CHAPTER 1 : Oneshot
Cinta. Sebuah perasaan misterius yang dapat dirasakan semua manusia didunia ini, perasaan cinta seorang pria dan wanita yang membuat sesuatu hubungan terjalin. Perasaan yang bisa membuat hati seseorang berdegup kencang bila melihat, dekat, berbicara dan apapun jika dengan orang yang dicintainya.
Itupun juga dirasakan oleh pria bernama Kim Tae Hyung yang saat ini sedang bersandar di mobil hitamnya menunggu gadis yang dicintainya keluar dari rumahnya. Hari ini Taehyung akan mengajak gadisnya berkencan pagi ini. Ia menunggu sambil mengendus-ngendus bau wangi dari bunga mawar yang baru saja dibeli di toko bunga.
Taehyung POV
Orang-orang bilang, menunggu kekasih adalah hal yang paling menyebalkan dan membosankan. Tapi hal ini tidak bagiku, menurutku ini adalah hal paling menyenangkan. Kekasihku memang suka agak lama seperti ini, tapi aku mengerti pasti dia sedang bingung harus berpenampilan seperti apa saat kencan denganku.
Aku cukup mengerti tentang wanita, bukan? Ya, aku mulai ingin tahu tentang wanita sejak berpacaran dengan Hyunrin. Oh ya, akan kuperkenalkan dulu kekasihku, dia gadis paling populer dan cantik saat SMA dulu. Tak hanya populer dan cantik, tapi dia juga menjadi Ketua OSIS dan selalu mengikuti olimpiade Kimia. Wajahnya cukup imut dan menarik.
Banyak yang mengejar-ngejar Hyurin saat SMA tapi mereka semua ditolak olehnya. Aku mengerti, Hyurin menolak mereka semua karena ia ingin fokus belajar dulu. Aku memintanya menjadi pacar saat upacara kelulusan. Dan untungnya dia menerimaku. Ribuan kupu-kupu diperutku serasa berterbangan, saat itu aku ingin teriak sekeras-kerasnya karena senang.
Saat aku berpacaran dengan Hyunrin aku jadi tahu sifat-sifatnya, dia memang gadis baik. Satu lagi, dia adalah maniac permen. Saat berkencan ia selalu mengemut permen sehingga ia melarangku untuk mengajaknya bicara saat dia mengemut permen. Sedikit menyebalkan memang, akhirnya aku selalu memberinya permen dan dia selalu meloncat-loncat senang.
“Taehyung-ah” suara kecil menggemaskan itu memanggiku. Aku tersenyum dan berjalan mendekati Hyunrin. Oh, lihatlah rambut panjang serta poni dengan rambut dikepang sedikit. Penampilannya selalu membuatku puas.
Aku memberikan bunga mawar pada Hyurin. Dan dia menerimanya “Ayo kita berangkat kencan, Tuan Putri” aku membukakan pintu dan Hyurin masuk ke mobil. Aku membuka pintu mobil sopir dan duduk disana.
“Ahh, bunganya sangat harum tak seperti yang biasanya. Kau beli dimana?” tanya Hyunrin sambil memakai sabuknya.
“Rahasia” jawabku sambil memakai sabukku.
“Cih, kau selalu saja begitu” kutebak Hyurin sedang cemberut sekarang. Aku merogoh saku celanaku dan mengeluarkan sebuah permen. Aku memberikannya pada Hyurin. “Gomawo~” ucap Hyurin senang.
“Cheonma. Jangan meloncat-loncat dalam mobilku. Kau tak bisa meloncat-loncat jika didalam mobii” sahutku.
“Aku tidak akan meloncat disini tapi aku akan memakan permenmu saja” Hyurin memasukkan permennya pada mulutnya. Dan dahinya mengerut “Taehyungie, rasanya asam bagaikan sebuah cinta yang tak pernah tulus dan tak terbalaskan” ucap Hyurin.
Ah, dia mulai lagi, dia selalu menilai setiap permen yang kuberikan padanya. Aku terbiasa, tapi kali ini mengapa nilainya sangat buruk? Apa? Cinta tak terbalaskan dan tak pernah tulus? Hei, apa dia sedang menyindirku? Aku meliriknya sekilas dan kembali fokus pada menyetir. “Ah, kau mulai lagi. Ternyata kau masih saja pintar membuat puisi sama seperti SMA dulu” sahutku.
“Bukan membuat puisi, aku hanya ingin menilai permennya saja” sahut Hyurin. “Mian, tapi permennya terasa seperti itu. Tapi Taehyungku pasti mencintaku dengan tulus dan membalas cinta tulusku” Hyunrin ber-Aegyo padaku.
“Hyunrinie, Kau ingin kencan kemana?” tanyaku.
“Kudengar ada Festival Bunga Musim Semi Yeouido, ayo kita kesana” pinta Hyurin. “Jebaaal” Hyurin menarik-narik lengan kananku manja.
“Oke, oke. Kita kesana”
Taehyung END POV
***
Hampir sampai, dan mulai terlihat pohon-pohon sakura rindang serta bunga-bunganya yang cantik dengan beberapa bunga yang beguguran juga. Jujur saja mereka menikmati pemandangan ini karena memang sungguh pemandangan yang indah. “Woaah, Cherry Blossom itu indah sekali” takjub Hyurin.
“Ayo kita jalan” ajak Taehyung dan mereka keluar dari mobil. Yang benar saja, mereka tak mau menyia-nyiakan untuk datang kesini. Lebih baik mereka jalan melihat dari dekat daripada hanya berdiam melihat dari jauh.
Taehyung berjalan memimpin dengan menggandeng tangan Hyurin. Hyurin hanya mengikuti kemana kekasihnya itu pergi. Taehyung lebih baik menggandeng tangan Hyurin, ia takut gadis itu hilang tiba-tiba. Mengingat dia sedikit ceroboh.
Angin berhembusan membuat bunga-bunga sakura berterbangan mengikuti arah angin. Taehyung melihat Hyurin yang mulai mengeluarkan ponselnya untuk memotret beberapa pohon sakura. Ia memang suka memotret sesuatu yang indah baginya. Katanya sebagai moment.
“Ayo selca denganku” ajak Hyurin. Mereka mulai bergaya dengan posenya sendiri. Ah, pasangan yang manis memang. “Aku akan menguploadnya di SNS ku” ucap Hyurin sambil menekan-nekan layar ponselnya.
“Pasti teman-temanmu akan heboh dengan foto kita, iya kan?” sahut Taehyung.
“Tentu saja. Karena..”
“Karena apa?” sahut Taehyung. Hyurin menatap Taehyung dengan senyumnya.
“Karena kita pasangan yang serasi, Taehyungie” jawab Hyurin. Kedua tangan Hyurin melingkar dileher Taehyung. “Umm, kumohon belikan aku pemen lagi. Permen yang ada tongkatnya”
“Aigoo, kau ini lucu sekali” Taehyung mencubit pipi kekasihnya. “Maksudmu lolipop? Oke, aku akan membelikanmu” mereka membeli sebuah lolipop dan mampir ke cafe yang dekat festival ini.
Taehyung memesan kopi dan Hyurin memesan Stawbrerry Milshake. Sambil menunggu pesanan datang, mereka berbincang-bincang hal-hal yang tak penting. Seperti ‘Tadi malam kau mimpi apa’ dan Hyurin bercerita melihat Taehyung pergi dengan seorang gadis hingga membuat dirinya cemburu. Setelah itu mereka tertawa bersama.
Tiba-tiba seseorang muncul membuat Hyurin diam dan kaku. “Eh, kalian juga disini?” tanya Seokjin —teman SMA mereka yang baru saja masuk cafe ini. Taehyung mengangguk. Mereka melihat terdapat seorang wanita dibelakang Seokjin.
“Yeojachingu?” tebak Taehyung menunjuk gadis dibelakang Seokjin dan Seokjin mengangguk. “Annyeong” sapa Taehyung dan menyenggol tangan Hyurin mengisyaratkan agar gadis itu ikut menyapa. Akhirnya Hyurin ikut menyapa.
“Annyeong” balasnya kekasih Seokjin sambil sedikit menunduk.
“Kemarilah duduklah disana” Taehyung berpindah duduk disebelah Hyurin. Saat Taehyung baru duduk disebelah Hyurin, Hyurin menggenggam tangan Taehyung, tangannya dingin hingga membuat Taehyung sedikit bingung. “Kau demam?” Taehyung meletakkan tangannya didahi Hyunra.
“Anniyo” tak lama pelayan datang membawakan pesanan Taehyung dan Hyurin.
“Jadi kalian benar-benar berpacaran ya?” tanya Seokjin. Taehyung dan Hyurin mengangguk mantap. “Wah, serasi sekali kalian. Aku tak menyangka kalau kalian berpacaran mengingat kalian tak pernah akur saat kelas sepuluh dulu”
“Ahaha, mungkin kau tertawa melihat pertengkaran kami dulu. Seperti anak TK bukan? Bahkan kami bertengkar karena hal sepele seperti bertengkar tentang tempat duduk” sahut Taehyung melirik Hyurin.
“Tolong jangan membahas itu, memalukan!” pinta Hyurin dan mereka tertawa setelahnya. Hyurin menyesap milikshakenya dan menarik-narik tangan Taehyung sambil mendekatkan mulutnya pada telinga Taehyung. “Ayo kita keluar, Sebentar lagi pertunjukkan tari tradisional. Aku ingin melihatnya” bisik Hyurin.
Dan mereka berpamit untuk duluan. Setelah itu Taehyung dan Hyurin menghabiskan waktu malam kencannya melihat pertunjukkan tari tradisional.
***
“Taehyung-ah, kau benar-benar membuaku gugup tadi” ucap Hyurin.
“Maksudmu?” sahut Taehyung yang masih fokus menyetir.
“Seharusnya kau membawaku keluar saat ada Seokjin tadi. Kau lupa? Seokjin adalah cinta pertamaku dan aku selalu malu jika bertemu dengannya karena aku pernah ditolak—” jelas Hyurin.
“Itu berarti kau masih mencintainya?” tanya Taehyung tiba-tiba membuat Hyurin terdiam. Apa maksudnya?, batin Hyurin. Hyurin menatap Taehyung yang diam fokus menyetir. Alis Hyurin menyatu menandakan ia marah.
“Maksudmu?”
“Jika kau masih malu berarti kau masih mempunyai perasaan pada Seokjin. Untuk apa kau malu jika aku tak mempunyai perasaan lagi padanya? Hei, itu hanya masa lalumu, Hyurin-ah” jelas Taehyung membuat Hyurin bungkam.
“Apa kau masih tak percaya cintaku padamu?” tanya Hyurin hatinya sedikit tergores mendengarkan penjelasan Taehyung tadi. Bagimanapun perkataan Taehyung sedikit menyinggungnya tadi.
Diam.
Hyurin memberikan permen pada Taehyung dan untungnya Taehyung menerima —membuka mulutnya. Hyurin sedikit lega. “Apa kau marah?” tanya Hyurin memberanikan diri. Tak ada jawaban.
“Manis tapi sedikit asam” ucap Taehyung membuat Hyunra menatapnya. “Seperti hari ini. Memori yang Indah tapi terdapat hal yang sedikit membuatku sakit dan marah” tambah Taehyung. Tak terasa mereka sampai dirumah Hyurin, Hyurin segera keluar dari mobil Taehyung dan melambaikan tangan tanpa ada balasan dari Taehyung. Sepertinya Taehyung benar-benar marah.
***
Pagi-pagi Hyurin menyempatkan untuk menelpon Taehyung.
“Taehyung-ah,apa kau masih marah?” ucap Hyurin sambil menempelkan ponselnya ditelinganya.
“Hei, untuk apa aku masih marah? Itu sudah kemarin” jawab Taehyung disebrang telepon.
“Jika kau sudah tak marah ayo kita bertemu di kantin kampus nanti” ajak Hyurin.
“Arra —PIP—” Hyurin memutus sambungan teleponnya.
***
Taehyung memasukkan ponselnya di saku celananya. Ia mengambil beberapa buku dan proposalnya. Ia tak sarapan hari ini karena waktu sudah mengihimpitnya. “Eomma, aku berangkat dulu” teriak Taehyung tanpa mendengar balasan dari Ibunya.
Taehyung membuka pintu rumahnya dan kaget terdapat seorang gadis disana. Gadis itu langsung memeluk leher Taehyung membuat Taehyung sedikit membungkuk karena tubuh gadis itu pendek. “Aaaa, Oppa! Bogoshipeoyo!” ucapnya manja.
“Kim Jiyeon, sejak kapan kau ada disini?” tanya Taehyung.
“Baru saja. Tadi aku mau mengetuk pintu tapi keduluan dibuka oleh Oppa” jelas Jiyeon sambil tersenyum manis. Pandangan Jiyeon terarah pada belakang Taehyung dan ia melambai-lambaikan tangannya. “Ahjumma, Annyeong!” Jiyeon menyapa Ibu Taehyung.
“Oh, masuklah Jiyeon”
“Aku membawakan beberapa oleh-oleh untuk Ahjumma. Hahaha, kuharap kalian suka” ucap Jiyeon sambil mengangkat dua plastik yang kini dibawanya.
“Eomma, aku berangkat dulu” Taehyung benar-benar akan terlambat kuliah hari ini.
“Taehyung, kau ini apa akan pergi disaat ada tamu?” bisik Ibu Taehyung. “Membolos satu hari saja apa gurumu akan marah?” tambah Ibu Taehyung. Apa? Membolos kata Ibunya? Ibunya sedikit gila hari ini.
***
Hyurin menunggu Taehyung di kantin kampusnya. Hyurin menatap jam tangannya sambil mengetuk-ngetuk kakinya. Ia gelisah saat ini, kemana Taehyung? Dimana dia? Apa dia lupa? Serentetan pertanyaan muncul dikepala Hyurin.
Hyurin memakan permen manis agar tidak bad mood. Ya, permen manis adalah moodboster-nya. Ia melihat gadis berambut hitam panjang, bukankah ia sekelas dengan Taehyung? “Lee Mijoo!” sapa Hyurin.
“Eh? Hyurin-ah”
“Kau melihat Taehyung?”
“Kurasa dia membolos hari ini aku tak melihatnya dikelas” jawab Mijoo. “Waeyo?” tanyanya
“Aku janjian bertemu dikantin kampus tadi dengannya dan ternyata katamu dia membolos hari ini. Tumben sekali alien itu membolos, seingatku Taehyung anti sekali dengan kata membolos” jelas Hyurin sambil mengerutkan dahinya.
“Mungkin ada sesuatu hal yang membuatnya tak bisa. Tenang saja, Hyurin-ah” ucap Mijoo menenangkan. Oke, Hyurin memang sedikit lega dengan perkataan Mijoo tapi jika itu benar. Jika tidak bagaimana? Oh, perasaan Hyurin jadi tidak enak.
“Hyurin-ah, sepulang kuliah kau mau ke salon kuku denganku?”
“Ayo, aku juga ingin mewarnai kuku-ku”
***
“Menyebalkan! Dia juga tak menjawab teleponku” Hyurin membuang teleponnya sembarangan. Oke, Hyurin benar-benar bad mood sekarang. Hari ini Taehyung tak mengabarinya sama sekali.
“Mungkin ponselnya mati” lagi-lagi Mijoo menenangkan Hyurin dan ditatap tajam oleh Hyurin. Oke, sahabatnya sedikit menyebalkan juga hari ini.
“Hei, Mijoo-ah, jika ponsel Taehyung benar-benar mati mana bisa ada nada sambung saat aku menelponnya?”
“Oh iya, kau benar” Mijoo nyengir kuda. Hyurin memutar bola matanya malas. “Coba kau telepon lagi mungkin saja kali ini ia mengangkatnya” saran Mijoo sambil menyembul-nyembul kuku-kukunya.
Hyurin mengikuti saran Mijoo dan mulai menelpon Taehyung. Jari-jarinya menyentuh layar handphonenya dengan hati-hati karena cat dikukunya belum sepenuhnya kering. Hyurin memilih speaker karena tak mungkin ia membawa ponselnya saat cat dikukunya belum kering atau ponselnya akan terkena cat juga jika ia tak hati-hati.
“Yoboseyo, Hyurinie?” ucap Taehyung disebrang telepon membuat Hyurin tersenyum gembira.
“Hei, aku tadi menunggumu di kantin kampus” ucap Hyurin. “Kau kemana saja huh? Kata Mijoo kau membolos hari ini. Aku kesal padamu” tambah Hyurin sambil mengerucutkan bibirnya. Terdengar suara tawa Taehyung disebrang telepon.
“Hahaha, kau lucu sekali. Apa kau khawatir padaku? Mian aku tak memberitahumu. Aku harus mengasuh Jiyeonie”
“Siapa itu?”
“Oppa, ayo kita nonton bioskop. Oppaaa!” terdengar suara gadis disebrang. Siapa itu? Hei jangan bilang gadis itu bicara dengan Taehyung. Hyurin hanya bungkam sejak mendengar suara gadis yang manja tersebut. “Aku tutup dulu ya —PIP—”
Hyurin POV
Aku sedikit shock merdengar teriakan manja seorang gadis saat menelpon Taehyung tadi. Tapi tunggu, Taehyung menutup telepon disaat gadis itu meminta nonton bioskop? Apa Taehyung bersama seorang gadis? Jiyeonie? Siapa itu? Bukankah Taehyung tak pernah memanggil orang lain selain aku dengan panggilan seperti itu?
Bukannya tambah senang, aku hanya termangu-mangu setelah bertelepon dengan Taehyung. “Hyurin-ah, kau baik-baik saja?” tanya Mijoo menatapku bingung. Aku menatapnya sambil mengerutkan dahiku.
“Kau mendengarnya?”
“Apa?”
“Kau mendengar suara gadis meminta nonton biskop tadi? Terdengar manja sekali, dan Taehyung menutup telepon setelah terdengar suara gadis itu” jelasku. Sungguh, aku tak pernah merasakan perasaan sakit seperti ini.
“Bukankah tadi Taehyung bilang sedang mengasuh tadi? Mungkin dia anak-anak atau keponakannya, iya kan?” jawab Mijoo. Oh, pasti ia bermaksud menenangkanku saat ini.
“Aku tidak yakin dia adalah anak-anak, jika memang betul anak-anak suaranya tidak seperti anak-anak. Sepertinya dia seumuran kita atau lebih muda dari kita” ucapku. Sebuah pikiran buruk mulai memasuki otakku. “Mijoo-ah”
“Hm?”
“Bagaimana jika Taehyung selingkuh dariku?” ucapku asal. Sungguh, aku mulai berpikiran yang tidak-tidak kali ini. Aku takut, takut kehilangannya. Dia pria baik yang pernah kukenal.
Mendengar perkataanku Mijoo langsung menatapku. “Hei, Na Hyu Rin! Kau tak boleh berkata seperti itu!” ucap Mijoo sedikit lantang.
“Mijoo-ah, salahkan otakku yang berpikiran tidak-tidak. Aku takut kehilangan Taehyung”
“Jangan berpikiran buruk dulu. Kalau kau mau tahu apa saja yang dilakukan Taehyung, kau harus memata-matainya” saran Mijoo.
“Ayo kita memata-matainya. Aku butuh bantuanmu”
“Dengan senang hati”
***
Aku menghempaskan tubuhku dikasurku. Bayangan Taehyung muncul lagi di otakku. Aku teringat lagi pembicaraanku dengan Taehyung ditelepon tadi siang. Ah,
Gadis itu siapa ya? Apa benar dia sedang berbicara pada Taehyung? Aku mengambil ponselku dan mulai mengetik sesuatu disana.
Mijoo memberiku saran agar mengajak Taehyung kencan besok. Jika Taehyung menerimanya berarti aku tak harus memata-matainya. Jika ia mengatakan tidak bisa, sepertinya pria ini butuh dipukul ya?
To: Taehyung.
Kudengar bioskop menayangkan The Avengers: Age of Ultron. Ayo kita menontonnya besok malam
Aku memencet tombol kirim dan memutar musik di ponselku sambil menunggu balasan Taehyung. Tak seperti biasanya, biasanya Taehyung menjawab kurang dari dua menitan.
Dua puluh menit kemudian..
From: Taehyung.
Kau telat! Aku sudah menontonnya tadi bersama Jiyeonie. Mianhae, kita menonton yang lain saja kapan-kapan.
Oke, amarahku sudah di ubun-ubun sekarang.
Hyurin END POV
***
Setelah ke salon kuku dengan Hyurin tadi siang, malamnya Mijoo memasuki sebuah mall. Ia akan membeli sebuah baju untuk adiknya yang berulang tahun besok. Kira-kira baju apa ya yang cocok? Mijoo menghentikan langkahnya.
Mijoo mengucek-ucek matanya dan mengedip-ngedipkan matanya. Ia tak salah lihat! Kini ia melihat Taehyung bersama seorang gadis berponi. Oh my god! Romantis sekali mereka bersuap-suapan pizza.
Mijoo berjalan sedikit mendekat sambil bersembunyi. “Omo! Itu benar-benar Taehyung!” tangan kiri Mijoo menutupi setengah mukanya dengan rambutnya yang lumayan panjang. Tangan kanan Mijoo sesegera mungkin mengambil ponselnya.
“Kena kau, alien nakal!”
Jepret! Jepret!
Mijoo diam-diam memotret Taehyung beberapa kali. “Ah, lihat! Dia memanggil-manggil Taehyung dengan sebutan Oppa. Manja sekali!”
***
Mijoo mengajak Hyurin ke salon rambut hari ini. Dan Hyurin mewarnai rambutnya menjadi wana coklat tua. Mijoo menunjukkan foto yang diambilnya semalam pada Hyurin. Hati Hyurin sangat panas saat ini. Tak tahu, ia harus marah atau sedih melihat foto ini. “Taehyung.. awas saja ya kau!” Hyurin menggertakkan giginya.
TAK! “AAAAAAAH! GIGIKUUUU” pekik Hyurin. Yang benar saja permen itu baru saja ia makan dan masih besar bisa pecah jadi dua.
“Yak! Kau ramai sekali!” Mijoo menutup mulut Hyurin. Hyurin membating tangan Mijoo.
“Lee Mijooooo! MENGAPA KAU PINTAR SEKALI MEMOTRET ORANG BERSELINGKUH SECARA DIAM-DIAM?!” teriak Hyurin histeris hampir menangis.
“Uljimaa, aku tak tahu jika reaksimu akan seperti ini kukira kau yeoja yang kuat” Mijoo menepuk-nepuk punggung Hyurin pelan.
“Mijoo-ah, aku tak pernah menangisi seorang namja sampai seperti ini. Bahkan ditolak Seokjin pun aku tak menangis tapi alien itu berhasil membuatku menangisinya. Mungkin karena dia namjachingu pertamaku ya? Huhuhu...” Hyurin kembali menangis sesenggukan. Mijoo semakin bingung melihat Hyurin yang semakin menjadi-jadi menangis. “Kurasa aku harus memutuskannya sekarang”
“Yak! Jangan atau kau akan menyesal jika terburu-buru. Dengarkan dulu penjelasannya”
“Jika dia berbohong?”
“Kau pura-pura saja tanya mengapa ia tak pernah mengabarimu. Jika dia berbohong pukul saja dengan foto ini. Kurasa kau harus memilikinya, kukirim ke ponselmu” saran Mijoo dan Hyurin mengangguk.
“Mijoo-ah”
“Hm?”
“Kurasa kau harus gabung ke Scandal News”
“Hahahaha” mereka tertawa bersama.
***
“Annyeong, Mijoo-ah”
Mijoo melihat Taehyung baru saja datang ke kelas. Mijoo hanya menatap Taehyung sinis. Alien ini benar-benar jahat ternyata, batin Mijoo. Mijoo menggebrak mejanya hingga semua mata tertuju pada mereka berdua. “Hei, Taehyung! Kau benar-benar ya! Aku tak terima jika kau membuat sahabatku sedih!”
“Aww! Aww! Mijoo-ah, berhenti mencubit perutku! Dan aku tak mengerti maksudmu” Taehyung berusaha menghindar dari Mijoo yang kini tengah sibuk mencubit bagian mana saja yang bisa diraih oleh Mijoo.
“Pura-pura tak tahu ya?” Mijoo hampir saja ingin menghajar wajah Taehyung. Tapi tidak setelah ponsel Taehyung bebunyi. Oke, Mijoo hanya memberi kesempatan Taehyung.
“Yoboseo, Hyunrinie” Taehyung menempelkan ponselnya ditelinganya. Mijoo mendekatkan telinganya pada ponsel Taehyung sehingga terdengar samar-samar suara Hyurin.
“Ayo kita bertemu di cafe seperti biasanya” ucap Hyurin disebrang telepon dengan nada dingin. Wah terdengar menyeramkan ditelinga Taehyung sekaligus Mijoo yang sedang menguping.
“Mengapa tidak sekarang saja?”
“Kau sedang kuliah bodoh! Dan kau tak tahu? Mijoo tak memberitahumu? Aku sakit —PIP—” Taehyung kaget setelah mendengar Hyurin memutus sambungan telepon tiba-tiba. Ada yang aneh, apa Hyurin marah padanya? Tapi marah karena apa? Pletak! Taehyung menjitak dahi Mijoo “Jangan menguping seenak jidatmu!”
***
Hyurin menyesap kopinya yang masih panas. Entah sejak kapan Hyurin mulai mencoba kopi. Menurutnya suasana hatinya sekarang sangat pas jika dengan menyesap kopi. Tidak ada lagi moodboster permen manis. Atau ia akan menangis lagi karena ingat Taehyung yang menyebalkan.
Taehyung pun tiba dan memesan satu kopi pada pelayan. Hening. Rasanya bukan mereka yang talk-active seperti dulu lagi. “Tumben kau meminum kopi” Taehyung akhirnya angkat bicara terlebih dahulu.
“Apa aku tak boleh meminumnya?” Hyurin membalas dengan dingin. Tak pernah Hyurin seperti ini pada Taehyung. Akhirnya Taehyung diam sampai kopi Taehyung datang pun mereka masih tetap diam.
Ayolah, sampai kapan mereka diam seperti ini? Apakah sampai BTS merilis lagu I Need U versi jawa? (*abaikan vlis-_-). “Kau kemana saja belakangan ini? Kita jadi tak pernah kencan” tanya Hyurin sambil memutar-mutar gelasnya.
“Bukankah sudah kubilang, aku mengurusi Jiyeon. Jiyeonie akan merengek jika aku tidak menuruti permintaanya”
“Kau tahu tidak? Aku sakit disini. Seharusnya kau mengabariku sesekali, mengapa kau tak pernah menjawab teleponku dan pesanku? APA ALASANNYA?!” Hyurin merogoh ponselnya di saku celananya. “Lalu ini apa? Dia Jiyeon? Siapa dia? BERINYA KAU BERSELINGKUH DIBELAKANGKU KIM TAEHYUNG!” teriak Hyurin tangisnya pecah setelah mengatakan semuanya. Ia lega tapi juga tersakiti. Hatinya seperti tusuk-tusuk sebuah kapak. Sakit!
“Dasar alien kurang ajar! Mengapa kau menjadi seperti ini huh?! Lihat! Kau membuat sahabatku menangis!!” teriak Mijoo sambil mencekik Taehyung. Entah sejak kapan ia datang.
“Yak! Lepas —Ohok ohok!” Taehyung membanting tangan Mijoo yang baru saja mencekiknya. “Ahh, apa maksud kalian? Hei, Hyurin, biar kulihat fotonya” Taehyung langsung saja merebut ponsel Hyurin. Seketika Taehyung menatap tajam Hyurin dan Mijoo. “Kalian gila telah menuduhku berselingkuh dengan SEPUPUKU sendiri?” tanya Taehyung dengan menekankan kata ‘Sepupu’.
“M-mwo?!” kaget Hyurin dan Mijoo bersamaan.
“Aishhh, kalian membuatku hamper jantungan saja” Taehyung memutar bola matanya. “Gadis itu adalah sepupuku yang paling manja dari Seoul yang sedang menginap dirumahku untuk sementara. Karena Ayah dan Ibunya sedang ke Amerika dan membuka cabang bisnis disana. Dia memang seumuran dengan kita” jelas Taehyung.
***
2 tahun kemudian.
Taehyung kali ini sedang datang kerumah Hyurin dan makan malam bersama keluarga Hyurin. Ya, keluarga Hyurin sudah kenal dekat Taehyung dan keluarganya. Karena anak mereka sudah menjalin hubungan yang bisa dibilang lama.
Taehyung mencari-cari sosok kekasihnya disepanjang ruangan hingga akhirnya bertanya pada Hyujin —adik Hyurin. Dan anak itu bilang bahwa kakaknya sedang dikamarnya. Akhirnya Taehyung menuju kamar Hyurin diam-diam.
Tentu saja meskipun Taehyung adalah pacarnya Hyurin, ia masih ada larangan untuk sembarangan masuk ke setiap ruangan rumah Hyurin. Taehyung menoleh kanan-kiri dan mulai menyusup masuk ke kamar Hyurin. “Oh, Taehyungie, kau belum tidur?” terdapat Hyurin yang sedang duduk didepan kanvasnya.
“Belum. Boleh aku masuk?”
“Ne masuklah” jawab Hyurin dan duduk di pinggir kasurnya. Taehyung masuk dan duduk disebelah Hyurin. Taehyung melihat kanvas Hyurin dan mendekati lukisan itu untuk melihatnya dari dekat.
“Indah, kau masih suka melukis di kanvas ya. Aku jadi teringat saat SMA dulu, kita bertengkar karena masalah cat warna” ucap Taehyung sambil menatap Hyurin.
“Sungguh seperti anak TK tingkah kita” Hyurin terkikik. Taehyung memberikan permen pada Hyurin dan Hyurin menatapnya tajam. Tehyung jadi bingung. Apa ada yang salah?
“Kau lupa aku tak bisa memakan permen yang keras? Ini semua gara-gara kau yang membuatku cemburu karena sepupumu dua tahun lalu. Aku jadi menderita sakit gigi!” ucap Hyurin malas dan Taehyung nyengir kuda. Hyurin mengambil sesuatu di meja belajarnya, dan menunjukkan permen jelly berbentuk panjang pada Taehyung. “Aku membeli ini tadi sore. Aku hanya beli satu” ucap Hyurin.
“Bisa kau membagi menjadi dua?” tanya Taehyung dengan senyuman jahil. Oke, Taehyung sedang merencanakan sesuatu kali ini.
Dan dengan bodohnya Hyurin mengangguk. Ia lupa kalau permen jelly itu tak bisa dibagi dengan cara ditarik kecuali jika digigit. Hyurin menarik permen itu dan tentu saja permen itu menjadi panjang. Baru saja Hyurin akan menggigit permennya..
Tanpa disadari Hyurin, Taehyung mendekatinya. “Butuh bantuan Nona?” tanya Taehyung. Hyurin diam tak mengerti dengan ucapan pria ini dan Taehyung ikut berpartisipasi menggigit permen jelly nya agar terbelah menjadi dua.
Akibatnya tangan kiri Taehyung menempel dipinggang Hyurin dan tangan kanannya di tengkuk Hyurin. Entah setan apa yang merasuki Hyurin hingga Hyurin melingkarkan tangannya di leher Taehyung. Hyurin sedikit berjinjit agar menyamakan tingginya dengan Taehyung. Taehyung pun tak hanya diam ia semakin mendekatkan jaraknya dengan Hyurin dengan mendorong tengkuk Hyurin agar lebih dekat padanya.
Mereka berdua juga tak lupa dengan memiringkan kepala mereka secara berlawanan dan juga tak lupa menutup mata mereka. Ya, mereka berciuman diam-diam dikamar Hyurin. Taehyung merasakan manis pada bibir Hyurin. Taehyung memberikan gerakan-gerakan lembut pada bibir Hyurin.
Seperti terdapat sengatan listrik ditubuh Hyurin saat Taehyung memulai melumat bibir mungilnya.
“Wha! Apa yang dilakukan Noona dengan Taehyung Hyung?” suara anak-anak terdengar ditelinga mereka. Hyurin langsung mendorong tubuh Taehyung setelah mendengar suara tersebut, ia tahu bagaimana suara manis adiknya. Mereka berdua menoleh ke asal suara. Dan disana adik perempuan Hyurin menatap mereka berdua polos. “Oh! Aku harus memberi tahu pada Appa. Kalau Eonnie dan Taehyung Oppa cium-ciuman” adik kecil Hyurin berlari segera ke Ayah Hyurin dengan cepat.
Belum lama, tiba-tiba terdengar suara marah Ayah Hyurin. “HEEEEII!!! TAEHYUNG!! HYURIN!! APA YANG KALIAN LAKUKAN DIRUMAH INI?!” teriak Ayah Hyurin.
Tamatlah mereka berdua.
THE END