CHAPTER 1 : Chapter 1
semua berlalu begitu saja.. tanpa kuketahui akhirnya bagaimana. semua hilang harapanku bersama dongho pupus sudah. semua dikarenakan jiyoung yang merebut dongho. kukira ia sahabat yang baik.. tapi tidak, perkiraan ku salah. dia jahat, dia merebut shin dongho ku. tapi aku tidak bisa jahat kepadanya, mulai sekarang aku tidak akan mempedulikannya... aku akan menjauhinya.
Kupeluk mantelku lekat-lekat menunggu jiyeon datang. Yap, hari ini aku dan jiyeon berjanji jalan bersama untuk merayakan ulang tahunku yang masih 10 hari lagi dirayakan dan melepasku ke korea. Rasanya aku tak ingin hari ini berlangsung cepat. Aku tidak rela jiyeon harus bersedih karna aku harus pergi.
“Suji-ah” panggilnya
“Ji-chan, yaa! Kenapa kau lama sekali? Aku hampir mati kaku karenamu!” Omelku.
“I’m sorry suji-ah, I have a little problem hehe” jawabnya
“It’s ok ji-chan! Ayo kita jalan! Aku sudah lapar karna kedinginan. Kajja!” Kataku sambil menarik tangan jiyeon.
Aku sudah mendarat di Seoul beberapa jam lalu. Sekarang aku dan appa sudah dalam perjalanan menuju rumah. Yaa, benar. Rumah. Tak banyak ingatanku tantang kota ini. Seoul. Mengingatkanku bersama eomma. Aku pergi kejepang agar appa dapat melupakan eomma yang pergi meninggalkan kami berdua begitu saja. Appa, kenapa kau memilih kembali kesini? Bukankah ini menyakitkan untukmu? aku hanya bisa bertanya dalam hatiku. Aku tidak ingin membuatmu sakit. Kudengar. 3 tahun lalu ia menikah dengan pengusaha yang mempunyai 2 anak. Ah aku tak peduli.
“Annyeonghasseo, Bae Suzy imnida*bow*” kataku memperkenalkan diri didepan kelas. Aku berbicara dengan bahasa korea yang lancar namun beraksen jepan yang membuat satu kelas menahan tawa mereka. Kutiup poniku karna sebal.
“Suzy-sshi, silahkan duduk dimanapun kau ingin duduk” suruh miss.choi
“Ne miss” kataku sambil mencari bangku yang kosong. Gotcha! Satu bangku kosong di barisan pojok kiri dan tidak terlalu dibelakang. Hmm, seorang namja duduk sendiri.
“Apa ini kosong?” Tanyaku.
“Duduklah” jawabnya dingin
“Gumawo” jawabku. Tak ada satu katapun keluar lg dari mulutnya.
Dingin, kesan pertamaku kepadanya.
“Mianhae..” Kataku sambil menggapai tangan dan melihat kearahnya. DEGH! Dia namja yang sebangku denganku tadi kan? Bagaimana dia ada disini. Mengikutiku? Ah tidak.
“Its ok. Kau tak apa?”
“Ne, gwaechanayo”
“Baguslah” katanya singkat
“Aku suzy” kataku memperkenalkan diri.
“Aku sudah tau” aihhh bodohnya aku.
“Aku sehun” lanjutnya.
“Salam kenal *bow*”
“Kuantar kau pulang,kau terlihat berantakan”
Huft apa maksud namja ini?!
“Cih” kata Donghae kesal.
‘Apanih.. Kondom bekas? WTF! Sial ngapain sih dia ngelakuinnya dikamar gue. Bangsat!’ Batinku. Kuambil tasku, berusaha mencari udara segar. Pipi ku yg masih sakit sehabis dipukul sialan itu. Apa maunya sih, sial. Kuberjalan menuju sebuah taman dan duduk disebuah bangku taman.
Suzy POV
Aku seperti melihat seseorang yang aku kenal. Sehun! Kenapa wajahnya lebam? Apa dia anak yang suka bertengkar? Ah tidak mungkin. Tapikan aku baru mengenalnya dan dia selalu bersifat dingin pada setiap orang. Ah lebih baik sekarang aku mendekatinya dan bertanya padanya.
“S-sehun-s-sshi, g-gwaenchanayo?” Tanyaku terbata.
“Ne” seperti biasa, dingin.
“Aniya, mukamu lebam seperti itu” tanyaku dengan nada panik. Aku berjongkok agar dapat melihat wajahnya yang ia tundukkan.
“Pipimu biru-biru. Apanya yang baik” sambungku sedikit marah. Tanpa menunggu persetujuannya aku menarik tangannya dan membawanya pulang kerumahku untuk mengobatinya.
“Kajja!” Kataku menyuruh.
“Hei, kau mau membawaku kemana?” Tanyanya bingung.
“Kerumahku” jawabku singkat.
“Untuk apa” tanyanya lagi.
“Sudah tidak usah banyak bicara. Ikut aja. Otte?”
Hari-hari berlalu, aku masih sendiri. Sehun pun masih sama, dingin padaku. Aku belum menemukan seorang teman yang cocok kujadikan sahabat. Sampai seminggu kemudian kudengar ada murid baru pindahan dari jepang. Dia adalah Yoona, sunbaeku di jepang dulu. Aku senang. Tapi dunia terasa sempit sekali.
“Yoona-san” teriakku saat melihat Yoona didepan gerbang sekolah.
“Yaaa! Suzy-ah. Bagaimana kau bisa ada disini?” Tanyanya begitu kaget melihatku.
“Aku sudah sebulan berada di seoul, eon. Kau lupa? Haha dasar” kataku ceria. Ya selama dijepang aku cukup dekat dengannya. Dia kapten tim cheerleaders disekolahku dulu. Siapa yang tak kenal dengannya. Cantik, pintar. Benar-benar Goddess!!! Sekarang Yoona lagi-lagi menjadi sunbaeku tak hanya dikelas. Tapi lagi-lagi di team cheers ku.
<p style="\"background-color:" rgb(255,="" 255,="" 255);="" border:="" 0px;="" margin:="" 1em="" 0px="" 40px;="" padding:="" vertical-align:="" baseline;="" line-height:="" 21px;="" font-size:="" 14px;="" color:="" rgb(78,="" 78,="" 78);="" font-family:="" \'myriad="" pro\',="" \'trebuchet="" ms\',="" helvetica,="" arial,="" sans-serif;\"=""> continued.......