CHAPTER 1 : Complete
07.00 A.M. 16 APRIL 2016 @ICE VENUE,BSD CITY
Akhirnya, hari yang kutunggu – tunggu tiba. aku Luhan. Remaja yang sangat mengidolakan kecantikan dan keanggunan Tiffany Hwang Girls’ Generation. tubuhku ini benar – benar sangat mungil jika dibandingkan dengan Juno bahkan mantan pacar idolaku, Tifanny Hwang. Aku jadi khawatir jika nanti saat Tiffany melihat kearahku, ia akan merasa kasihan terhadap tubuh mungilku ini yang harus di himpit oleh tubuh para gadis – gadis yang lain..
Setelah menempuh jarah selama hampir 2 jam, akhirnya aku dan Juno sampai di Venue. Aku pun dan Juno segera keluar dari mobil.
“Juno-yaaa…akhirnya kita sampai.”
“iya, akhirnya..rasa lelah yang ada di tubuh selama menyetir hampir 2 jam tadi sudah terbayar dengan lunas setelah melihat poster besar para bidadari – bidadari cantik itu.ahh.. aku mencitaimu Kwon Yuri.”
“alah…palingan kau hanya mencintai kecantikan dan kesexyian dari tubuh Kwon Yuri saja. Contoh lah diriku, mencintai Tiffany Hwang dengan sepenuh hati dan rasa, tidak seperti mu. Dasar mesum.”
“yak! Kau ini kalau bicara asal saja ya…”
“aduh..aduh..aku harus ketoilet dulu yaa, Nanti kita bertemu di pintu masuk venue yaa, Juno-yaa.”
“aishh..kau yang ada-ada saja. Yasudah sana.”
Sial. Perut ini. Mempermalukan dan menyusahkanku saja. Aku pun berlari sambil memegangi perutku dan masuk ke dalam sebuah mini market yang berada di sekitar venue.
“arghh… sudah tidak tahan. aku mau meminjam toilet sebentar..”
Penjaga tokopun di buat bingung oleh tingkahku.
Setelah 15 menit kemudian,
“ah…leganya..” sambil menepuk – nepuk lembut perutku.
“sepertinya membeli beberapa softdrink akan sangat menyegarkan”
-----------------------------
“totalnya jadi 50 ribu”
Ketika aku sedang mengeluarkan dompet disaku ku, tiba – tiba ponselku berdering. Ini dari Juno.
“yak! Kau dimana? Cepat kesini! pintu untuk memasuki venue untuk kategori section pink sudah di buka.“
“hah? Kau serius juno-ah? Okay aku akan segera kesana.”
---------------------------------------
“bagaimana ini?”
Sial. Dompetku. Hilang. Aku pun mengalihkan pandangku kesebelah kiriku. Ya. Aku tau bagaimana caranya.
“maaf, totalnya jadi 50 rib---“
“dia…dia… nunna ini yang akan membayar. Dia pacarku.aku duluan ya.” Tunjukku ke arahnya. Aku tau ini pasti gila. Tapi aku mohon, maafkan aku. Aku pun segera berlari dan menghiraukan panggilan gadis itu. Maafkan aku.
-------------------------------------
“Ya! Kau gila ya, Luhan?”
“maafkan aku. Tadi aku…---“
“Ah sudah sudah. Ayo cepat masuk. Aku tidak mau berdiri paling belakang. Aku mau melihat Kwon Yuriku bersinar di atas panggung itu. Memangnya apa yang terjadi dengan dirimu? Lama sekali”
“.. ti… tidak .. ada apa – apa kok. Baiklah sebaiknya kita masuk Juno-ah” jawabku terengah – engah. Kau lebih baik tidak mengetahuinya Juno-ah.
Konser Girls’ Generation pun selesai dengan sangat meriah dan sekaligus mengharukan. Aku,Juno dan para SONE yang lain tidak tau kapan lagi kita akan segera berjumpa dengannya. Tapi aku benar – benar sangat berterima kasih untuk malam ini. Girls’ Generation, Aku akan selalu mendukung dan mencintaimu.
Lalu aku dan Juno memutuskan untuk berjalan kearah parkiran dimana aku dan Juno memarkirkan mobilku itu tadi. Tetapi setelah sampai di parkiran ada seorang gadis yang berdiri disamping mobilku.
“maaf…ada yang bisa dibantu?”Tanyaku perlahan. Juno ketakutan. Mungkin dia kira gadis ini adalah hantu. Sebenarnya aku juga ketakutan karna mana ada gadis tengah malam berdiri sendiri seperti ini.
“ah…ka..kau…hallo perkenalkan namaku, Yoona.”
“ka..kau! gadis yang di mini market itu…” jawabku terkejut
“maaf..aku hanya ingin mengembalikan dompetmu yang tadi terjatuh ketika kau berusaha mengeluarkan ponselmu tadi. Ini…” sambil menjulurkan dompet yang berada di genggaman tangan kanannya
“te.. terima kasih banyak. Dan juga aku minta maaf atas perlakuan ku tadi…aku tidak bermaksud seperti itu..hanya saja—“
“iya tidak apa- apa. Kau terlihat terburu – buru tadi. Jadi wajar saja.” Jawabnya sambil tersenyum
Mengapa tiba – tiba hatiku gemetar seperti ini. Apa jangan – jangan…ah tidak – tidak. Kau gila Luhan. Gadis ini… mendengar segala ucapan yang keluar dari mulut manisnya . Kedua bola mata yang memandang lurus kearahku. Hidung mungilnya. Dan senyuman manis yang terhalang oleh syalnya itu…
“Deer Heart!” ucapku dalam keheningan.
ia tersenyum.