CHAPTER 1 : Part 1 : Magic User
"haaahh... pindah sekolah lagi, apakah harus selalu begini.." gumamku saat berjalan ke sekolah baruku. Aku harus terus pindah sekolah di karenakan pekerjaan ayahku yang berpindah-pindah tempat.
"isshiii.. semoga saja benar yang dikatakan ayah kalau ini terakhir kalinya aku pindah sekolah... aku sudah kelas tiga dan pasti sibuk dengan ujian-ujian.. aku tidak akan bisa belajar dengan baik jika terus-terusan pindah.. urrgghh" sambungku.
Aku lalu menatap ke depan melihat seorang wanita yang mencoba menyebrang jalan. Aku berlari ke arahnya pelan dan menahan bahunya. "permisi..." kataku.
"maaf ada apa? Aku harus buru-buru jika tidak aku akan terlambat.." kata wanita itu. aku menunduk melihat jam di tangan kiriku. "3..2..1.. sekarang~" kataku saat tiba-tiba sebuah truk yang kehilangan kendali lewat di belakang wanita itu dan menabrak pembatas jalan.
wanita itu memalingkan wajahnya ke arah truk itu lalu menatapku dengan wajah pucat.
"yaapp sekarang kau sudah bisa melanjutkan perjalanan lagi.." kataku menatap wanita itu tersenyum lalu melangkah meninggalkannya kearah sekolah baruku.
sejak masuk SMA aku sering mendapat gambaran dari masa depan, tapi aku merahasiakan kemampuanku dari orang tuaku dan orang-orang di sekitarku. Karna kekuatan ini belum bisa aku kontrol dengan sempurna. Tadi pagi saat mandi, aku melihat gambaran seorang wanita yang di tabrak truk tepat di depan mataku dengan jam tangan yang menunjukan pukul 9.25 menit. Karna itu aku bisa menyelamatkan wanita itu.
"haaahh,, akhirnya sampai jugaa..." kataku melihat pintu gerbang yang tertutup di depanku.
"ssttt~ sstttt~.. hey kauu..." tiba-tiba terdengar suara dari arah pepohonan di sampingku. Aku melihat kearah asal suara dan mendapati seorang pria memanggilku.
"ayo kesinii..." katanya melambai ke arahku.
aku mulai berjalan ke arahnya "sepertinya dia juga siswa disini..." gumamku dalam hati melihat baju seragam yang ia gunakan sama denganku.
"hey.. apa kau sekolah disini? Aku tidak pernah melihatmu.." katanya.
"aku murid pindahan, dan baru masuk mulai hari ini.. namaku dojoon.." kataku memajukan tanganku.
"ahh,, begitu.. aku Mark salam kenal.." mark menjabat tanganku.
"owh iyaa... jangan masuk dari situ.. saat kau melewati pagar itu seorang guru killer bernama Mr.kim akan menghukummu karna terlambat meskipun kau murid baru.. ayo ikuti aku.." kata Mark mengajakku.
kami berdua berjalan berputar ke arah samping dengan pagar yang lebih rendah. "kita lewat disini saja..." kata Mark sambil menaiki pagar di depan kami.
"yasudaahh ikuti saja.. dari pada kena hukum.." gumamku dalam hati. Aku mengikutinya dan memanjat pagar itu, saat aku melompat kebalik pagar itu, aku melihat gambaranku dan Mark sedang dihukum dengan gaya pushup.
"aahhh sial.. kekuatan ini menyebalkan juga.. kenapa tidak dari tadi.." gumamku dalam hati.
"heeyyy... sepertinya kau membawa teman yah kali ini.." terdengar suara dari arah belakangku.
aku membalikan badanku dan mendapati Mark sedang menahan posisi pushup dengan seorang pria paruh baya yang membawa tongkat kayu di tangannya.
"aa.. anyeonghasaeyoo.." kataku membungkukan badanku.
"waaahh,, sepertinya aku belum pernah melihat wajahmu??" kata pria itu.
"namaku Dojoon.. aku adalah murid pindahan yang baru masuk hari ini.." kataku memaksakan senyum.
"hmmm,, terlambat di hari pertamamu masuk sekolah, sudah begitu melompat pagar lagi... berani juga kau... kau bisa memanggilku Mr.Kim.. jika kau sering membuat masalah,, maka kau akan sering bertemu denganku.. baiklah kalau begitu karna ini hari pertamamu.. silahkan.." sambil menggerakan tangannya ke samping memberiku jalan.
"waahh,, guru ini tidak buruk juga.." gumamku dalam hati.
"ahh,, kalau begitu aku permisi seonsaengnim..." kataku sambil melangkah melewati Mr. Kim dan Mark.
"eeh eeh eehh.. mau kemana kau??" tiba-tiba Mr.kim menahan tasku membuat langkahku terhenti.
"hmm,, mau ke ruangan guru.. bukankah tadi Mr.kim mempersilahkanku untuk pergi..."
"maksudku silahkan lakukan gaya pushUp dan temani orang yang mengajakmu melompat pagar ini.. karna ini hari pertamamu anggap saja ini salam perkenalan dariku... kalian bisa kembali ke kelas saat bel jam pelajaran kedua berbunyi.." kata Mr.Kim.
"sialan.. kupikir dia akan melepaskanku karna ini hari pertamaku.." gumamku dalam hati sambil meletakan tasku lalu melakukan gaya pushup di samping Mark.
30 menit berselang, akhirnya bell tanda pelajaran pertama berakhir menggema di seluruh sudut sekolah.
"baiklah kau bisa kembali ke kelas mark.. murid baru, kau ikuti aku.." kata Mr.Kim.
aku berdiri dan mengambil tasku dengan rasa sakit di kedua tanganku lalu mengikuti Mr.Kim dari belakang. Kami berjalan menyusuri koridor sekolah menuju ke ruang guru yang berada di lantai 3. Sesampainya di sana Mr.Kim memperkenalkanku dengan guru baruku.
"eunji saem.. ini adalah murid baru yang akan masuk ke kelasmu.. dia terlambat jadi aku sedikit menghukumnya.." Kata Mr.Kim.
"terimakasih Mr.Kim maaf sudah merepotkan.. halo, namaku eunji.. mulai hari ini aku adalah wali kelasmu.." kata eunji saem memperkenalkan diri.
"wahhhh,, wali kelasku cantikk.." gumamku dalam hati. "annyeong hasaeyo namaku Dojoon.. maaf merepotkan.." aku membungkukan kepalaku.
"hmm,, kalau begitu ayo kita kembali ke kelas.." kata eunji saem mengajakku.
kami berjalan menyusuri koridor menuju ke arah tangga. Saat itu gambaran mengenai eunji saem yang terpeleset di tangga melintas di kepalaku.
"aahhh,, aku harus cepat.. lumayan bisa memeluk guru cantik.." gumamku dalam hati.
aku berjalan lebih cepat dan mendahuluinya menuruni tangga. Beberapa saat setelah turun eunji saem terpeleset dan mulai jatuh tersungkur, aku mencoba menangkapnya tapi dengan cepat ia menggunakan kepalaku menjadi topangan tangannya dan melakukan flip ke depan lalu mendarat dengan kedua kakinya di bawah tangga.
aku menatapnya dengan tatapan terkejut "wahhh.. apa-apaan dengan guru ini.." gumamku dalam hati sambil menelan ludah.
"jangan katakan pada siapa-siapa yah.." katanya sambil menaruh satu jari di depan bibirnya. aku mengangguk mengiyakan, lalu dibalasnya dengan senyuman.
kami melanjutkan perjalanan menyusuri koridor lantai 2 dan sampai di kelas dengan papan bertuliskan 3-A. Saat kami memasuki kelas, para siswa dengan cepat berlari ke tempat duduk masing-masing.
"baiklah teman-teman.. hari ini kita kedatangan murid baru.." kata eunji saem lalu menyuruhku masuk ke dalam kelas.
"hay guys,, namaku Dojoon.. mulai hari ini izinkan aku bergabung dengan kelas kalian.. Mohon kerjasamanya.." kataku lalu membungkukan badanku. Mataku menerawang melihat seluruh isi kelas dan menemukan mark yang duduk di bagian belakang sambil tersenyum ke arahku.
"wahh,, ternyata dia di kelas ini juga.." gumamku dalam hati sambil membalas senyumannya.
"baiklah dojoon.. kalau begitu kau duduk di situ saja.." kata eunji saem menunjuk ke salah satu meja yang kosong di pinggir jendela. Aku melangkah ke tempat duduk yang kosong itu dan duduk di sana.
"baiklah pelajaran akan kita mulai.. buka buku matematika kalian halaman 147.." kata eunji saem lalu memulai pelajaran.
saat itu aku mendapat gambaran tentang bola baseball yang melewatiku dari arah jendela dan mengenai kepala wanita di sampingku.
beberapa saat kemudian secara refleks aku memajukan tangan kiriku dan menangkap bola baseball itu dan melemparnya keluar sambil terus menulis.
"ahh sial.. bagaimana kalau ada yang melihatku.." gumamku dalam hati setelah tersadar akan tingkahku. Aku mengangkat kepala dan melihat ke samping dimana wanita itu sedang menatapku bingung.
"siaaalll.. dia wanita yang kutolong tadi pagii.. apa dia juga melihatku barusan.." gumamku dalam hati menatap wanita itu.
"hehehe, sering berolahraga.." kataku tersenyum kaku sambil mengangkat tangan kiriku.
aku lalu menundukan kepalaku dan langsung melanjutkan menulis. Setelah jam pelajaran selesai bel pertanda jam istirahat berbunyi.
Aku merapikan buku-bukuku dan memasukannya ke dalam tas. Sesaat kemudian aku dikerumuni oleh beberapa teman kelas yang menanyakan berbagai hal. Mulai dari dimana rumahku, hobiku, sampai mengenai pacarku. Aku sedikit sensitive mengenai masalah percintaan karna meskipun aku sering dekat dengan beberapa teman cewek, sampai saat ini aku belum pernah merasakan yang namanya pacaran.
"hey dojoon.. kau belum tau dimana kantin kan? Kami mau kesana.. apa kau mau ikut?" kata salah seorang teman sekelasku.
"ahh baiklah aku ikut.." kataku lalu berdiri mengikuti mereka. Aku mengikuti mereka dan berjalan ke arah kantin. Sesampainya disana aku langsung membeli cup ramyeon kesukaanku dan air minum lalu duduk di salah satu meja kosong disudut kantin.
"hmm sudah tiga menit.. saatnya makan.." gumamku sambil membuka penutup ramyeon di depanku dan mengangkat sumpit.
saat sedang makan tiba-tiba mark dan wanita yang duduk di sampingku muncul lalu duduk di depanku.
"oo,, mark ada apa?" tanyaku sambil terus makan ramyeon kesukaanku.
"Dojoon.. kami ingin membicarakan sesuatu denganmu.." kata mark.
aku menatap kearah wanita di sampingnya sebentar "aahh,, apa dia tau aku punya kekuatan dan menceritakannya pada mark? Haahh,, ini benar-benar kacau.." gumamku dalam hati.
"j.jadi apa yang ingin kau bicarakan mark?" kataku meletakan sumpit yang kupegang di atas cup ramyeon.
"pertama-tama ini saudara sepupuku.. namanya namjoo.. dia anak dari kakak ayahku.." mark memperkenalkan namjoo.
"aku namjoo.. salam kenal.." katanya sambil memajukan tangannya.
"namaku dojoon.." aku menjabat tangannya.
"baiklah langsung ke permasalahan utama.. apa kau memiliki semacam kekuatan sihir?" mark menatapku serius.
"DUAARR!!!" pertanyaan yang kutakutkan akhirnya muncul juga, membuatku gugup dan mulai salah tingkah.
"e.eehh?? a..apa maksudmu? Mana mungkin aku memiliki kekuatan sihir... aeeyyy.." kataku gugup.
mark dan namjoo menatapku tajam."tadi pagi.. kau menghentikanku seperti mengetahui kalau mobil truk itu akan menabrakku.. tadi juga saat sedang belajar.. kau menangkap bola baseball yang mengarah padaku tanpa melihat.. seperti mengetahui kalau bola itu akan mengenaiku.." kata namjoo.
"aahh,, sial dia menyadarinya... sekarang apa yang harus kulakukan.. pikirkan alasan,, pikirkan alasaann.." gumamku dalam hati.
"ahh,, mungkin aku hanya beruntu-" kata-kataku terhenti saat melihat sumpit yang baru saja kugunakan melayang di depanku.
"apa kau mau cerita sekarang?" kata mark dengan jari yang menunjuk ke arah sumpit itu.
"hentikan itu mark.. orang-orang bisa melihatnya.." kata namjoo menurunkan tangan mark. Saat itu juga sumpit yang melayang itu jatuh ke meja.
aku menatap mark dan namjoo bergantian.
"kami juga adalah magissa.." kata namjoo.
"Magissa? Apa itu? Oke baiklah.. aku mengaku.. aku dapat melihat masa depan melalui gambaran gambaran yang muncul di kepalaku..." kataku mengaku.
tiba-tiba ekspresi mark dan namjoo berubah. Mereka menatapku kaget.
"aku tidak percaya ini? Apa kau seorang chronomancer??" kata namjoo.
"chronomancer?? Apa lagi itu?? Bisakah kalian menjelaskan apa yang sedang kalian bicarakan... aku benar-benar tidak mengerti.. kekuatanku ini juga baru muncul saat aku masuk SMA.." aku menatap mereka berdua bingung.
"sepertinya kau benar-benar tidak mengerti.. baiklah.. akan aku jelaskan.. sejak dahulu para pengguna sihir hidup bersama dengan manusia.. mereka menyebut diri mereka Magissa.. mereka tetap tidak menunjukan diri pada manusia dan bertarung melawan demon.. para monster dunia bawah yang datang untuk memburu kekuatan sihir magissa.. kekuatan sihir magissa dibagi dalam beberapa type, aku adalah seorang psychokinesis.. kekuatan sihir seorang psychokinesis berhubungan dengan pikiran dan pengendalian.. sedangkan namjoo seorang purist.. kekuatan mereka berhubungan dengan penyembuhan dan holy power.. ada juga beberapa type lain seperti elementalis yang mengendalikan elemen.. dan summoner dengan kekuatan pemanggil.." jelas mark.
"jadi maksudmu chronomancer juga salah satu type kekuatan sihir magissa?" tanyaku bingung.
"ya benar.. kekuatan sihirmu berhubungan dengan waktu.." jawab namjoo.
"aahhh,, jadi kekuatan kami para chronomancer berhubungan dengan pengendalian waktu?" kataku menatap mereka.
"sejujurnya aku tidak bisa menyebut kata 'kalian' karna beberapa alasan... chronomancer adalah kekuatan sihir langka yang sangat kuat, karna dapat mengendalikan waktu.. menurut cerita seorang chronomancer yang dapat mengendalikan kekuatan waktu sepenuhnya.. tidak akan pernah mati.." jelas namjoo.
"menurut buku sihir yang kubaca.. chronomancer terakhir tewas ratusan tahun lalu... dengan alasan yang tidak jelas.." Mark menambahkan. "waaw.. itu terdengar keren, tapi entah mengapa aku takut.." kataku.
saat itu sebuah gambaran tentang 2 orang gadis yang melawan monster di sebuah lapangan tenis yang seperti tidak terpakai muncul di kepalaku. Sesaat kemudian dari belakangku dua orang gadis berdiri dan berjalan melewati kami.
"ooo???" aku menatap kedua gadis yang melewati kami. Seorang dengan jaket bercorak merah dan seorang lagi dengan jaket bercorak biru.
"ada apa dojoon?" mark menatapku bingung.
"kedua gadis itu?" aku menatap mereka yang keluar dari kantin.
"aahh,, yang mengenakan jaket biru namanya chika.. dia anak kelas 2-A.. sedangkan yang berjaket merah adiknya cella.. kelas 1-B.." jelas namjoo.
"mereka juga magissa.." kataku.
"darimana kau tau?" namjoo menatapku bingung.
"aku mendapat gambaran mengenai mereka berdua yang melawan monster di sebuah lapangan tenis tidak tepakai.." kataku.
"itu lapangan tenis di belakang sekolah.. kalau begitu ayo ikuti mereka.." kata mark mengajak kami.
kami bertiga berlari mengikuti chika dan cella sambil memanggil nama mereka berdua.
"haahh,, kedua anak itu selalu menggunakan headset di sekolah.. kita tidak akan bisa memanggil mereka,, jadi susul saja.." kata namjoo.
aku berlari dengan cepat ke depan mereka dan menghalangi mereka dengan membentangkan tanganku.
"siapa kau?" Tanya cella menatapku dingin lalu melepas headset di kuping kirinya. Chika mengikuti adiknya dan juga melepas headset di telinga kanannya.
"aku tidak pernah melihat orang ini sebelumnya.." kata chika. saat itu aku mendapat gambaran tetang sebuah pot bunga yang jatuh ke kepala chika membuatnya terluka.
"Maarrkk diatass!!" teriakku. mark melihat pot bunga yang jatuh itu lalu memajukan tangannya kedepan untuk menahan pot itu dengan kekuatan psychokinesis miliknya membuat pot itu melayang di atas kepala chika.
Melihat itu chika dan cella melompat ke samping menjauhi kami lalu memasang posisi siaga. Dari kedua telapak tangan cella keluar nyala api sedangkan tangan chika berubah menjadi Es.
"apa mau kalian..." cella menatap kami tajam.
"fyuuww.. elementalis.." kata mark sambil bersiul lalu menurunkan tangannya membuat pot itu jatuh ke tanah dan pecah.
"ternyata kau benar dojoon.. mereka juga seorang magissa.." kata namjoo menatap chika dan cella.