CHAPTER 1 : Monopoly
Malam itu hujan sangat lderas ketika Aku memainkan monopoly online. Aku sangat menyukai GOT7 sehingga aku menggunakan username pada permainan itu Defsoul, yakni nama lain dari ketua GOT7, Jaebum. Malam itu, aku mengikuti permainan dimana para pemain menggunakan nama anggota GOT7 sebagai username mereka, Aku tidak tahu apakah ini kebetulan bahwa semua para pemain monopoly online saat itu menyukai GOT7 atau apa. Nama-nama dari pemain monopoly online itu ialah 333cyj333, pepi_jy, dan Bambam1a. Permainan malam itu sangat seru sehingga aku menghiraukan nasihat mamaku untuk berhenti bermain karena hujan sangat lebat dan banyaknya petir sampai-sampai petir hebat menyambar....
“Na.. bangun! Na... NANA!! BANGUN!!” Aku mendengar suara yang familiar. Suara yang sangat kusukai. Akupun terbangun dan aku tidak bisa mempercayai apa yang kulihat. Jaebum. Ketua GOT7, Lim Jaebum. “Kamu baik-baik aja?” tanya Jaebum. Aku hanya duduk terdiam dan tidak bisa berpikir. “ayo sadar. Aku memanggilmu kesini bukan untuk melihatmu bengong.” Kata Jaebum. Aku tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Jaebum. Hal tersebut membuatku menyadari dimana aku berada. Sebuah ruangan kecil dan gelap dengan jeruji besi. Tempat itu sangat gelap. Hanya terdapat cahaya-cahaya yang berasal dari jendela kecil yang ada di ruangan tersebut. Sebuah penjara. Penjara yang bahkan sangat tidak layak untuk di tempati untuk seorang narapidana pun. Aku pun bertanya, “apa yang terjadi? Kenapa aku ada disini? Ini dimana?”. “kita dipenjara. Kamu disini untuk membantuku menyelesaikan permainan ini. Sebentar lagi giliran kita.” Jawab Jaebum singkat. Aku masih tidak mengerti apa yang Jaebum maksud hingga aku melihat sebuah monitor besar dimana menampilkan suatu permainan. Permainan monopoly.
Saat aku mencoba memahami apa yang sedang terjadi, seseorang masuk ke dalam ruangan kami. Jinyoung. “Jaebum, bagaimana keadaanmu?” tanya Jinyoung pada Jaebum dengan nada cemas. “aku baik-baik saja. Bagaimana keadaan Jisoo?” tanya Jaebum dengan khawatir. “siapa jisoo?” tanyaku dalam hati. “Jisoo baik-baik saja, tapi kurasa kita harus bergerak dengan cepat. Rencana kita berjalan dengan baik tap-“ sebelum Jinyoung dapat menyelesaikan kalimatnya, Jackson mendadak datang ke dalam ruangan kami. Jackson mengenakan seragam seperti seragam yang pernah dia pakai dalam running man. Wajahnya tidak menunjukkan sesuatu yang baik. “waktumu habis, saatnya mengocok dadu” kata Jackson pada Jinyoung. Jinyoung pun mengocok dadunya dan pergi. Waktu yang singkat dikarenakan Jinyoung mendapat dua angka yang sama pada dua dadu sehingga ia harus mengocok dadu kembali untuk meneruskan permainan.
Akupun mencoba memahami permainan itu kembali. Dapat kulihat bahwa Bambam memiliki properti terbanyak dan disusul oleh Youngjae dan Jinyoung dan Jaebum yang termiskin diantara mereka. Jaebum hanya memiliki $100.000 dan semua properti yang dimilikinya telah digadaikan. Pada saat itu masuklah Mark dan Jackson. “Jadi, kamu sudah membuat keputusan?” tanya Mark pada Jaebum. “sudah, makanya dia ada disini.” Jawab Jaebum dan dia menunjukku. Mark melihatku dengan terkejut. “wow, aku tidak menyangka kau akan memilih cara ini.” Kata Mark. “kamu yakin? Kalau kamu tidak bermain dengan pintar ini sama saja dengan bunuh diri.” Lanjut Mark. “tahu kok, makanya aku akan bermain mati-matian disini.” Jawab Jaebum dengan penuh percaya diri atau yang bisa kusebut desperate. Pintu sel pun dibuka dan Jackson menarikku keluar. Aku pun bingung kenapa aku dibawa keluar. “Aku mau dibawa kemana??” kataku panik. “gapapa, kamu akan baik-baik saja. KAMU HARUS MEMENANGKAN PERMAINAN INI” teriak Jaebum dan kami pun berpisah. Aku bingung.
Aku bersama Jackson menelusuri lorong dan akupun gelisah karena aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, apa yang terjadi. Disaat itu jackson berbicara, “Tenang. Kamu akan baik-baik saja.” Katanya. Akupun terdiam. Suasana hening sampai aku tidak tahan karena tidak mengetahui apa yang terjadi. Akhirnya akupun bertanya pada Jackson. “apa yang sebenarnya terjadi...? apa yang harus kumenangkan...?” tanyaku. Jackson berhenti. Wajahnya sangat terkejut mendengar pertanyaanku. “kamu benar-benar tidak tahu apa yang terjadi?” tanyanya. Aku mengangguk. “aku hanya mengetahui bahwa kita sedang bermain monopoly. Namun aku tidak mengerti apa yang harus kulakukan.” Kataku. “Jaebum tidak menceritakan padamu apapun?” tanya Jackson tidak percaya. “kita berada dalam monopoly dan dia hanya memberitahuku bahwa aku dipanggil untuk membantunya menyelesaikan permainan ini dan memenangkannya. Namun aku tidak tahu bagaimana, kenapa, dan siapa Jisoo??”. “penjelasan yang cukup singkat. Jaebum.” Kata Jackson. “aku akan mencerita kan padamu dari awal tapi berjanjilah kamu tidak akan menceritakannya pada siapapun.” Kata Jackson. Aku mengangguk.
“permainan ini seperti yang sudah kamu ketahui adalah monopoly. Tapi permainan monopoly ini bukan permainan monopoly biasa. Apabila kamu bermain monopoly ini dan membeli properti dalam permainan ini, semua properti tersebut akan menjadi milikmu didunia nyata dan apabila kamu kalah dalam permainan ini, kamu akan kehilangan semua yang kamu miliki, termasuk dirimu sendiri. Terdapat 4 pemain yang mengikuti permainan ini, yaitu Jaebum, Jinyoung, Bambam, dan Youngjae. Dan yang menciptakan permainan ini adalah Mark, konglomerat yang memiliki hak atas semua properti dalam permainan ini.” Cerita Jackson. Kita pun mulai berjalan dengan pelan. aku terkejut mendengar cerita Jackson. Permainan ini cukup berisiko menurutku. “permainan ini gila!!!” kataku. “kenapa mereka mau mengikuti permainan seperti ini??”. “tentu saja karena uang!!!” seru Jackson. “kamu tahu, Bambam hanya peduli dengan uang dan kekuasaan!! Kalau kamu ingin kaya, permainan ini sangat membantumu dengan cepat, dan Bambam sedang memenangkan permainan ini. Kalau Youngjae, dia sudah kaya dari lahir namun dia bosan dan karena itulah dia mengikuti permainan ini. Sinting ngga sih? Tetapi berbeda untuk kasus Jaebum dan Jinyoung. Jaebum dan Jinyoung terpaksa harus mengikuti permainan ini karena sahabat mereka, Jisoo, yah walaupun menurutku Jisoo lebih dari sahabat bagi mereka, akan menikah dengan Mark. Namun sebenarnya hal tersebut hanya sebelah tangan. Mark menyukai Jisoo tapi Jisoo ngga. Untuk memastikan Jisoo ngga melarikan diri, Jisoo dikurung di rumah Mark. Jaebum dan Jinyoung mengetahui hal ini setelah mendengar pernikahan mereka dari berita dan saat mereka memeriksa Jisoo dirumahnya, rumahnya menghilang. setelah itu mereka datang ke rumah Mark.”.
Aku terdiam. Kasihan sekali Jisoo menurutku. Apa yang ada di otak Mark sehingga dia harus menahan Jisoo dirumahnya. Pikirku heran. “saat Jaebum dan Jinyoung sampai ke rumah Mark dan menemui Jisoo, mereka tahu bahwa Jisoo sakit. Walaupun Jisoo pura-pura bahwa dia tidak sakit. Mark pun tahu, dan karena Mark sangat menyukai Jisoo, Mark akan membebaskan Jisoo dan merelakannya untuk menikahi siapapun yang Jisoo sukai dengan syarat salah satu dari Jinyoung atau Jaebum harus memenangkan permainan ini. “ lanjut Jackson. Mendengar hal tersebut aku menjadi semangat dan semakin termotivasi untuk memenangkan permainan ini. Jackson menyadari perubahan mood ku. “Permainan ini tidak segampang yang kamu pikir.” Katanya. “Ini bukan permainan monopoly yang biasa kamu mainkan. Jangan menganggap remeh permainan ini.” Pada saat itu aku belum mengerti maksud dari perkataan Jackson.
“Menurutku Jaebum tidak seharusnya mengikuti permainan ini. Dia tidak memiliki apapun dan dia tidak akan bahagia dengan hasil akhir dari permainan ini. Apapun hasilnya.” Kata Jackson. “kenapa kamu berkata begitu?? Sahabatnya dalam bahaya pada permainan ini!!” kataku sedikit emosi. “aku tahu!” seru Jackson suaranya meninggi. “mungkin Jisoo akan bebas, tapi Jaebum tidak akan bahagia!!” kata Jackson. “ingat, apa yang kuceritakan padamu sebelumnya? Jika salah satu dari Jaebum atau Jinyoung memenangkan permainan ini, Jisoo akan dibebaskan dan dia dapat menikah dengan pria yang disukainya dimana pria itu bukan Jaebum.” Kata Jackson. Aku terdiam. “ini sudah menjadi rahasia semua orang. Jaebum sangat menyukai Jisoo. Tetapi Jisoo tidak memiliki perasaan yang sama terhadapnya. Jisoo menyukai Jinyoung dan Jinyoung pun menyukai Jisoo. Merekapun akan segera menikah. Oleh karena itu, Mark menahan Jisoo dirumahnya sehingga Jisoo tidak dapat menikahi Jinyoung. Jaebum tidak memiliki apapun. Dia mengikuti permainan ini adalah sebuah kesalahan. Kalau Jaebum kalah, dia akan menjadi pelayan Mark sepertiku. Dan apabila dia menang, dia akan mengorbankan dirinya untuk Jinyoung sehingga Jinyoung dan Jisoo dapat menikah. Dengan hasil yang seperti itu, akan lebih baik dia tidak mengikuti permainan ini setidaknya dia dapat memiliki kebebasan.” Jelas Jackson. “Dan kamu. Kamu senjata pamungkas terakhir yang dimiliki Jaebum.” Lanjut Jackson. “apa maksudmu?” tanyaku bingung. “kamu harus memenangkan permainan ini agar Jaebum dapat keluar dari penjara atau Jaebum akan bangkrut dan rencananya menyelamatkan Jisoo akan gagal.” Jawab Jackson.
Mendengar yang Jackson ceritakan membuatku tidak dapat berkata-kata, depresi, dan juga tertekan. Aku adalah senjata terakhir yang dimiliki Jaebum. Dan aku harus memenangkan semua ini atau Jisoo tidak akan terbebaskan. Jaebum. Dia rela mengorbankan dirinya demi Jisoo. Hal ini membuktikan Jaebum sangat menyukai Jisoo hingga ia rela mengorbankan dirinya.
“apakah kamu sudah siap? Kita sudah sampai. Semoga kamu menang dalam permainan ini.” Kata Jackson menyemangatiku namun dengan nada yang pasrah. Jackson pun membuka pintu sebuah ruangan. Ruangan tersebut sangat besar dengan cat putih pada dindingnya dan hanya berisikan satu monitor besar yang menunjukkan permainan monopoly yang sedang berlangsung. “semoga beruntung.” Kata Jackson dan dia pun pergi keluar. Aku mencoba untuk tenang dan berpikir apa yang harus kulakukan sampai Yugyeom masuk ke dalam ruangan.
“Selamat datang!” kata Yugyeom, senyuman terhias di wajahnya. “perkenalkan, saya Yugyeom.” Kata Yugyeom. “aku tahu.” Kataku dalam hati. “Saya berperan sebagai bank disini. Dan permainan yang harus kamu menangkan untuk mengeluarkan Jaebum adalah.... Judi!!” kata Yugyeom dengan wajah yang sangat senang. Sejujurnya, senyumnya menyeramkan bagiku. “saya akan memberikan $500.000 dan kamu harus menebak berapa angka yang tertera pada dadu yang dikocok oleh setiap pemain. Kamu hanya mendapatkan tiga giliran dan dengan setiap tebakan yang benar kamu akan mendapatkan uang yang kamu pertaruhkan dan sebaliknya apabila kamu salah. Kamu memiliki satu pilihan spesial. Pilihan spesial itu adalah apabila kamu mempertaruhkan semua uang yang kuberikan padamu dan kamu menang, aku akan memberikan semua properti Jaebum yang dia beli dan uang sebesar $5.000.000 dan Jaebum dapat meneruskan permainan. Namun apabila kamu salah menebak, Jaebum akan bangkrut dan tidak dapat melanjutkan permainan.” Jelas Yugyeom. “kapan aku dapat menggunakan pilihan spesial tersebut dan kalau ada pemain yang mendapatkan angka double?” tanyaku. “ah! Saya lupa menjelaskan. Kamu dapat menggunakan pilihan spesial kapan saja kamu mau, dan apabila ada pemain yang mendapatkan angka double. Kamu harus bertaruh pada angka double tersebut. Itu bonus untukmu.” Lanjut Yugyeom.
“Peraturan yang mudah dimengerti. Tapi jika aku melakukan kesalahan yang fatal, hidup seseorang bergantung di tanganku.” Pikirku. “Mari kita mulai! Sekarang giliran Youngjae. Berapa angka yang akan dikocok oleh Youngjae dan berapa uang yang akan kamu pertaruhkan?” tanya Yugyeom.
Aku berpikir. Permainan ini tidak bisa ditebak karena kita tidak akan tahu angka berapa yang akan dikeluarkan oleh dadu. Aku berpikir keras namun aku tidak dapat menemukan pencerahan, di saat seperti itu Yugyeom berkata sesuatu. “waktumu sudah hampir habis. cepat tebak dadu yang akan dikocok oleh Youngjae.” Kata Yugyeom. Akupun bingung dan akhirnya bertanya apakah Yugyeom dapat memberikan clue padaku. “aku sudah memberikan clue padamu.” Kata Yugyeom. “3 kali. Apabila kamu mendengarkanku dengan baik, kamu pasti tahu.” Jawabnya dengan senyum yang menurutku sangat menyebalkan. aku berpikir dan berusaha mengingat apa yang Yugyeom katakan. Dan aku teringat “dadu yang akan dikocok oleh para pemain... Dadu yang akan dikocok oleh Youngjae... Dadu yang akan dikocok oleh youngjae...”
“dadu yang akan dikocok oleh youngjae!” kataku dalam hati. Itu adalah petunjuknya. Dadu yang akan dikocok oleh Youngjae berarti angka yang diinginkan oleh Youngjae. Youngjae adalah anak orang kaya yang bosan dengan hidupnya dan membutuhkan hiburan. Sekarang dia berada di Times Square, kalau dia ingin mencari sesuatu yang menyenangkan pasti Disneyland. Tapi Disneyland terlalu jauh dari Times Square. Disaat aku sedang berpikir, Yugyeom berkata “waktumu habis. berapa angka yang kamu tebak dan uang yang kamu pertaruhkan?”. Aku bingung namun aku pilih 8 karena 8 adalah “kesempatan” dimana kamu akan mendapatkan kartu yang berisikan instruksi untuk melanjutkan permainan. “final?” tanya Yugyeom.”i...ya” kataku ragu-ragu. “oke. Berapa yang kamu pertaruhkan?” karena aku hanya memiliki $500.000 aku hanya berani mempertaruhkan $50.000. “HAHA $50.000?” kata Yugyeom dengan nada mengejek. Kesal dengan ejekannya kunaikkan taruhanku menjadi $100.000. “haha okay. $100.000” kata Yugyeom tersenyum. Youngjae pun mengocok dadu dan angka yang keluar adalah 6 yaitu bandara ORD dan Youngjae terbang ke Disneyland. Aku tercengang. Tidak ada peraturan di monopoly dimana kamu ke bandara dan dapat pergi ke tempat yang kamu inginkan. “kamu salah menebak” kata Yugyeom menunjukkan senyum puas. “$100.000 untukku.” Lanjutnya.
Yugyeom senang aku kalah dan dia juga senang mengetahui betapa kagetnya aku dengan permainan ini. “kamu kira ini mudah? Permainan ini lebih dari itu. hal inilah yang membuat permainan ini sangat menarik.” Kata Yugyeom seolah-olah dia mengerti apa yang kupikirkan. Ini bukan permainan monopoly biasa. Permainan ini dikontrol oleh seseorang yang memiliki uang dan kekuasaan. Untuk memenangkan permainan ini kita harus membeli banyak properti dan membangun bangunan. jika kamu tidak memiliki properti kamu akan kalah. “aku akan memberikanmu petunjuk lain karena kamu terlihat menyedihkan.” Kata Yugyeom dengan sombong. “perhatikan properti yang dimiliki setiap pemain. mereka bisa terbang ke tempat yang mereka mau asalkan bandara dan tempat tujuan adalah milik mereka. Kalau mereka pergi ke tempat yang bukan milik mereka, pasti ada sesuatu yang sedang berlangsung.” Kata Yugyeom. Seperti yang dia bilang, aku memerhatikan properti yang dimiliki setiap pemain. aku melihat sesuatu yang aneh. Disneyland bukan milik Youngjae, melainkan milik Jaebum, walaupun digadaikan. Bambam memang yang paling terkaya diantara mereka. Bambam memiliki 3 hotel di area oranye, 2 rumah di area hijau, 2 bandara, dan 2 toko elektrik. Sementara Youngjae memiliki 3 hotel pada area kuning, 2 area merah dan ungu muda, 1 area biru, dan 1 bandara. Jinyoung memiliki 7 rumah di area biru muda, 1 area merah, dan 1 area ungu muda yang digadaikan, dan 1 bandara. Dan Jaebum memiliki sisanya, namun semua digadaikan. “Oke, sekarang giliran Jinyoung. Angka berapa yang kamu tebak dan berapa uang yang akan kamu pertaruhkan?” tanya Yugyeom.
“Untuk menebak dengan benar, aku harus mengetahui situasi dan karakter dari setiap pemain. Jinyoung sekarang berada di bandara LAX milik Bambam. Jinyoung menyukai tempat yang sepi, pasti dia mau ke free parking area, tapi di situasi sekarang dia ga akan kesana. Hmm. Dia pasti kesana!” pikirku.
“9 dan aku akan memilih pilihan spesial.” Kataku percaya diri. Yugyeom sedikit terkejut mendengar pilihanku. “huh, kamu yakin ngga bunuh diri?” kata Yugyeom dengan muka yang menyebalkan. “ngga. Jinyoung pasti ingin menemui Youngjae. ” Jawabku tegas. Muka Yugyeom berubah menjadi serius. Dadu pun dikocok dan bang! 9!. Aku benar! Sesaat seluruh area milik Jaebum kembali menjadi milik Jaebum dan uangnya meningkat menjadi $5.000.000. Mendadak pintu terbuka, Jackson berlari ke arahku dan memelukku. Dia tampak sangat senang dan matanya berair. “kamu hebat!! Terima kasih!!” katanya sambil memelukku. Yugyeom pun keluar dari ruangan dan tampak tidak senang. Setelah itu aku diantar Jackson menemui Jaebum. Jaebum bebas. Dia tampak sangat tampan dengan pakaian baru. Ketika dia melihatku dia langsung memelukku dengan erat. “TERIMA KASIH.” Kata Jaebum dengan senyum yang sangat tulus. Setelah itu kita pergi.
Kita sampai di Bandara LAX milik Bambam. “kenapa kita kesini? Bukankah harusnya kita ke Disneyland?” tanyaku ke Jaebum. “aku punya rencana.” Jawab Jaebum. Sesaat kita masuk ke bandara, muka bambam muncul di layar besar yang ada di bandara tersebut. “Selamat datang! Bayar $500.000 dan kamu dapat masuk!” kata Bambam. “aku memiliki tawaran yang lebih menarik dari itu.” kata Jaebum dengan wajah yang meyakinkan. “apa itu?” tanya bambam penasaran. “aku berikan kau semua properti dan uangku, tapi bawa kami ke Disneyland.” Kata Jaebum. Aku terkejut. “dia sudah gila” pikirku. Aku ingin berkomentar tetapi Jaebum menggenggam tanganku dengan erat yang menunjukkan aku harus percaya padanya. Bambam tanpa berpikir keras langsung menerima tawaran tersebut. “benar kata Jackson.” pikirku. “Bambam hanya memikirkan uang dan kekuasaan.”
Sampailah kami di Disneyland. Jinyoung dan Youngjae menyambut kami. Namun semua tampak tegang. Aku dan Jaebum duduk berhadapan dengan Jinyoung dan Youngjae. Youngjae pun membuka pembicaraan. “aku akan memberikan semua milikku pada kalian.” Kata Youngjae. Aku dan Jaebum sangat terkejut. “aku sudah berdiskusi dengan Youngjae. Dia akan memberikan semuanya pada kita karena ayahnya sakit dan dia ingin pulang ke dunia nyata. Dengan milikku dan miliknya kita akan memenangkan permainan ini.” Kata Jinyoung tampak senang. Senyuman pun mulai muncul di wajah Jaebum. “sungguh?” katanya tidak percaya. “Iya.” Jawab Youngjae.
Setelah itu semua properti Youngjae menjadi milik Jinyoung dan permainan pun berakhir dengan Jinyoung sebagai pemenang. Jisoo pun dibebaskan. Begitu Jisoo dibebaskan Jinyoung langsung memeluknya. Aku bersama Jaebum melihat dari belakang. Jaebum tampak begitu bahagia namun aku tahu kepedihan yang dirasakan saat melihat adegan tersebut. “apa yang akan kau lakukan sekarang?” tanyaku pada Jaebum. “mencoba hidup dengan tenang.” Jawab Jaebum. Aku bingung, bukankah dia akan menjadi pelayan Mark? Aku tidak tahan dengan jawabannya yang sama sekali tidak ku mengerti. “apa maksudmu?” tanyaku, suaraku mulai meninggi. Saat itu Mark muncul. “Selamat” kata Mark sambil tepuk tangan. Wajahnya tampak menunjukkan kesedihan tapi mencoba untuk disembunyikan. “kalian berhasil menyelesaikan permainan. Aku turut senang untukmu Jisoo.” Kata Mark sambil tersenyum. “Jaebum. Sekarang kau harus ikut denganku.” Lanjut Mark. “apa maksudmu?!” kata Jisoo menahan Mark. “Jaebum kalah dan kau akan menikah dengan Jinyoung. Maka Jaebum akan menjadi pengikutku.” Jawab Mark menjelaskan. “tapi aku akan menikahi Jaebum.” Jawab Jisoo. Aku, Mark, dan Jaebum terkejut mendengar pernyataan Jisoo. “apa maksudmu?!” tanya Jaebum tidak percaya. “Jisoo akan menikahimu.” Jelas Jinyoung. “selama ini kalian salah paham. Kita memang bersahabat tapi Jisoo adalah adikku.” Kata Jinyoung. “kami baru mengetahuinya beberapa saat yang lalu, sehingga Jisoo sering menginap dirumahku untuk bersama ibuku. Namun mendadak muncul berita Mark dan Jisoo sehingga aku tidak sempat bercerita kepadamu. Selama ini Jisoo hanya menyukaimu.” Kata Jinyoung pada Jaebum. Jaebum tidak bisa berkata apapun. Begitu pula aku. Jaebum pun segera lari dan memeluk Jisoo. Aku sangat bahagia melihatnya.
Hari pernikahan Jaebum dan Jisoo pun tiba. aku berangkat bersama dengan Jinyoung. “aku tidak menyangka bahwa Jisoo menyukai Jaebum.” Kataku senang. “sebenarnya itu terlihat.” Jawab Jinyoung dengan senyum yang menawan. Disaat itu aku tidak tahu bahwa ada truk yang menabrak mobil kami. Aku melihat orang-orang dengan wajah panik melihat ke arah mobil kami dan Jinyoung tidak sadarkan diri. Namun aku tidak memiliki tenaga untuk bangun dan meminta tolong dan akhirnya aku tidak sadarkan diri.
Begitu aku bangun, aku berada di rumah sakit. Ayahku menatapku dengan wajah cemas dan air mata bergelinang di pipinya. Begitu ku melihat ke arah kanan ada Jinyoung yang masih belum sadar. Aku bertanya, “apa yang terjadi?”. Ayahku dengan air mata yang deras menjawab “kamu dan mama kecelakaan pesawat... dan mama... mama... meninggal.” Kata ayahku yang tangisannya semakin deras. Aku pun teringat. Monopoly itu tidak nyata. Aku dan mama sedang menuju ke korea dimana ayah dinas. aku tidak menyangka bahwa aku satu pesawat dengan GOT7 sehingga mood ku sangat bagus ketika menaiki pesawat. Namun, hujan malam itu sangat deras sehingga pesawatku sering mengalami turbulensi dan pada suatu saat petir yang keras menyambar pesawat kami. Teringat itu semua aku menangis dengan keras.