CHAPTER 1 : Calling Love
Aku mencoba mengingat kembali saat Nevi datang untuk menyelamatkanku. Nevi itu seekor kucing yang mengaku sebagai sel cintaku. Memang, selama ini aku membiarkan hatiku seperti membusuk, aku tidak menginginkan siapapun masuk lagi ke hatiku setelah aku berpisah dengan Ye Bom. Nevi datang menyelamatkan perasaanku yang telah hancur bertahun tahun dan menyusunnya kembali untuk bisa mencintai seseorang lagi, itu adalah tugas sel cinta katanya. Dengan kenangan-kenangan manis yang diingatkan Nevi, aku dan Ye Bom mulai dekat kembali, meski banyak hal yang sudah banyak berubah aku tetap mencitai Ye Bom dan menginginkannya kembali.
"Oppa"
"Hya! Nevi mau membuat jantungku lepas, huh?" bentakku pada Nevi yang meringkup di bawah meja.
"Sepertinya aku lapar" ucapnya sambil menggaruk kepala.
"Ah kau ini benar-benar! Cari saja di dapur atau di kulkas, kau seperti baru sehari di rumahku" seruku lagi karena masih emosin.
Nevi menutup telinganya dan memandang sinis kearahku. Dia merangkak keluar dari meja dan berkacak pinggang “Aku tidak akan bilang lapar jika di dapur memang ada makanan”
Aku beranjak ke dapur untuk memastikan apa benar yang dikatakan Nevi, aku juga mendengar langkah kakinya yang mengikutiku.
Aku sampai dan membuka kulkas. Baiklah memang tidak ada makanan, lalu aku pergi ke meja dapur untuk memastikan kembali tapi disana hanya terdapat piring yang berisi salad yang sudah layu.
"Lihatkan? Aku ini jelmaan kucing bukan domba, bagaimana aku bisa makan semua sayur menjijikan ini? Oppa ini seorang koki tapi memasak di rumah saja malas sekali" Nevi melipat tangannya.
"Baiklah ayo kita keluar dan berbelanja " ucapku mengalah.
-
Kami memutuskan untuk berbelanja keperluan beberapa hari kedepan. Aku membawa semua belanjaanku. Ah bukan bukan, tapi belanjaan milik kucing betina berkaki dua di sebelahku ini. Nevi berhasil menghabiskan hampir seluruh isi dompetku, dan aku tidak melihat wajah bersalahnya sepanjang jalan tadi, dia hanya sibuk minum susu dan makan coklat ditangannya.
"Aku baru lihat kucing suka makan coklat" sindirku dan mendapat tatapan kesal dari Nevi.
"Meskipun aku bisa berubah menjadi seekor kucing, tapi aku bukan kucing sebenarnya. Ingat, aku sel cinta, yang membangkitkan semua rasa cinta!" ucapnya sambil melebarkan tangan dan berhasil mengenai wajahku, err aku tahu dia sengaja.
"Kalau begitu aku harusnya biarkan saja kau makan sayur busuk di dapur" dia melirikku lagi, kali ini aku seperti melihat kilau dari manatanya seolah dapat memunculkan leaser yang bisa memotongku menjadi beberapa bagian.
"Aku kan juga membeli keperluan untuk Oppa juga, bagaimana Oppa bisa dengan kuat mengejar cinta seseorang kalau Oppa sendiri tidak punya asupan yang bagus, aku rasa Ye Bom Eonnie tidak menyukai pria yang terlalu kurus" aku mengerutkan alisku. Aku tahu kucing ini sedang membuat alasan agar aku tidak marah.
Baru aku ingin menimpali perkataannya, aku melihat seseorang yang sepertinya aku kenal, gadis itu baru saja keluar dari mobik yang berada sebrang jalan. Iya, aku mengenalnya, gadis yang keluar dari mobil itu adalah Ye Bom. Aku menghentikan langkahku saat seorang pria ikut keluar dari mobil dan merangkulnya. Pria itu Yoon Hwan, kekasih Ye Bom. Ya, benar kekasih, aku sudah bilang, banyak hal yang terjadi setelah kami putus dan salah satunya hal ini.
Aku tahu Nevi juga menyadari keberadaan Ye Bom, karena sekarang dia memandang kearah yang sama denganku.
"Apa kau yakin hatiku bisa disembuhkan?" Tanyaku tanpa berpaling dari Ye Bom yang memasuki sebuah restoran. Entah kenapa tiba-tiba aku ingin bertanya seperti itu, mungkin karena lelah menahan sakit.
Nevi terlihat bergerak dan menatapku "Aku kan sudah pernah bilang, meski dia bersama Yoon Hwan sebagian perasaanya masih memikirkan Oppa, jangan langsung menyerah seperti itu"
Aku balik menatap Nevi, aku percaya padanya karena dia bisa melihat apa yang tidak bisa aku lihat. Yaitu perasaan Ye Bom. Ingat, dia kucing ajaib.
"Apa kita tidak bisa mengganti target saja?" Aku kembali melihat ke seberang jalan, meski Ye Bom sudah tidak disana aku tetap berharap bisa melihatnya lagi atau setidaknya dia bisa melihatku disini.
"Kau yakin? Kita hanya tinggal memiliki sedikit waktu dan Oppa meminta untuk memulainya dari awal lagi?" Nada suaranya terdengar kesal.
"Aku takut aku hanya membuang-buang waktu untuk membuat Ye Bom menyukaiku lagi"
Aku mendengar Nevi menghela napas "Benar juga, kalau memang kita harus menentukan target lagi, kira-kira siapa orang yang tepat?" Nevi mengusap dagunya sambil mandang jalan, aku hanya menunduk pasrah. Memang, aku masih menginginkan Ye Bom. Tapi hatiku terus merasa sakit jika ia pergi dengan Yoon Hwan. Apa lagi Ye Bom terlihat ragu untuk kembali padaku.
"Bagaimana kalau dia?!" Aku mendengar Nevi beseru sambil menunjuk seseorang. Aku mengikuti arah tunjukannya dan melihat seorang gadis berambut pendek sebahu dengan dress merah yang ketat.
"Omo, Hyeri?" Aku hampir menjatuhkan kantung belanjaan "kenapa dia berada disini?" Tanyaku dan Nevi memunculkan senyum jahatnya.
"Sebenarnya aku sudah merasakan kalau dia sudah sejak tadi berada disini" sudahku duga Nevi pasti sudah mengetahuinya, aku harus segera pergi atau Hyeri akan melihatku.
"Akh, kenapa kau tidak bilang? Ayo kita putar arah saja" ucapku menarik tangan Nevi.
"Hya! Kenapa pergi? Katanya kita mau mencari target baru?" Aku dapat medengar tawa terselip di pertanyaanya. Nevi, dia pasti mengerjaiku.
Hyeri, gadis itu menyukaiku. Itu yang aku ketahui dari Nevi ketika aku sedang sibuk membangun hubungan baik dengan Ye Bom, aku menghindarinya karena takut Ye Bom salah paham. Yang jelas aku tidak menyimpan perasaan apapun padanya. Atau memang perasaanku lebih besar untuk Ye Bom sampai aku tidak membiarkan siapapun masuk ke hatiku, entahlah tapi karena hal itu sel cintaku hampir rusak.
-
Sekarang kami -aku dan Nevi- berada di rooftop menyiapkan makan malam. Kami menyiapkan makanan di meja dan bersiap memanggang daging. Tunggu, sepertinya bukan kami, tapi aku, hanya aku yang menyiapkan makanan karena Nevi sibuk dengan lolipopnya sambil memandangiku bekerja.
"Bisa-bisanya kucing ini hanya melihat tanpa membantu" gumamku kesal.
"Aku bisa mendengarnya!" seru Nevi dengan wajah seperti bos.
"Kalau begitu bisakah kau membantuku?"
"Tidak bisa, aku sedang berpikir bagaimana membuatmu jatuh cinta lagi dengan gadis selain Ye Bom"
Nevi menyilakan kakinya kemudian melipat tangan dan menutup matanya. Aku menatap curiga, jangan-jangan dia hanya mencari alasan. Aku duduk di sebelahnya dan berkata "apa sudah dapat caranya?" Bisikku di telinganya. Dia membuka matanya dan menoleh kearahku. Matanya membesar mengetahui jarak wajahnya sangat dekat denganku. Nevi terhuyung jatuh dan hal itu membuatku tertawa terpingkal-pinkal.
Nevi memunculkan wajahnya dengan kesal "Jahat sekali" keluhnya sambil bangkit dan berjalan menjauh. Dia berdiri dekat pagar dan melihat pemandangan kota dengan wajah masam. Aku berdiri di sampingnya dan dia hanya melirik sinis.
"Mianhe" kataku dengan senyum lebar. Dia menyipitkan matanya kearahku, wajah marahnya memang sangat menggemaskan.
"Oh, wajahmu menggemaskan seperti wajah kucing yang kelaparan" aku menarik pipinya dan membuat wajahnya semakin lucu.
Nevi meronta dan mecoba menyelamatkan pipinya "Lepaskan!" Dia menyingkirkan tanganku dan memukuliku.
"Sakit, hya! Nevi" aku menangkap tangannya dan dia berhenti memukuliku. Tapi kenapa wajahnya memerah?
"Kau baik-baik saja?" Tanyaku. Nevi melepaskan tangannya dan kembali duduk.
Aku menghampirinya, "Hya, kau ini sel cinta, harusnya tidak mudah marah dan harus membuat hatiku senang" ucapku sambil duduk di sampingnya. Dia tidak merespon dan masih menekuk wajahnya.
Kami terdiam beberapa saat sampai aku merasa aneh tidak mendengar suara ribut milik Nevi "Hya, Kau bilang, kau itu menolong orang-orang untuk memulihkan hatinya dan membuatnya jatuh cinta lagi, tapi apa sel cinta juga bisa jatuh cinta?" tanyaku, aku hanya berusaha memulai obrolan. Sambil menunggunya menjawab aku memangku dagu. Wajah Nevi tidak semarah tadi, wajahnya terlihat berpikir kemudian menatapku.
"Aku.." Dia menunjuk dirinya sendiri "jatuh cinta?" Dia bertanya balik padaku "mungkin bisa, tapi aku harap tidak" Nevi menurunkan jarinya dan memalingkan wajahnya "karena hal itu bisa membuat kerjaku jadi tidak professional, lagi pula jika aku jatuh cinta apa Oppa mau bertanggung jawab?" aku menegakkan tubuhku dan menjauh dari wajahnya.
Entah kenapa aku baru sadar dengan pertanyaanku sendiri dan dengan pertanyaan balik Nevi. Apa aku salah bertanya? Atau ...
"Oppa"
"N..ne?" Aku tersadar dari lamunan, jantungku jadi berdegub kencang.
"Kapan Oppa.. Mulai memasak? Aku sudah lapar"
Aku mengerjapkan mataku berulangkali "oh iya, baik aku akan memasak" aku bangkit dan segera mengambil daging dan bumbu panggangan. Sesekali aku menoleh kearah Nevi yang kembali memakan lolipopnya, kadang pandangan kami bertemu tapi kami segera memalingkan wajah.
Ada apa dengan kami?
-
"Selamat pagi!"
Aku menggaruk kepalaku mencoba menyadarkanku apa yang sedang Nevi lakukan di dapurku.
"Sedang apa kau?" Nevi menyadari kedatanganku dan segera berlari kecil kearahku.
"Ayo duduklah aku sudah buatkan sarapan" ia menarik tanganku dan menarik bahuku untuk duduk.
Mataku membesar melihat makanan begitu banyak di meja makan "Huwaa, kau yang memasak semua ini?" Tanyaku tidak percaya. Aku yakin mulutku sudah terbuka lebar. Aku saja yang koki jarang membuat makanan sebanyak ini.
"Tentu saja" jawabnya senang. Aku memandangnya tidak percaya, kucing pemalas sepertinya membuatkanku sarapan?
Ting Tong
Aku mendengar suara bel rumahku berbunyi "wah ada tamu!" Nevi berseru kembali dan pergi menuju pintu.
"Tamu?" Mataku membulat lagi. Aku rasa ada yang salah, iya, pasti ada yang salah. Tamu? Di pagi hari seperti ini? Lalu sarapan yang sudah siap? Aku curiga.
"Annyeonghaseyo" baru aku ingin bangkit seseorang datang mengagetkanku.
"Hye.. Hyeri..?"
"Selamat pagi Tae Joon" ucap Hyeri dengan senyum lebar, aku tahu mataku sudah ingin jatuh.
"Ayo kita duduk" ucap Nevi yang menarik tangan Hyeri untuk duduk di meja makan. Aku masih terpaku, ternyata Nevi tidak main-main ia ingin menjodohkanku pada Hyeri.
"Tae Joon-ah kenapa menatapku seperti itu?" Tanya Hyeri dengan sedikit tawa, aku dapat melihat wajah Nevi yang mengejek.
Kami memulai sarapan. Aku tidak mengerti kenapa Hyeri bisa berada disini, dia terus tersenyum dan memandangku, kadang Nevi mengajaknya berbicara. Aku tidak tahu bagaimana Nevi bisa mengundang Hyeri kesini. Makhluk ini memang ajaib.
Aku bukannya membenci Hyeri hanya saja rasa sukanya terhadapku membuat aku bingung dengan apa yang harus aku lakukan.
Selesai sarapan aku langsung bersiap untuk mandi, Nevi menyuruhku untuk berangkat bekerja dengan Hyeri. Seenaknya saja kucing itu menyuruhku. Tapi yang aku heran kenapa masakannya bisa sangat enak?
Aku masih merapikan pakaianku dan mulai memakai sepatu. Nevi datang menghampiri dan duduk disampingku. Aku diam pura-pura tak menggubrisnya ia pun hanya diam dan memandang lurus kedepan. Aku membuat ekspresi marah ketika ia melihatku kemudian ia menatap kedepan lagi.
"Aku harus menolong orang-orang sepertimu untuk mendapat cintanya kembali, bukan untuk memberikan cinta, jika aku bisa aku akan memilih yang kedua" aku mecoba mencari tahu apa yang Nevi maksudkan tapi dengan tidak menarik perhatian jadi aku tidak menghentikan kegiatanku memakai sepatu.
"Kalau Oppa mau aku akan membantumu mendapatkan Ye Bom atau membuatmu jatuh cinta pada Hyeri, meski aku harus menahan perasaanku, pekerjaanku mulai terganggu dengan perasaanku sendiri, harusnya Oppa membantuku menyelesaikan pekerjaanku ini, sebelum sel cintamu mati dan aku tidak bisa melihat Oppa bahagia" Nevi terdengar menghela napas "aku sudah mengorbankan perasaanku, mencoba untuk membuat pekerjaanku lebih mudah seperti biasa tapi Oppa membuatnya jadi semakin sulit" Nevi menoleh dan aku berusaha untuk tidak menatapnya.
"jadi... jadi.. bisakah kau tidak membuat Hyeri lama menunggu di luar?!" Nevi sedikit berteriak karena kesal kemudian ia berdiri dan beranjak pergi, tapi sebelum benar-benar pergi dia menghentikan langkahnya. "Aku berpikir tentang pertanyaan Oppa semalam tentang apakah sel cinta bisa jatuh cinta? Sekarang aku tahu sel cinta bisa jatuh cinta, tapi dia hanya bisa memanggil cinta untuk seseorang, bukan memberi cintanya sendiri untuk seseorang"
Aku memandang punggungnya yang terus berjalan mejauh. Apa Nevi menyukaiku? Apa benar ia menyukaiku?
Aku keluar dan melihat Nevi sedang berbicara pada Hyeri, wajahnya sudah kembali seperti biasa.
"Sepertinya Tae Joon Oppa sudah siap" Nevi berlari kecil kearahku dan mendorongku dari belakang. Aku jadi berpikir jika sel cinta seperti dirinya menolong orang-orang sepertiku ia pasti sempat merasakan perasaan dengan seseorang yang sepertiku juga aku tidak membayangkan Nevi mengorbankan perasaanya terus.
"Hati-hati di jalan!" seru Nevi sambil melambaikan tangan dengan ceria. Aku berjalan bersama Hyeri dengan ragu, sebelum langkahku benar-benar menjauh aku membalikan badan dan berlari meneluk Nevi.
Ya, aku memeluknya "Nevi-ya terima kasih, kau selalu mencoba menolongku, terima kasih sudah mengorbankan perasaan untukku" aku melepas pelukannya "aku berjanji akan mendapatkan target cintaku, aku akan pastikan sel cintaku kembali pulih, aku berjanji" Nevi memandangku sambil menatap haru, aku kembali memeluknya.
Setelah memeluknya aku kembali berjalan menghampiri Hyeri yang terlihat heran. Aku membalikan badan dan membalas lambaian tangan Nevi dengan senyuman lebar.
"Gomapseumnidaaaaaa!!" Teriaku yang berhasil membuat Nevi mengusap air matanya. "Gomawooo Nevi-ya!” Ucapku lagi yang kali ini membuatku harus mengusap air mata.
-
*Thanks for reading, please love or comment, don't be silent readers!