CHAPTER 2 : Sun

“Ini, minumlah”

“Oh, gomawo”

“Apa eomma dan eonnimu tau kau sakit?”

Deg...

“Kenapa mereka harus tau?”

“Tentu saja, mereka harus tau itu. Biar bagaimanapun mereka tetap eomma dan eonnimu”

“Tidak ada gunanya, mereka tidak akan peduli”

“Tidak akan peduli? Apa aku perlu menyebutkan kepedulian mereka padamu? 3 tahun lalu, kau kabur dari rumah, mereka mati – matian mencarimu ke penjuru Korea, dan saat kau ditemukan, mereka mengabulkan semua keinginanmu, dan merenovasi kamarmu dulu menjadi kamarmu seperti sekarang, kamar yang tak berpintu, kamar yang hanya memiliki lorong kecil dan jendela, kamar yang kedap suara, ada kamar mandi di dalamnya dan mereka masih memberikanmu uang dan makanan setiap hari, kau ma..”

Kali ini, dia sangat menyebalkan!!

“Geureh, keluarlah. Kau sangat menyebalkan hari ini”

“Ah.. aku tidak mau keluar, aku mau menemanimu di sini. Mian”

“Em”

“Eun Kyo-ah, apa kau masih mengunjungi toko buku itu setiap hari?”

Mengunjungi toko.. toko buku setiap hari, itu kegiatan wajibku. Sepulang sekolah, aku selalu mengunjungi toko itu sampai tiba jam tidur eomma dan eonniku. Dan di hari libur, biasanya pagi hari aku ke taman, dan siang sampai malam aku ke toko buku itu, dan kalau toko buku itu tutup, aku akan mencari tempat lain yang nyaman, seperti tempat sauna atau yang lainnya. Apa kalian bertanya – tanya kenapa hidupku seperti ini? Menurut kalian apakah hidup yang kujalani ini adalah hidup yang bahagia?

“Kaukan sudah tau itu kebiasaanku, kenapa masih bertanya?”

“Hem, mian”

Mian..mian.. dia selalu mengucapkan kata itu, dia tidak mau aku marah dengannya. Andai dia tau, bahwa aku tidak akan bisa marah dengannya.

“Lalu, apa yang kau lakukan disana? Membaca buku setiap hari? Kau tidak bosan apa?”

“Anio, aku juga membantu ahjumma disana, menjadi kasir, menata buku, seperti itu..”

“Kau membantu mereka? Memangnya kau dibayar?”

“Di bayar? Ahjumma memang sering memberiku uang, tapi aku selalu menolaknya”

“Kau menolaknya? Waeyo?”

“Ehmm.. karna aku sudah menganggapnya seperti eommaku sendiri”

“Kau menganggap orang lain seperti eommamu, sedangkan eommamu sen..”

“Shutt. Diam. Pergilah oppa”

Aku tau dia akan menyebutkan kata – kata yang menyebalkan.

“Haish, baiklah aku akan pergi, tapi mian. Nanti pulang sekolah aku ikut denganmu ke toko buku itu, oke?”

Mwo? Seorang Kim Myungsoo ke toko buku? Itu bukan hal yang dia suka, tapi ah, arra dia pasti mencari komik. Asal kalian tau, dia adalah penggemar berat komik.

^_^

Segarnya.. udara sore Seoul. Seoul memang kota yang cantik. Secantik hariku hari ini. Wae? Karna Kim Myungsoo, bukankah aku sudah bilang, aku selalu nyaman disampingnya. Apa kalian berpikir aku mencintainya? Molla..molla itu jawabanku. Dan seperti janji kami sebelumnya, sepulang sekolah aku dan dia ke toko buku bersama.

“Annyeonghaseyo, ahjumma”

“Ne, annyeong Eun Kyo-ah. Nugu?”

“Oh, dia? Dia temanku. Namanya Kim Myungsoo”

“Annyeonghaseyo, ahjumma” sapa Kim Myungsoo kepada eomma ke duaku

“Oh, annyeong. Apa kau hanya berteman dengan Eun Kyo? Eun Kyo itu yeojachingumukan?”

Haish, ahjumma ini membuatku malu saja

“Hehehe” kenapa dia tertawa? Memangnya lucu? Kim Myungsoo, namja sialan berhentilah tertawa.

“Yak!!ahjumma..”

“Hahaha, ya sudah, nikmati waktu kalian berdua. Ahjumma harus memeriksa gudang dulu”

“Ne” jawab kami serempak

Sepertinya, belum ada banyak pengunjung. Yah.. toko ini akan mulai ramai pada jam 6 sore. Ya sudah, sebaiknya aku belajar dulu saja.

“Bahasa Inggris?”

Ucap Myungsoo oppa, ketika aku mengeluarkan buku mata pelajaran BAHASA INGGRIS.

“Ne”

“Bahasa inggris lagi, setiap hari kau selalu memakan buku itu. Apa kau tidak bosan?”

“Mwo? Memakan buku ini? Kapan aku memakannya?” jawabku berlagak bodoh

“Yak! Maksudku..”

“Arra, buku ini penting tau”

TBC..