soojung masih menggeleng pelan akan tingkah gunung es satu itu. Ia menuju couch di depan jendela dan menyalakan televisi. Bukan untuk ditonton, melainkan pengisi kesunyian belaka.
“Harusnya dari dulu kita seperti ini, Soojung-ah.”
“Benar juga. Jika kita dari dulu seperti ini, oppa pasti tidak segila sekarang.”
Jaebum duduk merapat di sebelah Soojung. Masih memegang gelas susunya, Soojung menjatuhkan kepalanya ke pundak pemuda itu.
“Tidak mungkin oppa baik-baik saja, kan? Ketika sedang di puncak, ada skandal seperti ini. Terlebih lagi bukan hanya oppa-“
Gadis itu menghentikan kata-katanya. Melihat sandarannya dalam kekosongannya. Jaebum menoleh dan menunduk kemudian. Menatap mata gadis itu tepat di maniknya.
Keduanya mendekat. Dalam diam. Hanya jantung mereka saja yang berdebar tak karuan. Soojung menutup matanya. “Jika oppa ingin berhenti, berhentilah.” Kata gadis itu dengan suara yang bergetar hebat.
Sayangnya pemuda itu seakan tak bertelinga. Tak mampu menyerap satu desibel pun getaran disekitarnya. Ia ingin tenang. Mungkin ini egois. Tapi ia tak ingin kehilangan apapun atas ini semua.
Jaebum menyentuh dagu Soojung. Mengangkatnya sedikit. “Lucu. Bagiku kau sama pentingnya dengan mereka.” Sedetik kemudian, mereka pun bersatu. Sedih, bahagia, takut, saling menjaga, sayang, dan juga cinta.
Direngkuhnya gadis itu erat-erat. Aroma gadis itu terasa manis. Sepertinya vanila dan parfum rasberi merupakan kombinasi yang baik. Jaebum sangat bahagia. Gadis dihadapannya ini berhasil menjadi wanita kedua yang mewarnai hidupnya. Setelah mamanya tentunya. Dan sekarang ia hanya bisa berharap Soojung merasakan hal yang sama.
Dua jam kemudian. Keduanya keluar secara bergantian dari lift lantai basement gedung itu. Masih ada waktu bagi Soojung menemui orang tuanya. Tidak terlalu jauh. Setengah jam sudah cukup baginya untuk menempuh perjalanan ke sana.
Masih ada beberapa bodyguard berpakaian biasa disekelilingnya. Soojung memang memberi perintah untuk tetap menjaga hingga sang pacar keluar dengan aman. Ternyata ada rencana yang mendadak ini sehingga ia pun harus ikut keluar.
Gadis itu menekan tombol alarm di kunci mobilnya. Audi cantik keluaran terbaru pun menyambutnya dengan bahagia. Ia membuka pintu mobilnya. Meletakkan tasnya terlebih dahulu.
“Ya, mwohaneungoya?”
Soojung mengernyit. “Tadi aku disuruh menemui orang tuaku, kan?”
“Dan aku tidak berkata kau pergi sendirian, Im Soojung.”
Tangannya meraih tangan Soojung. Mengunci jemari Soojung dalam jemarinya. “Kaja!”
*
“Tasku masih didalam mobil, tau! Untung saja sempat kukunci!”
Jaebum menepuk ujung rambut gadisnya. “Kau sudah berbicara itu sembilan belas kali, sayang. Dari kita keluar kawasan apartemen hingga depan rumahmu ini.”
Soojung menoleh kepanikan. “Benar!” ia merapikan rambutnya yang sempat berantakan karena Jaebum. “Ayo masuk. Buat apa oppa mengantarku-“
“Soojung-i? Ya! Cepat turun!”
Gadis itu mengenal suara pemuda yang mengetuk kaca mobil Jaebum dengan brutal itu. Ia makin terkejut ketika analisanya benar. “Ah kenapa dia di sini?!”
“Jungsoo oppa keumanhae! Aku turun ini!”
Jungsoo menyipitkan matanya. Menatap Soojung sebentar lalu menggeser tubuh adiknya itu ke samping. “Kau juga turun.” Ia merendahkan volumenya. Seperti bom waktu yang meledak kapan saja. Jangan. Soojung berfirasat buruk tentang ini.
Jaebum menenangkan dirinya. Ia pun merasakan hal yang ganjil di sini. Tapi ia memberanikan diri keluar dari mobilnya. Pemuda itu mendekati kedua adik-kakak yang sama-sama terdiam.
“Kau masuk ke dalam.”
“Oppa waegeurae!!”
Sang kakak menghela napasnya. Menggeser tubuh adiknya lagi. Kemudian ia merangkul pundak Jaebum. “Sudah ku bilang ayo masuk.” Nadanya masih dingin. Tidak berubah.
“Waegeurae jinjja?!”
Soojung menarik tubuh Jaebum ke pelukannya. Ia membawa pemuda itu masuk ke rumahnya sendiri.
“Ya!! YA!!!”
“Jungsoo-ya tenang!” Ahreum akhirnya keluar setelah mendengar keributan itu. Matanya mengikuti Jaebum yang rupanya sudah tak berbentuk. Ia berdecak keras. Menyuruh anak pertamanya ikut masuk pula.
“Eomma, dia gila! Bagaimana bisa dia seperti itu!!”
Sang mama menjewer telinga Jungsoo. “Kau juga gila!” kemudian dilemparkannya Jungsoo ke kursi ruang tamu. Dimana disebelahnya Soojung dan Jaebum yang sama-sama mengunci mulutnya tak paham.
Ahreum duduk di ujung ruangan itu. “Pertama, kenapa kau tidak bisa di hubungi, Soojung-ah?”
“Ponselku tertinggal di sana."
“Jaebum-sshi. Kau sudah melihat update berita ini?”
Jaebum terlihat meringis kecil. Tak tau apa yang harus ia lakukan. Tapi ia mencoba merenggangkan tangannya meraih ponsel mama Soojung. “Ah.. Ini Fella, kan?”
“Dalam foto itu, kau dan dia dikatakan berpacaran. Jadi sekarang semuanya makin rumit.”
Soojung merebutnya. Ia mengernyitkan dahinya. Well? Tidak ada yang salah dari foto ini. Hanya sepupunya sedang melambaikan tangannya lalu ada Junho-oppa, Jaebum-oppa, Mark, dan Bambam di belakangnya. Di foto kedua, Jaebum terlihat membukakan pintu untuk Fella, dan wajah gadis itu juga terekspos. Astaga.
“Itu sudah biasa. Bukan hal aneh kan, oppa?”
Kakaknya langsung memberontak. “Ya! Lihat wajah pacarmu ini! Dia tersenyum sangat lebar! Apa kau yakin tidak ada apa-apa?!”
“Jogiyo, oppa. Jung Fella sudah punya pacar! Yang waktu itu!”
Ahreum menggelengkan kepalanya. “Benar. Mama tau Fella dan si Shandy itu. Sepertinya sebentar lagi mereka akan bertunangan. Jadi tidak mungkin... Jungsoo-ya? Dinginkan kepalamu dulu, oke?”
Soojung mengenggam tangan Jaebum. Pemuda itu bernapas tak beraturan. Membuatnya semakin bersalah. Tapi sepertinya pemuda itu mengenali gesturenya. Ia menggenggam balik tangan Soojung dan membiarkannya mengusap pipinya dengan. Meniadakan luka maya, bukan, setidaknya membuatnya tidak kasat mata.
“Fella-ya? Ini tante. Kau sudah membaca berita itu?...Oke...Oh? Mamamu juga setuju? Jadi sekarang juga bisa diadakan press-conference?... Di rumah Ilsan? Jinjja?... Sekarang??... Oke tante suruh mereka berdua untuk langsung berangkat, ya?”
*
“Aku Jung Fella. Kenapa aku ke JYPE? Karena aku mengantarkan hasil check up kesehatan artis-artis di sana. Rumah sakitku bertanggung jawab akan itu. Dan mengapa aku dekat dengan idol di sana? Karena aku pernah bersekolah di sekolah yang sama dengan Junho-oppa dan Jaebum-oppa. Kemudian kami secara natural dekat. Terlebih lagi tiap bulan aku mengantarkan hasil check up itu.”
Fella yang berada di kiri pasangan itu menghela napasnya sejenak. “Foto itu benar aku dan jaebum-oppa. Tapi hanya itu. Tidak ada apa-apa. Jaebum-oppa adalah sunbaeku sehingga kami lebih akrab dibanding yang lain.”
Soojung menegakkan tubuhnya. “Aku dan Jaebum-oppa saling mengenal karena Fella. Dan Fella sendiri sudah dimiliki orang lain. Jadi kami mohon berhenti membuat rumor-rumor menyesatkan. Kami percaya media Korea Selatan masih memiliki integritas.”
“Ini... Pemberitahuan.” Fella memiringkan senyumnya. Soojung paham. Itu seakan-akan berkata ‘jangan sentuh kami lagi.’ Dasar Jung fella! Semoga semuanya mengerti maksud ‘pemberitahuan’ ini.
“Terimakasih sudah mendengarkan. Semoga tidak ada pihak yang dikecewakan. Ahgasae, GOT7, saranghaja. Soojung-i ddo saranghaja. Gamsahamnida.” Jaebum membungkuk dan berlutut di akhir acara.
“OMO HYUNG APA YANG KAU LAKUKAN DI SINI! HYUNG!!!”
*
Youngjae menggulung kertas musik titipan Fella. katanya, ia sedang di rumahnya. Sehingga Youngjae memutuskan untuk mampir sejenak memberikannya. Karena memang tidak jauh dari posisinya sekarang. ia memasuki gerbang super kokoh itu. Membuatnya membulatkan mulutnya. Ternyata sedang banyak orang di sana. Youngjae berjinjit. Mencaritau ada apa di sana.
“OMO HYUNG APA YANG KAU LAKUKAN DI SINI! HYUNG!!! WOOOAH!! SEPERTI DI FILM-FILM!!”