CHAPTER 2 : Whats Will Happen?
By Your Side
Part – 2
Author : tiara ekha (@khaiicheen)
*****
Whats will happen?
Dua orang yeoja tengah terlihat di cafetria gedung SM entertaiment, keduanya terlihat tengah menikmati 2 cangkir kopi dan sepotong blueberry cake sambil tengah mengobrol santai satu sama lain, sebelum keduanya kembali ke rutinitas pekerjaan mereka di SM entertaiment.
"Eonni, apa Jonghyun oppa sudahmemberitahumu mengenai acara valentine bersama member SHINee nanti?" tanya Hyura, gadis berkuncir kuda yang penampilannya hari ini terlihat manis dengan kacamata minus yang bertengger di hidung mancungnya.
"Ehmm.." balas Minji menangguk lembut lalu menyuapkan sepotong blueberry cake ke mulutnya. "kau tampak cantik hari ini. Kacamatamu membuat penampilanmu berbeda."
“Gomwao eonni." balas gadis itu lalu tersenyum. "Kau tahu, aku menggunakannya hari ini untuk menutupi mata pandaku. Semalam aku tidak bisa tidur."
"Wae??"
"Entahlah, sudah beberapa hari aku seperti ini."
"Istirahtlah yang cukup. Seminggu kedepan bukankah kau harus menemani Kyungshik oppa menyelsaikan jadwal JAT SHINee di Jepang?"
"Nde, aku akan menemani mereka menyelesaikan rangkaian akhir JAT mereka kali ini. Pekerjaanku cukup padat."
"Sabarlaah.” Ujar Minji. “Im Hyura, fighting!!!"
"Gomawo eonni. Nado figting!!" balas Hyura semangat. "Oh iya, eonni. Apa kau sudah menyiapkan kado valentine untuk Jonghyun oppa nanti?"
"Belum. Bagaimana denganmu?"
"Aku? Sama sepetimu. Aku bingung ingin memberikan hadiah valentine seperti apa untuk mereka."
"Mereka?"
"Iya, mereka, SHINee. Wae eonni?"
"Dwesso. Tapi ku rasa, kau hanya perlu membelikan hadiah untuk Minho saja, tidak perlu kelimanya. Mereka juga akan dapat dari pasangan masing-masing."
"Untukku, mereka semua sama eonni. Mereka semua adalah oppaku, kalau satu ku berikan maka kelimnya juga harus kuberikan. Tidak adil jika aku hanya memberikan Minho oppa saja."
"Tapi bukankah Minho adalah yang spesial untukmu?"
"Masih belum saatnya untuk melakukan itu eonni. Kami masih oppa-dongsaeng. Aku tidak ingin ada salah paham lagi. Ku rasa kau mengerti maksudku." balas Hyura lalu menyeruput segelas frapucinno vanila yang ada di depannya.
"Hmm, arraso. Mian."
"Gwenchanayo eonni."
"Berikan apapun yang kau rasa ingin kau berikan pada mereka. Besar atau kecilnya itu bukan masalah. Yang terpenting adalah niat dari sini.” ujarMinji lalu menunjuk bagian hatinya.
“Gomawo eonni.” Balas Hyura lembut.
“Oh iya, ngomong-ngomong bagaimana perkembangan duet project Kibum dengan Woohyun? Aku penasaran dengam hasilnya." Tanya Minji lagi yang akhirnya mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan diantara keduanya.
"Kau sudah tahu mengenai itu?"
"Nde, mana mungkin sekertaris CEO tidak mengetahui project yang akan dikeluarkan oleh perusahaannya? Tapi tenang saja, yang lain juga masih belum mengetahuinya."
"Aah, aku lupa. Kau pasti mengetahuinya." balas Hyura. "Semuanya sudaah hampir rampung. 2 single andalan mereka juga sudah selesai. Dan hasilnya, sangat menakjubkan. Aku saja langsung jatuh cinta sejak mereka melakukan recording untuk pertama kalinya."
"Waah, aku penasaran dengn hasilnya."
"Tunggu saja nanti." balas Hyura.
Setelah selesai menghabiskan sarapan singkat mereka di cafetaria perusahaan, Hyura dan Minji kembali ke ruangan mereka masing-masing untuk menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan keduanya. Hari ini Hyura akan kembali menemani Key dan Woohyun, namun bukan untuk kegiatan recording lagi, melainkan untuk latihan koreografi. Sebelum sore harinya akan menemani SHINee untuk kembali merampungkan beberapa konsep penampilan kelimanya dalam gelaran konser tunggal mereka SHINee World Concert III.
Ketika melewati ruang latihan EXO di lantai 3, Hyura tidak sengaja mendengar musik upbeat mengalun dari ruang latihan mantan namjachingunya itu, Hyura penasaran dengan siapa yang sedang berlatih di ruangan itu, padahal seingatnya EXO tidak memiliki jadwal latihan hari ini.
Gadis berkacamata itu membuka pintu ruang latihan EXO dan mengintip, siapa namja yang tengah berlatih dance di dalamnya. Sesosok namja berjumper abu-abu dengan hoddie yang dikenakan tengah meliukan tubuhnya mengikuti irama musik yang tengah diputar.
"Bukankah kau tidak sedang memiliki jadwal Jongin-ah?" sapa Hyura ketika ia sudah mengenali siapa namja yang ada di balik jumper abu-abu itu.
"Sejak kapan kau ada disini? Aku sampai kaget." balas Kai berbalik.
"Sejak kau terlalu fokus dengan gerakan tubuhmu." balas Hyura. "Bukankah kau tidak memiliki jadwal latihan hari ini?" lanjut Hyura lalu mengeluarkan sehelai handuk kecil dan diberikannya pada Kai.
"Kau masih ingat pada jadwal kami?" balasnya. "Gomawo" lalu namja pecinta dance itu menjatuhkan tubuhnya di sofa sebelah Hyura.
"Masih tuan Kim. Memangnya tidak boleh kalau aku masih mengingatnya?"
Kai tertawa, merasa lucu dengan ekspresi kesal yang dibuat oleh Hyura. "Boleh saja, tapi aku hanya takut bila Minho hyung mengetahuinya."
"Eiys, apa hubungannya dengan Minho oppa? Ini kan pekerjaanku, aku masih memiliki tanggung jawab juga terhadap kalian."
"Arraso nona Im, aku tahu." balas Kai lalu menenggak sebotol air mineral yang ada di atas meja kecil di sebelahnya.
"Kau belum menjawab pertanyaanku."
"Aah, aku lupa. Aku hanya sedang malas saja berada di dorm. Jadi kuputuskan untuk kesini. Ya, kau tahu bukan. Ini caraku untuk mengatasi kebosanan yang tengah menderaku."
"Tapi kau berpamitan pada membermu, kan?"
"Nde, aku sudah bilang pada Kyungsoo hyung dan juga Sehun."
"Baiklah kalau begitu. Aku kembali. Masih ada yang harus ku kerjakan."
"Jadi kau datang kesini hanya untuk itu??"
"Hanya karena penasaran tepatnya dengan siapa yang sedang berada disini. Sudah, aku harus kembali bekerja. Sampai ketemu lagi, Jongin-ah." pamit Hyura.
Gadis itu lalu melangkahkan kakinya meninggalkan ruang latihan EXO untuk kembali ke ruangannya. Sebelum Kai memanggilanya kembali.
"Hyura-ya.." pangil Kai.
"Hmm, wae?" balas Hyura lalu menengokmpada namja yang memanggilnya.
"Kau tampak cantik dengana kacamatamu itu.." balas Kai.
"Eiiys, geunde, gomawo Jongin-ah." balas Hyura.
*****
Sepasang mata kodok terlihat sedang memperhatikan apa yang tengah terjadi di dalam ruang latihan EXO. Minho, sang pemilik mata tersebut memperhatkan apa yang tengah terjadi diantar Hyura dan juga Kai. Perasaan kesal tampal di wajah tampannya. Ia memang berniat untuk bertemu dengan Hyura di ruangannya, namun matanya lebih dulu menangkap apa yang ada di dalam ruang latihan EXO tersebut. Pintu ruang latihan EXO terbuka dan Minho pun sempat kaget dibuatnya.
"Sedang apa kau nona Im?" tanya Minho tanpa basa-basi lagi.
"Aaah, oppa. Kau mengaggetkan saja." balas Hyura. "Kau sendiri sedang apa disini?"
"Ingin menemuimu. Memangnya tidak boleh?"
"Kenapa tidak menelfon saja? Aku kan bisa ke ruang latihan kalian." balas gadis berkacamta tersebut. "Eits, tunggu. Tapi kenapa jam segini kau sudah ada di kantor? Bukankah kau dan yang lain baru akan kesini nanti sore?"
"Jangan mengalihkan pembicaraan Im Hyura, sedang apa kau di ruang latihan EXO?"
"Aku? Aah, aku baru saja menemu Jongin. Waeyo oppa? Memangnya tidak boleh kalau aku menemuinya?" goda Hyura jahil.
"Aa.. Anniyo. Terserahmu sajalah." balas Minho.
"Kau ini aneh oppa.” Balas Hyura. “Oh iya, ada apa kau ingin menemuiku. Kita bicara di ruanganku saja. Tidak enak kalau terlalu lama berbicara disini. Menggangu orang lain yang ingin lewat." ajak Hyura.
Keduanya memang sudah tidak canggung lagi untuk mengobrol akrab atau bersikap layaknya kedekatan sepasang kekasih di dalam perusahaan, tidak seperti oppa dongsaeng seperti yang biasa mereka akui. Sebenarnya pembawaan Hyura yang belakangan menjadi riang dan terbuka membuatnya mudah untuk akrab dengan sesama staff perusahaan dan juga artis SM lainnya.
"Kau ingin minum apa oppa?" tawar Hyura lalu mengambil 2 kaleng jus buah dari laci mejanya.
"Terserahmu. Ah, kenapa ruangan ini sepi. Kemana yang lainnya?" tanya Minho.
"Ige.." ujar Hyura lalu menyerahkan sekaleng jus jeruk pada Minho. "Jungah dan Sora masih tengah menemani jadwal TVXQ sedangkan Yoorin dan Minrae akan datang terlambat hari ini. Jadilah aku akan disini sendiri sampai jam makan siang nanti."
"Baiklah, akan kutemani kau kalau begitu.” Ujar Minho. “ Raa-ya, kau tampak cantik dengan kacamatamu itu. Sudah lama aku tidak melihatmu menggunakannya." ujar Minho lalu mengambil ponsel Hyura yang diletakannya di atas meja.
"Tidak perlu oppa, kau bisa kembali. Kau pasti akan mengganggu pekerjaanku bila kau ada disini." balas Hyura polos. "Mataku sedang seperti panda. Makanya aku menggunakan ini."
"Yaa, kenapa wallpaper ponselmu tidak menggunakan foto kita berdua yang di malam tahun baru itu? Kenapa kau memasang gambar lain?"
"Hmm, aku sedang tidak ingin menggunakannya saja. Baru kuganti semalam." balas Hyura lalu membuka laptopnya untuk melanjutkan pekerjaannya.
"Ku ganti kembali kalau seperti itu."
"Terserahmu saja." balas Hyura malas. "Kihat kan, baru saja sebentar kau disini, kau sudah menggangguku. Pergilah oppa. Aku akan bekerja dulu. Nanti sore kita bertemu lagi di rapat pembahasan konsep penampilan kalian."
"Arraso. Jadi kau tidak mau ku temani? Ya sudah, aku akan mampir ke dorm SNSD kalau begitu, bertemu dengan Yuri, Taeyeon dan Tifanny nuuna dan juga Seohyun." balas Minho.
"Terserahmu oppa. Aku juga bisa meminta Jongin menemaniku kalau begitu." balas Hyura acuh.
"Yaa, kau berani Im hyura?"
"Nde, wae? Jongin kan temanku? Memangnya salah aku meminta temanku menemaniku?"
"Baiklah, terserahmu." balas Minho lalu bangkit dari kursinya lalu mengembalikan ponsel Hyura yang wallpapernya sudah diganti dengan foto mereka berdua.
"Selamat bersenang-senang oppa." ujar Hyura. Minho tidak menggubrisnya.
Wallpaper yang sudah diganti oleh Minho menarik rasa perhatian Hyura. Lockscreennya sudah berubah dengan foto Minho sendiri yang diberikannya dari foto candid season greeting SHINee dan wallpapernya sudah berganti dengan foto mereka berdua ketika merayakan malam pergantian tahun sebulan yang lalu. Gambar yang sama dengan wallpaper ponsel Minho.
"Aish, oppa. Kau membajak semua gambar di ponselku." ujar Hyura lalu menggelengkan kepalanya mengingat kelakuan Minho tadi. "Asal kau tahu oppa, aku tidak kaan cemburu hanya karena kau pergi ke dorm SNSD."
*****
Minho POV
Entah kesalahanku atau memang gadis bermarga Im itu yang terlalu cuek? Sejak ia tertular sikap mudah akrabnya Kibum, ia menjadi agak berani denganku. Bukan maksudku kurang ajar, tapi ia menjadi berani untuk tidak menurut pada apa yang kukatakan lagi. Ia juga masih saja bertemu dengan Jongin. Astaga, apa dia tidak memikirkan tentang perasaanku?
Sebenarnya aku memang baru memiliki jadwal ke kantor nanti sore, untuk melakukan rapat pembahasan konsep penampilan untuk gelaran konser solo kami awal Maret mendatang. Tapi, aku punya maksud dan tujuan lain kesini sejak pagi. Ingin bertemu dengannya, karena sudah 2 hari ia tidak berkunjung ke dorm SHINee. Pekerjaannya memang sedng cukup banyak belakangan ini dan aku pun baru saja pulang dari Jepang 2 hari yang lalu. Merindukannya? Ya, pasti dan tentunya.
*****
Practice room, SM Building
Dentuman lagu upbeat terdengar diseantero ruang latihan dance yang diisi oleh 3 orang namja, Kim Kibum, Nam Woohyun dan Lee sajangnim. Ketiganya tengah berlatih koreografi untuk single andalan project duet ToHeart-group duo Key dan Woohyun- Delicious. Hyura belum nampak diruangan tersebut, masih ada sedikit pekerjaan yang harus diselesaikannya.
Setelah 3 jam berlatih, Lee sajangnim memberikan waktu untuk beristirahat bagi keduanya. Key pun segera menelfon Hyura, asisten manajer SHINee itu untuk segera menemuinya. Ada yang ingin ia bicarakan dengan gadis itu.
"Kemana Hyura Bum-ah? Bukankah dia akan menemani kita hari ini?" tanya Woohyun ketika keduanya merebahkan tubuh lelah mereka diatas lantai kayu ruang latihan SM.
"Sepertinya masih ada pekerjaan yang harus diselesaikannya. Aku akan menghubunginya dulu." balas Key. "Woo-ya, chankam. Aku menelfonnya dulu sebentar." Key pun meninggalkan Woohyun sendiri yang tengah berbaring tersebut.
"Yobboseo.." sapa Hyura dari seberang telfon.
"Kau dimana sekarang? Kenapa tidak ke ruang latihan?" seru key to the point.
"Aku sedang dalam perjalanan kesana oppa. Pekerjaanku baru saja selesai. Tenang saja. Aku pasti kesana."
"Baiklah, aku tunggu. Tidak pakai lama."
"Nde Kim Kibum-ssi." balas Hyura lalu menutup telfonnya.
Key kembali menghampiri Woohyun yang tengah hampir tertidur karena kelelahan dari latihan yang baru saja mereka jalani.
"Nam Woohyun, palli irreona." uajr Key membangunkan teman satu linenya tersebut.
"Tidak bisakah kau membiarkanku untuk tidur sebentar Bum-ah?" ujar Woohyun.
"Andwe." ujar Key polos. "Woo-ya, aku butuh bantuanmu."
"Mwo? Ada apa? Katakan saja." balas Woohyun lalu bangkit dan menghampiri Key yang sedang bersantai di sofa rung latihan. "Hyura akan kesini?"
"Nde, dia sedang dalam perjalanan. Kau sepertinya semangat sekali menanyakannya. Kau menyukainya? Ingat, dia sudah milik Minho."
"Mwo? Kau gila? Aku tidak menyukainya, sudah ada yeoja lain yang terlanjur mencuri perhatianku." balas Woohyun. "Aku menanyakannya karena kalau ada gadis itu, kita tidak akan bosan hanya berdua saja."
"Eiys, sepertinya sahabatku ini sedang jatuh cinta. Kenalkan padaku." balas Key. "Nuguya? Siapa yeoja yang, eheeem.."
"Ya, ya, ya. Apa maksudmu Bum-ah?" balas Woohyun lalu keduanya tertawa bersamaan. "Shin Jinhee, teman Sunhee, adik Sunggyu hyung. Kau pernah bertemu dengannya juga sekali. Waktu itu mereka pernah menonton penampilan kita secara live. Dia seorang Shawol dan Flamers."
Suara tawa Key meledak ketika mendengar perkataan Woohyun tadi, Shawol dan Flamers. "Sepertinya pesona kami memang menakjubkan."
"Yaa, kau ini. Bukannya memberikan support untukku tapi malah meledekku seperti ini." balas Woohyun. "Aku tau aku memang tidak setampan Minho yang mampu menarik perhatian Jinhee. Tapii.."
"Arraso Woo-ya. Maka dari itu kau belum mengatakan kalau kau menyukainya?"
"Tidak semudah itu."
"Baiklah, terserahmu. Jangan lupa saja untuk mengenalkannya padaku." balas Key.
"Oh iya, tadi katamu kau butuh bantuanku. Ada apa?" tanya Woohyun kembali pada permintaan Key sebelumnya.
"Ah iya, aku hampir saja lupa. Ingat dengan acara valentine SHINee yangbpernahbku katakan padamu beberapa hari yang lalu?" Woohyun mengangguk.
"Wae?"
"Sampai sekarang aku masih belum tahu akan mengajak siapa nanti. Aiah, ide Taemin ini memang benar-benar."
Sekarang, Woohyun yang berbalik mengeluarkan suara tawanya dengan kencang.
"Kenapa kau tertawa seperti itu Woo-ya?" tanya Key bingung.
"Baru kali ini aku melihat sahabatku yang memiliki banyak teman yeoja bingung untuk mengajak siapa ke acara seperti itu. Yaa, kau bisa mengajak teman-teman 91 line kita. Ada Min. Kau bisa mengajaknya." ujar Woohyun.
"Yaa, apa jadinya kalau aku mengajak Min. Anak itu kan, andwe. Tidak ada usul lain?"
"Hmm. Siapa? Tunggu sebentar." Woohyun mencoba mengingat teman yeoja yang Key kenal. "Bagaimana kalau kau mengajak Eunji?"
"Aku juga sudah memikirkan untuk mengajaknya."
"Lalu? Kenapa kau masih bertanya padaku?"
"Aku bingung, bagaimana aku mengajaknya? Acara ini kan mengjak pasangan masing-masing, sedangkan Eunji kan bukan pasanganku. Aku malu Woo-ya."
"Kau bisa malu juga, Bum-ah, biasanya kau percaya diri sekali. Memangnya membermu yang lain mengajak siapa?"
"Hmm, pasangan masing-masing tentunya. Jonghun mengajak Minji, Taemin mengajak Naeun, Minho mengajak Hyura dan leder maniak ayam itu belum tahu akan mengajak siapa."
"Minho saja tidak malu mengajak Hyura, padahal mereka juga bukan pasangan kekasih. Kenapa kau harus malu? Ajak saja Eunji." ujar Woohyun.
"Sebenarnya Minho oppa mengajakku dengan pemaksaan." seru Hyura setibanya ia di ruang latihan ToHeart.
"Kau datang?" sama Key.
"Baru saja." balas gadis berkuncir kuda itu yang lalu menghampiri Key dan Woohyun. "Apa aku perlu menelfon Eunji untuk mengajaknya menemanimu oppa?"
"Dwesso, aku bisa mengajaknya sendiri nanti.” balas Key. "Oh iya, Hyura ya, apa kau bertemu dengan Minho tadi? Tadi pagi ia berpamitan untuk kesini menemuimu."
"Nde, aku sempat bertemu dengannya tadi. Waeyo oppa?"
"Apa kau bertemu dengan Jongin juga?" tanya Key lagi.
"Iya, aku juga bertemu dengannya. Tadi sebelum bertemu dengan Minho oppa, aku lebih dulu bertemu dengan Jongin. Waeyo?"
"Pantas saja dia kembali dengan wajah kesal. Lucu sekali anak itu." ujar Key.
"Wajah cemberut dan semua yang memanggilnya diabaikannya." lanjut Woohyun.
"Bukankah ia pergi ke dorm SNSD eonni? Ia pamitan padaku untuk kesana."
"Ke dorm SNSD? Mana mungkin ia kesana. Member SNSD kan sedang berada di Jepang." balas Key. "Heol, lucu sekali anak itu. Cemburu melihatmu bertemu Jongin dan mencoba membutmu cemburu dengan mengatakam kalau ia akan ke dorm para nuunanya itu."
"Yaaa, ternyata Minho bisa bertingkah seperti itu juga. Aku tidak menyangkanya." ujar Woohyun.
"Biarkan saja oppa. Nanti juga ia akan kembali seperti biasa." ujar Hyura. "Bagaimana latihan kalian?"
"Sejauh ini. Lumayan. Lumayan membuatku lelah.” balas Woohyun.
*****
SHINee's dorm
Sepanjang rapat konsep penmpilan SHINee di konser tunggal ketiga mereka, ekspressi kesal beberapa kali dimunculkan oleh Minho pada sang assisten manajer SHINee, namun dengan polosnya si gadis tidak terlalu memperdulikan ekpressi tersebut. Ia malah asyik berdiskusi dengan para member lainnya mengenai konsep apa yang akan mereka tampilkan di setiap lagu dan hal tersebut memancing sang diva, Key untuk kembali menggoda Minho ketika mereka sudah berada di dorm.
Waktu sudah menunjukkan pukul 8.30 malam ketika para member SHINee dan Hyura tiba di dorm. Kyungshik memang tidak mengantarkan keenamnya kembali ke dorm karena memiliki urusan pribadi, jadi ia meminta salah satu driver SM untuk mengantarkan mereka.
"Hyura-ya, besok bisa kembali menemani kami?" tanya Key ketika Hyura tengah mengambil beberapa barang mikiknya yang tertinggal di dorm.
"Nde, oppa. Jam? Tapi sepertinya kita langsung bertemu di perusahaan saja. Masih ada pekerjaan yang perlu kuseleaaikan dulu."
"Pagi mungkin. Karena banyak yang harus segera diselesaikan." balas sang diva.
"Baiklah, kabari aku saja kalau kau sudah disana." ujar gadis itu.
"Kalian ini sedang memiliki urusan apa siih? Kau sering sekali mengajak Hyura bersamamu, Kibum-ah." seru Minho dari arah dapur dengan sebotol minuman dingin di tangan kirinya dan tangan kanannya sudah berada di bahu Hyura.
"oppa, lepaskan. Kau berat." balas Hyura yang merasa terganggu dengan keberadaan tangan Minho. Mengganggu ruang geraknya untuk merapihkan barang-barangnya.
"Hanya kami berdua yang tahu. Memangnya kenapa? Kau cemburu padaku seperti pada Hyura yang menemui Jongin di kantor tadi?" serloroh Key cuek.
"Ooh, jadi itu alasan kenapa kau pulang dengan uring-uringan tadi pagi. Kau masih saja cemburu dengan Jongin. Choi Minho, jinjja." seru Jonghyun.
"Memang apa yang dilakukannya tadi oppa?" tanya Hyura penasaran.
"Minho hyung pulang dengan gusar lalu mengabaikan kami semua. Tidak mau makan siang dan langsung mengunci diri di kamar, tapi langsung kembali bersemangat ketika ingin berangkat rapat tadi." ujar Taemin.
"Jadi kau belum makan siang sejak tadi oppa?" tanya Hyura. "Kalau begitu, kau jangan minum ini." lanjutnya lalu mengambil paksa sebotol minuman bersoda dari tangan Minho ketika ia baru saja ingin membuka tutupnya.
"Yaa, Im Hyura. Aku mau minum itu." protes Minho.
"Tidak boleh. Ingat penyakit maag mu." tegas gadis berambut coklat itu.
Minho tidak berkutik. Diam menurut apa yang Hyura katakan. Belakangan memang sikap Minho menjadi lebih kekanakan kalau sudan berada di dekat Hyura. Itu adalah cara pria itu untuk menjaga Hyura selalu ada di dekatnya.
"Lee Taemin, lihat. Ini semua karenamu yang terlalu jujur pada Hyura. Aish.." dumal Minho.
"Aku kan hanya mengatakan yang sebenarnya saja hyung. Tidak lebih." balas Taemin tidak mau kalah.
"Yaa Choi Minho. Kalau cemburu katakan saja cemburu, jangan memendamnya sendiri. Baru melihat Hyura bertemu dengan Jongin saja kau sudah seperti tadi. Bagaimana kalau dia bertemu dengan namja lain dan melupakanmu sepenuhnya. Makanya, segera perjelas status kalian kalau kau mau bertingkah seperti ini. Kau ada-ada saja." seru Key gemas.
"Terserah kalian sajaa." balas Minho malas. "Kau mau pulang jam berapa?" tanya Minho pada gadis yang saat ini sudah duduk disebelahnya.
"Sebentar lagi."
"Antarkan ia pulang seperti biasa, Minho-ya." ujar Onew dari dapur.
"Nde, hyung. Aku pasti akan mengantarkannya." balas Minho. "Aku ambil kunci motor dulu."
Sepeninggal Minho, keempat member SHINee yang tengah berada di ruang TV asyik mengobrol mengenai acara valentine yang akan mereka adakan sekembalinya SHINee dari Jepang 3 hari lagi.
"Oh iya Jinki hyung, Kibum hyung. Kalian akan mengajak siapa di acar besok?" tanya Taemin yang masih penasaran dengan yeoja yang akan dibawa oleh kedua hyungnya itu.
"Aku akan mengajak Eunji sepertinya. Kemarin aku sudah mengajaknya." jawab Key.
"Jinjja? Kau sudah pasti akan mengajaknya?" tanya Jonghyun.
"Nde, sudah pasti mengajaknya, tapi belum pasti ia bisa ikut atau tidak. Eunji baru akan mengbariku lagi besok. Ia harus melihat jadwalnya dulu." jelas Key.
"Pasti Eunji bisa ikut, hyung. Naeun saja bisa." ujar Taemin.
"Ya, semoga saja." balas Key.
"Lalu bagaimana dengamu hyung?" lanjut Taemin pada Onew.
"Molla, aku masih belum tahu akan mengajak siapa. Bagaimana kalau aku tidak ikut dalam acara ini. Kalian boleh memberikan hukuman kepadaku sebegai gantinya." ujar Onew.
"Waeyo oppa? Kau kan bisa mengajak temanmu, tidak perlu pasangan bukan?" tanya Hyura.
"Tidak apa, hanya aku bingung ingin mengajak siapa. Sudahlah, kalian bersenang-senang saja nanti. Aku tidak ikut." balas Onew.
"Kau tidak seru, hyung." seru Minho yang baru kembali dari kamarnya. "Masih ada waktu 2 hari lagi. Tetap berusaha, hyung."
"Ya, doakan saja kalau begitu." balas Onew.
"Oh iya, ngomong-ngomong valentine, kau sudah menyiapkan kado apa untukku, Raa-ya?' tanya Minho lalu memberikan jaketnya pada Hyura untuk digunakan saat mengntar gadis itu pulang.
"Eiiys, kalau ia memberitahumu sekarang, itu namanya bukan hadiah, Minho-ya." seru Jonghyun.
"Kau benar Jjong oppa." balas Hyura. "Dan kau oppa, kau terlalu ingin tahu saja. Memangnya perlu aku membelikan hadiah valentine untukmu? Aku sedang malas berbelanja." Bakas Hyura pada Minho.
"Yaa, aku saja sudah menyiapkannya untukmu." seru Minho.
"Aah, terima kasih kalau begitu." balas Hyura polos.
"Sudaah, waktu sudah semakin malam. Cepat antarkan Hyura pulang, Minho-ya." ujar Onew.
"Baiklah, kalau begitu kami pamit." balas Minho.
"Geurom. Oppa, aku pulang dulu. Selamat beristirahat." pamit Hyura.
*****
Deretan pertokoan di kawaaan pusat perbelanjaan di kawasan Dongdaemun menjadi pemandangan Hyura sebelum gadis ini beranjak menuju perusahaan tempatnya bekerja, SM Entertainmen. Pagi ini, Hyura sengaja berangkat lebih awal untuk pergi berbelanja hadiah valentine bagi para member SHINee. Hadiah apa saja yang ingin diberikannya pada kelima member telah ia catat di dalam ponselnya sehingga ia tidak perlu berlama-lama lagi mencarinya. Setelah mendapatkan kelima item yang telah disiapkannya dan tambahan 3 hadiah kecil untuk Minji, Naeun dan Eunji.
Selesai mencari hadiah valentine untuk para member, Hyura segera malanjutkan perjalnannya menuju perusahaan. Dengan 2 kantung belanjaan di sisi kanan dan kirinya. Ketika tengah berjalan menuju halte bis terdekat, sebuah mobil menghampirinya. Sebuah van hitam dan ketika jendela van tersebut, ada Woohyun di dalamnya dan seorang gadis berambut merah yang Hyura tidak kenal. Adik Woohyun oppa mungkin. Pikirnya.
"Annyeong, Hyura-ya." sapa Woohyun dari dalam.
"Annyeong oppa." balasnya.
"Kau mau kemana?"
"Pergi ke kantor, oppa."
"Lkutlah dengan kami. Aku juga mau ke gedung SM menyelesaikan latihan hari ini. Ayo masuk." ajak Woohyun.
"Gomawo oppa." balas Hyura lalu masuk ke dalam van Infinite itu.
"Annyeong hasseo." sapa Hyura pada gadia bermbut merah yang ada di dlam van itu juga.
"Tidak perlu canggung, Hyura-ya. Dia adalah Sunhee. Adikku." aku Woohyun. Hyura hanya tersenyum dan diam sepanjang jalan menuju gedung SM. Ia merasa canggung dengan atmosfer yng tercipta di dalam van tersebut, karena tidak lama setelah van berjalan kembali Woohyun sudah masuk kedalam alam mimpinya.
Sesampainya di gedung SM, ketiganya berpisah di lobby karena Hyura harus menuju ruangannya dulu untuk menaruh barang bawaannya dan meneyelesaikan beberapa pekerjaannya, lagipula Key juga belum menghubunginya.
"Terima kasih untuk tumpangannya, oppa. Aku harus ke ruanganku dulu. Kita bertemu di studio nanti. Annyeong." pamit Hyura.
"Cheonmaneyo, Hyura-ya. Sampai bertemu nanti kalau begitu." balas Woohyun lalu diikuti dengan senyuman oleh gadis berambut merah yang ada di sebelahnya.
Hyura pergi menuju lift yang berada di pojok ruangan dan segera berlalu ke ruangan ketika lift sudah menunjukan lantai 3. Betapa kagetnya ia ketika mendapati Minho sedang duduk di meja kerjanya. Sedang memeriksa beberapa kertas yang ada di atas meja kerjanya. Di ruangan itu memang baru ada 2 orang rekan kerjannya, Yoorin dan Sora.
"Minho sudah menunggumu sejak tadi. Bahkan sebelum aku datang." ujar Sora ketika melihat Hyura yang masih nampak kebingungan dengan keberadaan Minho disana.
"Ah, gomawo eonni." balas Hyura lalu beranjak menuju meja kerjanya dimana Minho sudah melayangkan evil smirknya pada gadis itu.
"Annyeong Im Hyura." sapa Minho lalu membuat kedua rekan Hyura di ruangan itu tersenyum gemas melihat tingkah Minho.
"Kenapa kau ada disini oppa??" tanya Hyura bingung dan mengabaikan sapaan Minho sebelumnya.
"Wae? Memangnya kenapa kalau aku ada disini. Bukankah ini tempat asisten SHINee. Aku hanya mengecek pekerjaanmu saja. Kenapa kau baru tiba? Darimana saja kau? Dan apa yang ada di dalam 2 kantung itu?" tanya Minho tanpa ampun.
"Aish, jinjja. Oppa, kau ini cerewet sekali. Kenapa belakangan ini kau selalu ingin tahu urusanku dan sering muncul secara tiba-tiba disini? Bagaimana kalah Youngmin sajangnim melihat ini?" balas Hyura kesal. "Dan jauhkan tanganmu dari kedua kantung itu. Oppa, cepat bangun." perintahnya.
Minho pun akhirnya bangkit dari kursi milik Hyura dan menjauhkan kedua tangannya dari kantung belanjaan milik gadis itu.
"Kenapa kau sudah berada di perusahaan sepagi ini? Kau kan tidak memiliki jadwal latihan hari ini oppa." ujar Hyura.
"Aku? Aku hanya ingin memastikan saja Kibum mengajakmu kemana."
"Jadi kau kesini hanya untuk hal itu. Oppa, jinjja. Lebih baik kau beristirahat di dorm untuk keberangkatan kalian ke Jepang nanti malam."
Minho hanya diam, tidak melanjutkan perdebatannya denga Hyura lagi dan memilih untuk duduk di sofa yang ada di ruangan itu.
"Oppa. Kau kesini dengan Kibum oppa?" tanya Hyura lalu mengampiri Minho dan memberikan sekaleng kopi yang sempat dibelinya di cafetaria. “Ini agak sedikit manis. Mian.”
"Gomawo. Aku kesini dengan Jinki hyung juga, tapi sepertinya mereka berdua sedang pergi mencari makanan ke luar."
"Kenapa kau tidak ikut dengan mereka saja? Kau juga pasti belum sarapan."
"Aku ingin memastikan pekerjaanmu, lagipula aku bisa sarapan bersamamu, kan?"
"Aish, jinjja. Kau ini, oppa. Baiklah, ayo cepat ikut aku ke cafetaria sekarang. Kita sarapan." ajak Hyura. "Eonni, aku ke cafetaria dulu dan mungkin akan kembali setelah makan siang. Karena pekerjaanku seperti minggu kemarin.” pamit Hyura pada kedua rekannya.
"Baiklah. Semoga semuanya bisa cepat selesai, Hyura-ya.." ujar Yoorin.
"Nde, eonni. Telfon aku saja kalau ada yang kalian perlukan mengenai jadwal."
"Baiklah." balas Sora.
Hyura segera bergegas menuju meja kerjanya, mengmbil ponsel dan memo miliknya yang berisikan catatan pekerjaannya hari ini. "Oppa, ayo cepat." serunya pada Minho yang masih asyik memperhatikannya dari sofa tunggu.
Keduanya pun segera menuju lift untuk segera sampai di cafetaria perusahaan. Sepanjang perjalan, Minho tidak berhenti menjahili adiknya itu. Segala macam cara dilakukannya untuk mengembalikan mood Hyura padanya. Ia tahu, sebenarnya Hyura sedikit kesal dengannya. Hyura memang tidak terlalu suka jika urusan pribadinya di campur adukan dengan pekerjaannya. Gadis itu hanya akan lebih akrab dengan Minho ketika di dorm saja dan diluar perusahaan. Gadis itu mulai membatasi ini semua sejak Minho jatuh sakit beberapa waktu yang lalu dan juga sejak hubungannya dengan Kai berakhir. Tapi entah dengan alasan apa, hari ini Minho rela untuk bangun pagi dan ikut dengan Key dan Onew untuk pergi ke perusahaan.
"Kau marah dengan kedatanganku?" tanya Minho ketika keduanya sudah duduk di salah satu kursi yang ada di sudut ruangan.
"Sku tidak marah denganmu. Hanya kesal. Kesal." Balas Hyura dengan menekankan kata 'kesal'.
"Baiklah kalau begitu. Aku minta maaf." balas Minho lalu diam.
"Oppa, aku tidak marah padamu. Hanya kesal saja. Kau kan tau, aku merasa tidak enak dengan teman-teman di ruanganku kalau kau datang seperti tadi. Kalau kau ingin bertemu denganku di kantor, kau bisa menunggu di tempat lain dan menghubungiku saja. Aku akan menemuimu." jelas Hyura.
"Nde, arraso." balas Minho.
"Baiklah, jangan lupa habiskan makananmu ini. Aku tidak ingin kau sakit oppa. Masih ada satu konser lagi yang harus kau selesaikan di Jepang besok." ujar Hyura. "Dan, untuk pekerjaanku dengan Kibum oppa. Kau tidak perlu khawatir dan curiga. Aku hanya membantunya menyelesaikan projectnya dan ini juga thgas dari Youngmin sajangnim." lanjutnya.
Kebisaan Hyura memang masih belum berubah, dari semua member SHINee ia hanya takut bila Minho yang marah padanya. Bukan takut dalam artian gadis ini takut dengan Minho, tapi takut kehilangan perhatian namja ini. Maka dari itu, ia tidak pernh bisa untuk marah juga terhadapnya.
Ponsel Hyura berbunyi, pesan masuk dari Key.
From : Kibum oppa
Kau dimana?
Aku sudah di ruangan bersama Jinki hyung.
Woohyun bilang kau berangkat bersamanya tadi.
Cepat kesini.
-------------------------------------------------------------------
To : Kibum oppa
Aku sedang berada di cafetaria
Sebentar lagi aku naik.
------------------------------------------------------------------
From : Kibum oppa
Apa kau bersama Minho?
Kalau iya, katakan padanya untuk segera ke basement
Sepertinya ponselnya tertinggal di dalam mobil
Hyung sudah menunggunya
Dia memiliki jadwal untuk pengambilan gambar hari ini
-----------------------------------------------------------------------
To : Kibum oppa
Iya, dia sedang sarapan bersamaku
Baiklah, akan kusampaikan padanya
Hyura meletakan ponselnya di atas meja dan meminum original mocca coffee miliknya. Lalu memperhatikan wajah Minho dengan seksama.
"Siapa yang mengirimimu pesan? Panjang sekali. Jongin?" tanyanya.
"Anniyo. Kenapa kau berfikir itu Jongin? Dia sedang memiliki jadwal off air bersama EXO di Busan hari ini."
"Lalu?"
"Kibum oppa. Dia menanyakanmu, katanya kau memiliki jadwal hari ini. Kenapa kau tidak mengatakannya padaku?"
"Aah. Kau kan asisten manajer kami, kenapa jadwal artismu sendiri saja kau tidak ingat tapi jadwal EXO kau ingat?" unar Minho.
"Aku belum mengecek jadwal kalian lagi hari ini oppa. Kemarin kan aku rapat bersama kalian dan baru kembali malam hari. Mana sempat aku mengeceknya lagi, lagipula semua jadwal kalian yang baru masih ada di komputerku. Belum sempat ku pindahkan." jelas Hyura serius.
"Tidak perlu serius seperti itu, Raa-ya. Aku tahu. Kalau begitu kita berpisah sekarang. Selamat bekerja. Aku pergi dulu." pamit Minho lalu mengacak rambut sang adik perlahan.
"Nde, oppa. Aku juga ingin akan segera kembali setelah ini. Lakukan yang terbaik, dan istirahatlah ketika ada waktu. Annyeong." balas Hyura.
Minho pun berlalu meninggalkan Hyura dan menghilang di balik pintu cafetaria. Hyura masih duduk di kursinya. Memperhatikan tubuh tinggi Minho yang semakin tidak terlihat. Banyak hal dalam kepalanya mengenai hubungannya dengan Minho. Apa yang akan terjadi diantara keduanya? Lamunannya terpecah ketika bunyi panggilan masuk terdengar dari ponselnya, Minho call.
"Kau masih disana?" tanyanya.
"Baru saja akan meninggalkan tempat ini. Wae? Ada yang tertinggal?"
"Anniyo. Aku hanya ingin mengingatkanmu saja, jangan lupa untuk keberangkatan nanti malam."
"Kau tenang saja oppa. Nanti kita langsung bertemu di bandara saja. Seulong oppa akan mengantarkanku."
"Baiklah. Dan semangat untuk pekerjaanmu hari ini." balasnya.
"Nde Minho oppa. Sudah, aku tutup."
Sambungan telfon terputus. Hyura pun segera melangkahkan kakinya menjnggalkan cafetaria dan menuju recording studio untuk bertemu dengan Key dan Woohyun. Menyelesaikan pekerjaannya hari ini. Perjalanan yang masih panjang. Pikir Hyura.
*****