CHAPTER 1 : Final
"Stand by in 5 minutes!" Jaebum mengangguk mengerti. Ia menepuk kedua tangannya, berusaha mendapatkan perhatian anggota lainnya yang sedang sibuk memasang in-ear monitor mereka. Waiting room GOT7 memang selalu ramai, terutama jika sudah mendekati waktunya untuk naik ke stage. Disaat seperti inilah peran Jaebum sangat penting.
"Guys, ayo cepat! Kita harus stand by 5 menit lagi!" Teriaknya lantang. Langkah kaki mulai berderap dengan ribut menghampirinya. Mata Jaebum mulai sibuk, memperhatikan dengan pasti posisi setiap anggotanya. Mark sedang membantu Bambam dengan in-earnya, Yugyeom dan Jackson sedang menggoda Jinyoung dan Youngjae sedang pemanasan.
'Sepertinya kurang satu orang.' batinnya. Ia maju ke tengah ruangan, memanggil nama anggota-anggotanya seraya menepuk bahu mereka. Setelah semua berkumpul, ia menghitung kembali jumlah anggotanya. Saat semuanya sudah lengkap, ia kembali menepuk tangannya, menarik perhatian 6 pasang mata yang menatapnya dengan serius.
"Baiklah, hari ini juga, mari kita bekerja dengan baik! Jangan terlalu memaksakan diri hingga membuat dirimu cedera. Cukup berikan yang terbaik, berusaha dengan keras untuk diri kita dan untuk membahagiakan ahgase!" Jaebum berseru, membangkitkan semangat grupnya. Yugyeom dan Bambam berteriak dengan gembira, membuat hyung-hyungnya tersenyum senang.
"2, 3, GOT7 JJAI!" Dan dengan teriakan penuh semangat itu, mereka mulai berlomba keluar dari waiting room menuju backstage. Jaebum menghela nafasnya, memejamkan matanya sejenak seraya berdoa demi kesuksesan mereka hari itu. Ia kemudian tersenyum, sebelum ikut berlari bersama anggota lainnya.
Leader GOT7.
Ya, itulah kata pertama yang muncul di pikiranmu saat kau mendengar namanya.
Im Jaebum hanyalah seorang pemuda berumur 20 tahun saat perusahaan memberitahunya bahwa ia akan menjadi leader dari grup baru mereka daripada comeback sebagai JJ Project. Ia dipercayai menjadi leader dari GOT7, sebuah grup hip-hop yang menonjolkan kemampuan martial arts tricking mereka untuk menarik perhatian dunia. Jujur, Jaebum agak terkejut bahwa ia harus menjadi leader dari 6 orang lainnya dengan umur yang semuda itu. Beruntunglah ia karena mayoritas anggota GOT7 adalah teman-teman dekatnya semasa trainee dulu‒termasuk Jinyoung, jadi ia tak perlu menghabiskan terlalu banyak waktu untuk memperkuat teamwork mereka. Tapi tetap saja. Ia tak heran jika harus menjadi leader saat bersama Jinyoung di JJ Project karena ia lebih tua darinya, tetapi di GOT7? Memang pada awalnya ia kewalahan, namun pada akhirnya, bagi GOT7, Jaebum lebih dari seorang leader.
Ia adalah kakak bagi adik-adiknya, tempat untuk berkeluh-kesah saat mereka memiliki masalah, sebuah pilar yang menyokong grupnya saat mereka sedang berada dalam masalah, seseorang yang pantas dijadikan panutan bagi anggota lainnya.
Singkatnya, Jaebum adalah cahaya dalam kegelapan bagi GOT7, sebuah jalan pasti yang menuntun ke akhir yang jelas.
Namun terkadang, Jaebum tak bisa menanggung bebannya sebagai leader. Bagaimanapun juga ia seorang manusia, dan ada kalanya ia merasa tertekan. Emosinya yang 'tertumpuk' bisa saja 'meledak' jika kau memencet tombol yang 'benar'. Dan jika hal itu terjadi, pastilah akan ada kekacauan besar-besaran dalam grup mereka (percayalah padaku, hal itu sering pernah terjadi dan Jaebum bisa saja membuat anggota lainnya masuk rumah sakit. Beruntung ia hanya merusak sebuah kursi, melubangi dinding kamarnya, menggores Yugyeom di bawah dagunya dan membuat Bambam‒dan Youngjae, ia tak mau mengakuinya‒menangis).
Disaat itulah anggota yang lain akan membantunya dengan pekerjaannya‒dan masalahnya‒sebagai leader, dengan cara mereka masing-masing. Mereka sudah sangat dekat dan terlalu sering bersama sampai-sampai mereka tahu apa yang harus mereka lakukan untuk membantu Jaebum, kapan Jaebum butuh bantuan mereka dan kapan ia dapat mengatasinya sendiri, dan bagimana caranya membantu Jaebum menyelesaikan permasalahannya.
Mark akan selalu ada untuk membantu Jaebum mengatur adik-adiknya. GOT7 memang hanya memiliki 7 anggota, tetapi mereka dapat lepas kendali setiap saat. Sekalinya mereka lepas kendali, pasti akan sangat sulit untuk mengatur mereka karena mereka akan sibuk berbicara berteriak sendiri-sendiri. Ada saatnya Jaebum dapat mengatur mereka sendirian, meskipun mereka sangat berisik dan sulit diatur. Dan disaat Jaebum tak dapat mengatur mereka, Mark dengan senang hati akan membantunya, mungkin karena ia sadar bahwa ia yang paling tua dan juga ambil andil membuat keributan bersama dengan Jackson, Youngjae dan Bambam. Namun, Jaebum merasa sangat berterimakasih saat Mark membantunya mengurus dan mengatur adik-adiknya karena jujur, Jaebum sudah bersama mereka dari saat masih trainee dan beberapa dari mereka memang tipe-tipe yang suka membandel kalau perlu diberi tahu. Mark adalah seorang hyung yang easy-going dan karena alasan itulah ia 20 persen (menurut Yugyeom dan Bambam) lebih mudah dituruti dibanding Jaebum (mereka juga bilang kalau Mark sedang marah ia jadi lebih galak dibandingkan dengan Jaebum). Mark hanya perlu berteriak 3 kali‒"HEI, TENANGLAH DAN DENGARKAN JAEBUM!"‒dan semuanya akan beres. Beruntunglah Jaebum ia memiliki Mark untuk membantunya mengatur ketertiban grupnya.
Jackson menawarkan dirinya sebagai mood maker grup mereka. Jackson memang dikenal sebagai orang yang periang dan karena kepribadiannya yang menyenangkan, ia dipercayai Jaebum untuk mengatur mood anggota lainnya. Ia percaya bahwa dengan mood yang baik, mereka akan berkerja lebih efisien dan teratur. Saat mood anggotanya baik, tentu saja mood Jaebum juga menjadi lebih baik. Ia akan melakukan permintaan fans dengan suka rela, mau seaneh atau semenyebalkan apapun permintaan mereka dan dengan cara inilah ia membalas jasa Jackson. Terkadang, Jackson akan meluangkan waktunya untuk berurusan dengan anggota yang sedang memiliki masalah dan hal ini sangat membantu Jaebum karena ia tak selalu ada di dorm. Dengan adanya Jackson, ia menjadi lebih mudah memahami masalah-masalah anggota lainnya yang tak dapat disampaikan kepadanya secara langsung. Jaebum sangat berterimakasih atas usaha Jackson untuk membuat atmosfer grup mereka lebih hidup dan harmonis‒dan juga kerja kerasnya yang nonstop untuk membuat grup mereka semakin terkenal.
Jinyoung akan memberikan dukungan secara emosional. Jinyoung memang memiliki kepekaan layaknya seorang perempuan. Sesekali, kepekaan itu memang membawa masalah bagi anggota yang lain‒karena Jinyoung akan mengganggu mereka sampai kesal atau menggoda mereka disaat yang tidak tepat. Jinyoung selalu membutuhkan jawaban lengkap atas kepekaannya dan hal itulah yang kadang tak disukai oleh adik-adiknya, yang lebih suka menyembunyikan masalah mereka dibanding menceritakannya. Namun kepekaannya itulah yang sering membantu Jaebum saat ia sedang memiliki masalah. Jinyoung bukanlah orang yang pandai membaca pikiran dan perilaku seseorang, tetapi ia mudah sekali membaca pikiran dan perilaku Jaebum. Mungkin ia mendapatkan kemampuannya membaca Jaebum dengan mudah setelah sekian lama mereka bersama. Jinyoung selalu berada di sampingnya saat JJ Project dan sampai sekarang pun, saat Jaebum memiliki masalah, Jinyounglah yang paling pertama tahu. Dan ketika hal itu terjadi, Jinyoung akan datang kepadanya, menanyakan apakah ada yang mengganggu pikirannya. Kemudian ia akan meyakinkannya bahwa semua akan baik-baik saja dan bahwa ia telah bekerja dengan baik memimpin mereka.
Youngjae menolong Jaebum dengan memberikannya rasa tenang yang ia butuhkan. Sebagai sesama lead vocalist, Jaebum sering mengkhawatirkan Youngjae‒terutama karena ia menjalani training dalam waktu singkat (ia kadang khawatir kalau-kalau Youngjae kelelahan dan akhirnya akan 'hancur') dan terlalu mudah sakit hati (Jaebum tidak heran, Youngjae memang anak yang baik dan penurut sekali). Sebenarnya, bukan hanya Jaebum yang mengkhawatirkan Youngjae, tetapi karena ia yang paling dekat dengannya, mau tidak mau Jaebumlah yang harus mengurus Youngjae. Dan dengan terus mengkhawatirkan Youngjae, ia sudah memiliki satu masalah pasti yang tidak akan hilang mau bagaimanapun caranya. Namun, Youngjae, hanya dengan menjadi dirinya sendiri, meyakinkan Jaebum bahwa ia baik-baik saja. Bahkan terkadang, membuat Jaebum hanyut dalam kegembiraannya yang tak terhenti, memberikannya ketenangan dan membuatnya melupakan masalahnya.
Bambam akan membantu Jaebum dengan mengerjakan pekerjaan rumah. Memang terlihat sederhana jika dibandingkan dengan anggota lain, tetapi Jaebum adalah orang yang sangat menyukai dan mementingkan kebersihan. Saat ia melihat dorm mereka berantakan, ia secara spontan akan marah-marah. Pada awalnya, para anggota akan rutin membersihkan dorm, tetapi seiring dengan padatnya jadwal individu mereka, membuat jadwal piket mereka menjadi kacau. Sampai pada akhirnya tidak akan ada lagi yang akan membersihkan dorm. Ditambah lagi mereka sekarang memelihara anjing. Semakin berantakanlah dorm mereka. Hingga Bambam memutuskan bahwa ia akan berhenti melakukan hal tidak penting lainnya dan akan mulai mengisi waktu luangnya, mau sesedikit apapun itu, dengan membersihkan dorm‒selain menulis lirik lagu dan bermain game tentunya. Sebenarnya, bisa saja Bambam meminta ahjumma yang sering datang ke rumah untuk membersihkan dorm. Lagipula, itulah pekerjaan ahjumma selain memasakkan mereka makanan‒dan memandikan Coco. Namun Bambam bersikeras bahwa ia akan membersihkan dorm dan hanya akan meminta ahjumma membantunya ketika ia terlalu sangat sibuk. Jaebum terharu dan bangga saat mendengar perkataan Bambam. Dengan adanya Bambam, pikirannya menjadi dua kali lebih jernih dan teratur karena ia tahu, ia tak perlu khawatir dorm mereka akan berantakan karena ada Bambam yang dengan senang hati akan membersihkan dorm.
Yugyeom memanglah anggota yang paling muda, tetapi untuk Jaebum, Yugyeom adalah orang yang paling ia butuhkan. Saat tertekan, ia perlu orang untuk mendengarkannya, dan Yugyeom adalah orang yang pas untuk itu. Yugyeom membuatnya merasa nyaman untuk bercerita karena yang Yugyeom lakukan hanyalah duduk diam, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan terkadang memberikan pelukan saat ia merasa kalau hyung di depannya yang sedang bercerita memiliki masalah yang terlalu besar untuk ditanggung sendiri. Yugyeom juga akan membuatnya menjadi lebih rileks dengan membiarkannya menggodanya dan bermain dengannya. Ekspresi-ekspresi Yugyeom yang sangat lucu membuat Jaebum‒dan hyung lainnya‒senang menggodanya. Yugyeom hanya akan protes dan marah saat hyungnya sudah kelewat batas dan jarang sekali hal itu terjadi (bukti bahwa Yugyeom adalah orang yang sangat sabar atau Yugyeom terlihat mengerikan saat sudah mulai marah). Namun, saat dibutuhkan, Yugyeom akan bersikap lebih dewasa‒ia akan mendengarkan hyung-hyungnya dan akan berhenti berulah, dan membantu Jinyoung dan Jackson dengan anggota lainnya‒membuatnya menjadi seorang adik yang dapat Jaebum andalkan.
Jaebum sadar bahwa ia bukanlah apa-apa tanpa anggota lainnya. Mereka sama berharganya dengan impiannya untuk terus bermusik dan berkarya. Dari merekalah ia belajar arti sesungguhnya dari keluarga‒bahwa kau tidak perlu memiliki ikatan darah untuk menjadi sebuah keluarga‒hanya dengan bersama mereka. Tertawa, menangis, bertengkar, bernyanyi, menari dan mewujudkan mimpi bersama-sama. Mereka memang terikat diatas kontrak sebagai teman kerja, tetapi bagi Jaebum, mereka menyediakan kasih sayang dan cinta yang ia butuhkan saat ia jauh dari keluarganya. Dari mereka juga ia belajar bagaimana caranya menjadi leader yang baik, yang bisa dipercayai oleh adik-adiknya, yang bisa diandalkan saat ada masalah, menjadi penengah saat ada anggota lain yang berselisih dan menjadi pendengar yang dapat memberikan solusi terbaik. Ia juga belajar cara merawat orang lain dengan penuh kasih sayang, agar mereka tetap tumbuh dengan benar, menjadi rendah hati dan suka menolong serta tidak menjadi beban bagi orang lain (perlu dicatat bahwa Jaebumlah yang membantu membesarkan dan merawat maknae line mereka sampai menjadi pria dewasa sejati yang bisa ia, keluarga mereka, dan IGOT7 banggakan).
Namun, Im Jaebum juga tahu bahwa ia tidak akan menjadi Im Jaebum yang sekarang tanpa adanya IGOT7. Mereka adalah inspirasinya, pendukungnya, sumber energinya dan pelengkap hidupnya. Karena ada IGOT7-lah mereka dapat hidup. IGOT7-lah alasan mereka untuk bekerja, untuk senantiasa menciptakan lagu bagi mereka, untuk membuat mereka bahagia. Karena saat IGOT7 bahagia, maka tak ada hal lain yang lebih baik dari itu. Ia bahagia hanya dengan melihat mereka menikmati hasil karyanya. Ia bahagia hanya dengan melihat senyuman mereka. Ia hidup dari teriakan mereka, yang mengumandangkan namanya tanpa henti saat berada di atas panggung. Ia bersyukur atas adanya IGOT7 yang akan terus mendukung mereka apapun halangannya, yang akan mengingatkan mereka untuk melakukan hal yang benar, yang terus membanggakan mereka kepada fans grup lainnya, dan menjadi pengingat bahwa mereka memiliki satu alasan penting untuk tetap bekerja. Merekalah yang mengajarinya arti cinta yang sesungguhnya. Cinta yang tak bersyarat yang membuatnya mengerti bagaimana rasanya mencintai orang yang juga mencintainya.
"Hyung sedang apa? Biasanya di backstage suka berisik, kok sekarang diam?" Youngjae menyadarkan Jaebum dari lamunannya. Ia kemudian menatap Youngjae lama sebelum tersenyum dengan hangat.
"Youngjae-ah, terima kasih ya, karena selama ini sudah mau membantuku." Youngjae mengernyitkan alisnya. Ia dengan gugup menggaruk belakang lehernya, dan berjalan menjauhi Jaebum sebelum akhirnya berlari kearah Jinyoung dan yang lainnya sambil berteriak, "HYUNG-AH! MAKNAE! JAEBUM-HYUNG ANEH!"
Jaebum terkekeh, ia memanglah bukan tipe orang yang tiba-tiba suka berterima kasih tanpa suatu alasan tertentu ataupun orang yang tiba-tiba menunjukkan kasih sayangnya. Namun entah mengapa, hari itu Jaebum merasa ia harus memeluk dan berterimakasih kepada semua orang yang telah membantunya selama ini.
"Uh, hyung. Youngjae bilang, kamu lagi aneh, ya?" Tanya Jackson pelan. Jaebum hampir saja tidak mendengarnya karena Jackson berdiri cukup jauh darinya. Ia tahu Jackson sengaja menjaga jarak kalau-kalau yang dibilang Youngjae itu benar. Jaebum kembali terkekeh, kali ini perlahan agar tidak mengganggu idol lainnya yang sama-sama menunggu di backstage.
"Benarkah? Padahal aku hanya ingin berterima kasih karena selama ini kalian semua sudah membantuku mengurus pekerjaanku." Jackson melongo. Ia terdiam sebentar sebelum dihantam oleh kesadarannya.
"JAEBUM-HYUNG BENERAN LAGI ANEH, NIH! KITA HARUS GIMANA?" Teriaknya dengan panik kepada anggota lain, membuat Jaebum tertawa terbahak-bahak atas reaksi mereka yang sangat manis.
"Guys, ayolah, aku sayang kalian semua!" Jaebum berlari menuju teman-temannya, membuat mereka berlari berhamburan menjauhinya.
Entah mengapa, hanya dengan bersama GOT7, Jaebum merasa hatinya sesak dan penuh kehangatan. Dan saat itulah ia sadar.
Menjadi idol memang tidak selalu menyenangkan, apalagi menjadi seorang leader. Tetapi bersama GOT7?
Jaebum merasa ia menemukan rumah dan keluarganya yang kedua.