CHAPTER 1 : The Different
Jeon Jung Kook laki-laki kutu buku yang merupakan laki-laki terpintar di sekolah,siswa yang tidak pernah mendapat nilai di bawah seratus atau dengan kata lain ia tidak pernah keliru menjawab setiap soal yang diberikan guru kepadanya bahkan ia pernah mempermalukan guru matematikanya sendiri di depan empat puluh murid yang sedang diajarnya dengan satu soal yang membuatnya bingung setengah mati.selain kepintaran yang dimilikinya Jung Kook juga memiliki paras yang rupawan bahkan banyak perempuan di sana yang menyebut Jung Kook adalah sosok yang sempurna,hampir semua perempuan di sekolah ingin menjadikan Jung Kook sebagai kekasihnya.Walaupun demikikan “Tidak Ada Manusia yang Sempurna” merupakan peribahasa yang tepat melihat keadaan Jung Kook saat ini,dengan segala kelebihan yang ia miliki Jung Kook tetap saja manusia yang memiliki banyak kekurangan.Jung Kook adalah anak autis dan seperti halnya anak autis pada umumnya, Jung Kook selalu berada di dunianya sendiri, dia juga berbicara dengan dirinya sendiri dan banyak orang yang menyebut bahwa anak ini aneh dan gila. Namun sebuah studi di Harvard University menunjukan bahwa berbicara dengan diri sendiri membuat seseorang menjadi lebih pintar.mungkin hal ini yang membuat Jung Kook jadi pintar.
“Lagi-lagi ia tertidur di sini” ucap tipis dara cantik berusia 16 tahun pada tahun ini itu.namanya suzy perempuan yang telah menjadi sahabat Jung Kook sejak kecil
“Hei…Jung Kook ayo bangun”ucap Suzy sambil menggoyang-goyangkan tubuh Jung Kook berharap agar ia segera bangun.suzy menggoyangkan tubuh jung kook berkali-kali sampai jung kook berhasil terbangun dari tidurnya
“Jam berapa sekarang?” Tanya jung kook dengan nada pelan
“sekarang sudah jam setengah dua sinag dan sebentar lagi Bu Ana akan segera masuk kelas cepat atur dirimu dan kembali ke kelas”jawab suzy tegas
“Baiklah…” seketika jung kook berdiri dengan penuh semangat
“Oh iya Jung apakah tidur di pojok ruangan perpustakaan adalah agendamu setiap hari?”sindir Suzy
“mungkin itu salah satu hobiku” jawab Jung kook dengan senyum di bibirnya
Jam dinding menunjukan pukul 14:45 yang menandakan bahwa mata pelajaran yang di ajar Ibu Guru Ana akan segera selesai.” Apa yang kalian pikirkan..tentang pemanasan global dan polusi udara yang terjadi akhir akhir ini”
Semua murid di kelas menjawab nya dengan penuh semangat kecuali the different Jung Kook, ia hanya terdiam di pojok belakang kelas.Guru Ana bertanya pada muridnya satu perastu tentang cara menanggulangi pemanasan global dan polusi udara dan semua murid menjawab dengan antusias.
“Jung Kook apa pendapatmu tentang polusi udara dan global warming akhir akhir ini?”
“…” Jung Kook diam saja dan tidak menjawab pertanyaan gurunya
“Jung Kook..apa kau mendengar pertanyaan Ibu?”
“Tidak..”
“Tidak ?” ucap guru ana keheranan
“Tidak… akuridak bias melontarkan pendapatku disini” ucap Jung Kook
“Ayolah Jung.. katanya kau ini pintar tapi mengemukakan pendapat saja susah setengah mati” ucap seorang teman Jung Kook dengan nada menyindir.
“Sudahlah Nam..semua berhak mau mengemukakan pendapatnya atau tidak!”Suzy mencoba membela Jung Kook
“Halah, kau ini tahu apa sih..pendapat bukanlah sesulit soal matematika maupun fisika!!!!”
“Aku tahu.. tapi itu hak Jung Kook untuk berbicara atau tidak”
Jung Kook seketika berdiri dari tempat duduknya "Nam.. kemarin aku melihatmu ditaman dekat alun-alun kota ,aku melihatmu mengukir namamu dan nama pacarmu dengan gambra hati ditengahnya disebuah tumbuhan bernama latin pterocarpus indicus willd atau yang lebih kita kenal dengan sebutan pohon angsana"
"Lalu apa hubungannya"
"Kau berbicara tentang menyayangi lingkungan tapi aku melihatmu membunag sampah sembarangan. Kau bicara tentang mencintai tumbuhan,tapi kenapa kemarin aku melihatmu melukai tanaman ? dan itulah kau Nam kau menyayangi tapi tak memberi arti, kau mencintai tapi menyakiti"
"Kau ini berbicara apa Jeon Jungkook ? aku ingin kau bicara tentang pendapatmu tentang pemanasan global yang terjadi akhir-akhir ini,lalu kenapa kau bicara mengenai apa yang aku lakukan kemarin heah?"
“Baiklah jika kau memekasanya Nam..akhir-akhir ini aku dapat merasakan dampak dari pemanasan global.Semakin manusia merusak bumi,semakin besar pula dampak yang ditimbulkan.Orang berteriak Save Our Earth ! Save Our Planet ! ketika mereka gencar menanam beribu-ribu pohon di berbagai penjuru dunia, pemanasan global itu tidak menjadi lebih baik. Mau tahu alasannya ? mari kuberi tahu satu rahasia tentang pemanasan global.Pada saat mereka, gencar mencanangkan progam seribu pohon di mana-mana yang di pandang sebagai solusi untuk menyerap karbondioksida, kemampuan pohon untuk menyerap karbondioksida hasil aktivitas manusia ternyata tidak mampu lagi menjadi solusi dari pemanasan global” Jung Kook menghela napas
“Kujelasakan secara singkat. Gas-gas karbondioksida yang timbul akibat kegiatan kalian diserap oleh pohon.Gas-gas kerbondioksida yang timbul akibat kegiatan kalian diserap oleh pohon untuk di lepaskan pada masa yang akan dating,tapi ini bukanlah akhir dari proses yang kalian kira merupakan sebuah solusi.pada kenyataannya,temperature yang semakin tinggi akibat perubahan iklim membuat peran para pohon bebalik dari penyerap manjadi produsen gas karbon tersebut lewat proses penguraian yang lazim para pohon lakukan pada musim-musim akhir pertumbuhannya.Dengan sangat menyesal kukatakan bahwa mereka bukanlah penyelamat sejati untuk bahaya pemanasan global pada masa kini”
Sesaat setelah Jung kook memberikan pendapatnya bel sekolah pun berbunyi menandakan kegiatan disekolah telah usai
“Baik anak-anak karena berhubung besok kalian libur 3 weeks Bu Ana akan member kalian PR. Satu kelompok dua orang tugasnya observasi, tentang apa ? bebas!!.. baiklah pelajarannya Ibu akhiri selamat sore”