CHAPTER 2 : Memories
March 1st, 2014
08.00 AM
Semester ganjil di Yonghan University akan segera dimulai minggu ini. Para siswa dan Mahasiswa Yonghan university mulai kembali ke asrama masing-masing untuk mengurus segala persiapan menjelang datangnya semester baru. Salah seorang mahasiswi terlihat bersusah payah menarik koper sambil membawa beberapa tas miliknya. "Jaehee-ah, gwenchanayo?", tanya seorang wanita setengah baya yang turun dari mobil tak lama setelahnya.
"Eo...ne....gwenchanayo omma", ujar mahasiswi bernama Jaehee itu.
"Kau segeralah ke asrama...aku harus menemui Kyungjae dulu sebelum pulang", ujar sang Ibu.
Mahasiswi itu menghela nafas. "Guraeyo...sampaikan salamku pada paman Kyungjae.
"Ne....", ujar sang Ibu tersenyum lalu bergegas pergi.
Tak lama kemudian, muncullah seorang pria lainnya dari dalam mobil dan berdiri di samping mahasiswi yang terlihat sibuk mengurusi koper-kopernya tersebut. Ia hanya melirik Jaehee sekilas lalu menguap malas.
“Hiyaaakk..ugh…Eomma memasukkan apa saja sih ke koper ini?” Keluhnya sambil berusaha menarik kopernya. "Aaahh sampai juga akhirnya!!" seru Jaehee ketika ia akhirnya tiba di depan gerbang kampusnya. "Selamat datang Moon Jaehee. Selamat datang semester baru, kesibukan baru dan....pacar baru..eh aniya tidak bukan pacar baru kkk~" gumamnya pada dirinya sendiri. Ia melirik namja yang datang bersamaan dengannya tersebut. "Ya! Moon Taehyung.. jangan diam saja! kau tidak lihat tangan ku hampir copot membawa koper ini?"
"Memangnya aku peduli?" Jawab Namja bernama Taehyung itu santai. Ia memasukkan kedua telapak tangan ke saku celana sebagai bentuk penolakan untuk membantu Jaehee. Ia menguap lebar. Matanya berpendar mencari-cari tempat teduh untuk tidur.
Jaeheemengepalkan tangannya setelah mendengar ucapan Taehyung. Ia menekuk lengan bajunya, menghampiri namja yang berusia beberapa tahun lebih muda dari dirinya itu. SRETTTTT... ditariknya rambut namja itu. "Jangan karena margamu sama denganku aku akan bersikap baik padamu ya!", gerutu Jaehee.
"YA!!! Beraninya kau menjambak ku!", Tanpa pikir panjang namja itu balas menjambak rambut Jaehee tanpa ampun. "Kau pikir aku takut karena kau anak wanita?! Memangnya aku mau punya marga sama sepertimu!", balasnya.
"Aaaa..sssshh Ya! issshh lepas.. sakit Ya!!", Bentak Jaehee. Orang-orang berlalu lalang sambil terkekeh menyaksikan pertengkaran kecil mereka. Mereka sudah dewasa tapi mereka bertengkar seperti siswa taman kanak-kanak.
Tak lama kemudian, ponselnya berdering dan tertera nama Kim Joonmyeon di sana. Taehyung melepaskan jambakannya di kepala Jaehee. "Angkat sana... aku duluan", Ia hanya membawa Tas tangan berukuran sedang miliknya dan meninggalkan koper-koper Jaehee tetap bersama Jaehee.
"Aku sungguh tidak bisa mengandalkan mahluk satu ini.. dosa apa aku ia harus bersekolah disini bersama ku?", keluh Jaehee mengelus-elus kepalanya seraya mengangkat ponselnya "Yoboseyo?"
"Kau sudah sampai?"
"Eung....apa kau bisa membantuku? bawaanku banyak sekali..."
"Mianhae tapi aku sedang di ruang rektor sedang menyampaikan laporan rincian kegiatan organisasi semester kemarin"
"..........."
"Jaehee-ah, neo gwenchana?"
"Eung...yasudah aku mau segera ke asrama"
"Ne...hati-hati...nanti aku akan meneleponmu lagi ne?"
"Eung...", gumam Jaehee sambil mengakhiri pembicaraannya dengan Joonmyeon. "Kau ini baik dan tampan tapi sayang, kau sama menyebalkannya dengan Taehyung...hufh", gumam Jaehee. "Hwaaa....aku harus membawa koper dan tas-tas ini sendiriaaan!!", keluhnya. "Hwaiting Jaehee-ah!!", serunya menyemangati diri sendiri. Ia mulai mengangkat beberapa tasnya namun aktivitasnya terhenti ketika ia mendengar suara minta tolong. Ia menoleh ke sisi kanannya dan mendapati seorang ahjumma tengah meminta tolong.
"Tolong jangan ambil anakku jebaaal!! Kumohoon jangan ambil anakku!!", seru ahjumma itu. Tetapi ada satu pemandangan yang aneh. Ahjumma itu berbicara sendiri karena Jaehee tak melihat ada siapapun di sekitar ahjumma tersebut. Orang-orang hanya sibuk berlalu-lalang tanpa mempedulikan ahjumma tersebut.
"Kenapa ahjumma itu bicara sendiri?", gumamnya sambil memperhatikan ahjumma itu dari kejauhan. Tiba-tiba brukk!!, seseorang menabraknya dari belakang. Jaehee menoleh dan mendapati seorang pria bertubuh mungil, bermata besar seperti seekor burung hantu dan berbibir tebal membentuk hati baru saja menabraknya.
"Ah jweisonghamnida!", ujarnya sambil membungkuk sopan. Namja itu terdiam sejenak menatap Jaehee seolah ia terkejut dengan kedatangan yeoja itu.
"J-Jogiyo?", tanya Jaehee salah tingkah ketika namja itu menatapnya. Ia menjentikkan jarinya di depan wajah namja itu.
Namja itu tersentak kaget. "J-Jweisonghamnida", gumamnya kembali membungkuk meminta maaf. "Neo gwenchanayo?", tanya pria itu lagi.
"Ne...Nan gwenchana", jawab Jaehee.
"Ya Kyungsoo-ya!! lihat ini....kkkk~", seru salah seorang temannya yang mengacung-acungkan sebuah buku dari kejauhan.
"Neo!! aish...", gumam pria itu kesal. "Permisi aku harus pergi...", ujar pria itu sambil mengejar temannya. "YA BAEKHYUN-AH KEMBALIKAN BUKU KU!!!", seru pria mungil itu sambil berlari mengejar temannya masuk ke dalam kampus. Jaehee tak mempedulikan apa yang baru saja terjadi padanya. Ia kembali menoleh ke arah ahjumma tersebut yang kini sudah menghilang entah kemana. "Kemana ahjumma tadi? cepat sekali perginya?", gumamnya bingung. Ia kemudian mengangkat kedua bahunya mencoba tak peduli. Ia mengangkat tasnya dan menarik kopernya lalu berjalan masuk ke dalam kampus.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 1st 2014
08.00 AM
Seorang yeoja semester dua Yonghan University, Seo Myungeun, belum kembali ke asrama. Seperti kebanyakan temannya, ia memilih untuk kembali pada tanggal dua nanti karena keadaan kesehatan ibunya sedang kurang baik. Ia berjalan pelan pada bagian makanan di supermarket untuk membeli beberapa keperluan untuk kembali ke asrama esok hari. Tap.. Bersamaan dengan tangannya yang menyentuh kotak susu strawberry ia tak sengaja menyenggol tangan seorang namja hingga menjatuhkan barang yang dipegang oleh namja tersebut. "Ah Jweisonghamnida..", Ujarnya sembari membantu memungut barang belanjaan namja tersebut di lantai. Ia memberikan kembali semua barang setelah merapihkannya.
"Eo.. Myungeunie?", tegur namja setengah baya tersebut.
Myungeun mengangkat kepalanya, tenyata sang namja adalah Ajussi yang tinggal disamping rumahnya. "Annyeonghaseyo paman Lee" Sapanya sambil membungkuk sopan. "Kau tidak bersama bibi Sungyoung?"
"Aniya.. Sungyoung sedang kurang sehat.. kau juga tidak bersama ibumu? biasanya ia selalu menemani mu ke supermarket" Tanya namja bernama Lee Kiseop itu balik.
"Ne.. kundae uri eomma sedang tidak sehat" , ujar Myungeun.
"Ah...guriguna...", gumam Kiseop lalu memperhatikan keranjang kecil yang dibawa oleh Myungeun. Ia teringat sekitar sepuluh tahun lalu ketika ia berada dalam keadaan yang sama dengan Myungeun, dimana ia akan berbelanja sehari sebelum kembali ke asrama. "Kau akan kembali ke asrama besok?"
"Ne Paman Lee... Doakan aku agar semester ini aku meraih nilai baik lagi. Nanti ku belikan ice cream untuk Youngah kalau aku mendapat nilai bagus lagi hihihi", canda Myungeun karena ia cukup dekat dengan YoungAh, anak perempuan Kiseop yang masih berusia tiga tahun.
"Tentu saja", Jawab Kiseop dengan senyuman. "Oh iya, jangan lupa titip salam ku untuk Minhyuk hyung"
"Eum", Angguk Myungeun. "Akan kusampaikan pada Lee Sonsaengnim". Myungeun kemudian melirik jam tangannya. Ia harus bergegas untuk kembali ke rumah. "Paman Lee.. mianhae kurasa aku harus pulang lebih dulu"
"Araaseo, hati-hati di jalan", Jawab Kiseop. Ia membiarkan Myungeun berlalu meninggalkannya. Tapi belum sampai tiga langkah Myungeun melangkah, Kiseop kembali memanggilnya. "Myungeun-ah"
"Ne paman?"
"Ah.. aniya.. tidak ada hal aneh yang terjadi di Yonghan kan?" Tanya Kiseop terdengar sedikit ragu.
Myungeun berfikir sebentar. Ia mencoba mengingat-ingat tetapi tak berhasil mendapatkan jawaban apapun dari memorinya. "Eung... eobseoyo.. waeyo paman?"
"Eung.. aniya.. aniya.. aku hanya bertanya saja", ujar Kiseop masih terbata.
"Ah...guraeyo...Na kalkkeyo", ujar Myungeun membungkuk sopan.
"Ne...josimhae", balas Kiseop memperhatikan Myungeun yang pergi menjauh. "Kuharap tak ada hal buruk lagi terjadi di sana", gumamnya menghela nafas.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 1st 2014
08.15 AM
JaeHee sampai di depan sebuah kamar. “Hosh…hosh…akhirnya sampai juga”, gumamnya. Ia lalu mengetuk pintu kamar tersebut dengan santai. Begitu pintu kamar terbuka, tanpa basa-basi gadis itu langsung bergegas masuk sambil membawa kopernya tersebut. Jaehee segera merebahkan tubuhnya di kasurnya ketika akhirnya ia berhasil sampai di kamarnya. Eunhee salah satu sahabat serta teman sekamar Jaehee segera menghampiri Jaehee yang terkapar tak berdaya di atas kasurnya. Perjalanan dari rumahnya menuju asrama hari ini cukup melelahkan baginya. “Jaehee-ya neo gwenchana?”
“Buruk….ah…himdeuroooo”, keluhnya sambil menutup wajahnya dengan bantal. “Aku lelah sekali….koperku hari ini berat sekali…entahlah apa yang dimasukkan ibuku ke dalam koper ini…”, sambungnya.
“Whoaaa….Jaehee-ya….”, ujar seorang yeoja lainnya yang juga merupakan teman sekamar Jaehee, yang bernama Lee Miyoung.
“Ne?”
“Kita tak akan kelaparan selama sebulan ini sepertinya”, ujar Miyoung riang.
“Apa maksudmu onnie?”, Tanya Eunhee.
“Ya Jaehee-ya, ibumu membawakan banyak sekali makanan! Hahahaha”, seru Miyoung. Jaehee segera bangkit dari posisinya dan mendapati Miyoung tengah membongkar koper miliknya. “Onnie-yaaa!!! Kau sembarangan saja membongkar koperku!!”
“Sudahlah jangan protes terus…cepat bereskan barang-barangmu supaya kamar kita terlihat lebih nyaman”, perintah Miyoung.
“Aish jeongmal…”, gerutu Jaehee.
10 menit kemudian..
“Arrgh…selesai…”, seru Jaehee setelah ia selesai membereskan baju-bajunya. Lagi-lagi ia merebahkan tubuhnya di atas kasurnya. “Jincha himdeuro………..”, gumamnya. Tak lama kemudian ponsel Jaehee berbunyi. Ia mengambil ponselnya dan melihat nama, “Kim Joonmyeon” tertera pada layar ponsel. Ia meletakkan kembali ponselnya di kasurnya dengan malas.
“Jaehee-ya, cepat angkat ponselmu!”, perintah Miyoung.
“Malas…” Jawab Jaehee, Miyoung mengambil ponsel milik Jaehee tersebut. “Ya ini pacarmu menelepon!”
“Memangnya aku punya pacar?”
“Aish…kalian bertengkar lagi?”, Tanya Eunhee. Tapi tak ada jawaban dari Jaehee. Gadis itu malah asyik tertidur.
“Biar aku saja yang mengangkatnya….Yoboseyo?”
“Ya Jagi kau sudah sampai?”
“YA! JAGI JAGI! AKU BUKAN JAGI MU!”, bentak Miyoung.
“Eo? Ige nuguya?”
“Lee Miyoung imnida!”
“Aish jeongmal…Miyoung noona…kenapa kau yang mengangkat teleponnya? Mana Jaehee?”
“Jaehee sedang tidur…ia kelelahan karena baru saja sampai”
“Oh begitu….baiklah….tolong sampaikan padanya aku akan menjemputnya untuk makan malam nanti”
“Ne….”
“Ne, noona kamsahamnida”, Miyoung mematikan sambungan teleponnya dengan Joonmyeon. “Jaehee-ya, Joonmyeon akan menjemputmu untuk makan malam”
“Eung”, jawab Jaehee singkat dan datar.
“Aish anak ini….seharusnya kau bersyukur punya pacar kaya raya, tampan dan digilai banyak gadis sepertinya”, ujar Eunhee.
“Untuk apa punya pacar tampan, kaya raya dan terkenal kalau hanya mementingkan dirinya sendiri saja? Ia lebih mencintai kampus ini dibandingkan aku”
“Benar juga….ya kalau kau sudah merasa tak cocok kenapa kau tak memutuskannya saja?”
“Aku sedang mencari waktu yang tepat”, ujar Jaehee.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 1st 2014
09.00 AM
“K- Kau t-tidak menemui Jaehee?”, Tanya seorang pria setengah baya pada seorang namja yang duduk santai di sofa ruang kerjanya.
“Ia sudah sampai di kamarnya”, ujar namja itu santai sambil melihat-lihat sebuah album foto.
“T-tapi b-b-bukankah paling tidak kau m-membantunya?”, ujar sang pria setengah baya itu lagi.
“Gwenchanayo appa…Jaehee adalah yeoja yang kuat…berbeda dengan Soyou yang-“, ujar namja yang lebih muda tersebut. Ia mendadak terdiam sejenak. “Mianhaeyo”, gumamnya setelahnya.
“Psh…j-jincha Joonmyeon-ah…”, ujar sang Ayah. Ia hanya tersenyum tipis sambil kembali melanjutkan pekerjaannya.
“Appa…..bagaimana kabar teman-temanmu yang lain?”, Tanya Joonmyeon masih sambil terpaku pada foto album yang tengah dilihatnya. “Aku hanya mengenal ibunya Jaehee, Paman Hyungshik saja sejauh ini…dan Eomma…kkkk”, sambungnya.
“T-tentu saja mereka m-menjalani k-kehidupan mereka sendiri”, ujar sang ayah tenang.
“Kau pasti sangat mencintai almamatermu ini bahkan kau rela menyerahkan bisnismu pada adikmu dan kembali ke tempat ini hanya untuk mengurusi Akademi ini”, ujar Joonmyeon santai. Sang ayah menghentikan pekerjaannya sesaat setelah mendengar ucapan anaknya tersebut dan menatap Joonmyeon yang duduk berseberangan tak jauh darinya. “Waeyo appa? Apa aku salah bicara?”, Tanya Joonmyeon tak mengerti dengan sikap ayahnya.
“A-Ani…k-kau benar”, ujar sang ayah tersenyum tipis lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.
Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu dan sosok seorang yeoja setengah baya terlihat di sana. “Annyeong haseyo…apa aku mengganggu?”, Tanya wanita itu tersenyum ramah.
Joonmyeon segera berdiri dari posisinya. “Annyeonghaseyo bibi…aniyo…aku akan segera pergi sebentar lagi…masuklah bibi”, ujarnya sopan.
Wanita itu melangkah memasuki ruangan. “Aigoo….kau sudah dewasa Joonmyeon-ah…Aku baru saja melihat Jaehee masuk ke asrama”, ujar yeoja itu tersenyum pada Joonmyeon.
“Ne….aku baru saja menghubunginya tadi”, ujar Joonmyeon. “Aku pergi dulu”, ujar Joonmyeon berpamitan pada ayahnya dan wanita itu lalu bergegas keluar ruangan.
“Ia mirip sekali dengan Ibunya…matchi Kyungjae-ah?”, ujar wanita itu tersenyum.
“M-Maja…”, ujar Kyungjae. “A-Anjuseyo….”, ujarnya. Wanita itu pun duduk di hadapan Kyungjae. “W-Wae g-gurae? T-Tak ada h-hal buruk terjadi…k-kkokjongma”, ujar Kyungjae.
Wanita itu hanya tersenyum. “Dahaengida….tapi kita harus tetap waspada matchi?”, ujarnya. Ia kemudian merogoh tasnya dan menyerahkan sebuah dokumen pada Kyungjae. “Kurasa akan ada satu anak lagi yang harus kau awasi dengan seksama, selain anak-anak kita”.
***
Joonmyeon melangkahkan kakinya menuju asrama, ia baru saja kembali dari universitas yang memang terletak tak terlalu jauh dari asrama berada. Suho memicingkan pandangannya saat melihat sosok seorang yeoja yang amat dikenalnya baru saja turun dari mobil pribadi di bantu dengan seorang supir. Ia tersenyum tipis. "Baek Siyou".
Yeoja bertubuh pendek kecil bernama Baek Siyou itu menoleh mendengar panggilan Suho. Ia menggigit bibirnya karena tahu ia pasti kena marah oleh Joonmyeon. Perkiraan Siyou tidak meleset. Begitu Suho sampai dihadapannya, namja itu menunjukkan muka masam pertanda ia kesal. “Kakimu sakit lagi? dan kau sama sekali tidak menghubungi ku sekalipun kau sudah sampai asrama?"
"Eung.. eung.. i..itu.. Oppa.. eum..", Terbata-bata Siyou menjawab 'gertakan' Joonmyeon. "Mianhaeyo", hanya kata-kata yang sama selalu keluar dari mulut Siyou diakhir kalimatnya.
Joonmyeon hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Telapak tangan namja itu mendarat manis pada pucuk kepala Siyou. "Lain kali kau harus menghubungi ku ara?" Ucap Joonmyeon pelan. "Oppa bantu membawa koper mu ke dalam ne?"
Siyou mengangguk. Joonmyeon melingkarkan tangan Siyou pada lengannya agar Siyou dapat berpegangan dikarenakan kondisi kaki Siyou yang tidak memungkinkan yeoja yang berusia tiga tahun lebih muda darinya itu untuk berjalan sendiri. "Oppa.."
"Ne?"
"Gomawoyo..Karena kapanpun aku membutuhkan Oppa, Oppa selalu berada disisi ku.. aku tidak tahu dapat membalas kebaikan Oppa dengan apa kelak" Ujar Siyou.
Joonmyeon hanya tersenyum mendengar ucapan Siyou. Ia mengantar yeoja kecil itu menuju Yonghan High-school yang terletak berseberangan dengan kampus. Di tengah jalan mereka bertemu dengan seorang namja lainnya. “Moon Taehyung”, gumam Joonmyeon. Taehyung melihat kehadiran Joonmyeon dan Siyou. Ia menatap sinis kea rah mereka lalu melengos pergi kea rah mereka. “Beritahu aku jika namja itu mengganggumu”, gumam Joonmyeon menatap tajam Taehyung.
“N-Ne oppa”, gumam Siyou takut karena aura panas yang tercipta di antara kedua namja itu.
***
March, 1st 2014
17.00 ( 05.00 PM)
Suasana redup tanpa cukup penerangan itu tergambar dalam ruangan berukuran tak terlalu besar dimana seorang namja berdiri di salah satu sisinya. Pandangannya kosong menerawang ke luar jendela. Terdengar suara berisik dari luar ruangan tempatnya berada. Namun setiap suara yang muncul seolah tidak pernah ada baginya. Hatinya merintih namun wajahnya tak menggambarkan apapun.
"YA!! Bisakah kau berhenti meminta ku melakukan ini dan itu.. Aku lelah dengan semua ini! Biarkan aku fokus dengan pekerjaan ku"
"Apa pekerjaan mu lebih penting dari diri ku dan anakmu!!!!"
"Jangan memulai ini lagi, Aku muak mendengarnya."
"Kau pikir aku tidak muak dengan semua tingkah mu!!"
Namja di dalam ruangan melangkah tenang. Memposisikan dirinya berbaring diatas tempat tidurnya. Ditariknya selimut tebal menutupi tubuhnya. Ia memejamkan mata juga menutup rapat telinga nya. "Geumanhae.." ujarnya pelan. Semakin ia berusaha tak mau mendengar, maka semakin gencar suara-suara itu memenuhi pendengaran namja itu "GEUMANHAEEE!!!"
"YA!!"
***
DEG.. Namja itu tersentak kemudian membuka mata spontan. Dilihatnya seorang namja lain yang juga teman satu kamarnya. Namja itu menatap heran kearahnya. "Kau sudah tidur atau belum sebenarnya? Sepertinya tadi kau masih berdiri di depan jendela.. Kau mengigau atau apa?" Tanya sang teman bertubi-tubi.
PLETAK.. "Aw… yak! Kenapa kau memukul ku"
"Tentu saja aku mengigau bodoh", Jawabnya tenang. Ia bangkit dari tempat tidur. "Aku mau cari udara segar dulu", ujarnya seraya meninggalkan kamarnya.
Sang teman mengelus-elus kepalanya yang terkena hantam tadi sambil menggeleng-geleng tak percaya. "Anak itu pasti salah makan"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 2nd 2014
09.00 AM
Han Yoojin dan Goo Yoonjae, kedua sahabat yang merupakan Mahasiswa Kedokteran tingkat tiga ini kebetulan memiliki rumah berdekatan. Keduanya berada di dalam mobil dalam perjalanan menuju asrama mereka.
Yoonjae, namja yang dikenal bersifat tak terlalu bersahabat oleh banyak orang ini mengerjap ngerjap mengantuk. Sementara Yoojin di sampingnya fokus menyetir mobil. "Jangan tidur, sebentar lagi kita sampai", ujar Yoojin.
Yoonjae hanya merubah posisinya. Memiringkan tubuhnya ke arah berlawanan dengan tempat Yoojin berada. "Shikkeureo"
"Aissh neo.. Seharusnya kau sedikit merasa bersalah karena membiarkan seorang yeoja menyetir mobil untuk mu, sementara kau hanya tidur seperti itu!", Protes Yoojin yang pada akhirnya hanya diberikan balasan "Ne~ nona Han" oleh Yoonjae.
"Heol"
Yoonjae membuka matanya. Pandangannya mengarah pada bangunan Universitas dan High-school yang berdiri berhadapan saat mereka melintas. Jika dilihat dari sana, kedua bangunan itu terlihat aneh di mata Yoonjae yang cukup percaya dengan hal-hal berbau fantasy ini "Yoojin-ah.. Apa kau tahu? dalam buku yang belum lama ini kubaca dikatakan bahwa banyak hal tersembunyi yang terkadang tidak seseorang ketahui tentang tempat-tempat yang setiap hari mereka datangi. Kemungkinan juga mereka yang hidup di dimensi yang berbeda dengan kita memperhatikan kita meski kita tak bisa melihat mereka", Jelas Yoonjae mendadak bersemangat menceritakan apa yang belum lama dibacanya.
"Gurae..", tanggap Yoojin datar. "Mungkin juga nanti mereka akan menarik mu ke dunia mereka"
Yoonjae mengangguk-angguk mengiyakan ucapan Yoojin. "Maja.. Aku jadi penasaran seperti apa dimensi lain itu"
"Yang pasti aku tak mau ikut dengan mu", Jawab Yoojin malas. Ia sedikitpun tidak menoleh memandang Yoonjae. Matanya hanya mengarah lurus ke depan. Suatu keanehan pun terjadi.. "Kyaaa!!!"
Bruuuukkkkkk! Hanya sepersekian detik mata Yoojin berkedip. Di hadapan mobilnya kini muncul sesosok namja. Ia tak bisa melihat dengan jelas karena namja itu tertutup hoodie berwarna hitam, menyebabkan Yoojin mengerem mobilnya mendadak. Yoonjae di sampingnya pun ikut terlonjak akibat goncangan mobil yang mereka kendarai.
"Yoojin-ah gwenchana?", Pertanyaan itu yang pertama keluar dari mulut Yoonjae setelah mobil terhenti. Ia menyentuh bagian tangan Yoojin untuk memastikan sahabatnya itu baik-baik saja.
Yoojin memberanikan diri untuk membuka matanya. Ditatapnya Yoonjae disampingnya "Kurasa aku telah menabrak seseorang…eothhokhe?"
Yoonjae menaikkan sebelah alisnya. Sepanjang matanya memandang, ia tak melihat siapapun di depan mobil. Ia segera turun dari dalam mobil lebih dulu. Berjalan ke depan mobil tanpa ragu. Tidak ada seorangpun di depan mobilnya. Untuk memastikan, Yoonjae sampai merunduk melihat ke kolong mobilnya, takut-takut kalau anak itu memang dalam bahaya. Tapi sekali lagi tetap tak ada siapapun.
“Ottae?”, Tanya Yoojin dari dalam mobil, namun Yoonjae tak menjawabnya. Namja itu terlihat berjongkok.
Yoonjae lama sekali diluar, membuat Yoojin menjadi tak sabar, apa yang anak itu lakukan 20 menit lamanya. Apa mungkin Yoojin memang menabrak seorang anak kecil tapi Yoonjae tak ingin memberi tahu Yoojin, karena tak ingin Yoojin panik, begitu pikir Yoojin. Karena rasa penasarannya itu, Yoojin turun dari mobilnya. Ia ragu-ragu melangkahkan kakinya ke bagian depan mobil dimana Yoonjae sedang merunduk melihat ke kolongnya. "Yoonjae-ah.. waeyo?" Tanya Yoojin pelan. Perasaanya sedikit tak enak.
Yoonjae tidak memberikan reaksi apapun. Disentuh oleh Yoojin pundak Yoonjae. Yoojin sedikit shock karena pundak Yoonjae kaku sekali. "Yoonjae-ah!!", Pekik Yoojin segera berjongkok menyamakan tinggi dengan Yoonjae, digoyangkannya tubuh Yoonjae dan tetap tak mendapat respon. Yoojin kini menarik Yoonjae, mencoba mengarahkan wajah Yoonjae agar menatap Yoojin.
Yoonjae tak berkedip entah apa yang ditatapnya. Kondisi Yoonjae membuat Yoojin makin panik. "Ya!! Jangan bercanda.. Yoonjae-ah!!! Ini aku.. Yoojin.. Ya!! Goo Yoonjae!", Yoojin menampar-nampar cukup keras pipi Yoonjae untuk menyadarkannya. "Yoonjae-ah!!", Kali ini usaha Yoojin berhasil. Yoonjae mengedipkan kedua matanya. Kepala namja itu menggeleng seolah tersadar. Yoojin penuh kekhawatiran menatap Yoonjae. "Wae wae?? wae?" Tanya Yoojin masih dalam keadaan panik. "Yoonjae-ah~ Gwenchana?"
"Ada apa? Kau sepertinya panik sekali?", Tanya Yoonjae bingung dengan ekspresi panik yang Yoojin tunjukkan. Ia juga memperhatikan sekitarnya dan menyadari ia dan Yoojin terduduk di tengah jalan, didepan mobil mereka. Ia berdiri lebih dahulu seraya membantu Yoojin juga berdiri. "Baiklah, biar aku saja yang menyetir mobil, mungkin kau lelah", ujar Yoonjae tiba-tiba saja.
"T..tapi Yoonjae-ah, tadi kau kenapa?"
"Apanya yang kenapa? palli", Jawab Yoonjae terburu-buru. Ia langsung masuk kembali ke dalam mobil. Gelagat Yoonjae begitu aneh.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 2nd 2014
09.10 AM
Seorang yeoja memarkirkan sepeda motor matic di area parkir asrama. Celana jeans berpadu dengan kaos putih bergaris hitam santai dikenakannya. Ia membawa tas yang tak terlalu besar. Kediaman yeoja itu memang sebenarnya juga tidak terlalu jauh dari asrama. Wajah cantik, kulit putih, dan tinggi badan cukup proporsional dimilikinya. Ia juga cukup banyak dilirik oleh siswa dan mahasiswa Yonghan.
Begitu ia sampai banyak namja yang menyapa. "Annyeonghaseyo YiChan noona", "YiChannie annyeong", "Ya Park YiChan neomu yeoppeo", juga ucapan lainnya. Bukannya menjawab, YiChan justru terus berjalan. Bukan dikarenakan ia sombong ataupun tak mau menjawab. Ia seperti itu karena ini masih terlalu pagi baginya.. dan ia masih amat sangat..... mengantuk. Ia mencari tempat berteduh (?). Di dekat lorong asrama. Tidak ada hal lain yang ia lakukan. Ia hanya bersandar dan berniat melanjutkan tidurnya.
"Ahhahahaha Psh"
“.....”, Suara tawa satu itu sangat menganggu tidur YiChan. Ia membuka sedikit matanya untuk melihat siapa yang tertawa sejak tadi. Senyum tipis ditunjukkan YiChan saat ia dapati bahwa pemilik tawa menyebalkan itu adalah anak yang sama yang selalu YiChan lihat sebelumnya. "Bocah itu lagi.. psh"
Yang ditertawakan oleh namja itu adalah namja-namja lain yang niat sekali menyapa YiChan namun tak pernah direspon. Mereka semua seperti orang bodoh dimatanya.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 2nd 2014
09.10 AM
Yoojin dan Yoonjae sampai di asrama. Normalnya mereka berdua menurunkan koper mereka bersama dari bagasi, tapi kenyataannya Yoojin hanya melakukan itu sendiri. Sedangkan Yoonjae sibuk dengah sebuah buku di tangannya. Ia serius sekali. Yoojin menggeleng-geleng tak percaya dengan tingkah Yoonjae yang semakin menjadi malasnya.
BRUKK! Yoojin sengaja menghentakkan koper agar Yoonjae sadar. "Josimae" Hanya tanggapan datar itu yang keluar dari bibir Yoonjae. Yoojin hanya dapat mengerutkan dahinya dan pasrah (?). "Banyak hal dalam buku ini yang sangat menarik perhatian ku.. Sebagian berisi hal-hal tidak masuk akal dan sulit dimengerti, tapi sebagian lagi membuat ku sangat penasaran", Yoojin berpura-pura tak mendengar ucapan Yoonjae.
Selang sebenar saja. Sebuah mobil lain berhenti tepat di samping mobil Yoojin. Seorang anak perempuan dan anak laki-laki keluar dari pintu kanan dan kiri mobil. Tubuh sang yeoja lebih pendek dari namjanya. Namun wajah sang namja sepertinya beberapa tahun lebih muda dari yeoja itu.
"Noona tunggu disitu saja, aku akan mengeluarkan semua koper" Ujar namja itu tegas. "Tak perlu membantu ku araseo" Perintahnya pada yeoja itu.
Yoojin menyunggingkan bibirnya. Sekalipun namja itu lebih muda, ia jauh lebih mendominasi hubungan keduanya. Langkah namja itu cepat menuju bagasi mobil. Tindakannya juga cekatan mengeluarkan koper walau terlihat ia keberatan menurunkannya. Yeoja yang sejak tadi bersamanya itu juga tidak tinggal diam. Tidak perduli sudah dilarang, ia tetap menghampiri dan membantu namja itu.
"Noona~", Sang yeoja mengelus kepala namja itu ketika namja itu mengeluh akibat sang yeoja tidak mematuhi perintahnya. "Nanti tangan mu memerah.. lihat itu", Yeoja itu mengurut-urut kecil telapak tangan namja itu sembari memberikan senyuman manis.
"Aniya.. gwenchana.. noona jangan angkat koper ini, berat.. noona turunkan ransel kecil ini saja ya", Sang namja menyerahkan ransel merah miliknya agar tangan sang yeoja memegang sesuatu dan tidak bisa mengangkat satu koper yang terisisa di bagasi.
"Mereka berdua manis sekali", Yoojin terkejut mendengar tanggapan Yoonjae yang tiba-tiba. Rupanya sejak tadi Yoonjae juga tertarik menyaksikan apa yang Yoojin saksikan. "Padahal sepertinya mereka berdua lebih kecil dari kita matchi?", Lanjut Yoonjae.
"Namja itu sadar bahwa dia laki-laki" Sindir Yoojin.
"Hahaha.. mwoya? Jangan menyindirku begitu…lihat dulu", Tunjuk Yoonjae pada semua koper dan tas mereka yang telah diturunkan Yoonjae selama Yoojin melamun tadi.
"Eung? Sejak kapan kau mengerjakannya?", Tanya Yoojin tak percaya.
"Psh~", Tanggap Yoonjae. Ia menarik pegangan koper miliknya dan milik Yoojin, juga mengangkat tas ransel miliknya. Ia juga menyerahkan tas tangan milik Yoojin pada pemiliknya. "Tidak keberatan bawa tas mu sendiri kan nona Han?" Tanya Yoonjae menyindir balik Yoojin.
"Cih..", Yoojin memukul pelan lengan Yoonjae. "Araseo.. gomawo hehehe"
Namja dan Yeoja yang tadi sempat diperhatikan oleh Yoojin dan Yoonjae berpapasan dengan mereka. Keempatnya sama-sama ingin memasuki asrama. Namja dan Yeoja itu menyapa Yoojin dan Yoonjae dengan membungkuk sopan dan menyapa mereka.
"Annyeonghaseyo", suara keduanya terdengar masih seperti anak-anak.
"Annyeonghaseyo", Jawab Yoojin dan Yoonjae bersamaan.
Sekali lagi hal aneh dilihat oleh Yoonjae. Kali ini ia melihat sesuatu yang tak biasa pada kedua anak barusan. "Jogiyo..", Yoojin menoreh heran mendengar Yoonjae memanggil kedua anak itu. "Ya neo.. wae?" Tanya Yoojin.
Kedua anak tadi berbalik kembali. Melemparkan pandangan heran ke arah Yoonjae sama hal nya dengan Yoojin.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 2nd 2014
19.00 (07.00 PM)
"Mana Chanyeol dan Jongdae? aisshh kalau tahu mereka lama sekali begini lebih baik aku menunggu dikamar saja. Untung aku menunggu bersama pujaan hati ku tercinta", ujar Baekhyun menggoda Kyungsoo di sampingnya. Keduanya menunggu teman sekamar mereka di lorong asrama. Ia selalu mencari masalah dengan teman sekamarnya itu. Ia akan sangat bahagia setiap kali Kyungsoo mulai naik darah saat menghadapinya. "Kyungsoo-ya, belikan aku minuman"
"Beli sendiri sana.. kau kan punya kaki", Jawab Kyungsoo enggan beranjak.
Baekhyun melirik-lirik jahil Kyungsoo yang sibuk dengan ponselnya. Ia merapatkan posisi duduknya lalu menempel pada lengan Kyungsoo dan mulai melancarkan serangan-serangan pencari masalah andalannya, "Yeobo~~ Aku hausss~~"
"YA!!! AISSH", Kyungsoo menepak kepala Baekhyun dengan telapak tangannya dan mendorong risih Baekhyun yang tak henti menempelnya itu. "YA YA YA!!! Araseo.. aissh neo jincha Byun Baekhyun", Kyungsoo mau tidak mau bangkit dari duduknya.
Ketika ia berdiri, ia melihat seniornya di kampus, Seo Jaehyung, berjalan ke arah dirinya dan Baekhyun, bersama seorang yeoja yang Kyungsoo tahu sebagai adik dari Jaehyung, meski Kyungsoo tak terlalu mengenal yeoja itu.
Jaehyung berjalan lebih dulu menyapa Kyungsoo dan Baekhyun. Kebetulan mereka satu jurusan meski berbeda angkatan. "Baekhyun-ha.. Kyungsoo-ya, kalian sudah sampai duluan rupanya"
"Hooooooo~~ Jaehyung Hyung.. bogoshipeeo", Respon Baekhyun ceria seperti ia biasanya. Kyungsoo sendiri hanya membungkuk dan tersenyum. "Tumben sekali kau baru datang mepet waktu begini hyung?" Tanya Kyungsoo.
"Ne..Omma ku sedang sakit.. bgitulah.. aku bisa apa hehe..", Jawab Jaehyung.
Sang adik yang tak lain adalah Seo Myungeun menyusul Jaehyung. Ia membungkuk pada Kyungsoo dan Baekhyun begitu juga dengan Kyungsoo dan Baekhyun. "Baiklah.. nanti kita mengobrol lagi. Aku ingin mengantar adikku dulu", Jaehyung berserta sang adik Myungeun berjalan meninggalkan Baekhyun dan Kyungsoo.
"Ne silahkan hyung", Ujar Kyungsoo yang berdiri di belakang Baekhyun
"Hoho" Tawa Baekhyun. Ia memperhatikan Jaehyung dan Myungeun beberapa detik saja. Ia senyum-senyum tidak jelas. "Kyungsoo-ya.. kata Chanyeol, adiknya Jaehyung hyung itu sebenarnya suka pada....", Baekhyun mengibas-ngibaskan tangannya ke belakang. Awalnya berniat menarik Kyungsoo. Tapi tangannya tak berhasil menggapai apapun.. ia menghentikan ucapannya...
Ia sangat kaget saat ia tidak menemukan Kyungsoo dibelakangnya "Eo? Kemana Kyungsoo?" Tanya Baekhyun heran. "Kyungsoo-yaa~ Dyo ya~~~ ", panggilnya sembari berjalan menyusuri lorong hingga keluar. "Apa mungkin ia bersembunyi di suatu tempat? Sepertinya beberapa detik yang lalu ia masih di belakang ku?", ujar Baekhyun mengacak-acak rambutnya frustasi. "Atau mungkin Kyungsoo memiliki ilmu hitam.. atau ia jangan-jangan adalah titisan Do Minjoon?.. Do Kyungsoo Do Minjoon.. 0_0... Kyungsoo. .... Alien?"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 2nd 2014
19.10 (07.10 PM)
“Ahjussi, apa makanan pesananku masih lama?”, Tanya seorang yeoja pada ahjussi penjaga cafeteria.
“Sepertinya sebentar lagi selesai”, balas ahjussi tersebut.
“Ne Algesseumnida!”, ujar yeoja itu. "Semoga Jungkook suka dengan makanan yang kubelikan", gumamnya sambil kembali berpangku tangan. Angin musim semi yang bertiup sepoi-sepoi hari itu membuat matanya terasa berat. “Kenapa aku jadi mengantuk begini…hoaaahm”, gumamnya sambil menguap. Tak lama kemudian, matanya perlahan terpejam hingga….
15 menit kemudian….
"Noona.. Yaeji Noona" Panggil seorang namja.
“Hoaahm...” yeoja bernama Yaeji itu terbangun dari tidurnya. Ia menggeliat dan kemudian menyadari bahwa ia masih di cafeteria. "Eo.. Jungkook-ah?", Ia lalu melihat jam tangannya dan kemudian terkejut ketika mendapati dirinya sudah tertidur selama sekitar sepuluh menit lebih. “Omo!!! Ya neo paboya Yaeji-ah! Bisa-bisanya kau tertidur saat sedang menunggu makanan….pasti makanan ku sudah siap dari tadi”, ujarnya sambil bergegas menghampiri counter cafeteria tersebut. “Ahjussi, mana pesananku?”
“Eum soal itu….tadi seseorang menitipkan ini padamu”, ahjussi tersebut menyerahkan selembar memo pada Yaeji.
Maaf aku sudah menyelak antrianmu. Karena tadi kau tertidur pulas dan aku tak tega membangunkanmu jadi aku terpaksa mengambil makanan pesananmu.
Tapi kau tenang saja karena aku sudah membayarnya jadi kau hanya tinggal memesan makananmu lagi saja tanpa harus membayarnya lagi.
Ps: Lain kali, jangan beli makanan ketika dalam keadaan mengantuk ^.~
-Tertanda, Manusia Tampan-
Jungkook mengingat baru saja ada seorang namja yang mengambil pesanan. "Jangan-jangan tadi itu pesanan noona" Duga Jungkook.
“MWORAGO?!! AHJUSSI APA KAU TAK BILANG PADANYA BAHWA MAKANAN TERSEBUT ADALAH PESANANKU?!” Seru Yaeji.
“Mi-mianhae aku sudah mengatakannya tapi anak itu main ambil saja dan segera membayar dan pergi begitu saja setelah meninggalkan memo ini..dia bilang, bahwa dia ini temanmu yang sudah menunggu makanan yang di pesan olehmu yang tak juga datang”
"Aku tak punya teman laki-laki..." Jawab Yaeji.
Tanpa basa basi Jungkook menarik tangan Yaeji dan mengajak yeoja itu berlari. "Dia pasti belum jauh noona"
"M.. mwo? Dia. . nugu?", Tanya Yaeji bingung. Ia mengikuti Jungkook berlari.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 2nd 2014
19.20 (07.20 PM)
YiChan duduk di tempat favoritnya. Pada lorong asrama antara blok E dan D. Ia menunggu teman sekamarnya pulang membeli makanan. Di lorong yang sama, di seberang tempat duduknya, ia melihat anak yang sama. Bukan kebetulan, karena memang anak itu sering berada di sana. "Oi noona" Sapa nya meski ia sama sekali tidak mengenal Yichan. Mereka hanya sering bertemu tapi tidak pernah berkenalan sekalipun. "Terlalu lama libur, aku jadi rindu tempat favorit ku ini" Ujarnya.
"Nado", Jawab YiChan.
Tap..tap tap.. tak lama kemudian, seorang namja berlari melewati lorong tempat Yichan dan namja disebrang Yichan berada. Tidak ada sapaan, namja itu hanya melewati mereka untuk menemui seseorang. "Jaehee-ah!", teriak namja itu. Suaranya menggema di sekitar lorong itu.
Baik Yichan maupun namja di seberangnya terkekeh. "Baru satu hari kembali ke asrama, kita sudah bisa menonton drama gratis lagi", ujar namja itu.
"Eoh.. masalah apa lagi yang mereka ributkan hari ini?", ujar YiChan santai.
"Apa yang seru dari pertengkaran yang sudah sering disaksikan? lebih baik kalian menonton televisi", sambar seorang namja lainnya yang duduk tak jauh dari YiChan dan anak laki-laki yang YiChan sering temui. "Kisah mereka sudah tidak seru lagi" Lanjut anak itu.
"Gurae", Jawab YiChan dan 'Kawan lorong' Yichan bersamaan dan santai. Mereka bertiga hanya diam saja setelah itu.
***
“Jaehee-ah chakkaman!”, Joonmyeon berlari menyusur lorong mengejar Jaehee yang berjalan cepat di depannya. Ia menarik lengan yeoja itu begitu jarak mereka tak lagi terlalu jauh. "Jaehee-ah, ada apa sih denganmu?! Kau marah padaku hanya karena aku terlambat beberapa menit saja?!", keluh akan sikap diam Jaehee padanya.
Jaehee sudah menunggu hampir setengah jam sebelumnya. Rasa kesalnya akan sikap Joonmyeon yang seenak-enaknya dan hanya mementingkan dirinya sendirilah yang menjadi penyebab dari aksi diamnya kali ini. Selama ini ia sudah cukup bersabar dan memaklumi sifat Joonmyeon namun tidak untuk kali ini. "Apa katamu? beberapa menit saja?! Apa kau tahu bahwa aku sudah menunggu selama setengah jam? dan katamu itu beberapa menit saja?!", balas Jaehee dengan suara meninggi. Beberapa pasang mata, memperhatikan mereka. Beberapa mahasiswi terlihat tengah berbisik-bisik sambil memperhatikan mereka.
"Ya apa kau tak bisa bicara pelan-pelan? nanti reputasiku-"
"Urusi saja terus reputasimu dan tak usah lagi mengkhawatirkanku!", bentak Jaehee sambil bergegas pergi. Ia segera menepis tangan Joonmyeon dan kemudian berjalan melewati beberapa orang mahasiswi yang tengah membicarakan mereka. Tanpa mereka sadari, Jaehee mendengar pembicaraan mereka.
“Wah…lihat itu, Joonmyeon bertengkar dengan kekasihnya”, ujar salah satu di antara mereka.
“Biarkan saja…aku harap mereka putus supaya aku bisa mendekatinya”, ujar mahasiswi lainnya.
“Maja…lagipula apa menariknya gadis itu sehingga Joonmyeon bisa tertarik padanya pffth”, ujar mahasiswi ketiga. Jaehee merasa “panas” mendengar perkataan ketiga mahasiswi tersebut. Bukan karena ejekan yang mereka lontarkan padanya, melainkan karena hubungannya yang tidak diharapkan oleh banyak orang. Ia tiba-tiba teringat perkataan Suho beberapa tahun yang lalu ketika mereka baru saja menjalin hubungan: “Biar saja orang mau berkata apa tentang hubungan kita, toh kita ini yang menjalaninya bukan mereka”.
Dulu, ia masih bisa bersabar setiap kali mendengar orang-orang mendoakan hal-hal buruk terhadap hubungannya dengan Suho, tapi saat ini, kesabarannya sudah mulai menipis ditambah lagi sikap Suho yang mulai mementingkan dirinya sendiri dan jabatannya sebagai ketua organisasi mahasiswa.
Jaehee kemudian berbalik dan menghampiri ketiga mahasiswi tersebut. “YA! APA KALIAN TIDAK PUNYA PEKERJAAN LAIN SELAIN MENGURUSI HUBUNGAN SESEORANG?!”, bentaknya kesal. Awalnya, ketiga mahasiswi tersebut terkejut karena bentakan Jaehee namun hal itu tidak bertahan lama.
Salah satu dari mereka berdiri dari kursi mereka dan menghadapi Jaehee. “Wae? Kau marah? Kasihan sekali yang hubungannya sedang di ujung tanduk….kuharap kalian segera putus…Joonmyeon tak pantas bersanding denganmu”, ujarnya sambil tersenyum licik.
Jaehee semakin tersulut emosi ketika mendengar perkataan gadis tersebut. Refleks, ia mengangkat tangannya hendak menampar gadis itu namun tangan lain menahannya.
“YA MOON JAEHEE!”, seru Joonmyeon sambil memegangi pergelangan tangan Jaehee. “Kau ini apa-apaan sih?!”, seru Joonmyeon sambil menatap Jaehee tajam. Hati Jaehee seperti teriris ketika Joonmyeon membentaknya.
Tak terasa, matanya terasa berlinang namun ia berusaha untuk tak menangis di depan Joonmyeon dan mahasiswi menyebalkan itu. Ia menepis tangan Suho dan menatapnya tajam. “Gadis ini, menghinaku….dan kau bahkan tak membelaku sama sekali….”, gumamnya mencoba menahan amarahnya.
“Bu-bukan begitu maksudku! Aish! Tapi kau tak perlu sampai berbuat seperti ini! Bertengkar di depan umum seperti ini memalukan sekali!”
“Wae? Kau takut reputasimu hancur karenaku?”
“Bu-bukan begitu maksudku tapi…”
“Gwenchana…..tinggalkan aku dan carilah gadis lain yang bisa mendongkrak reputasimu!”, bentak Jaehee sambil berbalik pergi meninggalkan Joonmyeon.
“YA MOON JAEHEE!!”, seru Suho namun Jaehee sama sekali tak menengok dan ia mengabaikan panggilan Suho.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 2nd 2014
19.25 (07.25 PM)
"Oiiii Baekhyun-ah", Panggil Chanyeol dan Jongdae yang sekarang gantian justru menunggu Baekhyun dan Kyungsoo di lorong asrama blok J. "Mana Kyungsoo?", Tanya Jongdae.
"Heh? kupikir ia menyusul mu duluan tadi.. ", Jawab Baekhyun santai. "Ia sedang cari pacar mungkin, sudah.. sudah biarkan saja.. lebih baik kita makan dulu saja, ini aku sudah beli", Baekhyun menunjukkan kantung makanan pada Chanyeol dan Jongdae.
“Ya Baekhyun-ah, kenapa kau jadi beli makanan sebanyak ini?”, Tanya Chanyeol.
“Makanan ini sebenarnya bukan milikku tapi milik orang lain…karena tadi orang itu tertidur dan kebetulan aku lapar, jadi kuselak saja antriannya. Jadi aku membeli makanan miliknya puahaha”
“Jincha?! kalo orang itu mengetahuinya, dia pasti akan membunuhmu”, ujar Jongdae. “Tenang saja…dia tak tahu wajahku sama sekali kkk~” elak Baekhyun
“Dasar Evil Byun Baekhyun”, ujar Chanyeol.
"Haha.. kalian duluan ke kamar sana.. aku cari Kyungsoo dulu"
Yoojin dan Yoonjae kebetulan mendengar pembicaraan Baekhyun dan kawan-kawannya. Berhubung mereka juga tidak saling mengenal, Yoojin hanya bisa protes saat mereka sudah cukup jauh saja. "Anak itu nakal sekali", gerutu Yoojin. "Kudengar ia memang iseng pada anak-anak lain juga"
"Ah gurae..", Jawab Yoonjae masih fokus pada buku bacaannya.
"Isshhhh" Gerutu Yoojin.
Entah kebetulan atau tidak, tapi Yoojin dan Yoonjae kembali berpapasan dengan kedua anak yang bertemu mereka tadi pagi. Semakin kebetulan lagi saat kedua anak itu sepertinya sedang membicarakan Baekhyun. "Jungkook-ah.. gwenchana, aku bisa pesan makanannya lagi.. kita tak perlu mengejar anak itu"
"Aku tidak suka ia melakukan hal seperti ini pada noona! kita harus menangkapnya noona!", ujar Jungkook berhenti berlari saat ia melihat Yaeji terengah akibat mengikutinya berlari. "Noona mianhaeyo..", Ia mengelap peluh di kening Yaeji dengan lengan bajunya.
"Ya~ kalian berdua", Panggil Yoojin.
Perhatian Yoonjae langsung teralih begitu melihat kedua anak itu lagi. Jungkook dan Yaeji menghampiri Yoojin dan Yoonjae. "Kalian.. Hyung dan noona yang tadi pagi bukan?", Ujar Jungkook memastikan. "Annyeong hyung.. noona"
"Oh ne.. kau masih ingat!", Seru Yoojin. "Ah ne.. apa kalian sedang mencari anak yang mencuri makanan kalian?", Tanya Yoojin to the point karena ia sangat yakin Jungkook dan Yaeji mencari Baekhyun.
"Dari mana noona tahu?", Tanya Jungkook kaget.
Yoojin menarik tangan jungkook. Ia dan jungkook menengok dari balik tembok. Dari sana terlihat sosok Baekhyun lengkap dengan barang bukti makanan yang 'dicurinya' dari Yaeji. "Itu dia anak yang mencuri makanan yeojachingu mu", tunjuk Yoojin.
Di belakang Yoojin dan Jungkook, Yaeji kebingungan dan panik sendiri, saking paniknya yeoja itu berjalan mudur dan menginjak kaki Yoonjae. "Ahh m.. mian"
"Gwe..", Belum sempat Yoonjae menjawab, Yaeji yang panik berniat membungkuk meminta maaf seraya memundurkan tubuhnya ke sisi lain justru hampir menyenggol pot bunga dipojok lorong. Sigap Yoonjae menariknya. Saat ditarik, Yaeji justru hampir tepeleset membuat Yoonjae ikut panik.. kemudian..BRUKKKK!
Jungkook dan Yoojin melongok ke belakang. Mereka menemukan Yaeji dan Yoonjae sudah terjatuh ke lantai. "Kalian...", ujar Yoojin. "Sedang apa?", Yoojin menyadari Jungkook tercengang di sampingnya. "Omoo! kau jangan salah paham dulu adik kecil (?) teman ku tidak menggoda yeojachingu mu", Ia menenangkan Jungkook sebisanya.
Jungook menoleh dan menatap Yoojin dengan tatapan bingung. “Mworagoyo?”, Tanya Jungkook melongo.
"Ya Goo Yoonjae! cepat minta maaf!", Suruh Yoojin.
"Ah.. ne.. ini tidak seperti yang kau pikirkan..ini..."
"Noona", Jungkook mendekat tenang menjulurkan tangannya membantu Yaeji untuk berdiri.
Yoojin dan Yoonjae terdiam melongo mendengar ucapan Jungook.
Jungkook menampakkan senyumnya pada Yoonjae yang bahkan belum sempat berdiri itu "Hyung mianhaeyo.. noona sering begini kalau panik", Jungkook menyentil pelan kening Yaeji "Noona babo”
"Hehe.. Mianhae", Senyum Yaeji terkembang beriringan dengan senyum Jungkook.
Yaeji juga meminta maaf pada Yoonjae karna sudah membuat nya terjatuh tadi. "Aku terlalu ceroboh ... mianhaeyo Oppa"
"...Eum.. Eoh.. gwenchana", Sesaat Yoonjae melihat lagi hal yang sama dengan yang dilihatnya tadi pagi pada diri kedua anak ini. Ia terpaku memandang keduanya. Ia melirik bukunya yang ikut terjatuh barusan. Buku itu tepat terbuka pada halaman yang menjelaskan tentang dugaan Yoonjae pada kedua anak ini. "Apakah mungkin hal semacam ini.. nyata?" ujarnya dalam hati.
"Hyung.. noona", Suara Jungkook menyadarkan Yoonjae kembali dari lamunannya. "Aku belum memperkenalkan nama ku.. Na.. Jeon Jungkook imnida, dan ini......"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 2nd 2014
19.27 (07.27 PM)
Myungeun berada di kamarnya bersama Hwang Soomin teman sekamarnya. Dilihatnya Soomin sedang murung. "Soomin-ah wae? Kau tidak bahagia besok kuliah sudah dimulai lagi?"
"Aku senang", ujarnya meskipun wajahnya sama sekali tak menampakkan adanya aura kebahagiaan.
"Lalu?"
"Eonniee hiksss... tadi Yaeji eonnie kesini dengan seorang namja. Dia manis, lucu.. tampan.. wajahnya seperti anak kecil, tapi ia melindungi Yaeji noona gentle sekali (?) Hiksss.. kapan aku dapat kekasih seperti kekasih Yaeji eonnie?", curhat soomin.
"Apa yang kau maksud anak ini?", tanya Myungeun menunjukkan fotonya bersama dengan Yaeji dan Jungkook, namja yang dimaksud Soomin.
"Eonni mengenal nya?!!!!!!"
"Eoh"
"Beruntung sekali Yaeji eonnie"
Myungeun menepuk-nepuk pundak Soomin. "Sabar ya.. Dia bukan namjachingu Yaeji juga.. Hwaiting"
Mata Soomin langsung membulat sempurna. "JINCHAAA?!!!" Ia menggenggam tangan Myungeun "Eonnie.. kenalkan aku dengannya", ujar Soomin berapi-api.
"Minta tolong Yaeji saja" Usul Myungeun tanpa beban.
"Yaeji eonnie menjalin hubungan tanpa status dengan namja itu, bagaimana mungkin aku meminta tolong padanya? hiksssssss", Ratap Soomin akan nasibnya.
Dreeeeetttttt.. Sebuah pesan masuk ke dalam handphone Myungeun. "Chakkaman Soomin-ah", Myungeun mengabaikan Soomin yang sedang meratapi nasib. Ia mengecek isi pesannya ternyata dari salah seorang sonsaengnim. "Soomin-ah, mianhae.. aku harus menemui Lee sonsangnim dulu"
“Eonniieee!! Lalu bagaimana nasibkuu? Hing~”
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 2nd 2014
(19.25) 07.25 PM
"Hyung.. noona", Suara Jungkook menyadarkan Yoonjae kembali dari lamunannya. "Aku belum memperkenalkan nama ku.. Jega.. Jeon jungkook imnida dan ini Jeon Yaeji, kakakku, ia tiga tahun lebih tua dariku"
"Mwo??!", Pekik Yoonjae dan Yoojin.
"Ahh Na Goo Yoonjae.. bangapseumbida"
“Han Yoojin imnida.."
Jungkook berdiri bersama dengan Yaeji. Mereka juga membantu Yoonjae untuk berdiri. "Oppa jeongmal mianhaeyo", Pinta Yaeji sekali lagi.
Yoonjae terdiam sejenak. Ia baru saja menyadari bahwa sejak tadi Yaeji memanggilnya “Oppa”, meskipun ia baru saja mengenalkan namanya. Darimana ia tahu bahwa aku lebih tua darinya?”, gumam Yoonjae dalam hati. “Ah mungkin ia hanya menebak saja…atau mungkin wajahku memang terlihat tua? Heol…”, gumam Yoonjae dalam hati. "Gwenchana.. tidak ada yang terluka juga"
"Ya Ya Ya... Kita sudahi permintaan maaf dan yang lainnya. Kita harus menangkap anak itu" Yoojin melirik lagi, masih dapat dilihatnya Baekhyun berdiri di tempat yang sama.
"Lupakan saja.. nanti kita bisa kena masalah", Saran Yoonjae didukung oleh anggukan dari Yaeji.
"Tidak bisa.. kita harus menangkap anak itu!", Seru Jungkook didukung oleh Yoojin. "Kalau Yaeji noona ingin disini saja tidak apa-apa. Aku akan kesana dengan Yoojin noona"
"Heh? kenapa jadi aku?", Tolak Yoojin awalnya. Tapi wajah manis dan lucu Jungkook membuat hatinya luluh. Jungkook menelungkupkan kedua telapak tangannya memohon untuk ditemani. Yoojin pun mengangguk semangat. "Khaja..!" Jawabnya yakin sambil mengepalkan tangannya.
Yoojin dan Jungkook berjalan berdampingan. Mereka sudah siap menangkap basah Baekhyun. Langkah mereka tiba-tiba berhenti karena sosok Baekhyun yang beberapa saat lalu masih dilihat Yoojin kini lenyap begitu saja. Hanya tersisa bungkusan makanan yang tadi ada bersama Baekhyun.
"Pergi kemana anak tadi itu noona?", Tanya Jungkook. "Dia kabur?"
"M..molla.. tadi masih ada.. sepertinya belum sampai satu menit lalu"
☆*:.。. o)o .。.:*☆
21.25 (09.25 PM)
Tak terasa sudah dua jam Baekhyun menunggu Kyungsoo di tempat yang sama tanpa beranjak satu langkah pun dari tempat itu. Jam pada poselnya sudah menunjukkan pukul 21.25 tapi sosok Kyungsoo tak kunjung muncul. "Eodiyaa.. neo.. aissh jincha"
"Byun Baekhyun!!", Baekhyun refleks menengok dan melihat sosok seseorang di salah satu sudut lorong asrama.
☆*:.。. o)o .。.:*☆
March, 2nd 2014
19.30 (07.30 PM)
Minhyuk menunggu salah sorang muridnya yang kebetulan tinggal bertetangga dengan adik iparnya, Kiseop dan Sungyoung. Sungyoung menitipkan oleh-oleh untuk Minhyuk Alice kepada murid Minhyuk tersebut.
"Ssaem", Panggil Myungeun.
Minhyuk mengangkat tangannya untuk memberi tahu Myungeun bahwa ia melihat yeoja itu. Ia berlari kecil untuk menghampiri Myungeun. Namun.... begitu ia sampai didekat Myungeun, ia justru dibuat kaget dengan suatu kejadian yang tak pernah ia bayangkan akan terjadi sebelumnya. “M-Maldo andwae…”, gumamnya tak percaya.
☆*:.。. o)o .。.:*☆