CHAPTER 1 : First Impression
Senyuman tak pernah lepas dari wajah tampan pria itu. Dia begitu semangat melewati koridor tersebut. Wajah tampan dan sikapnya yang ramah membuat orang di sekelilingnya menyukai dia. Bahkan di tingkat pertama kuliahnya ia sudah memiliki banyak penggemar. Dimulai dari mahasiswi yang setingkat dengannya kaka tingkat pun turut mengaguminya. Hari ini dia akan memulai tingkat keduanya dengan penuh semangat.
“Ya! Wangjack tunggu aku!” teriak sosok pria yang tak kalah tampan dengan kulit seputih susu.
“Ah Jinyoung-ah! Tumben banget aku datang lebih awal daripada kau haha” seru Jackson sambil merangkul sahabatnya itu.
“Ada angin apa seorang Jackson datang ke kampus padahal gak ada jadwal haha. Sudahlah ayo ke kantin.”
Mereka pun berbincang-bincang sambil menuju kantin. Karena terlalu asik bercanda tanpa sadar
BUGH
“Aw” seru sesosok yang ditabrak tersebut
Jackson yang tersadar menabrak seseorang refleks langsung mencoba menolongnya. Tetapi bukannya disambut baik,sosok yang ditabrak itu malah marah padanya.
“YA!!MAKANYA KALO JALAN TUH LIAT-LIAT ”
“Sudahlah Bora,dia kan tidak sengaja. Lagipula kamu tidak apa-apa kan?” teman dari sosok yang bernama Bora itu mencoba mencairkan suasana
Bukannya segera meminta maaf,Jackson malah terpaku melihat Bora dengan mata yang berbinar. Melihat kelakuan sahabatnya itu,Jinyoung segera mewakilkan Jackson untuk meminta maaf.
“Ah maafkan kami sunbae.”ucap Jinyoung sambil membungkukan badannya
Tidak ada respon apapun dari “si korban tabrak” tersebut. Begitu pula dengan Jackson yang masih setia berdiam diri. Merasa tidak enak dengan Jinyoung, Dasom temannya Bora pun membalas pemintaan maaf Jinyoung.
“Iya tidak apa-apa Jinyoung-ssi,Bora juga tidak terluka kok” balas Dasom dengan ramah
“sudahlah Dasom-ah tidak ada gunanya kita disini.”
Bora pun menarik Dasom untuk pergi menuju kantin. Selama berjalan menuju kantin hingga sampai tak henti-hentinya Bora mengomel sambil sesekali mengusap dahinya yang ditabrak dada bidang Jackson.
“Mau sampai kapan kau mengusap dahimu begitu?sampai dahimu bolong?”goda dasom sambil tertawa pelan
“Ish! Kim Dasom berhenti tertawa,aku sedang kesal tau.”
“Jangan kesal-kesal begitu,dia kan tidak sengaja. Lagipula tadi kan sudah minta maaf”
“Minta maaf darimana?orang temannya yang minta maaf eh dia malah diam kaya orang bodoh.”
“Pelankan suaramu Yoon Bora-ssi jika didengar oleh penggemarnya kau bisa di bully.” bisik Dasom sambil menatap sekeliling
Jinyoung membungkuk sekali lagi ketika melihat Bora dan Dasom pergi. Sedangkan Jackson malah tersenyum-senyum sendiri. Kesal dengan sahabatnya itu,Jinyoung memukul Jackson gemas.
“Ya!!Apa yang kau pikirkan hah?mereka itu sunbae,bagaimana kalo nanti kita dalam masalah?bukannya minta maaf malah senyum-senyum begitu.”
“Hehe dia sungguh cantik ya,Jinyoung-ah. Ah iya tadi sunbae itu menyebut namamu berarti kalian saling kenal kan?” bukannya menjawab,Jackson malah menanyakan hal lain.
“Tentu saja mereka mengenalku,aku kan ikut kelas mereka.”
“Sekelas dengan mereka?ah berarti kau bisa mengenalkanku dengan wanita cantik itu kan?tidak tidak kau harus mengenalkanku dengannya pokoknya.”
Jackson dengan wajah gembira langsung memeluk Jinyoung dengan erat. Sedangkan Jinyoung hanya pasrah saja. Karena jika sudah begini dia harus mengenalkan Jackson dengan sunbaenya itu mau tidak mau.
“Sudah dulu ya aku mau ke kelas. Kau kan tidak ada kelas pulang saja sana jangan melakukan hal bodoh lagi selagi aku tak ada.” ucap Jinyoung sambil menepuk pelan bahu Jackson.
“Kelas?ah maksudmu kelas kaka tingkat itu ya?aku ingin ikut!!!” seru Jackson bersemangat sambil merangkul Jinyoung dan menariknya menuju kelas.
Jinyoung yang mengerti dengan niat Jackson yang ingin ikut ke kelasnya hanya bisa menggelengkan kepala. “Belum ada sehari berani-beraninya dia mau mencoba mendekati Bora sunbae,meminta maaf saja belum.” begitulah kira-kira pikiran yang ada di dalam benak Jinyoung. Mereka pun berjalan sambil sesekali bercanda menuju kelas.
“Benar disini kan kelasnya?wah seharusnya kemarin aku mengikutimu mengambil mata kuliah ini juga” ucap Jackson dengan ekspresi yang sedih
“Salah sendiri kenapa jadi orang pemalas. Sudah sana pulang,kan hari ini tidak ada jadwal”
“Kau tega mengusirku Jinyoungi?” bukannya segera pergi Jackson malah menggoda Jinyoung dengan bersikap manja
“Ya!!Ya!!berhenti sebelum aku muntah mendengarnya. Ya sudah perginya nanti saja jika kelas sudah mulai. Lagipula kau beneran mau kenalan dengan Bora sunbae?kau yakin?”
Jinyoung menatap Jackson dengan penuh penasran. Sedangkan yang ditanya malah tersipu malu sambil tertawa kecil. Melihat hal itu Jinyoung semakin sakit kepala. Di sisi lain Bora dan Dasom datang ke kelas tersebut. Jinyoung dan Jackson yang melihat mereka langsung tegang. Jika Jinyoung tegang karena kejadian tadi di koridor,sedangkan Jackson tegang karena ingin berkenalan dengan Bora. Bora dan Dasom tidak menyadari keberadaan dua pria itu dan langsung duduk di bangku masing-masing. Dan entah hilang kemana rasa tegang tadi,kini Jackson sudah berada di hadapan Bora sambil memamerkan senyum polosnya.
“Halo sunbae namaku Jackson Wang,aku ingin meminta maaf soal kejadian di koridor tadi. Jika sunbae bersedia memaafkan aku,bolehkah aku berkenalan dengan sunbae?” ucap Jackson dengan lancar dan lantang.
Mendengar hal itu seluruh kelas pun menjadi heboh. Sedangkan Jinyoung hanya terperangah melihat kelakuan sahabatnya itu. Bora menatap Jackson dengan pandangan tak percaya.
“Kau bukannya meminta maaf dengan tulus malah mengajak berkenalan,benar-benar manusia aneh. Sudah sana pergi jika tidak ada urusan lagi” usir Bora sambil mengambil beberapa buku dalam tasnya tanpa sedikit pun menatap bahkan melirik pun tidak pada Jackson.
Karena Jackson adalah orang yang gigih dan pantang menyerah,dia tidak pergi begitu saja setelah diusir Bora. Dia malah duduk di bangku yang tepat berada di depan bangku Bora.
“Jika sunbae tidak mau memberi tahu namamu tidak apa-apa kok,aku juga sudah tahu haha. Jadi bagaimana kalau sunbae beri tahu nomor ponsel sunbae?”
“Tidak mau!Sudah sana pergi sudah ada dosen tuh.”
“Aku tidak akan pergi sampai sunbae memberiku nomor ponselmu,jika ditegur dosen aku akan bilang kalau semua ini karena sunbae hehe.”
Mendengar ucapan dari Jackson Bora pun semakin kesal padanya. Bora heran kenapa ada manusia se-aneh ini di dunia. Dengan berat hati karena tidak ingin diomeli dosen Bora pun memberikan nomor ponselnya.
“Mana sini ponselmu cepat.”
Jackson dengan seger memberikan ponselnya pada Bora dengan senyuman yang tak pernah lepas dari wajahnya. Terlebih setelah bertemu Bora senyuman Jackson semakin lebar saja. Setelah selesai menuliskan nomor ponselnya Bora memberikan ponsel Jackson dan mengusirnya lagi.
“Aku tidak akan pergi dulu,aku ingi memastikan apa ini nomor asli atau palsu”
Mendengar hal itu Bora hanya menatap sebal pada Jackson. Sedangkan Jackson malah merasa senang di tatap begitu oleh Bora. Ponsel Bora pun bergetar tanda ada panggilan masuk,Jackson pun tersenyum senang dan mematikan panggilannya.
“Ah ternyata benar. Kalau begitu aku pamit dulu ya Bora noona-ku,selamat belajar. Jangan lupa di simpan ya nomor ponselku dan juga nanti malam aku akan menelponmu.” ucap Jackson sambil mencubit pelan pipi Bora dan beranjak pergi. Bora pun hanya bisa memandang Jackson penuh dengan kekesalan.
Drrt...drrt...
Ponsel Bora bergetar diatas meja riasnya. Bora yang sedang asik membaca pun segera menjawab telepon tersebut.
“Hallo?”
“Hallo noona. Wah jawabnya cepat sekali,pasti daritadi menunggu telepon dariku ya?”
Mendengar suara dan kalimat itu Bora pun lekas menatap layar ponselnya. Benar saja,disana tertera nama “Manusia Aneh”. Bora pun mengutuk dirinya sendiri karena tak melihat terlebih dulu sebelum menjawab telepon tersebut.
“Noona kau masih disana kan?apa aku mengganggumu?”
“Kenapa masih bertanya?kau sudah pasti tau jawabannya apa”
“Iya aku tau,noona sedang merindukanku pasti! Tenang saja noona aku kan menemanimu hingga tertidur kok.”
“Darimana sih datangnya rasa percaya dirimu?membuatku kesal terus!”
“Aku memang mempesona noona,jangan shock begitu haha. Oh iya noona besok ada kelas?”
“Bukan urusanmu,sudah kalau tidak ada yang penting aku tutup ya.”
“JANGAN NOONA! Memangnya noona mau apa sih?paling juga nonton drama kan jam segini?”
“Sok tahu! Aku mau membaca buku, kumatikan ya jangan telepon lagi!”
Sambungan telepon pun terputus. Jackson sedikit kesal karena belum sempat ia menyampaikan selamat malam sambungan teleponnya sudah dimatikan oleh Bora. Meski begitu Jackson tetap senang bisa mengobrol dengan Bora,walau Bora tetap bersikap dingin padanya. Setidaknya malam ini Jackson akan mimpi indah.
Setiap hari Jackson makin sering muncul dihadapan Bora. Meskipun begitu respon Bora masih tetap sama saja,dingin dan galak. Bukan Jackson namanya jika menyerah begitu saja,malah Jackson makin rajin untuk memberikan perhatian pada Bora.
“Pagi noonaaaa~ sudah sarapan belum?” Jackson yang melihat Bora tengah duduk sendiri di koridor kampus pun duduk disebelahnya sambil memamerkan senyum andalannya.
“Pagi-pagi sudah berisik saja,sana jangan mengganggu aku mau belajar”
“Noona pasti belum sarapan kan?ayo sarapan dulu”
“Sudah sana pergi sebelum aku memukulmu”
“Dasar keras kepala! Ya sudah aku ke kelas dulu,noona jangan lupa sarapan ya. Ini aku bawakan roti dan susu pisang untuk noona.”
Jackson pun beranjak dari duduknya lalu menaruh roti dan susu pisang tepat disebelah Bora. Setelah itu dia pun berlari pergi menuju kelasnya. Bora yang sedaritadi tidak melepaskan pandanganya pada buku pun mengalihkan pandangannya pada roti dan susu pisang yang ada disebelahnya. Ketika sedang memperhatikan roti dan susu pisang itu,tiba-tiba Dasom muncul dihadapan Bora tapi Bora tidakmenyadarinya.
“Hayo mikirin apa???”
“Ya ampun!! Ya!!!Kim Dasom!!! Bikin kaget saja tahu ga?”
“Lho kok jadi marah?suruh siapa bengong sambil natap roti sama susu pisang itu kaya tidak ada kerjaan saja”
“Terserahmu saja yang penting sekarang kita masuk kelas dulu,nanti terlambat yuk.”
Bora pun memasukan roti dan susu pisang itu ke tasnya,lalu mereka pergi menuju kelas. Selama kelas berlangsung Bora mulai terganggu dengan perutnya yang kosong dan mulai kehilangan konsentrasi. Ia merutuki dirinya sendiri kenapa tidak memakan roti dan susu pisang yang diberi Jackson tadi. Setelah cukup lama menahan lapar akhirnya kelas pun berakhir. Bora akhirnya memutuskan untuk memakan pemberian dari Jackson. Baru saja mau menyuap roti tersebut,Bora terkaget dengan suara ponselnya. Dengan segera bora menerima telepon tersebut.
“Hallo?”
“Noona dimana?masih di kelas?sudah dimakan belum rotinya?kalau susu pisangnya?Ah kenapa aku bertanya terlalu banyak ya”
“Kau ingin bertanya apa sedang mengintrogasiku?”
“Hehe maaf noona,oh iya besok noona ada acara?”
“Tidak ada,tapi aku ingin istirahat.”
“Jadi aku di tolak nih?”
“Hah?ditolak?memangnya kamu nembak?”
“Wah noona udah ingin banget di tembak Jackson ya?haha”
“Ku matikan ya.”
“Jangan noona~ besok harus bisa ya ya ya?”
“Memang mau kemana?”
“Rahasia,pokoknya ikut saja ya. Besok aku jemput,noona kirim alamat rumah noona ya. ”
“Tidak usah repot-repot kita janjian saja. Nanti malah kejauhan kalau kamu jemput ke rumahku.”
“Noona~ pokoknya aku jemput,ga repot kok. Ya sudah sampai bertemu besok ya noonakuuu~”
Sambungan telepon pun terputus. Bora yang tadinya mau memakan roti pemberian Jackson mengurungkan niatnya dan menatap kembali roti tersebut dan tanpa sadar ia pun tersenyum. Sedangkan di sisi lain Jackson sedang tersenyum gembira sambil memeluk sahabat kesayangannya yang sudah kesulitan bernafas.
“Uhuk...uhuk...Ya!!WangJack uhuk....uhuk...lepaskan,aku tidak bisa bernafas”
“Haha kau berlebihan Jinyoung-ah! Aku sedang senang nih,ayo kita makan biar ku traktir!”
“Kau yakin?bukannya kau masih hutang tuh sama ibu kantin?”
Jackson pun termenung sebentar memikirkan ucapan Jinyoung. Ia mengingat-ingat kembali apa benar ia pernah hutang pada ibu kantin. Setelah cukup lama melihat wajah Jackson yang seperti sedang mengerjakan soal olimpiade fisika,akhirnya Jinyoung memberi tahunya kalau dia bercanda.
“Ya!!Kenapa malah bengong?aku bercanda tahu. Terakhir kau hutang kan waktu ospek haha”
“Ey tidak lucu tahu! Ah aku sudah tidak mood mentraktirmu Park Jinyoung,aku mau pulang saja!”
“Ya!!WangJack jangan ngambek dong!!”
Hari ini sudah menunjukkan pukul 3.00 pm. Bora kini tengah didepan meja riasnya sambil sesekali merapikan rambutnya. Diliriknya jam dinding yang ada dikamarnya itu,kemudian ia alihkan pandangannya pada ponselnya. Sudah jam segini belum juga ada tanda-tanda kemunculan Jackson. Padahal dari semalam Jackson sudah heboh menyerang ponsel Bora dengan pesan yang begitu banyak untuk mengingatkannya tentang hari ini. Jika begini lebih baik tidur seharian saja,pikir Bora.
Tok...tok...tok...
Bora yang kini tengah berleha-leha di tempat tidurnya pun dengan berat hati beranjak menuju pintu utama.
“Hai noona~ sudah siap?maaf ya lama hehe”
Jackson muncul dihadapan Bora dengan gayanya seperti biasa sambi memamerkan senyum tak berdosa.
“Tahu akan lama,aku lebih baik tidur dulu deh!”
“Hehe maaf noona,habis tadi Jinyoung butuh pertolongan.”
“Hah?memangnya dia kenapa?”
“Seminggu ini Jinyoung sembelit jadi tadi dia minta tolong buat beli obat pencahar hehe”
Bugh
“Aw noona kenapa melempar bantal padaku,aku sunguh-sungguh nih!”
Tak menanggapi Jackson,Bora lebih memilih pergi ke kamarnya untuk merapikan kembali dandanannya sekaligus mengambil tasnya.
“Jadi mau kemana?jangan ke tempat yang aneh-aneh”
“Definisi dari tempat aneh itu kaya gimana?”
“Pokoknya yang aneh. Udah sekarang pergi,nanti keburu malam”
“Iya iya yang udah ga sabar jalan bareng Jackson nih”
Nyut..
Perut Jackson pun mendapatkan salam perkenalan dari Bora (re: cubit). Sedangkan Jackson hanya meringis kemudian berlari segera untuk kabur takut-takut mendapat salam perkenalan lagi dari Bora.
Hari ini mereka pergi berkencan menggunakan bis,alasan Jackson adalah supaya lebih lama bersama dan lebih romantis seperti di drama-drama yang sering Jackson tonton. Sesampainya di bis mereka duduk bersebelahan tanpa ada sedikit pun pembicaraan. Jackson yang merasa bosan pun mencoba memecah keheningan diantara mereka berdua.
“Noona suka makan apa?Jangan makan temen ya noon ga baik”
Bora menatap tajam pada Jackson. Entah apa yang dipikirkan Jackson sampe berbicara hal seperti itu.
“Pertanyaan macam apa itu?Bikin kesal saja!Sudah jangan bicara lagi sebelum aku tidak mood dan pergi!”
Akhirnya Jackson memilih diam setelah mendengar jawaban Bora. Bis pun berhenti di halte berikutnya,mereka memutuskan untuk turun.
“Kita mau ke taman bermain?”
“Iya noona,taman bermain tidak termasuk tempat yang aneh kan?”
“Aku kira kau akan mengajakku ke tempat aneh. Setidaknya sekarang kau terlihat sedikit normal”
“Noona jangan muji gitu,aku malu nih haha. Jadinya kita mau main apa dulu?”
“Kita naik rollercoaster saja seru.”
“Ah...?rollercoaster?”
Mendengar nada biacara Jackson yang ragu Bora pun menatapnya. Bora perhatikan dari raut wajah dan badannya yang tidak bisa diam,sudah jelas sekali kalau Jackson sedang gugup.
“Kau takut ya?ya sudah tidak usah naik itu naik yang lain saja”
“TIDAK KOK TIDAK!AKU BERANI KOK NOONA!”
“Kau yakin?keringatmu sudah sebesar jagung begitu juga haha”
“Kalau tidak percaya ya ayo kita buktikan!”
Jackson segera menarik Bora untuk menaiki wahana roller coaster. Sebenarnya Jackson memang takut dengan permainan yang memacu adrenalin. Selama berjalan menuju wahana roller coaster Jackson mengutuk dirinya sendiri kenapa memilih taman bermain untuk kencan pertamanya dengan Bora.
“Kau yakin mau naik ini?sudah naik yang lain saja”
“Noona jangan meremehkanku,aku mau naik ini kok!”
Jackson yang ingin menunjukkan bahawa dia berani pun sudah duduk dengan tegangnya dibangku roller coaster. Bora mengikuti dengan duduk disampingnya sambil sesekali melirik cemas pada Jackson. Sabuk pengaman pada roller coaster pun mulai terpasang kencang. Sama halnya dengan sabuk pengaman yang terpasang kencang,Jackson pun mulai memegang erat sabuk pengaman tersebut dan juga wajahnya mulai pucat.
“Kau yakin akan baik-baik saja?”
“H.....ah?i...iya aku baik-baik saja noona”
Rollercoaster pun mulai melaju cepat dan mulai naik turun memutar-mutar orang yang menaiki wahana tersebut.
“HUAAAAAA NOONAAAAAA!!!!’
“AAAAAA OH MY GOD!!!!”
Begitulah kira-kira gambaran suara indah Jackson yang ia keluarkan saat menaiki rollercoaster. Selain itu juga Jackson tanpa sengaja bersender dan memegang erat tangan Bora dan Bora pun tidak menolak perlakuan Jackson. Keadaan Jackson saat ini setelah turun wahana
Hoek...hoek...
“Pfft....kan sudah dibilang tidak usah naik wahana ini,masih nekat juga”
“Aku kan uhuk...uhuk...mau menunjukkan pada noona kalau aku berani!”
“Berani darimana selama naik rollercoaster kau berteriak begitu sambil memegang erat tanganku dan wajahmu....hahahahaha ah aku tidak bisa menahannya lagi hahahaha”
Bora pun tertawa puas dengan pemandangan yang disuguhkan oleh Jackson. Sedangkan Jackson malah terdiam menatap Bora masih dengan wajah yang pucat.
“Baru kali ini aku melihat noona tertawa lepas begitu,walaupun harusnya aku marah tapi aku senang noona bahagia.”
Jackson tersenyum pada Bora,sedangkan Bora yang sedang tertawa pun perlahan berhenti kemudian menatap balik pada Jackson. Pandangan mata mereka bertemu sebentar,kemudian Bora melepaskan kontak mata tersebut segera.
“Panas sekali ya,ayo cari minum atau es krim aku kehausan”
“Beli bingsu saja?tadi aku lihat disana ada kedai bingsu”
Mereka akhirnya memutuskan untuk ke kedai bingsu itu. Masing-masing memesan satu bingsu. Bora terlihat sangat menikmati bingsunya itu. Ini adalah momen kedua kali Jackson melihat Bora sebahagia dan seceria ini. Sesekali Jackson mencuri-curi untuk mengambil gambar Bora.
Matahari pun mulai lelah dan siap untuk berisitrahat. Bora dan Jackson kini tengah berjalan menuju rumah Bora sambil memakan beberapa makanan ringan yang mereka beli selama perjalanan pulang. Entah mengapa suasananya jauh lebih canggung dibandingkan sebelumnya. Tidak ada percakapan diantara mereka berdua,hanya suara langkah kaki mereka yang terdengar. Tak terasa mereka pun sampai didepan rumah Bora.
“Ah noona terima kasih ya untuk hari ini hehe”
“Boleh aku peluk noona?”
Bora yang tadinya ingin mengucapkan terima kasih juga pun mengurungkan niatnya. Kemudian menatap Jackson dengan tajam.
“Mulai lagi anehnya,padahal baru saja jadi normal!!”
“Ah maaf noona haha lupakan saja,terima kasih ya seharian sudah mau bersamaku. Tahun depan kadonya pelukan ya noon?hehe”
“Eh?Jangan bilang......jangan bilang hari ini kau ulang tahun?”
Jackson hanya ketawa kecil sambil menunjukkan wajah polosnya pada Bora. Sedangkan Bora hanya dapat bengong menatap Jackson,rasa bersalah dan tak enak menyelimutinya.
“Kenapa tidak bilang?sup rumput laut dan kuenya bagaimana?”
“Kan noona tidak nanya,lagipula seharian ini sudah cukup kok”
“Ah kau membuatku seperti orang yang jahat. Jadi kau mau kado apa?”
“Kan sudah dibilang seharian ini lebih dari cukup noona”
“Tidak bisa ayo katakan cepat” Bora semakin merasa bersalah pada Jackson karena menolak tawaran untuk diberi kado.
“Ya sudah kalau noona maksa. Aku ingin kadoku itu....”
Jackson menggantungkan kalimatnya begitu lama,Bora sudah dengan sabar menunggu apa keinginan Jackson pun mulai kesal.
“Cepat katakan sebelum aku berubah pikiran!”
“Noona
Kita
Menikah
Yuk?”
Untuk beberapa saat Bora terdiam sambil menatap Jackson dengan tatapan yang tak dapat diartikan. Sedangkan Jackson menatap Bora harap-harap cemas.
“Noona~”
“Noonaaa~~~”
“Noonaaaaaaa~~~~ jadi bagaimana???”
“Masih bisa bertanya bagaimana? Aish Wang Jackson dasar gila!!Menikah katamu?Kelakuanmu saja masih abnormal begini.”
“Hehe jangan marah dong noona. Kalau jadian bagaimana noon?”
Jackson menatap Bora dengan senyumnya dan juga matanya yang berbinar. Bukannya menjawab Bora pun segera masuk ke rumahnya meninggalkan Jackson begitu saja.
Jackson side
Setelah aku mengatakan apa yang aku ingin kan padanya dia malah terbengong dan menajawabku dengan ketus lalu meninggalkanku. Bora noona begitu tega T.T
Tapi sebelum dia meninggalkanku,aku bisa melihat pipinya yang memerah dan senyum kecilnya yang manis itu.
Sepertinya aku tahu jawabannya apa.....Hahaha
Wah hari ini adalah hari ulang tahun terbaikku dan sepertinya kado yang aku inginkan untuk tahun depan akan aku dapatkan. Senangnya........