CHAPTER 2 : Chapter 02 : What Should I Do To Protect You?
Lee Jongsuk meminum kopi panas yang dibeli oleh Manager Kim untuknya. Wajahnya terlihat lesu karena semalaman ia tak bisa tidur untuk persiapan shoot pertama dramanya hari ini. Lelaki berlesung pipit itu duduk di kursi salon untuk dimake-up oleh tim stylish melodrama terbarunya, “My Special Love”. Melodrama ini menceritakan kisah dua orang team leader dari sebuah perusahaan periklanan yang harus menyembunyikan hubungan cinta mereka karena takut akan menyebabkan terjadinya kekacauan diantara kedua tim yang sedang bersaing dalam mendapatkan klien.
Karena merasa bosan, Jongsuk mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Ia mengirim sebuah pesan menggunakan K-talk pada kekasihnya, Bae Suji, sambil menunggu stylishnya datang.
JongSLi- Suji******
Skulliji- ??
JongSLi- kau sedang apa?******
Skulliji- aku sedang rehearsal utk lagu baruku. Tumben kau bawa hp?
JongSLi- aku merindukanmu. kau tidak bertanya tentangku? L
Skulliji- Kau shoot drama kan? J
JongSLi- yup. Apa kau tidak merindukanku?
Skulliji- aku sibuk hari ini. kamu masih ingat permintaanku kemarin?
Jongsuk berhenti mengetik K-talk setelah membaca isi chat terakhir untuknya. Ia tak yakin untuk melakukan sebuah permintaan yang diberikan Suji untuknya kemarin. Diletakknya ponsel itu disaku celananya tanpa membalas pesan Suji karena pintu salon terbuka dan stylish-nya sudah datang untuk mendandaninya.
******
Lee Jongsuk menatap cermin besar milik salon dihadapannya dan ingatannya pun kembali ke kejadian setelah ia bertemu presdir Han kemarin sore.
Flashback…
Suji menarik tangan Jongsuk menuju ruang latihan tari yang kosong. Aktor tampan ini kemudian duduk di kursi sebelah Suji yang terdiam memandang wajahnya sendiri di cermin besar yang biasa ia gunakan untuk memonitor gerakan tarinya. Pria tampan ini memerhatikan kekasihnya dan mencoba menggenggam tangannya yang gemetaran untuk bertanya, “Suji-ya, apa kau baik-baik saja?”
Suji menggelengkan kepalanya perlahan, “tidak. Ini hal yang lebih buruk daripada terpeleset saat menari diatas panggung…”
Jongsuk menggenggam erat tangan Suji yang terasa dingin, “aku tahu. Hal ini diluar perkiraanku Suji-ya… maafkan aku…”
“aku bingung Jongsuk oppa, apa yang kita lakukan ini sebuah kesalahan?…” Suji menatap pria disampingnya dengan mata sayu.
“cinta bukan sebuah kesalahan Suji-ya..” Jongsuk meyakinkan Suji dengan menggenggam kedua tangannya.
Suji melepaskan genggaman tangan Jongsuk pelan-pelan, “aku masih bingung oppa… aku masih takut kalau hubungan kita adalah sebuah kesalahan…”. Dimata Jongsuk, wajah Suji terlihat lebih pucat daripada biasanya.
“apa yang harus kulakukan agar kamu percaya bahwa kita ini ada untuk saling melengkapi?” Jongsuk menyentuh kedua pundak Suji.
Suji menatap Jongsuk dengan tatapan serius, “buktikan padaku…”
“dengan cara..?” Tanya Jongsuk dengan nada bingung
Suji menatap wajah kekasihnya, “lakukan sesuatu, oppa. Seperti meminta pada sutradara untuk menghapus kiss scene didramamu”
Jongsuk membelalakkan matanya mendengar permintaan Suji yang terlihat tidak masuk akal untuknya yang seorang actor, “tapi… itu… bagaimana…akan kupikirkan itu…”ujar nya terbata-bata.
Suji terus mendesak Jongsuk untuk membuktikan cintanya dengan berkata, “pikirkanlah oppa, kau tahu aku belum terlalu yakin kalau hubungan kita ini akan benar-benar berjalan kearah yang serius. Aku harus punya bukti kuat untuk meyakinkan diriku sendiri bahwa memang kau tidak sedang mempermainkanku”
Jongsuk menghela nafas karena kehabisan ide membalas ucapan wanita berbibir mungil ini. Ingin rasanya Jongsuk menghentikan ucapan kekasihnya dengan sebuah ciuman tepat dibibirnya, tapi ia tahu bahwa saat ini memaksakan sebuah ciuman akan membuat Suji semakin tidak percaya tentang perasaan cinta Jongsuk yang tulus.
“baiklah, Akan kupertimbangkan kalau kamu mau memelukku sekarang…” Jongsuk berusaha menantang Suji.
“kau ini benar-benar mengambil kesempatan…” Suji berusaha protes sambil memelototkan matanya.
Namun, senyum kekasihnya yang manis itu meluruhkan hati Suji. Dengan gerakan kaku Suji melingkarkan kedua tangannya ke punggung Jongsuk untuk memeluknya. Pria tampan itu mendekatkan tubuhnya kearah Suji dan menepuk halus punggung wanita yang dia harapkan akan menjadi pilihan terakhir dalam hidupnya.
Suji melihat pantulan wajahnya di cermin. ‘Mengapa mukaku memerah saat aku sedekat ini dengan Jongsuk, apa yang terjadi sebenarnya? Yang aku tahu dia bukanlah cinta pertamaku, tapi mengapa rasa berdebar didada ini terasa berbeda?’, batin Suji.
End Of Flashback…
******
Selesai di-make up, Jongsuk pun segera keluar untuk menemui penulis-sutradara drama ini yang juga teman akrabnya, Ahn Jaehyun. Pria berhidung mancung itu sedang memberikan pengarahan kepada seorang kameraman saat Jongsuk berdiri dibelakangnya.
“Pak sutradara, aku ingin mendiskusikan sesuatu denganmu”
“Oh! Jongsuk! Kau sudah datang kawan…” Jaehyun menepuk bahu kawan akrabnya sejak kuliah itu. “apa yang mau kau diskusikan? Soal suji? aku sudah membaca artikel tentang kalian, kau terlihat sangat nekat dengan menggandeng tangannya…”
Jongsuk menghela nafas sebelum bicara, “Bagaimana kalau kita bicara sambil minum kopi?”
Jaehyun tersenyum simpul melihat kelakuan temannya, “oke, tapi kamu yang traktir!”
******
Seolhyun sedang menaiki van bersama managernya untuk menuju ke lokasi shoot drama di sebuah gedung perkantoran. Hari ini ia akan mulai shoot bersama Lee Jongsuk.
Gadis berusia sembilan belas tahun ini serius menghafal dialog yang harus ia bawakan nanti. Karena lelah membaca skrip, Seolhyun pun membuka jendela browser di ponselnya untuk mengecek berita selebriti terhangat hari ini di website STARDOM yang dikelola oleh wartawan Choi.
Sebenarnya, Seolhyun berharap dirinyalah yang menjadi “kata kunci yang paling dicari saat ini” (Today’s Hot Keys) karena keterlibatannya sebagai bintang utama wanita dalam drama terbaru ABTv berjudul “My Special Love” bersama actor specialis melodrama bernama Lee Jongsuk.
Gadis yang merupakan visual di girl grup AOA ini cukup beruntung karena berhasil mengalahkan banyak aktris untuk bisa tampil dalam drama ini.
Sayangnya, Seolhyun malah menemukan kata kunci “Jongsuk-Suji” di urutan pertama mesin pencari dalam website STARDOM. Seolhyun pun dengan wajah setengah penasaran dan setengah kecewa membuka kata kunci itu. Sebuah berita dengan judul yang diketik dalam huruf capital terpampang jelas di jendela browsernya.
Seolhyun melihat foto Jongsuk dan Suji yang sedang bergandengan tangan keluar dari sebuah restoran. Keduanya memakai topi hitam dan yang menutupi mata dan masker wajah berwarna senada. Gadis berambut hitam panjang ini terkejut dengan betapa beraninya kedua orang dalam foto ini memamerkan kemesraannya dengan bergandengan tangan dan saling memeluk pinggang. Seolhyun pun segera membaca artikel tentang Jongsuk-Suji dengan wajah yang terkejut karena tak percaya.
LEE JONG SUK – BAE SU JI BERKENCAN! SANG PANGERAN MELODRAMA MENEMUKAN PUTRI PUJAANNYA!
Aktor terkenal korea, Lee Jongsuk, mengakui hubungan asmaranya dengan idola wanita solo berbakat, Bae Su Ji, kemarin sore (01/11) melalui surat pernyataan yang dikirimkan melalui faks oleh kedua pihak management yang menaungi kedua artis tersebut. Dalam pernyataannya, Presdir Han dari “H-Ent” menuliskan bahwa hubungan keduanya masih dalam tahap mengenal satu sama lain dengan lebih baik. Tidak ada rencana terburu-buru untuk menuju pernikahan karena baik Su Ji maupun Jong Suk masih memiliki kontrak kerja yang harus diselesaikan.
Presdir Im yang merupakan bos agensi “AnActor” menambahkan bahwa sebenarnya actor tampan ini tidak pernah terikat dengan kontrak yang melarangnya berkencan. Karena itulah, ia pun menyerahkan semua keputusan untuk berpacaran kepada sang actor. Presdir Im juga mengharapkan hubungan asmara yang terjalin antara keduanya dapat medapatkan restu dari banyak pihak, terutama fans Lee Jong Suk.
Namun, sepertinya fans Lee Jong Suk kurang bisa merespon dengan baik kabar ini. Mereka melakukan cyberbullying terhadap akun SNS serta Fancafé milik Bae Su Ji dengan mengirim banyak kalimat berisi kecaman atas hubungan asmara mereka. Dilaporkan bahwa semenjak berita ini diturunkan tadi pagi, ada sekitar 500 lebih mention di SNS Su Ji yang menyatakan ketidaksukaannya pada idola wanita ini karena mereka menganggap bahwa Suji hanya ingin mendongkrak popularitas album barunya yang segera diluncurkan. Bagaimana pendapat anda?? Perlukah kita mengucapkan selamat atas lahirnya Visual Couple ini? Credit to; Wartawan Choi.
Seolhyun mendengus kesal membaca artikel yang sedang popular di seluruh negeri itu. Ia memasukkan ponselnya kedalam tas dengan wajah kecewa. Matanya pun memandang deretan gedung tinggi di balik jendela mobilnya yang terlihat tersusun rapi seperti tulisan artikel yang baru ia baca.
******
Suji mengusap keringat yang membasahi tubuhnya dengan handuk setelah melakukan rehearsal kamera kelima kalinya untuk single terbaru yang akan dirilis dua hari lagi berjudul “Barram (Angin)”. Ini adalah lagu dengan tempo medium yang menceritakan perjuangan seorang wanita untuk menerjangkan halangan apapun yang menghambat perjalanannya dalam mencapai kesuksesan dalam hidupnya.
Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka dan Lee Jiah, stylish Suji, berkata, “Suji-ya, datanglah ke ruangan presdir Han! Dia ingin bicara denganmu sekarang”
“tidak biasanya bos ingin bertemu denganku saat aku sedang latihan… ada apa unnie?” Tanya Suji sambil berjalan menghampiri Jiah.
“Entahlah… tapi, aku melihat ada seorang pemuda tampan yang masuk ke ruangan presdir Han tadi” ujar Jiah.
“Siapa?” Tanya Suji.
“sepertinya dia mirip dengan produser Kim Woobin” Jiah mencoba mengingat wajah pemuda yang datang ke ruangan Presdir Han.
Suji terkejut mendengar nama orang yang tak asing baginya, “Kim Woobin?!”
******
“Hello, my girl!” Kim Woobin, pria berusia dua puluh empat tahun yang gagah berpenampilan rapi dengan tuksedo warna abu-abu dan rambut hitam yang disisir rapi melambaikan tangannya kepada Suji yang masuk ke ruangan Presdir Han.
Suji memborbardir kakak kelas semasa sma-nya yang memiliki alis tebal itu dengan banyak pertanyaan, “Woobin oppa! Apa yang kau lakukan di sini? Kapan kau kembali dari Amerika? Untuk apa kau kemari?...”
“Wooh..wooh…sepertinya kau merindukanku…sebuah pelukan sudah lebih dari cukup, Suji-yaa..” Woobin tersenyum genit kepada Suji sambil merentangkan kedua tangannya. Suji menepis tangan Woobin dan segera duduk di sofa yang berhadapan dengannya.
Suji dan Woobin saling mengenal ketika Suji bergabung ke klub teater sma saat ia masih kelas satu. Woobin yang kelas tiga saat itu menjabat sebagai ketua klub. Ia memiliki hubungan yang dekat dengan pamannya yang seorang pemilik perusahaan entertainment, Han JungWo. Suji mempesona Woobin dengan kecantikan dan bakatnya menyanyi opera, bermain piano dan gitar. Gadis ini pun sangat hebat dalam menari di teater musical sekolah. Suji pun akhirnya dikenalkan kepada Presdir Han oleh Woobin dan langsung didebutkan sebagai idol wanita setelah empat bulan ditrainer dengan image gadis muda yang segar dan periang. Dalam waktu singkat Suji mendapat banyak fans dan pujian atas keberaniannya untuk debut diusia yang terhitung muda, tujuh belas tahun.
Woobin sangat senang melihat kesuksesan debut Suji. Ia pun memiliki rasa percaya diri untuk mengikuti jejak pamannya sebagai produser terkenal. Setelah lulus sma, Woobin berkuliah di Amerika dan mencoba peruntungannya sebagai produser dengan mentrainer orang-orang keturunan korea yang tinggal di Amerika. Ia pun akhirnya mencapai kesuksesan dengan mendirikan perusahaan rekaman sendiri dan mentrainer puluhan remaja yang ingin menjadi idol terkenal seperti Bae Suji.
“Ehemm… Suji… Kim Woobin datang kemari untuk menawarkan kerjasama lagi denganmu” Presdir Han menyela pembicaraan keduanya.
“kerjasama lagi? Kamu tidak bosan mendengar penolakan dariku, oppa? Aku tidak berminat debut di Amerika!” Suji melipatkan kedua tangannya didada.
“kenapa? Karena kau sudah menemukan pangeran berkuda putihmu disini?” Woobin meniru gaya Suji yang melipat kedua tangannya.
“ini tidak ada hubungannya, oppa!” Suji menunjuk muka Woobin agar menghentikan pembicaraan tentang urusan asmaranya.
“Suji-ya, pikirkanlah dulu sebelum memutuskan tentang kontrak debut Amerika mu… Woobin akan menjelaskan detailnya padamu setelah kau latihan. Aku akan menunggu keputusanmu dalam waktu satu minggu, jadi kau tak perlu buru-buru” Presdir Han menyerahkan sebuah map berisi kontrak dengan produser tampan dari label music M-World yang berpusat di New York kepada Suji.
“bagaimana kalau makan siang bersamaku untuk menjelaskan isi kontrak ini?” ajak Woobin dengan nada merayu
Suji memelototi Woobin yang berusaha merayunya. Ia pun menatap Presdir Han sambil berkata, “baiklah presdir Han! Akan saya pikirkan permintaan dari keponakan tersayang anda ini, saya permisi sekarang..”. Suji segera keluar meninggalkan ruangan presdir dengan membawa map kontrak ditangannya.
Sebuah pesan K-talk masuk ke ponsel Suji saat gadis ini kembali ke ruangan latihan. Suji segera membacanya,
Woobinssi- ‘hello my girl! kutunggu di Café Poirot, jam 5 sore. NB: pakailah gaun yang seksi *wink*.
Suji hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum melihat kelakuan genit Woobin yang tak pernah berubah sejak mereka masih sma.
******
Seolhyun masuk keruang wardrobe untuk mengganti pakaianya. Didalam ruangan, ada dua orang stylish yang sedang bercengkerama sambil merapikan pakaian untuk para artis. Keduanya tidak menyadari kehadiran Seolhyun dan terus bicara mengenai berita hubungan asmara actor terkenal itu.
“Sepertinya, Seolhyun tidak akan mendapatkan kesempatan untuk bersinar di drama ini” ujar stylish A. Si stylish B menambahi, “tentu saja. Siapa yang bisa mengalahkan kepopuleran berita hubungan Suji dan Jongsuk sekarang? Tidak ada! Keduanya pasti akan mendapat banyak sorotan karena hubungan mereka berdua. Seolhyun tidak akan punya kesempatan untuk mendapatkan shipper fans antara dirinya dan Jongsuk.. hahaha…”. Stylish A bertanya pada kawannya, “apa menurutmu Lee Jongsuk cocok dengan Bae Suji? buatku mereka terlihat sempurna, aku jadi iri…”.
Seolhyun berusaha menahan amarahnya mendengar ucapan kedua orang itu mengenai dirinya dengan berdehem, “Ehem… unnie… aku harus memakai pakaian yang mana untuk scene enam ini?” tanyanya dengan senyum yang dibuat-buat.
“Ahh…seol…seolhyun…itu… tadi…” kedua stylish itu tergagap karena merasa bersalah telah membicarakan Seolhyun.
“apa aku harus memakai sweater pink ini?” Tanya Seolhyun sambil tersenyum mengambil gantungan baju dibelakang punggung kedua stylish itu. Dengan langkah penuh amarah Seolhyun menutup pintu kamar ganti dengan suara keras ,’Brakk!’
******
“hahaha…kau pasti bercanda, Jongsuk… sejak kapan kau menjadi tidak rasional begini? Apa sejak kau bertemu bertemu Suji?” Ahn Jaehyun menertawakan Jongsuk yang terlihat kebingungan. Jaehyun tahu bahwa kawannya sejak kuliah dijurusan seni peran ini memang tidak memiliki banyak pengalaman dalam berpacaran. Seingat Jaehyun selama mereka berdua berteman, actor pemilik tinggi 186 cm ini hanya dua kali berkencan dengan wanita yang bukan dari kalangan selebriti.
Berbeda dengan Jongsuk, Jaehyun lebih punya banyak pengalaman mengenai wanita karena pernah berkencan dengan lebih dari sepuluh wanita selama ia kuliah. Jadi tak heran, Jaehyun tahu bahwa Suji hanya ingin mengetes perasaan cinta Jongsuk dengan meminta actor tampan ini untuk tidak mencium lawan mainnya.
“entahlah, saat ini perasaanku ini tak bisa sejalan dengan rasionalku. Suji yang memintaku untuk membuktikan bahwa aku benar-benar tulus menyukainya, aku tak tahu harus berbuat apa lagi, Jaehyun-ah…” Jongsuk mengaduk kopinya yang sudah mulai dingin.
“Sekarang pikirkanlah Jongsuk! Kau kira aku menulis adegan ciuman didalam drama ini untuk apa?” Jaehyun melipat kedua tangannya. Ia tersenyum melihat temannya mengerutkan keningnya untuk berpikir.
“untuk mengejar target rating televisi kan?” terka Jongsuk.
“tepat sekali!” Jaehyun menepuk tangannya. “Jika drama ini memiliki rating tinggi, siapa yang akan lebih diuntungkan? Tentu saja, kau Lee Jongsuk!”.
“kau benar…tapi…lalu bagaimana aku menjelaskan tentang adegan ciuman ini pada Suji?”
“kenapa mengkhawatir Suji? tenanglah! Dia bukan wanita pertama yang kau kencani Jongsuk… lagipula, aku yakin dia sudah tahu resiko pekerjaanmu. Dia jauh lebih dulu mengerti dunia showbiz yang penuh kepura-puraan ini, Jongsuk-ah. Aku yakin dia juga lebih punya banyak pengalaman dengan pria selain dirimu. Suji hanya mengetesmu kawan! kau tak perlu takut melakukan adegan ciuman dengan Seolhyun. Percayalah padaku! Kita akan melakukan adegan ciuman itu senatural mungkin…” saran Ahn Jaehyun sebagai sutradara drama ini sambil mengerlingkan matanya.
“apa aku harus percaya padamu?…kau biasanya mempermainkanku saat aku meminta saran…” ujar Jongsuk sambil mengernyitkan dahinya karena curiga pada ide-ide yang dimiliki sutradara muda ini.
“terserah padamu, Jongsuk-ah…aku hanya mengatakan yang sebenarnya…ah, aku harus kembali ke set drama. Sepertinya, Seolhyun sudah datang…” Jaehyun berdiri untuk pergi meninggalkan Jongsuk.
“Terima kasih kopinya, Jongsuk! Semoga Suji tidak akan meninggalkan pria dungu sepertimu, hahaha… aigo, si dungu ini sedang jatuh cinta~”
“Yaahh…siapa yang kau bilang dungu, tunggu Jaehyun!” Jongsuk memelototi Jaehyun yang tersenyum penuh canda.
******
Seorang pelayan wanita membawa pesanan kopi panas dan jus stroberi untuk Woobin dan Suji. Pelayan itu menatap Suji dengan tatapan terkejut karena idola wanita ini sedang ramai dibicarakan banyak orang karena skandal cintanya datang untuk ke restoran Poirot untuk bertemu dengan pria lain.
Setelah si pelayan pergi, Woobin memulai pembicaraan, “Jadi apa yang harus kuucapkan untuk hubunganmu dengan si dungu Jongsuk itu? Ucapan selamat?”
Suji mengaduk jusnya dan bertanya dengan nada heran, “dungu? oppa mengenal Lee Jongsuk oppa?”
“tentu saja. Aku pernah mengajaknya untuk menjadi trainer idol grup saat masih jaman kuliah dulu di Amerika…tapi si dungu itu bahkan tak bisa membaca tangga nada meskipun aku sudah melatihnya dengan susah payah. Pada akhirnya dia malah keluar dan bergabung ke perusahaan lain tanpa sepengetahuanku. Dia benar-benar dungu dan aku benar-benar membencinya…” Woobin melipat tangannya diatas meja restoran yang terbuat dari kayu jati.
“sepertinya dia memang seperti yang kau katakan, dia bahkan harus berpikir lama sekali ketika aku memintanya untuk tidak mencium lawan mainnya…” Suji tersenyum kecil mengingat wajah syok Jongsuk saat dia menyarankan kekasihnya.
“sepertinya kau senang mempermainkan perasaannya? Lalu kenapa kalian berkencan?” Woobin masih belum percaya bahwa teman wanitanya yang anggun dan pintar ini menerima cinta Jongsuk.
“entahlah. Kau mungkin takkan percaya oppa, tapi ada sesuatu dimatanya yang mengingatkanku pada seseorang yang pernah kutemui. Lagipula, Bukankah ada pepatah yang bilang bahwa cinta tak perlu sebuah alasan? Kau mencintai seseorang karena kau mencintainya, oppa..” Suji tersenyum pada Woobin. Gadis manis ini meminum jus stroberi dari gelasnya. Kemudian, ia mengalihkan pandangannya kearah samping restoran yang dipenuhi oleh tanaman dan air terjun buatan. Suasana nyaman yang melegakan bagi Suji yang lelah seharian melakukan rehearsal untuk lagu barunya.
“tapi kau perlu logika untuk menghadapi serangan fansnya…” Woobin menatap wajah gadis dihadapannya dengan tatapan lembut.
“kau benar oppa. Mungkin saat ini mereka sedang bersiap untuk meracuniku dengan berbagai cara” Suji masih memandang hijaunya dedaunan yang tertiup angin sore musim semi.
“untuk itulah, sebaiknya kau ikut denganku ke amerika…” Woobin mencoba mengalihkan pembicaraannya. Pria beralis tebal ini tahu bahwa Suji terlihat tertekan dengan semua pemberitaan media hari ini mengenai dirinya dan Jongsuk.
Suji menghela nafas sebelum menjawab pertanyaan Woobin, “kenapa? Apa karena ‘pohon apel yang kamu tanam sudah tidak berbuah lagi di Kota Apel Besar’ ?” (julukan New York, The Big Apple)
“sebuah perumpamaan yang unik, pasti si dungu itu yang mengajarimu…bukan karena itu, Suji-yaa. Hanya saja aku baru tahu bahwa apel yang kutanam sudah membusuk sebelum kupetik…” Woobin menyesap kopi panasnya. Ia tak bisa menyembunyikan kekecewaan karena memikirkan penyanyi debutannya yang kini terkait masalah narkoba dan berniat menerima kontrak dengan agensi lain.
“kau kan bisa menebangnya, Woobin oppa…” saran Suji dengan tatapan mata penuh simpati kepada kawannya.
“tentu saja akan aku tebang pohon busuk itu jika aku sudah membeli bibit apel yang baru yang bernama Bae Suji…”Woobin mengerlingkan matanya dengan genit.
Suji tersenyum simpul mendengar ucapan Woobin yang mencoba untuk mengajaknya debut di Amerika. Gadis ini mengangkat bahunya, tanda bahwa dia belum bisa mengambil keputusan besar dalam hidupnya. Suji memandangi hijaunya tanaman di taman restoran Poirot yang berayun karena angin sore yang mengingatkan Suji pada pikirannya yang juga sedang berayun mempertimbangkan banyak kemungkinan dalam hidupnya saat dia harus mengambil sebuah keputusan.
******
Waktu menunjukkan pukul sebelas malam., dan shoot drama masih berlangsung. Seolhyun membawakan segelas kopi untuk Jongsuk yang sedang duduk menghafal skrip nya.
“minumlah, Jongsuk oppa...” ujar Seolhyun sambil menyodorkan gelas kopi.
“terima kasih, seolhyun.” Jawab Jongsuk singkat sambil tersenyum pada lawan mainnya.
“oppa sedang menghafalkan skrip untuk scene kita berkencan di kantor?” Tanya Seolhyun.
“hmm… benar. Kau sudah menghafalkannya?”
“Ya. Aku sudah berdiskusi dengan Jaehyun. Dia menyarankanku untuk menambahkan backhug di scene ini agar suasana romantisnya semakin terasa… bagaimana menurutmu?... jika oppa tak bersedia, aku takkan melakukannya…”
“backhug? Jaehyun yang menyarankannya? … lakukanlah, aku yakin dia sudah punya pertimbangan yang baik untuk scene ini…” Jongsuk tersenyum ramah pada Seolhyun. Gadis ini membalas senyum manis dari Jongsuk yang mampu membuatnya melupakan rasa kantuknya.
******
Suji menyelesaikan rekaman video latihan tarinya dengan hasil yang memuaskan setelah mengulangnya hingga ke tiga puluh kali. Rekaman video itu akan ditampilkan di acara ‘Launching Album BaeSuji-Barram’ besok pagi. Suji masih ingat bahwa dia menjanjikan pada Presdir Han tentang kesuksesan album ini meskipun ia berpacaran dengan lee jongsuk. Dia terlihat nervous menghadapi beragam reaksi yang akan muncul saat orang-orang mendengar lagu barunya. Ia tahu bahwa banyak orang yang membencinya karena kepopuleran yang ia miliki, tapi banyak juga orang yang merindukannya untuk perform kembali ke panggung setelah vakum satu tahun. Sebuah dilemma yang selalu membebani pikiran Suji setiap ia mengeluarkan lagu baru.
Setelah mandi dan berganti pakaian, Suji keluar dari ruang latihan yang sudah sepi. Dengan langkah pelan Suji menyusuri koridor lantai 3 H-Ent menuju lift untuk turun ke area parkir di basement.
Sebuah pesan masuk ke email ponselnya yang berasal dari Ibu Suji. Pesan singkat pada Suji itu berisi,
“Suji-ya, apa kabar? Apa kau sudah makan? jaga diri baik-baik, nak. Ibu merindukanmu. ps: salam untuk LeeJongsuk”
Suji menghela nafas panjang dan merasakan bahwa ia merindukan ibunya yang kini tinggal di Amerika bersama suami barunya. Ibunya yang seorang editor majalah bisnis berjumpa dengan ayah tirinya saat ibu melakukan perjalanan ke negeri Paman Sam. Saat itu Suji masih berusia sepuluh tahun, namun ia bisa merasakan ada perubahan pada ibunya sejak kematian ayahnya. Ia hanya bisa diam saja saat ibunya menikah dengan pria pilihannya dan meninggalkan Suji di korea bersama bibinya yang tinggal di Seoul.
Kini, sebuah pesan dari ibunya mendadak membuka ingatan Suji yang sudah tersimpan rapi dilemari memorinya. Ia bingung menjawab email dari ibunya. Tak mungkin Suji menceritakan semua yang terjadi pada dirinya pada ibunya karena mereka tak pernah saling bicara sejak dua belas tahun lamanya. Akhirnya, Suji hanya menjawab singkat pesan ibunya,
“aku baik-baik saja, Ibu jaga diri baik-baik juga disana”.
Suji menghela nafas berat setelah menekan tombol “kirim” untuk email ibunya.
Kemudian, Suji melihat ada lebih dari lima ratus “spam” di SNSnya semenjak berita kencannya menyebar hari ini. Ia tahu bahwa hal ini akan terjadi, tapi dia juga tak menyangka bahwa reaksi orang mengenai hubungannya akan sangat negative seperti ini. ‘Apa ini karena aku mengencani Lee Jongsuk? Bagaimana jika aku berkencan dengan selebriti lain? Apa aku akan mendapatkan perlakuan yang sama?’ pikir Suji selama dia berjalan menuju lift.
Suara lift berdenting. Suji mengangkat wajahnya dan melihat Woobin berdiri didalam lift.
“Woobin oppa…” Suji tampak terkejut melihat kawannya datang tengah malam begini.
“Sepertinya kau tidak berharap aku yang muncul didalam lift…” ujar Woobin.
“aku tak mengerti maksudmu…” balas Suji.
“aku akan mengantarmu pulang...” jawab Woobin dengan tenang.
“aku membawa mobilku sendiri Woobin oppa, kau tak perlu…” Suji menghentikan perkataannya karena merasakan sesuatu telah terjadi pada mobilnya. Ia pun menyadari kunci mobilnya tidak ada di dalam tasnya.
“Ya, perkiraanmu benar.” Jawab Woobin. “Mereka sudah mulai menyerangmu…ban mobilmu sudah digembosi dan kaca mobilmu penuh dengan piloks warna. saat aku kemari untuk rapat dengan para investor di H-Ent, aku melihat mobilmu sudah dalam kondisi rusak…aku yakin kau tidak tahu tentang insiden itu karena aku yang menyuruh managermu untuk diam-diam membawanya ke bengkel…” Woobin mencoba menjelaskan kejadian yang terjadi pada mobil biru kesayangannya Suji.
Gadis di hadapannya ini terkesiap membayangkan apa yang terjadi. Raut mukanya pun berubah menjadi datar,“mereka lebih cepat dari perkiraanku…”
“aku tak tahu bagaimana mereka bisa masuk ke basemen… mungkin ada fans lee jongsuk yang bekerja di H-Ent dan merencanakan ini semua…” duga Woobin.
“siapa yang tidak menyukainya? Kecuali kau oppa, semua orang di korea mengetahui siapa Lee Jongsuk” jawab Suji pelan.
“Waahh… sepertinya kau cemburu dengan popularitas kekasihmu…” cibir Woobin saat melihat sahabat wanita terbaiknya itu kehilangan rasa percaya diri.
“siapa bilang?” bela Suji.
“atau kau cemburu karena ternyata dia bukan hanya milikmu seorang…” pernyataan Woobin membuat Suji terdiam. Gadis berambut coklat panjang itu menatap wajah sahabat prianya tanpa bisa menjawab pernyataan itu. Denting lift membuat keduanya berhenti saling bertatapan. Suasana menjadi hening karena tidak ada satupun yang bersuara kecuali langkah sepatu mereka menuju mobil.
“naiklah ke mobilku…” ujar Woobin sambil berjalan menuju mobilnya.
“kau memang bisa diandalkan, Woobin oppa… terima kasih” ucap Suji.
“peluklah aku jika kau berterima kasih…” jawab Woobin sambil memasang sabuk pengaman.
“jangan bercanda… ayo kita pulang, aku lelah…” ujar Suji sambil menutup pintu mobil merah milik temannya itu.
******
“kenapa Presdir Im tiba-tiba menyuruhku pindah apartemen?” Tanya Jongsuk pada manager Kim yang datang ke lokasi shoot dengan membawa dua koper tas milik Jongsuk.
“bos ingin menghindarkanmu dari serbuan fans yang sudah mengetahui lokasi apartemenmu yang dulu… mereka membuat gaduh didepan apartemen hari ini dan banyak tetangga yang datang protes padaku tadi pagi karena berita kencanmu Jongsuk…” jawab Manager Kim sambil menggaruk lehernya.
“ini sangat lucu….presdir Im sendiri yang bilang bahwa aku boleh berkencan dengan terbuka didepan media, tapi sekarang… aku harus menghindari fansku hanya karena mereka mungkin akan menyakitiku…ini tidak masuk akal, Hyung…” ia melihat dua kopernya dengan tatapan kesal.
“tapi Presdir Im melakukan ini untuk membela keputusanmu Jongsuk-ah… seharusnya kau beryukur Presdir Im masih mau membelamu meskipun kau sudah kehilangan banyak tawaran iklan dan film hari ini. sudahlah jangan berdebat, kau cepatlah selesaikan shoot mu. Aku akan menunggumu disini…” jawab Manager Kim dengan nada memerintah.
Sang actor pun segera turun dari van dengan wajah masam. Ia tak menyangka bahwa hubungan asmara yang ia jalin dengan Suji berdampak besar pada orang-orang disekitarnya. ‘Apa ada yang salah dengan keputusanku untuk bersamamu, Suji?’ Tanya Jongsuk dalam hatinya sambil terus berjalan menuju lokasi shoot dramanya.
******
“kenapa aku harus ke apartemenmu?” Tanya Suji begitu melihat bangunan ‘Kingdom Apartement’ bertema eropa klasik yang megah dihadapannya.
“kau pindah kemari mulai hari ini…” Woobin mengeluarkan kunci kamar dari sakunya.
“HAHH?” Suji benar-benar terkejut dengan ucapan Woobin.
“Lihatlah! Paman Han, Presdirmu, memberiku kunci kamarmu. Dia ingin kau menghindar dari serangan fans. Tenanglah, apartemen ini memiliki penjagaan ekstra. Kau akan aman selama berada disini” balas Woobin dengan nada yang meyakinkan.
“tapi, pakaianku…” Suji tidak tahu apapun tentang rencana kepindahannya.
“stylish dan managermu sudah membawanya tadi sore. Aku yang meminta mereka melakukannya… apa aku terlihat seperti pahlawanmu sekarang?” ujar Woobin dengan rasa puas.
“kau terlihat menyebalkan sekarang, Woobin …kukira aku tak akan bertetangga lagi denganmu oppa setelah kamu lulus sma…” Suji benar-benar tidak menyukai ide untuk pindah apartemen.
“kuanggap itu bentuk kerinduanmu Suji… ayo masuk…” jawab Woobin dengan santai.
“dan kita tinggal dilantai yang sama? Tidak bisa dipercaya…” Tanya Suji sambil melihat nomor apartemennya, 701.
“tentu saja. Apa kau senang?” ujar Woobin sambil tersenyum jahil.
“ini benar-benar menyebalkan…” runtuk Suji.
******
Suji membuka lemarinya dan terkejut melihat semua gantungan baju sudah dipenuhi oleh baju-bajunya. Alat rias pun sudah tertata rapi di meja. Kemudian, ia melihat refleksi wajahnya di cermin. Kantung matanya semakin parah karena ia tak bisa tidur beberapa hari ini. Ia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul tiga pagi. Suji memutuskan untuk berganti baju training dan keluar untuk lari beberapa putaran di arena lari apartemen agar stress nya hilang. Ia membuka pintu kamar apartemennya dan berjalan menuju lift. Di tekannya tombol turun dan menunggu lift naik ke lantai tujuh tempat kamarnya berada.
Suara lift terbuka membuat Suji mengangkat wajahnya. Matanya terbelalak melihat Lee Jongsuk berdiri didalam lift dengan dua koper disampingnya. Sang actor pun tak bisa menyembunyikan rasa kagetnya melihat orang yang sangat ingin temui saat ini berada tepat dihadapannya.
Mereka saling bertatapan dalam diam. Ada perasaan yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Detik waktu di jam tangan yang dikenakan Jongsuk pun seolah terhenti karena ada detak lain yang tak beraturan muncul dari dalam pergelangan tangannya. Jongsuk berjalan menghampiri Suji diluar lift sambil menyeret kedua kopernya.
“Suji-ya…” Jongsuk merasakan sakit yang aneh didalam dadanya saat menyebut nama wanita dihadapannya. Entah kenapa Jongsuk bisa menebak bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi pada kekasih hatinya. Gadis dihadapan Jongsuk ini hanya terdiam mematung memandang pria yang selama dua minggu ini memenuhi pikirannya.
Aktor tampan ini kemudian mencoba untuk melingkarkan tangannya ke punggung Suji. Wanita bermata sendu ini hanya diam dan tak berusaha menghindar. Ia dapat mendengar detak jantung Jongsuk yang tak beraturan. Ia pun bisa merasakan detak jantungnya yang seirama dengan detak jantung actor tampan ini. Jongsuk mengelus lembut rambut panjang Suji yang selembut coklat susu. Tanpa disadari oleh Suji, dirinya menetaskan airmata sebagai pelampiasan stress yang menumpuk dikepalanya. Keduanya hanyut dalam pelukan yang penuh kehangatan itu tanpa sepatah kata pun.