CHAPTER 1 : PROLOGUE
Ini sudah pukul 18:30 WIB dan aku baru tiba dirumah. Lelah sekali. Padahal ini malam minggu. Malam yang katanya surganya anak muda. Ah jujur saja,aku bukan tipe orang yang suka jalan keluar jika malam minggu tiba. Kenapa ? . Hampir semua jalanan dipadati kendaaran alias MACET. Semua food court juga penuh. Mau nonton juga rame banget. Apa enaknya sih?. Itu yang selalu terlintas di pikiran ku. Serius,bahkan sejak SMK pun aku bisa disebut sangat jarang keluar malam minggu. Aku lebih suka keluar pada hari biasa. Lebih tenang. Lebih bisa dinikmati. Gak seperti malam minggu. Kalau mau makan pun rasanya buru-buru. Karena banyak orang lain yang juga ingin makan. Aku gak benci malam minggu. Serius. Bukan karena aku gak punya pacar. Saat aku punya pacar pun aku selalu menolak ajakanya untuk keluar pada malam minggu. Apa lagi setahun terakhir ini aku benar-benar tidak bisa santai kecuali hari minggu. Benar. Itu karena sekarang aku sudah masuk perguruan tinggi. Sudah semester 4. Aku lulusan tahun 2013. Aku tidak hanya kuliah. Lulus dari salah satu SMK Swasta , aku bekerja di perusahaan adik ibu ku. Aku biasa menyebutnya Om Adi. Itu sekitar bulan Juli 2013. Lalu aku baru masuk kuliah bulan Oktober 2013. Aku mengambil kelas karyawan. Dimana aku hanya datang ke kampus pada hari sabtu setiap pukul 08:00 sampai 17:00 . Kadang bisa lebih.
Aku sampai lupa . Nama ku Krystal Jung. Aku lahir 1 Juni 1995. Ayah ku warga negara Korea. Dia sudah meninggal sejak 2009 silam. Karena kecelakaan. Aku lahir di Seoul. Tapi aku hanya pernah beberapa kali ke sana. Untuk beberapa alasan yang tidak bisa ku jelaskan mengenai keluarga ayah ku. Ibu ku WNI. Dia lahir di tanah sunda. Haruskah ku sebutkan nama daerahnya? Ah tidak perlu ya.
Sejak kecil,kata ibu ku sejak aku berumur 3 bulan, aku tinggal di sebuah daerah bernama Bintaro. Bintaro itu di Tangerang Selatan. Sekarang sudah seperti Jakarta. Apapun bisa ku dapatkan di sini tanpa perlu jauh-jauh ke Jakarta. Kebetulan aku memang tinggal di pusat kota.
Sekarang tahun 2015, dan aku resmi 20 tahun. Jujur aku deg-degan. Entah kenapa rasanya 20 tahun itu umur yang bisa dibilang sudah dewasa. Tapi aku akan menceritakan satu hal yang menarik. Yang terjadi saat aku masih 19 tahun. Umur yang ku anggap special karena banyak kejutan yang muncul satu persatu. Dari hal yang ku anggap biasa sampai hal yang benar-benar di luar kepala.
Aku mengenal seseorang bernama Kai Kim saat aku berusia 19 tahun. Aku benat-benar tidak menyangka akan mengenal seseorang yang berdarah Korea seperti ku. Aku mengenalnya lewat media social BBM. Jujur , aku benar-benar lupa siapa yang waktu itu meng-invite duluan. Aku benar-benar tak mengenalnya. Tapi harus ku akui. Dia sangat good looking saat aku melihat display picture nya.
Kami benar-benar tidak pernah memulai obrolan sampai pada sebuah malam aku mengomentari statusnya. Waktu itu sedang heboh-hebohnya pemilu 2014 antara Jokowi dan Prabowo. Ya , aku ingat. Sejak saat itu kami jadi sering mengobrol. Dia baik. Seumuran dengan ku. Ya meskipun dia lebih muda dari ku 5 bulan. Aku tidak terlalu menganggapnya sebagai sesuatu yang serius. Dalam artian , aku mengenalnya hanya untuk sekedar menambah teman saja.
Tapi sepertinya tebakan ku salah.
