CHAPTER 2 : The Beginning
"APA?! Aku, Aku tidak lulus ujian masuk Hannyang High School??" kataku histeris di depan ayah yang sedang membaca koran. "Yes, you are."
"Tidak mungkin!" kataku tidak percaya. "Sudahlah, masih banyak sekolah lain, honey."
Aku langsung pergi menuju kamarku dengan mata berkaca-kaca. Aku pasti dibohongi, tidak mungkin aku tidak lolos.
Sangat memalukan! Masa aku tidak masuk sekolah itu?! Aku harus sekolah dimana dong? Aduh, tamatlah aku.
Aku mengambil jaket dan juga tas selempangku lalu langsung keluar kamar. "Kau akan kemana, Soojung-ah?" tanya ibu begitu aku mengenakan sepatu keds ku. "Mencari udara segar." ucapku. "Aku pergi dulu."
"Ne, hati-hati."
Huft, aku benar-benar akan menjadi anak pengacau sepanjang sejarah keluarga Jung. Bagaimana bisa aku tidak diterima di sekolah yang bahkan tidak menjadi salah satu sekolah favorit di provinsi ini.
Aku menaiki bus yang akan melewati Hannyang High School dengan lemas. Aku harus memastikannya sendiri. Aku memilih tempat duduk di sebelah kanan dekat jendela ke empat dari pintu masuk.
Tring!
Aku mengambil ponselku dan melihat nama Oh Se Hun di layarnya. Aku menekan pesan pop-up itu.
Oh Se Hun : Annyeong, Soojung-ah
Jung Soo Jung : Annyeong Sehun-ah!~~
Oh Se Hun : Bagaimana kabarmu di sana? Menyenangkan?
Jung Soo Jung : Buruk
Oh Se Hun : Wae?
Jung Soo Jung : Geunyang
Oh Se Hun : Bagaimana kota baru? Sudah terbiasa?
Jung Soo Jung : Ah, belum terlalu. Di sini lebih ramai dari pada di Jeju. Mainlah kalau kau ada waktu~
Oh Se Hun : Benarkah aku boleh mengunjungimu? Tentu saja aku akan dengan senang hati!
Jung Soo Jung : Tentu saja. Akan kukabari kau lagi, bye :)
Aku menutup aplikasi line sambil menghempaskan punggungku ke senderan kursi. Senyuman tak henti-hentinya terlepas dari bibirku sejak Sehun menghubungiku.
Kurang lebih sudah 1 bulan aku di sini. Sejak lulus SMP, aku belum kembali ke tempat asalku, Jeju. Sebenarnya, dulu kelas 2 SD, aku sempat bersekolah di sini, di Gyeonggi, tapi karena appa bekerja sebagai pelaut dan akan lebih sering bertugas di Jeju, aku sekeluarga pindah ke sana.
Jeju adalah pulau yang sangat menakjubkan. Sekolahku dulu tepat di depan pantai. Di sebelahnya terdapat hutan lebat yang katanya banyak beruang liar di sana. Aku tidak tahu lagi apakah itu mengerikan atau menyenangkan, yang jelas aku takut tapi juga penasaran.
Di sanalah aku bertemu dengan Oh Sehun. Si pria dingin dari luar namun saat kau mengenalnya lebih dalam, kau akan benar-benar terpesona dengan kebaikannya. Pertama kali saat kelas 7, aku yang mendekatinya. Bukan, bukan karena aku menyukainya. Hanya saja, dulu aku sangat ingin berteman dengannya.
Awalnya, dia selalu menyuruhku untuk pergi menjauhinya. Tapi, bukan Jung Soo Jung namanya kalau aku mudah menyerah. Aku tetap mendekatinya walaupun dia sering memarahiku. Aku malah menganggap hal itu lucu.
Lama kelamaan, kami berdua sering menghabiskan waktu bersama, yaitu, memecahkan soal-soal fisika. Kau boleh katakan kami gila, atau, ya, Sehun saja. Tapi, Sehun itu ternyata sangat maniak fisika, atau lebih tepatnya, belajar. Dia sangat pintar.
"Sehun-ah." aku memanggilnya yang masih fokus pada kertas soal di hadapannya. "Hm?" hanya itu respon yang kuterima darinya. "Aku tidak bisa menyelesaikan soal nomor 5." kataku. Akhirnya Sehun mengangkat kepalanya untuk menatapku. "Sini, kulihat. Pasti kau salah menghitung saja."
Sehun mengambil kertas soalku dan memeriksa jawaban yang kukerjakan. "Tuhkan, kau salah rumus. Ini seharusnya dikurang, bukan ditambah." ia menyodorkan kembali kertas soalku. "Dasar ceroboh."
Aku hanya tersenyum kecut saat dia berkata seperti itu. Namun, hal berikutnya, tiba-tiba saja dia meletakkan pensilnya dengan kasar. Aku mendongakkan kepalaku terkejut dan menatap Sehun yang menatapku dengan gugup.
"Soo--, Soojung-ah. Kau tahu, itu, ng.."
"Wae?"
"Kemarilah, ikut aku."
Sehun menarik tanganku menuju ruang tamunya. "Diam di sini." aku mengangguk. Sehun membuka kain berwarna hitam yang ternyata selama ini menyembunyikan sebuah grand piano putih. Aku tercengang melihat piano yang terlihat begitu mewah, begitu elegan.
"Tolong dengarkan saja. Jangan berkomentar, arasseo?"
Aku mengangguk. Sehun langsung memainkan lagu yang sangat tidak asing di telingaku. No Other - Super Junior.
Sehun memainkannya tanpa bernyanyi. Kkk, aku tahu seberapa buruknya Sehun bernyanyi.
Aku memperhatikan Sehun dengan seksama. Sejak kapan dia pandai bermain piano? Sejak kapan dia bisa memainkan lagu favoritku?
Sehun...
"Soojung-ah, neo gateun saram tto eobseo, neo gateun saram tto eobseo juwireul dureubwado geujeo georeohdeongeol eodiseo channi*?" (*lirik no other)
"N-Ne?"
"Maukah kau menjadi kekasihku?"
Hope you guys enjoy my fanfiction :)