CHAPTER 2 : Crazy Mind Is Born
-Di rumah-
“Jiyong-ah, ambilkan aku kain disana” teriak noonanya yang meminta tolong padanya, tetapi Jiyong hanya lewat begitu saja dan mengabaikan noonanya
“yak! Pabo.. cepat ambilkan” kata noonanya sambil menarik baju Jiyong, tiba-tiba Jiyong mendorong noonanya
“hey, you! Don’t disturb me again!” kata Jiyong dengan kata-katanya yang kasar
“how come you said to me like this? I’m your noona not your friend, pabo” teriak noonanya di depan mukanya, tiba-tiba Jiyong mengambil kainnya dan langsung saja ia melempar kain itu di depan muka noonanya
“kamu puas, noona?” Tanya Jiyong
“kenapa kamu jadi seperti ini?” Tanya lagi noonanya dengan bingung
Tetapi Jiyong hanya menjawabnya “fikir saja sendiri” lalu dia mengambil jaket dan pergi begitu saja, noonanya terlihat bingung dan hanya melihat Jiyong dengan kaget.
Di luar sana, banyak orang-orang yang sedang bergandengan tangan Jiyong melihatnya dengan kesal, suatu ketika seorang perempuan yang sedang berjalan dengan pacarnya menabrak Jiyong “oh, mianhamnida” kata perempuan itu sambil tertunduk pacarnya pun segera memberi maaf juga kepada Jiyong
Tetapi tiba-tiba Jiyong pun tiba-tiba memeluk perempuan itu dengan erat “kamu kemana saja??” Tanya Jiyong sambil memeluknya dengan erat
Segeralah pacar perempuan itu memukulnya “yak! Pabo! Mwo haseyo?!” Tanya pacar wanita itu dengan memukul wajah Jiyong
“yak, dia pacar ku.. dia Jisoo!” teriak Jiyong dan memukulnya balik, mereka berdua saling memukul sampai akhirnya polisi datang ke sana
“Mwo haseyo? Ikut saya” teriak Polisi itu dari kejauhan, lalu polisi itu membawa Jiyong dan pasangan itu ke kantor polisi
-Kantor Polisi-
“aku menabraknya tidak sengaja dan aku sudah meminta maaf, tetapi tiba-tiba dia memelukku dan aku tidak kenal dia” kata perempuan itu sambil bercerita tentang kejadian itu, Jiyong hanya diam dengan gayanya yang tidak sopan
“lalu, kau.. mengapa kamu memukulnya?” Tanya polisi itu pada laki-laki yang memukul Jiyong
“saya? Saya pacar dia, itulah sebabnya saya memukul dia” jawab laki-laki itu sambil menunjuk Jiyong tetapi Jiyong hanya melihatnya begitu saja lalu pergi
“Jiyong-ssi anda tidak boleh pergi begitu saja, saya butuh informasi lebih” teriak salah satu polisi disana
“memangnya saya salah apa? Masalahnya sudah selesai kan? Yasudah saya pergi” jawab Jiyong sambil membuka pintu kantor polisi tersebut, tiba-tiba Jisoo datang untuk menjemputnya
Jiyong kaget saat ingin membuka pintu “Jisoo..” kata Jiyong dengan suara yang kecil
“mianhamnida mianhamnida, adik saya memang seperti itu tingkahnya” kata Jisoo sambil meminta maaf pada pasangan itu dan juga semua polisi disana
“iya iya, gwenchana seharusnya dia yang minta maaf” ucap laki-laki itu dengan sinis, Jiyong pun menengok kebelakang
“mianhamnida” kata Jiyong dengan singkat lalu menarik Jisoo untuk keluar, Jisoo pun kaget dan melepaskan tangan Jiyong
“yak! Kamu masih punya masalah di sini, cepat selesaikan lalu pulang” kata Jisoo, akhirnya Jiyong berbalik lagi dan menyelesaikan masalahnya.
Setelah selesai masalahnya tiba-tiba Jisoo menariknya keluar “waeyo, jisoo-ya?” Tanya Jiyong
“pabo pabo! Bagaimana kamu bisa seperti ini? Dan kenapa aku yang terlibat lagi, seharusnya kamu tidak usah kasih nomer telefon ku ke sana, pabo!” teriak Jisoo dengan kesal
“aku bisa seperti ini? Karena mu! Kenapa? Aku tidak bisa?” Tanya Jiyong sambil memegang pundak Jisoo, lalu Jisoo menampar Jiyong dan melepaskan tangan Jiyong dari pundaknya
“aku bukan siapa-siapamu lagi” ucap Jisoo lalu dia pergi meninggalkan Jiyong sendirian, Jiyong kaget dan dia mengejar Jisoo
“Jisoo, Jisoo maafkan aku! Jisoo” teriak Jiyong sambil berlari, ternyata Jisoo sudah naik taksi dan pergi.
Jiyong pun hanya bisa kaget dengan perkataan Jisoo tadi “halmeoni, 1 soju lagi!” teriak Jiyong yang terlihat mabuk
“aish, kamu sudah meminum 3 soju bagaimana bisa?” Tanya Halmeoni itu lalu ia memberikan sojunya untuk Jiyong, Jiyong meminumnya dan akhirnya dia tidur terlelap disana dengan keadaan mabuk
“aish, sudah pulang sana!” kata Halmeoni itu sambil menarik tangan Jiyong
Jiyong pun terbangun dan memarahi halmeoni itu “aku pergi aku pergi, minggir kau!” teriak Jiyong sambil mendorong mejanya sampai jatuh, banyak orang-orang disana yang melihatnya dengan kesal.
-Dirumah-
“noona! Noona!” teriak Jiyong sambil mengetok pintu rumahnya, noonanya mendengarnya dan membuka pintunya
“yak! Jiyong-ah, kamu kemana saja!” teriak noonanya dengan khawatir “tadi kamu di kantor polisi kenapa? Aku mendengarnya dari Jisoo”
“noona kamu berisik sekali, sana pergi tidur” jawab Jiyong dengan keadaan mabuk
“Jiyong, kamu mabuk? Yak! Bagaimana bisa!!!!” jawab lagi noonanya dengan kesal
“noona! Pergi sana!!!” bentak Jiyong pada noonanya, lalu dia langsung masuk kamarnya. Noonanya hanya bisa diam dan kaget melihatnya seperti itu.
***