CHAPTER 1 : 1/3
YESTERDAY STORY
Black Romance present…
A story by JH Nimm
Title: Yesterday Story
Also known as: Yesterday Story
Genre: Romance, Sad
Rating: T (PG-15)
Length: 1 of 3
Cerita ini adalah sebuah FIKTIF belaka, apabila ada kesamaan nama, tempat dan kejadian, semata-mata karena ketidaksengajaan.
All casts are belong to God, but this is story is JH Nimm’s.
Don’t re-share without my permission.
Don’t forget to leave your appreciation.
Happy reading… Thank you… :3
Note: yang di tulis miring adalah FLASHBACK!!!
BGM:
Kang Nam of M.I.B – What should I do?
Suzy of Miss A and Bernard Park – Farewell Under the Sunshine
Acoustic Collabo – Don’t be like that (High Society OST)
Cast(s):
== GLOSARIUM ==
== PROLOGUE ==
Di usiaku, aku menyadari masih begitu banyak kekurangan yang kumiliki.
Aku masih belum dewasa, aku masih belum matang dan aku tidak bisa melakukan apapun dengan baik.
Hal terpentingpun, bahkan aku tak bisa menjagamu, seseorang yang kucintai.
(July 18, 2015)
== CHAPTER 1 ==
Bulan purnama bersinar dengan indahnya menerangi langit malam kota Seoul yang dingin malam itu. Meskipun sudah memasuki pertengahan musim panas namun angin malam masih saja berhembus dengan dinginnya. Seolah sang angin tak menghiraukan kedatangan musim panas yang bahkan sinar matahari sanggup membakar di siang hari. Angin malam masih saja dengan angkuh berhembus begitu dingin.
Di sebuah kamar bernuansa abu-abu itu tampak seorang pemuda tengah menatap seorang pria yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri. Pemuda itu adalah Lee Tae Yong. Ia menatap serius pada seorang pria bernama Lee Sung Yeol yang sudah 3 tahun ini menjadi kekasih dari kakaknya, Lee Ji Hyeon.
“Bukankah ada yang ingin kau katakan?” tanya Sung Yeol.
Roman wajah Tae Yong yang semula menandakan keseriusan itupun mulai berubah menunjukkan perasaan cemas dan takut. Tangannya bahkan tampak bergetar, lidahnya kelu untuk mengungkapkan apa yang sejatinya ingin ia ungkapkan.
“Hyung[1]…”
Setelah diam untuk beberapa saat, akhirnya Tae Yong mulai memberanikan diri untuk membuka suaranya. Meskipun memang suaranya terdengar bergetar. Menandakan bahwa ia semakin ketakutan untuk mengucapkan setiap kata yang sejatinya ia tak sanggup untuk ungkapkan. Namun bagaimanapun ia harus mengatakannya juga adalah sebuah pilihan yang memang harus ia pilih.
“Apa yang harus aku lakukan?” tanya Tae Yong. (http://jh-nimm.blogspot.com)
Sung Yeol menatap Tae Yong. Ia mulai menangkap bahwa ada sesuatu yang begitu Tae Yong takutkan. Sung Yeol pun meraih bahu Tae Yong dan menatap Tae Yong. Melalui tatapannya, ia mencoba untuk mengatakan bahwa Tae Yong hanya perlu mempercayakan padanya dan mengungkapkan semuanya.
“Katakanlah…”
Meskipun ketakutan itu masih belum sirna dari benaknya. Namun Tae Yong pun akhirnya menceritakan semua yang memang ingin ia ceritakan pada Sung Yeol. Dengan seksama, Sung Yeol mencoba untuk menjadi pendengar yang baik bagi Tae Yong dan mencoba untuk tidak memunculkan reaksi yang akan membuat Tae Yong merasa tidak nyaman dan berhenti bercerita.
“Hyung, kumohon jangan beritahukan hal ini pada Ji Hyeon Noona,” pinta Tae Yong.
Tanpa perlu menanyakan lebih lanjut, Sung Yeol mengerti dengan permintaan Tae Yong. Ia tahu benar apa yang akan terjadi jika saja Ji Hyeon mengetahui semua yang Tae Yong katakan padanya.
“Arasseo[2]…” jawab Sung Yeol.
Tae Yong merasa sedikit lega telah menceritakan apa yang sejatinya memang ia rahasiakan itu. Tae Yong berpikir, setidaknya harus ada satu orang yang mengetahui rahasianya agar suatu hari nanti ia tidak perlu kebingungan untuk bagaimana mencari bantuan atau mencari solusi.
“Makan malam sudah siap…” ucap Ji Hyeon seraya membuka pintu kamar Tae Yong.
Tae Yong dan Sung Yeol jelas terkejut. Mereka takut bahwa Ji Hyeon akan mendengar apa yang baru saja mereka bicarakan. Namun ketakutan itu perlahan memudar melihat reaksi Ji Hyeon yang tak menunjukkan kemarahan ataupun kekecewaan.
Selama makan malam, tidak ada perbincangan seperti biasanya. Ji Hyeon bahkan lebih banyak diam. Dengan diamnya Ji Hyeon tersebut jelas menandakan bahwa memang ada sesuatu yang tidak beres. Tae Yong dan Sung Yeol pun mulai merasa khawatir. Mereka tahu benar Ji Hyeon.
“Biar ku bantu…” ucap Min Hye, Choi Min Hye, seorang gadis yang merupakan teman dekat Ji Hyeon itu.
“Gwaenchanhayo[3]…” jawab Ji Hyeon.
“Aku akan membereskannya, Noona istirahat saja,” ucap Tae Yong.
Ji Hyeon pun membiarkan Tae Yong dan Min Hye untuk membereskan meja makan. Sementara Ji Hyeon dan Sung Yeol pun menunggu di ruang keluarga.
“Wae[4]?” tanya Sung Yeol.
“Gwaenchanha…” jawab Ji Hyeon. (http://jh-nimm.blogspot.com)
“Tapi raut wajahmu menunjukkan bahwa kau tidak baik-baik saja,” ucap Sung Yeol.
Tae Yong dan Min Hye pun ikut bergabung di ruang keluarga. Namun saat Tae Yong datang, Ji Hyeon justru beranjak dari duduknya dan menatap Tae Yong dengan tajam.
“Tae Yong-a…”
“Wae, Noona[5]?”
PLAK!!!
Sebuah tamparan Ji Hyeon justru mendarat tepat di pipi Tae Yong hingga menimbulkan bekas kemerahan. Sebuah tamparan yang cukup keras membuat Sung Yeol dan Min Hye terkejut.
“Apa…”
PLAK!!!
Belum sempat Tae Yong melanjutkan pertanyaannya, sebuah tamparan justru kembali mendarat sempurna dipipinya.
“Ji Hyeon-a, tenanglah…”
Sung Yeol mencoba menahan Ji Hyeon saat Ji Hyeon hendak menampar Tae Yong lagi.
“Noona…”
“Apa yang sebenarnya ada dipikiranmu?” tanya Ji Hyeon.
Tae Yong hanya menundukkan kepalanya, ia sungguh tak sanggup untuk menatap kakaknya saat itu.
“Bagaimana bisa kau lakukan hal itu?” tanya Ji Hyeon.
“Itu… terjadi begitu saja…” jawab Tae Yong.
“Aku tahu Min Hye adalah gadis yang baik bahkan sangat baik hingga aku mempercayakannya untuk membantumu belajar. Tapi apa yang kau lakukan?”
“Eonni[6]…”
“Aku mendengar semua yang kau dan Sung Yeol Oppa bicarakan!!!”
“Noona…”
“Kau harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu,”
Buliran bening perlahan mulai mengalir di wajah Ji Hyeon. Ia sungguh tak pernah terpikirkan bahwa akan seperti ini.
“Noona, semua itu kesalahanku…” ucap Tae Yong. (http://jh-nimm.blogspot.com)
Tae Yong menatap Ji Hyeon yang saat itu tengah menangis di pelukan Sung Yeol. Sung Yeol pun memberikan isyarat pada Tae Yong untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
“Saat itu aku mabuk dan aku tidak sengaja melakukannya pada Min Hye Noona,” jelas Tae Yong.
Tae Yong pun berjalan mendekati Ji Hyeon dan berlutut dihadapan Ji Hyeon.
“Noona…”
“Kau harus menikahi Min Hye,” ucap Ji Hyeon.
“Noona…”
“Kau pikir apa yang akan keluarga Min Hye lakukan jika mereka mengetahui bahwa puteri yang begitu mereka jaga dikotori oleh pemuda yang bahkan masih belum dewasa sepertimu?” tanya Ji Hyeon.
“Noona, aku berjanji bahwa aku akan bertanggungjawab. Aku akan mempertanggungjawabkan semuanya. Aku akan menikahi Min Hye Noona, tapi…”
Ji Hyeon menatap Tae Yong dengan tajam.
“Tapi tidak dalam waktu dekat ini. Aku masih membutuhkan waktu untuk mempersiapkan semuanya,” lanjut Tae Yong.
“Eonni, gwaenchanhayo…” ucap Min Hye.
Ji Hyeon pun mengalihkan tatapannya pada Min Hye.
“Aku akan menunggu sampai Tae Yong siap dan aku juga akan mengurusi bayi ini dengan baik,” ucap Min Hye.
“Tapi bagaimana dengan keluargamu?” tanya Ji Hyeon.
“Gwaenchanha, aku akan menjelaskan semuanya pada mereka,” jawab Min Hye.
Min Hye pun membantu Tae Yong untuk meyakinkan Ji Hyeon. Meskipun Ji Hyeon tahu benar akan adiknya itu. Namun melihat ketulusan Min Hye, ia pun mencoba untuk ‘melepaskan’ Tae Yong dan memberikan keputusan akhir pada Min Hye dan Tae Yong.
Flashback 5 months ago…
Malam itu seperti biasa Min Hye datang ke rumah Ji Hyeon. Kali ini ia datang dengan membawa sebuah hadiah yang akan ia berikan untuk Tae Yong.
“Oh, Min Hye-ya…” sapa Ji Hyeon.
“Apa Tae Yong sudah pulang?” tanya Min Hye.
“Belum, mungkin ia masih bersama teman-temannya,” jawab Ji Hyeon.
“Tidak terasa, akhirnya Tae Yong bisa lulus dari SMA juga,” ucap Min Hye.
“Semua itu juga berkat bantuanmu,” (http://jh-nimm.blogspot.com)
Min Hye adalah seorang teman yang Ji Hyeon minta untuk membantu Tae Yong dalam pelajarannya. Semenjak 3 bulan sebelum masa ujian, Min Hye mulai mengajari Tae Yong sebagai tutornya.
“Apa ini hadiah untuk Tae Yong?” tanya Ji Hyeon ketika melihat sebuah bingkisan berwarna biru itu.
“Eung…” jawab Min Hye. “Sebagai tutornya, mana mungkin aku tidak memberikan hadiah untuk keberhasilannya,”
Tiba-tiba ponsel Ji Hyeon berbunyi.
“Oh, wae?” jawab Ji Hyeon.
Segera setelah menerima telepon dari Sung Yeol, Ji Hyeon pun bergegas untuk pergi.
“Min Hye-a, maafkan aku, aku harus pergi. Ada pembunuhan di daerah Hongdae dan aku harus ke TKP,”
“Gwaenchanha…”
Ji Hyeon yang bekerja sebagai detektif di Kepolisian Elit Gangnam itu pun segera keluar dan pergi. Sedangkan Min Hye menunggu kepulangan Tae Yong.
“Tae Yong-a, chukhae[7]…” ucap Min Hye seraya menatap foto Tae Yong yang terpajang di meja kecil di ruang tamu itu.
Saat menatap foto Tae Yong, pikiran Min Hye menerawang dari saat pertama kali ia bertemu dengan Tae Yong yang sangat malas dan pembangkang itu. Ia terbayang akan perubahan yang dilakukan Tae Yong. Awalnya Tae Yong hanyalah remaja yang sangat susah diatur, namun hari demi hari Tae Yong berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Bahkan hingga akhirnya Tae Yong bisa lulus dari SMA dengan nilai yang cukup memuaskan. Ia merasakan ada kebanggaan tersendiri dalam dirinya.
BRAK!!!
Tiba-tiba terdengar suara pintu yang terbanting. Min Hye pun segera menuju ke pintu untuk melihat seseorang yang datang. Ia khawatir jika saja yang datang adalah penjahat.
“Oh, Tae Yong-a…”
Min Hye pun segera menghampiri Tae Yong yang saat itu datang dan berjalan dengan sempoyongan. Tercium bau alkohol dari Tae Yong. Ia mabuk. Min Hye pun segera memboyong tubuh Tae Yong dan membawa Tae Yong kekamarnya.
“Kenapa dihari kelulusanmu ini kau justru mabuk berat seperti ini?” tanya Min Hye.
“Karena aku sangat senang,” jawab Tae Yong sembari tertawa kecil.
“Kau bahkan belum cukup umur,” ucap Min Hye. (http://jh-nimm.blogspot.com)
Min Hye pun membantu Tae Yong menuju tempat tidurnya.
“Sekarang beristirahatlah agar besok Ji Hyeon Eonni tak menemukanmu dalam keadaan mabuk,” ucap Min Hye.
Min Hye pun hendak keluar dari kamar Tae Yong untuk mengambilkan Tae Yong minuman hangat. Namun tiba-tiba Tae Yong menahan tangannya.
“Wae?” tanya Min Hye.
Tanpa jawaban, Tae Yong pun menarik Min Hye hingga Min Hye terjatuh ke tempat tidurnya.
“Tae Yong-a, lepaskan!!!” ucap Min Hye ketika Tae Yong mengunci tubuhnya.
Namun Tae Yong tak menggubris ucapan Min Hye. Ia justru mencium Min Hye. Min Hye pun mencoba berontak. Namun pemberontakannya sia-sia ketika Tae Yong justru memegangi kedua tangannya.
“Noona, aku sangat menyukaimu,” ucap Tae Yong.
Tae Yong menatap Min Hye tepat di kedua matanya. Min Hyepun kembali mencoba untuk melepaskan diri, namun sayangnya justru Tae Yong semakin mengeratkan genggamannya di tangan Min Hye. Tae Yong bahkan kembali mendekatkan wajahnya pada wajah Min Hye hingga akhirnya kedua sayap bibirnya kembali menyapa bibir Min Hye.
Flashback END…
***
Mentari pagi yang hangat kembali menyapa kota Seoul. Cahaya mentari yang hangat itu pun mulai menghapuskan jejak-jejak malam yang dingin dan meninggalkan buliran-buliran embun diatas dedaunan. Kabut yang menyelimuti pun kini mulai memudar dan burung-burung bersahutan dengan riangnya untuk menyambut sang mentari.
Di sebuah rumah bernuansa putih itu tampak seorang gadis tengah menyiapkan sarapan pagi. Ia adalah Ji Hyeon yang sudah bersiap untuk berangkat ke tempatnya bekerja.
“Tae Yong-a, aku sudah menyiapkan sarapan,” teriak Ji Hyeon.
Tidak ada jawaban.
“Tae Yong-a…”
Ji Hyeon kembali memanggil Tae Yong, namun masih juga tidak ada jawaban.
“LEE TAE YONG!!!” (http://www.twitter.com/JH_Nimm)
Masih tidak ada jawaban. Biasanya Tae Yong selalu memberikan jawaban ketika Ji Hyeon memanggilnya. Ji Hyeon penasaran, ia pun mendatangi kamar Tae Yong. Saat ia memegang kenop pintu Tae Yong, justru tak terkunci. Ia pun membuka pintunya dan tidak menemukan Tae Yong di sana. bahkan tempat tidur Tae Yong tampak rapi. Ji Hyeon pun mulai memeriksa seluruh kamar Tae Yong.
“Kemana anak itu?”
Ji Hyeon pun menemukan sebuah surat diatas meja belajar Tae Yong.
“Noona, maafkan aku.
Aku membutuhkan waktu untuk menjernihkan pikiranku dari semua masalah yang datang.
Aku tahu, aku masih terlalu muda dan bahkan aku masih memiliki begitu banyak kekurangan.
Aku menyadari bahwa aku masih belum dewasa untuk menghadapi permasalahan yang kubuat sendiri.
Ini bukan berarti aku melarikan diri dari kesalahan yang harus ku pertanggungjawabkan, tapi aku sungguh belum siap. Aku masih membutuhkan waktu untuk menenangkan pikiranku.
Aku akan pulang setelah semuanya membaik. Aku janji.
Aku titipkan Min Hye Noona padamu, tolong jaga dia dan anak kami dengan baik.
Aku akan kembali disaat waktunya tepat.
Salam
Lee Tae Yong”
Sebuah surat singkat yang cukup menjelaskan bahwa Tae Yong kabur. Ji Hyeon pun mengambil ponselnya dan mencoba untuk menghubungi Tae Yong.
‘Nomor yang Anda tuju sedang…’
Tae Yong tidak mengaktifkan ponselnya.
“Kemana anak itu pergi?”
Ji Hyeon jelas kesal dan marah dengan apa yang dilakukan oleh adiknya itu.
“Ji Hyeon-a…”
Saat Ji Hyeon masih mencoba menghubungi Tae Yong, Sung Yeol datang untuk menjemput Ji Hyeon.
“Waeyo?” tanya Sung Yeol.
“Tae Yong, anak itu benar-benar…” jawab Ji Hyeon. (http://www.twitter.com/JH_Nimm)
Ji Hyeon pun menyerahkan surat yang ditulis Tae Yong pada Sung Yeol.
“Kita harus mencarinya, mungkin saja dia belum jauh,” ajak Sung Yeol.
Sung Yeol dan Ji Hyeon pun mencari Tae Yong. Mereka mencari ke tempat-tempat yang sekiranya akan didatangi oleh Tae Yong, namun mereka masih tak dapat menemukan Tae Yong. Ji Hyeon bahkan mencoba menghubungi teman-teman Tae Yong, namun sayangnya mereka juga tak mengetahui dimana Tae Yong berada.
***
Setelah selama satu hari mencari Tae Yong, Ji Hyeon pun mulai kebingungan dengan bagaimana ia harus memberitahu Min Hye.
“Apa yang harus kulakukan? Haruskah aku memberitahu Min Hye?” tanya Ji Hyeon.
“Tentu saja,” jawab Sung Yeol.
“Tapi bagaimana aku memberitahukannya?” tanya Ji Hyeon.
“Dengan mengatakan semuanya sejujurnya,” jawab Sung Yeol.
Sung Yeol pun menggenggam tangan Ji Hyeon dan menatap kekasihnya itu dengan hangat.
“Percayalah, jika kau mengatakan semuanya dengan jujur, Min Hye juga pasti akan mengerti,” ucap Sung Yeol.
Ji Hyeon pun menganggukkan kepalanya.
“Kita ke apartment Min Hye sekarang,” ajak Sung Yeol.
Sung Yeol pun memutar balik mobilnya dan menuju ke jalanan yang akan membawa mereka ke apartment tempat Min Hye tinggal. Tidak membutuhkan waktu lama, setelah 10 menit akhirnya mereka sampai di area parkiran apartment Min Hye.
“Kaja[8]…” ajak Sung Yeol.
Sung Yeol dan Ji Hyeon pun turun dari mobil dan segera menuju ke apartment yang Min Hye tinggali. Sung Yeol pun menekan bel yang berada di apartment nomor 214 itu. Min Hye pun membukakan pintu untuk Ji Hyeon dan Sung Yeol.
“Tidak biasanya kalian kemari…”
“Ada sesuatu yang harus kuberitahukan,”
Min Hye menatap Ji Hyeon dan Sung Yeol. Semburat khawatir mulai tampak diwajahnya.
“Min Hye-ya, mianhae[9]…”
“Waeyo?” (http://www.facebook.com/JHNimm.official)
Ji Hyeon pun menyerahkan secarik kertas yang berisi surat yang dituliskan oleh Tae Yong itu pada Min Hye. Setelah selesai membaca isi surat itu, Min Hye pun menatap Ji Hyeon. Buliran bening itu mulai memenuhi mata Min Hye.
“Min Hye-ya…”
“Kami sudah mencari Tae Yong ditempat yang sekirany akan Tae Yong datangi. Kami juga sudah menghubungi teman-teman Tae Yong, tapi mereka juga tidak tahu dimana Tae Yong,” jelas Sung Yeol.
“Eonni…”
“Min Hye-ya, mianhae, jeongmal mianhae[10],” ucap Ji Hyeon.
Ji Hyeon pun memeluk Min Hye.
“Sebagai seorang kakak, aku tidak bisa mendidik Tae Yong dengan baik. Maafkan aku, maafkan atas ketidakdewasaan Tae Yong,” ucap Ji Hyeon.
“Gwaenchanha, Eonni,” jawab Min Hye.
“Bagaimana kau mengatakan bahwa kau tidak apa-apa?” tanya Ji Hyeon.
“Aku tahu, Tae Yong pasti memiliki alasan untuk melakukan semua ini. Aku juga percaya bahwa Tae Yong tidak mungkin melarikan diri. Seperti yang dikatakannya, ia hanya membutuhkan waktu untuk menjernihkan pikirannya. Aku juga yakin bahwa Tae Yong akan kembali,” jelas Min Hye.
“Min Hye-ya…”
Ji Hyeon pun melepaskan pelukannya dari Min Hye dan menatap Min Hye.
“Min Hye-ya, bagaimana jika mulai saat ini kau tinggal dirumahku?” tanya Ji Hyeon.
Min Hye hanya menatap Ji Hyeon. Ia belum dapat menangkap apa maksud Ji Hyeon.
“Kau mengatakan bahwa kau akan merawat bayi itu, maka sebagai kakak Tae Yong, aku juga harus ikut bertanggungjawab. Aku akan merawatmu dan bayimu. Aku akan memastikan bahwa kalian selalu baik-baik saja. Juga untuk menunggu Tae Yong kembali,” jelas Ji Hyeon.
“Aku pikir itu hal yang baik. Akan terlalu beresiko jika kau tinggal sendirian di sini sedangkan setiap hari kandunganmu akan semakin membesar. Untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan, akan lebih baik jika kau tinggal dengan Ji Hyeon,” timpal Sung Yeol.
Min Hye tampak berpikir. Memang tidak ada salahnya juga jika ia tinggal dengan Ji Hyeon dan memang benar apa yang dikatakan Sung Yeol. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dan ia pun membutuhkan seseorang untuk menjaganya.
“Min Hye-ya…”
“Ne[11], eonni…” (http://www.facebook.com/JHNimm.official)
Ji Hyeon dan Sung Yeol pun membantu Min Hye untuk membereskan pakaian dan barang-barang Min Hye yang akan Min Hye bawa ke rumah Ji Hyeon. Setelah semuanya selesai, Ji Hyeon, Sung Yeol dan Min Hye pun menuju ke rumah Ji Hyeon.
****
Semakin hari kandungan Min Hye semakin membesar. Dengan telaten Ji Hyeon merawat Min Hye dan bayinya agar selalu sehat. Bahkan Ji Hyeon juga selalu mengantarkan Min Hye untuk memeriksakan kandungannya pada dokter kandungan yang merupakan rekannya. Ji Hyeon juga sesekali mengajak Min Hye untuk berjalan-jalan menghirup udara segar. Terkadang Ji Hyeon juga mengajak Min Hye untuk berbelanja perlengkapan bayi untuk menyambut kelahiran bayi Min Hye.
****
Seiring berjalannya waktu, bahkan kali ini Min Hye bersiap untuk melahirkan, namun masih belum ada tanda-tanda bahwa Tae Yong akan kembali.
“Anak itu benar-benar kurang ajar!” ucap Ji Hyeon.
“Tenanglah…”
Sung Yeol mencoba menenangkan Ji Hyeon yang memang tampak gelisah menunggu persalinan Min Hye itu.
“Bagaimana bisa disaat Min Hye akan melahirkan anaknya justru ia masih belum menunjukkan batang hidungnya?” tanya Ji Hyeon.
Terdengar suara tangisan bayi dari dalam ruang persalinan.
“Bayinya sudah lahir,” ucap Sung Yeol.
Dokter dan perawat yang membantu persalinan Min Hye pun keluar.
“Bagaimana keadaan Min Hye dan bayinya?” tanya Ji Hyeon.
“Bayi dan juga ibunya baik-baik saja. Mereka berdua dalam keadaan yang sangat baik,” jawab dokter.
“Syukurlah…” ucap Ji Hyeon dan Sung Yeol.
Ji Hyeon dan Sung Yeol pun segera menemui Min Hye yang sudah dipindahkan ke ruang perawatan.
“Min Hye-ya…”
“Eonni…”
“Bagaimana keadaanmu?” tanya Sung Yeol.
“Gwaenchanha, Oppa[12]…” jawab Min Hye. (http://jh-nimm.blogspot.com)
“Bayi yang sangat cantik,” ucap Ji Hyeon seraya menatap bayi yang tengah tertidur dipangkuan Min Hye itu.
“Apa kau sudah memberikannya nama?” tanya Sung Yeol.
“Aku terpikirkan sebuah nama, Lee Cheon Sa,” jawab Min Hye.
“Lee Cheon Sa?” tanya Ji Hyeon.
“Tae Yong bermarga Lee, jadi aku juga memberikannya marga Tae Yong sebagai Ayahnya. Dengan lahirnya Cheon Sa, ia seperti malaitkat kecil yang Tuhan berikan padaku. Maka aku akan memberikannya nama Cheon Sa, karena ia seperti malaikat dan aku juga berharap bahwa saat nanti Cheon Sa tumbuh besar, ia akan menjadi gadis yang sangat baik seperti malaikat,” jelas Min Hye.
****
A few months later…
Di siang yang terik ini tampak Min Hye tengah berbelanja di sebuah pusat perbelanjaan. Ia tengah berbelanja untuk bahan-bahan makanan yang akan digunakan untuk makan malam nanti karena Ji Hyeon dan Sung Yeol yang telah resmi menjadi sepasang suami-istri itu mengundang teman-teman detektifnya untuk makan malam bersama. Min Hye yang memang pandai memasak itu menawarkan diri untuk membantu berbelanja dan menitipkan Cheon Sa pada Ji Hyeon dan Sung Yeol selama ia pergi berbelanja.
“Tinggi sekali…” ucap Min Hye ketika melihat bahan masakannya berada di tahapan paling tinggi.
Min Hye pun berusaha untuk menjangkau bahan makanan tersebut meskipun memang tingginya tak memadai untuk menjangkaunya.
“Aigoo…”
Tiba-tiba sebuah tangan meraih bahan makanan yang hendak Min Hye ambil.
“Ini…” ucap seorang pria seraya menyerahkan bahan masakan itu pada Min Hye.
Min Hye hanya menatap pria berkulit kecoklatan itu.
“Berapa buah yang kau butuhkan?” tanya pria itu.
“5 buah,” jawab Min Hye.
“Akan aku ambilkan,” ucap pria itu.
Pria tinggi berkulit kecoklatan itupun mengambilkan 5 buah bahan masakan itu dan menyimpannya di keranjang belanjaan Min Hye.
“Gamsahamnida[13]…” ucap Min Hye.
“Gwaenchanha…” jawab pria itu. (http://jh-nimm.blogspot.com)
Min Hye pun pergi untuk mencari bahan masakan lain. Sedangkan pria itu masih menatap kepergian Min Hye dengan sesungging senyuman yang terkembang diwajah tampannya.
‘Manis sekali…’ batinnya.
To be continued….