CHAPTER 1 : HISTORY
Sepulang sekolah Minseok merebahkan tubuhnya di atas kasur dengan dengus nafas panjang, hari ini cukup melelahkan karena ada festival musim semi di sekolah. Matanya terpejam sejenak, lalu terbuka dan menatap lurus langit-langit kamarnya. Dia teringat dengan sosok gadis yang dia lihat di festival, gadis dari kelas 1-2 yang membuatnya takjub karena suaranya terdengar menyentuh.
"Hyung!!" Jongdae mendadak masuk kamar Minseok dan menyadarkannya
"Aah~ kau membuatku terkejut" Minseok hanya bisa menghela nafas panjang melihat tingkah laku Jongdae
"Haha, kau terkejut? Mian, apa yang sedang kau lamunkan?" Jongdae langsung berpikir bahwa Minseok sedang memikirkan sesuatu hingga membuatnya terkejut
"Eobseoyo! Kenapa kau tiba-tiba menemuiku?" bukan hal yang wajar jika Jongdae tiba-tiba datang menemui Minseok tanpa alasan, Minseok tahu ada hal yang ingin dia katakan.
"Tidak ada, hanya saja ayahmu menyuruhku memanggilmu untuk makan siang bersama"
"Hanya itu?" Minseok sedikit tidak percaya Jongdae menemuinya hanya untuk mengatakan itu, biasanya bibi Fan yang akan memanggilnya untuk makan bersama. "Kau yakin hanya ingin mengatakan itu?" Minseok menegaskannya kembali dan Jongdae hanya mengangguk sambil tersenyum Minseok sudah menganggap Jongdae seperti adiknya sendiri.
Sejak kecil ibu Jongdae sudah bekerja di rumah Minseok. Jongdae tahu betul bagaimana perasaan Minseok saat ibunya memilih pergi meninggalkannya. Jongdae lah yang menemani Minseok di saat-saat sulit, Jongdae yang terlihat jauh lebih tenang dari Minseok selalu terlihat di sisi Minseok. Bahkan sebagian orang menganggap Jongdae adalah ajudan Minseok. Makan siang saat itu berlangsung seperti biasa tak ada aneh, sampai ayah Minseok tiba-tiba menerima panggilan dari seseorang.
"Tuan Kang, ini sudah hampir 3 tahun dan kau masih belum menemukan gadis itu? Tolong segera temukan dia..." mendengar pembicaraan ayahnya yang tidak biasa itu membuat Minseok melirik pada Jongdae dan Jongdae tidak tahu apa-apa.
"Abeoji, siapa gadis yang ingin kau temukan?" Minseok mulai penasaran
"Anak teman ayah, dia kehilangan anak gadisnya 3 tahun lalu dan ayah hanya merasa iba padanya jadi ayah menyuruh orang mencarinya" pernyataan tuan Kim langsung membuat Minseok percaya, tapi tidak dengan Jongdae. Jongdae tahu tuan Kim sedang berbohong.
SKIP
Pagi itu Minseok mengajak Jongdae datang lebih awal ke sekolah, tentu saja ini bukan kebiasaan Minseok. Ada alasan kenapa Minseok ingin berangkat pagi ke sekolah, tapi dia tidak ingin mengatakannya pada Jongdae. Sambil menunggu bel masuk mereka bermain basket di lapangan, tak berapa lama beberapa orang gadis kelas 1 lewat. Salah satu dari gadis itulah yang membuat Minseok ingin berangkat pagi.
"Yerim ah~" sapa Minseok pada Yerim, membuat teman-teman Yerim histeris. Mereka tidak percaya Minseok yang terkenal acuh pada setiap gadis di sekolah akan menyapa Yerim. Yerim sendiri justru kebingungan, dia tidak tahu harus bagaimana dan hanya membalas Minseok dengan senyuman. Jongdae sendiri juga tidak percaya Minseok melakukannya, bahkan Minseok menghampirinya dan tak lupa memberikan semangat pagi untuk Yerim.
"Hyung, kau baik-baik saja?" Jongdae langsung memegang dahi Minseok
"Waeyo? Santai saja, aku hanya menyukai suaranya. Tidak perlu terkejut seperti itu" jawab Minseok dengan santai
Ketika kembali ke kelas Minseok dan Jongdae melihat Seolhyun sedang membersihkan papan tulis, dia sedang piket hari ini. Seolhyun tahu Minseok dan Jongdae datang, tapi dia tidak mau peduli dan melakukan pekerjaannya hingga selesai. Bahkan saat Minseok secara sengaja menendang sampah dan membuat lantai kembali berantakan, tanpa banyak bicara atau bahkan marah Seolhyun membersihkannya dan membuangnya keluar kelas.
"Apa yang kau lakukan?" Jongdae sedikit heran dengan tingkah laku Minseok selama ini pada Seolhyun "Aku tidak sengaja melakukannya" jawab Minseok masih dengan sikapnya yang santai
Entah apa yang membuat Minseok terlihat sangat membenci Seolhyun, padahal Seolhyun hanya gadis biasa yang punya banyak teman disekolah. Dia terlihat sangat ceria dimana pun dia berada, Jongdae bahkan senang melihat senyum manis Seolhyun. Mungkin ini berhubungan dengan kejadian 2 tahun lalu saat mereka masih sama-sama menjadi siswa baru di sekolah itu. Minseok tertangkap basah oleh Seolhyun sedang mengancam seorang temannya untuk mengerjakan tugas sekolahnya, meski melihat kejadian itu Seolhyun tidak pernah sekali pun melaporkannya pada guru BP. Tapi kejahatannya terbongkar karena anak itu dengan berani melaporkan kejadian itu sebelum dia pindah dan sampai sekarang Minseok masih beranggapan Seolhyun yang melaporkan Minseok, hingga membuat sakit jantung yang di derita ayah Minseok kambuh.
Dengan sekotak yogurt kesukaannya, Seolhyun mencoba tenang dan meredam amarahnya. Sungguh dia ingin sekali marah pada Minseok, tapi dia tidak bisa melampiaskannya. Saat itu Jongdae menghampirinya dengan membawa sekotak yogurt.
"Kenapa kau kesini?" Seolhyun sedikit terkejut dengan kedatangan Jongdae
"Aku hanya ingin memberimu ini" Jongdae menodongkan sekotak yogurt yang dia bawa dari kantin sekolah
"Tidak, aku sudah cukup minum satu kotak saja" Seolhyun bergegas pergi meninggalkan Jongdae
"Seolhyun ah~ aku ingin minta maaf padamu" pernyataan Jongdae menghentikan langkah Seolhyun
"Aku tidak ingin bicara tentang apa pun sekarang" Seolhyun bahkan tidak berani memandang wajah Jongdae "Aku ingin menjelaskan sekali ini saja, dengarkan aku baik-baik" Jongdae masih berusaha tenang
"Jongdae ah~ bisakah kau berhenti menemuiku diam-diam seperti ini? Melihatmu satu sekolah bahkan satu kelas denganku saja sudah membuatku cukup tersiksa, aku ingin nornal seperti siswa lain. Kau bisa lakukan apa pun yang kau inginkan dengan Minseok, dan anggap saja kau tidak pernah mengenalku" kali ini Seolhyun dengan tenang mengucapkan apapun yang ingin dia sampai pada mantan kekasihnya ini.
"Aku tidak bisa melakukannya, bukan hanya kau yang tersiksa. Aku juga merasakan hal sama denganmu..."
"Kalau begitu, jangan pernah kau temui aku diam-diam seperti ini. Di sekolah ini tidak ada yang tahu tentang hubungan kita di masa lalu, aku sudah berusaha melakukannya dengan baik agar tidak sekali pun ingat padamu meski setiap hari harus melihatmu. Aku... mohon padamu" kali ini Seolhyun tidak menangis di depan Jongdae, dia berusaha menahannya agar Jongdae tidak semakin khawatir padanya.
Seolhyun dan Jongdae pernah menjalin hubungan serius saat mereka masih duduk di kelas 3 SMP. Jongdae sangat mencintai Seolhyun, namun ayah Seolhyun yang mengetahui hubungan mereka berusaha membuat Seolhyun jauh dari Jongdae. Seolhyun sangat takut Jongdae akan terluka, dia memilih memutuskan hubungannya dengan Jongdae sebelum masuk SMA. Saat itu Jongdae tidak pernah sekali pun bercerita tentang Seolhyun pada Minseok, karena Minseok menetap di Jerman bersama ayahnya.
Setahun menghilang, Jongdae tidak berhenti mencari keberadaan Seolhyun. Terakhir kabar yang dia dengar, Seolhyun kabur dari rumah dan tinggal di Busan. Ayah Seolhyun bahkan tidak tahu keberadaan Seolhyun saat itu. Ketika Minseok kembali ke Korea, Minseok ingin melanjutkan sekolah di Korea. Bersamaan dengan Jongdae, tuan Kim mendaftarkan mereka ke sebuah SMA di Busan. Itulah kali pertama Jongdae bertemu Seolhyun lagi setelah setahun lamanya Seolhyun menghilang, awalnya Jongdae terus mengikuti gerak gerik Seolhyun, hingga dia menemukan tempat tinggal Seolhyun.
Perjuangan Jongdae tidak cukup sampai disitu, dia terus mencari tahu kenapa Seolhyun kabur dari rumah. Dan fakta yang dia temukan, ayah Seolhyun hendak menjualnya kepada seorang pengusaha kaya dari China. Ayah Seolhyun tidak pernah menganggap gadis itu anaknya, karena ayahnya sangat yakin Seolhyun adalah anak dari pria lain. Hal itulah yang membuat Seolhyun kabur dari rumah dan memilih hidup sendiri dengan bekerja sepulang sekolah agar dia tetap bisa sekolah.
Continued....