Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
line official dreamers
facebook dreamers
twitter dreamer
instagram dreamers
youtube dreamers
google plus dreamers
How It Works?
Dreamland
>
Fan Fiction
LOVE CELLS 2 :LOVE ALWAYS KNOW
Posted by KaptenJe | Sabtu,28 November 2015 at 20:47
7
3808
Status
:
Complete
Cast
:
Nevi, Tae Joon, Hyeri
LOVE CELLS 2 :LOVE ALWAYS KNOW

CHAPTER 1 : REMEMBER

Ruangan yang terlihat besar dan luas itu kini terlihat menjadi lebih sempit, dan lebih pengap karena ada banyak orang di ruangan itu. Tiga pendingin ruangan yang terpasang di ruangan itu bahkan tidak cukup membuat ruangan itu menjadi dingin. Ditambah lagi, dengan panas lampu sorot dari cermin-cermin rias, yang cukup kuat bersaing dengan pendingin ruangan tersebut.

“Tiga menit lagi!” seorang kru berbaju hitam memasuki ruangan itu dan berteriak. Orang-orang di dalam menoleh sebentar; tapi detik berikutnya kembali sibuk ke dalam aktivitas mereka masing-masing.

“Hyeri, cepat pakai selendangmu! Dan kau Min Ah, segera rapikan make-up mu! Hia… di mana Eun Sang? Mengapa ia belum datang?” Tae Joon berdiri dengan berkaca pinggang sambil berteriak kepada orang-orang di dalam ruangan itu, untuk mempercepat gerakan mereka.

Tae Joon adalah salah pemilik toko baju terkenal di daerah Seoul. Sebut saja nama Tae Joon’s Shop, dari kalangan biasa hingga kalangan atas, mereka semua tahu akan toko Tae Joon’s Shop. Dan bukan hal biasa, bila Tae Joon membuat sebuah Fashion Show. Selain untuk menunjukkan model-model pakaian baru, melalui event ini Tae Joon juga bisa memperluas ketenaran tokonya.

“Mengapa tidak ada yang menjawabku!” Tae Joon semakin meninggikan suaranya. Membuat mereka yang sedang mempersiapkan para model menjadi diam, tidak berani berbicara bahkan bergerak sedikit pun.

“Hmm… aku pikir, Eun Sang tidak bisa datang karena harus pergi ke rumah sakit.” Hyeri mengangkat handphonenya dan menunjukkan sms dari Eun Sang; yang mengatakan bahwa ibunya mendadak terkena serangan jantung dan harus segera di bawa ke rumah sakit.

Tae Joon menarik rambutnya frustrasi, “Lalu siapa yang akan memakai gaun Channel ini?!”

“Bagaimana dengan aku?” seorang gadis muda dengan rambut ikal panjang sudah berdiri di belakang Tae Joon.

“Kau? Kau siapa?” Tae Joon sedikit terkejut, ia tidak terbiasa dengan seseorang yang tiba-tiba berada di belakangnya. Hanya Nevi, kucing peliharaan Tae Joon. Yang  satu-satunya, Tae Joon ijinkan selalu berada di belakangnnya. Mengikuti Tae Joon ke manapun dengan setia.

“Aku…” Gadis itu belum selesai bicara, namun Tae Joon sudah menyelanya.

“Mengapa kau bisa masuk ke mari? Di mana penjaga! Mengapa ada orang asing masuk ke dalam tempat ini!”

“Tae Joon, tidak penting mengapa ia bisa di sini, pakai saja dia.” Hyeri mencoba menenangkan Tae Joon.

Tae Joon memicingkan matanya, melihat gadis itu dari atas rambut hingga ujung kakinya.

PLAKKK

Satu pukulan keras dari Hyeri mengenai kepala Tae Joon. Orang-orang yang berada di dalam sana sangat terkejut, melihat bosnya yang penuh dengan aura dingin tapi bisa dipukul oleh gadis yang baru pertama kali ia temui. Bahkan ada diantara mereka yang menahan tawa melihat kejadian itu.

“Kau!” ucap Tae Joon geram.

“Pria aneh! Melihat seorang wanita dengan seperti itu! Kau ingin pakai aku atau tidak? Jika tidak aku akan pergi.” Gadis itu melangkah pergi, namun tangannya ditahan oleh Tae Joon, dan Tae Joon menariknya kembali ke posisi awal di mana ia berdiri.

Apakah itu adengan romantis? Mungkin bagi para karyawan Tae Joon, jarang sekali melihat bosnya yang sampai menahan seseorang yang ingin pergi.

Jepret

Suara kamera dari handphone Hyeri membuat Tae Joon menoleh dan melotot. Tapi Hyeri hanya menjulurkan lidahnya dan segera pergi ke stage untuk tampil.

“Kau! bantu gadis ini bersiap-siap.” Tae Joon meneriaki salah satu karyawannya.

***

                Pukul 11 malam, acara baru selesai. Model dan karyawan Tae Joon kembali ke ruangan ganti dan membereskan semua barang. Gadis itu juga ikut berganti, setelah selesai Tae Joon langsung menariknya keluar ruangan dan naik ke atas atap gedung itu.

                “Ini,” Tae Joon menyerahkan sebuah amplop putih.

                Gadis itu mengambilnya dengan bingung, “Ini apa?”

                “Bayaranmu.”

                “Tidak!” gadis itu langsung mengembalikan amplop putih itu.

                “Kau tidak ingin dibayar?” Tanya Tae Joon bingung.

                PLAAAK

                Satu pukulan lagi mengenai kepala Tae Joon.

                “Kau pikir ini jaman apa? Mana ada yang gratis!”

                “Jika tidak ada yang gratis, mengapa kau tidak ingin menerima bayaran?”

                “Aku ingin dibayar dengan cara lain.”

                “Apa?”

                “Aku ingin engkau membayarnya dengan menemukan cintamu.”

                Tae Joon mengerjapkan matanya beberapa kali, detik berikutnya tawanya pecah. Suaranya bergema di heningnya malam saat itu.

                PLAAAKKK

                “Apa yang sebenarnya kau lakukan! Mengapa selalu memukulku!” Tae Joon memegangi kepalanya yang sakit.”

                “Kau pikir aku bercanda?”

                “…” kali ini Tae Joon hanya diam.

                “Aku beri tahu, aku ini adalah sel cintamu.”

                “Apa? Kau sel cin-“ Gadis itu mengankat tangannya di depan wajah Tae Joon membuatnya berhenti bicara.

                “Biarkan aku menjelaskan lebih dahulu. Aku ini adalah sel cintamu. Aku keluar dari dalam tubuhmu karena tidak tahan dengan engkau yang terus marah-marah sepanjang malam. Kau tahu, kau sangat menyiksaku di dalam sana! Dan kau harus segera mencari cintamu, jika tidak sel cintamu akan mati!”

                Tae Joon mendengus, “Apa kau pikir, aku akan percaya cerita bodohmu itu?”

                “Aku punya bukti! Kucingmu, Nevi! Dia tidak ada bukan?”

                Tae Joon juga baru menyadarinya bahwa sejak gadis itu datang di belakangnya, Nevi sudah tidak ada. Bahkan Tae Joon juga tidak mendengar suara meongan dari kucing itu.

                “Nevi, kucingmu sudah memakanku saat aku keluar dari tubuhmu dan sekarang aku menjadi wujud seorang manusia.”

                “Kau, benar-benar sel cinta?”

                “yup!” gadis itu mengangguk pasti.

                “Kau jelmaan Nevi?”

                Gadis itu terlihat berpikir sejenak, “Aku pikir begitu.”

                Tae Joon hanya mengangguk-angguk.

                “Bagaimana? Kau harus segera mencari cintamu.”

                “Tidak mau!”

                “Apa?”

                “Tidak ada gunanya mencari cinta.”

                “Tae Joon, bodoh! Kau tidak mengerti juga? Jika kau kehilangan sel cintamu maka engkau akan kehilangan salah satu bagian dari dirimu dan itu akan membuatmu menjadi orang yang dingin. Kau ingin itu terjadi? Dan jika itu terjadi, bagaimana kau bisa terus menjalankan usahamu? Kau tidak akan bisa berkomunikasi dengan baik dengan orang lain, dan itu akan membuatmu kehilangan pelangganmu. Pada akhirnya kau akan menyendiri dan mengalami kesepian yang tiada habisnya, hingga kau memutuskan untuk bunuh diri.”

                Tae Joon menelan ludahnya, ia sedikit takut dengan ucapan gadis di depannya. Usahanya yang sangat bagus harus hancur perlahan-lahan, ia tidak bisa menerima hal itu. Karena itulah, Tae Joon akhirnya menyetujui keinginnan gadis itu.

                “Aku akan melakukannya, tapi kau harus membantuku. Dan dengan apa, aku harus memanggilmu?”

                “Nevi, panggil saja aku Nevi.”

***

 

                Misi hari pertama!

                Nevi sudah menyusun rencananya untuk membuat Tae Joon segera menemukan cintanya dan Nevi menyuruh Tae Joon untuk membeli bunga, cokelat, dan sebuah boneka teddy bear kecil. Semua itu akan diberikan kepada wanita yang Nevi persiapkan untuk Tae Joon. Nevi menyusun sebuah kencan buta yang Tae Joon sendiri tidak tahu, siapa wanita yang akan ia temui nantinya. Nevi hanya memberikan sebuah alamat café kepada Tae Joon dan mengatakan bahwa wanita yang akan ditemuinya menggunakan baju berwarna merah.

                Tae Joon memasuki café yang memiliki sentuhan Eropa itu. Ia melihat sekitarnya, mencari wanita dengan baju berwarna merah. Dan itu dia! Ada seorang wanita dengan rambut pendek sebahu yang sedang duduk membelakangi Tae Joon dengan baju berwarna merah.

                Tae Joon dengan pasti melangkah ke sana; dan ketika tepat berada di belakang wanita itu, Tae Joon langsung memberikan buket Bunga yang di bawanya dari belakang. Wanita itu menoleh dan semua barang bawaan Tae Joon terjatuh ke lantai.

                Nevi yang mengintip di anak tangga café itu langsung berdiri dan menghampiri Tae Joon.

                “Mengapa kau menjatuhkan cokelat dan bonekanya?” Nevi mengambil boneka dan cokelat itu, dan menyerahkannya lagi kepada Tae Joon.

                “Apa maksudmu?”

                “Apa?” Tanya Nevi tidak mengerti

                “ikut aku!” Tae Joon kembali menarik Nevi keluar café.

                “Kau tahu wanita yang kau suruh aku temui hari ini?”

                “Ya, dia Hyeri. Kemarin aku lihat hanya dia yang berani bicara padamu, saat engkau sedang marah. Jadi kupikir kau dan Hyeri sepertinya cocok.”

                “Kau!” Tae Joon memegang kedua bahu Nevi dengan kencang. Nevi mulai merasa ada tanda-tanda bahaya. “Kau tahu siapa Hyeri itu? Dia adalah sepupuku dan apakah lucu jika kau dan sepupumu menjadi pasangan dalam kencan buta?”

                Nevi menutup mulutnya tidak percaya.

                “Dan, baju siapa yang kau pakai?” Tae Joon baru sadar bahwa Nevi memakai kemeja musim gugur berwarna merah yang harusnya baru keluar bulan depan.

                “Aku tidak punya baju ganti lagi, jadi aku mengambil salah satu baju dari dalam gudang penyimpanan baju.” Jawab Nevi dengan polos.

                Tae Joon menahan geramnya

                “Bagaimana dengan cokelat dan beruang ini?”

                “Buatmu saja!”

***

 

                Misi hari kedua

                Kali ini Nevi tidak menyusun kencan buta lagi, hari ini Tae Joon langsung ikut dalam pemilihan wanitanya. Nevi tidak memilih tempat yang jauh, para model Tae Joon adalah kandidatnya. Nevi dan Tae Joon sekarang sedang berada di dalam kantor Tae Joon sambil melihat keluar. Kantor Tae Joon hanya dilindungi oleh kaca tembus pandang, sehingga Tae Joon bisa dengan mudah melihat pegawainya bekerja dengan baik atau tidak. Dan hari ini memang hari yang bagus karena para model Tae Joon sedang mendapat pelatihan, sehingga mereka berkumpul semua.

                “Wanita seperti apa yang kau suka?”

                “Entahlah,”

                “Kau tidak pernah berpacaran?”

                “Sepertinya tidak, aku tidak ingat.”

                “Dasar pria aneh,”

                “Aku suka dengan warna hijau,”

                Nevi langsung menunduk melihat dirinya yang saat itu sedang memakai baju berwarna hijau. Tae Joon juga ikut menoleh melihat Nevi.

                “Bukan berarti aku suka padamu!”

                Nevi hanya mendengus kecil.

                “Bagaimana dengan wanita itu?” Nevi menunjuk seseorang wanita berambut merah panjang yang sedang mengankat tangan; seperti ingin bertanya.

                “Tidak, ia terlalu tomboy. Kau tidak akan tahu bahwa model satu ini mempunyai hobi bermain motor. Nyawaku bisa melayang jika berpacaran dengannya.”

                “Bagaimana dengan yang di sana? Yang memakai baju putih sendiri.”

                “Tidak, wanita itu terlalu pendiam. Aku pernah memarahinya dan ia hanya menunduk tanpa ekspresi. Aku seperti berbicara dengan tembok.”

                “Kalau yang itu?” Nevi menunjuk ke arah Eun Sang.

                “Namanya Eun Sang, dia wanita yang tidak datang kemarin dan ia sudah bertunangan, aku tidak ingin menjadi perusak hubungan orang lain.”

                “Kenapa sulit sekali mencarikanmu seorang wanita!” Nevi mulai kesal, semua pilihannya selalu ditolak oleh Tae Joon dengan berbagai alasan.

                “Kalau begitu, kita lanjutkan besok saja. Aku juga ada rapat. Kau pulanglah, lihat wajahmu begitu pucat, jangan sampai sakit. Aku tidak tahu obat untuk sebuah sel cinta”

***

                Misi Hari Kedua

                Nevi selama ini selama ini tinggal di apartement Tae Joon, ia menempati salah satu kamar yang kosong di apartement itu.

                Tok tok tok “Tae Joon bangun!” Nevi mengedor-gedor pintu kamar Tae Joon

                “Ada apa?” Tae Joon membuka pintunya dengan kesal

                “Uang koinku mengelinding masuk melalui celah pintu itu,” Nevi menunjuk ke arah ruangan dekat pintu depan.

                Tae Joon yang tadi kesal langsung diam tak bersuara dan hanya menatap pintu itu.

                “Ada apa?”

                “Aku tidak pernah membuak pintu itu.”

                “hah? Memangnya ada apa di sana?”

                “Aku tidak tahu, setiap kali aku ingin masuk ke dalam melihatnya, tiba-tiba saja aku menjadi takut dan mengurungkan niatku.”

                “Kalau begitu, ayo kita lihat!”

                “Aku…”

                Nevi mengenggam tangan Tae Joon, “Ada aku di sini, jadi kau tidak perlu khawatir.”

                Tae Joon menurut, ia tersenyum kecil dan mengambil kunci ruangan itu.

                “Kau siap!” Nevi sudah berada di depan pintu itu dengan Tae Joon yang berdiri di belakangnya.

                Ceklek,  terdengar suara kunci pintu itu sudah terbuka dan sekarang Nevi memegang kenop pintu itu. Ia mengambil nafas dalam dalam, dan perlahan membuka pintu itu. Ruangan gelap menyambut Nevi yang berada di depan ruangan itu. Nevi masuk ke dalam dan meraba-raba mencari sakelar, begitu menemukannya ia langsung menekannya dan cahaya lampu neon langsung menerangin ruangan itu.

                Tae Joon yang masih berada di luar tidak berani melihat ke dalam, “Nevi! Bagaimana?”

                “…”

                Nevi tidak menjawab, membuat Tae Joon makin khawatir. Dengan langkah takut, Tae Joon perlahan melangkah mendekati pintu itu. Detak jantungnya berdebar begitu keras dan begitu ia melihat ke dalam ruangan, nafasnya terhenti.

                Sebuah kanvas dengan lukisan sepasang kekasih di atasnya. Tapi bukan sembarang kekasih, kedua orang itu adalah Tae Joon dan Nevi. Mereka sedang duduk di sebuah bangku taman dengan Nevi yang bersandar di bahu Tae Joon.

                “Tae Joon,” Nevi menoleh ke arah Tae Joon, nampaknya ia juga sama terkejutnya dan perlahan tubuh Nevi menghilang seperti kabut.

                “Nevi! Kau!” Tae Joon segera masuk ke dalam tapi Nevi dengan begitu cepat menghilang dan sekarang hanya lukisan itu yang berada di hadapannya. Seketika itu juga Tae Joon merasakan sakit di kepalanya yang begitu kuat, bahkan untuk berdiri saja Tae Joon sudah tidak mampu.

                “Nevi… Nevi… Nevi…” hanya itu yang diucapkan Tae Joon sebelum ia pingsan.

***

                Matahari masuk melalui celah jendela di ruangan itu dan membuat mata Tae Joon perlahan terbuka. Ia perlahan bangun sambil memegangi kepalanya yang terasa berat. Cahaya matahari yang masuk sudah membuat ruangan itu menjadi terang tanpa perlu cahaya dari lampu dan Tae Joon kembali melihat lukisannya di depannya.

                “Nevi..” Tae Joon merasa tersentak dan ia segera bangun dan berlari keluar. Ia mengambil mobilnya dan menyetir dengan begitu cepat hingga membuat sedikit kemacetan di jalanan. Hingga ia berhenti di sebuah rumah di kawasan Gangnam.

                Dengan terburu-buru ia keluar dari mobil dan menekan bel berkali-kali.

                “Siapa? Mengapa menekan bel seperti orang gila?” seorang bibi keluar untuk membukakan pagar. Begitu pagar terbuka Tae Joon langsung berlari ke dalam dan naik ke tingkat dua dari rumah itu. Ia berhenti dengan nafas yang tersenggal-senggal di depan sebuah pintu kamar yang terbuat dari kayu. Ia membuka pintu itu dan terlihat seorang gadis terbaring lemah di atas sebuah ranjang dengan selang infus di tubuhnya.

                Nevi gadis yang terbaring lemah itu adalah kekasih Tae Joon, mereka berpacaran sudah cukup  lama dan mereka benar benar saling mencintai. Hingga suatu saat Nevi mengalami kecelakaan yang membuatnya harus koma selama berbulan bulan.

                Awalnya Tae Joon selalu datang menjengkuk Nevi dan berharap bahwa suatu hari ia kana sadar. Tapi hal itu tidak kunjung datang dan malah membuatnya semakin putus asa. Karena itu ia menyingkirkan semua barang yang akan mengingatkannya akan Nevi ke dalam kamar di dekat pintu keluar itu dan menguncinya rapat-rapat.

                Serapat ia mengunci pintu itu, serapat itu juga kenangan Nevi tidak pernah lagi muncul di pikiran Tae Joon,  perlahan ia mulai melupakan Nevi dan menjadi seseorang yang dingin. Ia menjadi seorang yang pekerja keras, bahkan terlalu keras. Hasil usahanya berbuah manis, tapi ia selalu merasakan kehampaan di dalam dirinya.

                Dan saat itu Nevi kembali hadir, Nevi kembali hadir membawa kehangatan yang selama ini telah hilang dari dalam diri Tae Joon. Dan dengan kehadiran Nevi, ia kembali ingat akan dirinya. Ia kembali ingat akan masa lalunya yang ia lupakan dan cinta yang ia lupakan. Tapi cinta itu kembali, dan membawa Tae Joon kembali pada cintanya.

***

                Tae Joon melangkah ke dalam dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Ia sampai di depan ranjang gadis itu dan Tae Joon langsung terjatuh di depan ranjang itu.

                “Nevi… Nevi… aku mohon bangunlah…” Tae Joon menangis sambil mengenggam tangan gadis yang ia sebut Nevi itu.

                “Tae… Tae… Joon…” suara yang begitu lirih, namun Tae Joon dapat mendengarnya dengan jelas.

                “Nevi,” Tae Joon langsung berdiri dan melihat Nevi yang perlahan mulai membuka matanya. Tanpa pikir panjang Tae Joon langsung memeluk Nevi yang masih terbaring lemah itu.

                “Aku sangat merindukanmu, kau tahu, aku sangat berterimakasih kepadamu karena kau sudah datang kepadaku dan membuatku ingat kepadamu.”

                “Tae Joon, apa yang kau bicarakan?” Tanya Nevi lemah

                “Tidak, tidak apa…” Tae Joon mengelus pipi pucat Nevi dan memandanginya dengan penuh cinta.

                “Aku mencintaimu, Nevi.”

Tags:
Komentar
RECENT FAN FICTION
“KANG MAS” YEOJA
Posted Rabu,16 Juni 2021 at 09:31
Posted Senin,20 April 2020 at 22:58
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 23:42
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:08
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:07
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:07
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:06
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:06
FAVOURITE TAG
ARCHIVES