CHAPTER 1 : DESTINY IS MY TEACHER
“Ayo, jika kau ingin menolong mereka dan membuat waktu kembali berjalan,ikut aku. Aku akan menolongmu.”ujarnya. Sebelum aku sempat mengajukan pertanyaan lain di otakku, pria muda ini menarik tanganku keluar dari ruang tata rias kami. Sementara otakku berusaha mencerna semua yang terjadi,matakku tidak berhenti mengamati keanehan yang terjadi ini. Dunia benar-benar seakan berhenti berputar dan waktu berhenti berdetik. Semua orang mematung di posisi mereka tanpa bergerak tanpa berkedip sementara aku dan pria gila ini terus berjalan melewati mereka.
Tunggu dulu, mau dibawa ke mana aku oleh orang ini? Kami melewati banyak pintu dan dalam sekejap kami berada di luar venue di mana semua fans kami sedang mengantri rapi di barisan mereka masing-masing. Sama seperti yang lainnya, mereka semua juga terdiam dan sama sekali tidak bergerak. Sebelum aku sempat mengajukan pertanyaan(lagi) pada pria yang tetap menggenggam tanganku ini, ia berhenti tiba-tiba. Ia kemudian menatapku lembut. Tatapan yang tidak aku sadari sebelumnya, tatapan hangat yang pelan-pelan memeluk hatiku.
“Lihat mereka, berhentilah menatapku.”ujarnya dengan suara lembut. Aku menatapnya heran. “Dengar ya, sebelum kau menyuruhku lebih lagi kau harus menjawab semua pertanyaanku. Mengapa hanya aku yang bisa bergerak sement mmp.” Bahkan sebelum aku selesai mengajukan pertanyaanku, ia menyumpal mulutku dengan tanganya. Great! Aku menatapnya dengan marah dan hendak menggigit tangannya sebelum ia membalikan tubuhku menghadap kerumunan fans kami dan pelan-pelan melepaskan tangannya yang berada di mulutku itu.
“Lihat mereka,perhatikan mereka. Betapa mereka rela menunggu lama dengan cuaca seperti ini., mengantri rapi hanya untuk melihat kau dan ke 7 rekanmu tampil di panggung itu. Lihatlah, mereka semua membuat sendiri perlengkapan mereka itu untuk menyemangatimu dalam penampilanmu. Memang, banyaklah yang sudah kau korbankan untuk berdiri di atas panggung itu, namun tidak sedikit yang mereka sudah korbankan untuk melihat kalian tampil.Jadi janganlah mengeluh, Fany~a. Lakukan yang terbaik di atas panggung seperti janjimu pada mereka.”Jelasnya. Sekarang pelan-pelan aku mengerti apa maksud semua ini.Mereka atau ia ingin mengingatkanku alasan aku masih berdiri di atas panggung bukanlah untuk uang yang aku dapatkan tapi untuk cinta fans kami padaku.
Aku mulai berjalan menyusuri antrian panjang itu. Pelan-pelan aku bisa melihat keringat yang membasahi wajah mereak. Mereka yang tetap mengantri dan tidak terlihat lelah sama sekali walau dengan cuaca panas terik seperti ini. Aku memperhatian setiap papan-papan yang mereka buat. Semua kata-kata yang menunjukkan seberapa cinta mereka pada aku dan rekanku semuanya. Selama ini, walau aku tahu mereka sering membuat yang seperti ini tapi aku tidak pernah melihat sedekat ini usaha mereka untuk datang ke konser kami ber 8.
Air mataku mulai menetes. Aku sangat terharu melihat pengorbanan para fans kami dan ini mengingatkan aku betapa aku mencintai mereka dan bahwa pertemuan mereka dan aku adalah sebuah takdir.
“Sudah berhenti menangis..” Jari lembutnya mengusap air mataku. Aku menoleh pada pria itu dan baru kusadari betapa tampannya wajah itu. Ia lalu memelukku dan di saat itu aku bisa merasakan detakan jantungnya yang bersamaan dengan detak jantungku.
“Terima kasih.” Ucapku kecil pada pria yang tidak kutahu namanya itu. Ia hanya menggeleng pelan.
“Sekarang, kau bisa kembali pada teman-temanmu dan duniamu akan kembali berlanjut”ujarnya sambil melepas pelukannya. Kembali? Aku ingin tetap berada di antara kerumunan fansku,menikmati pemandangan ini dan mungkin aku juga ingin tetap bersama pria muda ini lebih lama lagi.
“Kita akan bertemu lagi, aku janji itu.”ucapnya terakhir kali sebelum akhirnya menghilang. Tunggu, aku bahkan belum menanyakan namanya. Sial.
---
“Fany.. Fany~a!!!” Aku membelalakkan mataku tersadar dari tidurku. Aku tertidur? Bearti yang tadi itu hanyalah mimpi? Aku segera melihat ke sekelilingku dan kudapati semua orang sedang sibuk dengan persiapan konser kami.
“Hey, sadar Fany,kau malah tidur.”ujar Yuri sambil menggelengkan kepalanya. Aku hanya menatapnya sekilas sambil kembali mencerna kejadian tadi. Apa itu benar-benar mimpi? Mengapa aku merasa seperti kenyataan?
“Perhatian semuanya. Mungkin ini bukan saat yang tepat, tapi cepat atau lambat kalian akan tahu.”ujar Manajer kami setelah ia membuka pintu. Aku menoleh ke arah manajer kami dan setelah manajer kami mendapatkan perhatian semua orang, ia melanjutkan,”mulai hari ini kita kedatangan manajer baru. Ia akan dikhususkan untuk menangani jadwal Tiffany. Ayo masuk.” Jadwalku? Hmm.. Akhirnya aku mendapat manajer pribadi. Aku kembali memperhatikan manajer kami dan mataku lalu melotot hingga terasa akan keluar saat kudapati pria muda yang dimaksud manajer kami.
“Perkenalkan semuanya... Namaku Luhan.”ujarnya sambil tersenyum lebar menatapku dan kusadari hari-hariku akan berubah 180 derajat.
please be kindly like and comment my fanfic. Thank You.