How It Works?
Dreamland
>
Fan Fiction
Only You
Posted by KaptenJe | Rabu,22 April 2015 at 21:08
1
40409
Status
:
Ongoing
Cast
:
Choi Minho (SHINee)| Kim Shin Neul (OC) | Kim Raegun (OC) | Han Minyoung (OC) | Jang Wooyoung (2PM)
Only You

CHAPTER 2 : First Day

“Omona!,”tanpa basa-basi seperti biasa, Shin tersentak di atas tempat tidurnya karena jam digital di sampingnya sudah menunjukkan pukul 09.30. Dengan langkah sempoyongan, Shin berlarian kesana-kemari, membereskan buku, mandi, berpakaian, merapihkan penampilannya sampai akhirnya ia bisa keluar dari dormitorinya dengan tergesa-gesa. “Aigo…Aigo…,”Shin terus berlari sambil memandang jam tangannya yang kini hanya tersisa waktu 15 menit untuk sampai di kelas pertamanya tepat waktu.

Shin terlihat gelisah diantara beberapa orang yang menunggu dihalte bus. Perkuliahan yang akan dimulai pukul 10.00 tepat kini hanya bersisa 10 menit. “Oh Tuhan…tolong aku…Jebal,”Shin terus menerawang jauh kearah jalan, berharap bus yang ia tunggu muncul. Namun 5 menit berharganya berlalu, menyisikan 5 menit berikutna sebagai pertaruhan. “Ottokhae…,”kakinya bergoyang hebat, musik yang mengalun ditelinganya sudah tidak bisa lagi menenangkan dirinya.

“Tin…Tin…,”mobil berwarna putih pekat merapat kearah Shin. Perlahan, kaca mobil itu terbuka, membawa harapan kepada Shin yang merasa paling terpuruk di halte bus itu. ”Shin! Kau mau kekampus?,”tanya perempuan yang berada di kursi penumpang.

“Minyoung! Kau penyelamatku. Iya aku mau ke kampus, bisa kan…,”belum sempat Shin melanjutkan kata-katanya. Pintu mobil sedan itu terbuka.

“Ayo masuk…,”ajak Minyoung

“Gomawo….,”Shin masuk ke dalam mobil dan bernafas lega. “Apa kita sekelas?,”Shin memandang Minyoung yang tampak tenang, tidak seperti dirinya yang sudah tidak mampu menikmati pemandangan Seoul pagi menjelang siang ini.

“Aahahaha. Ani. Aku masuk jam 12,”Shin menatap Minyoung tak percaya. Sebelum Shin melontarkan pertanyaan yang sudah dapat Minyoung tebak, Minyoung kembali melontarkan jawaban yang bahkan belum dipertanyakan, “Aku ingin menikmati hari pertama kuliah, berkeliling kampus. Hahaha,”jelas Minyoung diakhiri dengan kekehan yang membuat Shin tidak habis pikir. “Ah, daripada kau menunggu bus seperti tadi. Kita bisa berangkat bersama jika kau mau,”ajak Minyoung dengan senyum manisnya.

“Bukan jika aku mau, tapi jika kau bersedia Minyoung-ah,”Shin meledek, lalu hanya suara tertawa yang saling bertabrakan di dalam mobil.

-Only You-

“Minyoung-ah gomawoyo,”ucap Shin saat mereka akan berpisah ke tujuan masing-masing

“Gwenchana,”balas Miyoung dengan senyum merekah dan lambaian tangan yang menjadi pemisah diantara mereka.

Shin memangkas bersih jalanan yang ia lewati, mencari deretan angka yang sama dengan agenda kuliah yang sudah ia terima seminggu lalu. Tepat di ujung lorong ia menemukan ruang kelas pertamanya. Shin menghela nafas dan masuk kedalam kelas. ‘Klek…’,pintu kelas terbuka yang disambut lirikan semua orang begitu pula dengan dosennya. Dengan susah payah, Shin menelan ludahnya. “Anyeonghasimnika songsaenim, joesonghamnida,”ucap Shin diikuti tubuhnya yang membungkuk 90 derajat, berharap mendapat ampunan dari dosen yang sudah terlihat tidak bersahabat.

“Duduk,”pintsa sang dosen dengan muka datar. Lalu memberhentikkan pekerjaanya yang sedang menulis di papan tulis. “Saya paling tidak suka ada yang mengganggu saya saat saya sedang menyampaikan pelajaran. Mengertikan maksudku?,”dosen itu menatap Shin lekat-lekat. “Karena kau telat, dan masuk keruanganku saat aku sedang menjelaskan, itu membuatku terganggu,”lanjut dosen itu sinis sambil membalikkan badannya lagi dan kembali pada papan tulisnya.

Shin kesal bukan main, dia merasa diremehkan, padahal hanya 5 menit dia telat namun perlakuan dosennya membuat semua mood belajarnya hilang.

“Baiklah sekarang kita akan membahasa tentang Keadilan…”namun saat sang dosen ingin meneruskan penjelasannya pintu kelas terbuka dan sesosok laki-laki yang tidak asing masuk ke dalam kelas tanpa ragu-ragu.

“Maaf saya terlambat,”ucapnya sambil menundukkan sedikit kepalanya.

“Ya. Anjo,”sang dosen menurunkan kacamatanya dan memadang laki-laki itu dan menyuruh duduk.

“Lalu....,”dosen wanita itu tidak banyak komentar seperti yang dilakukannya kepada Shin, ia kembali meneruskan penjelasannya tanpa menghiraukan mahasiswa yang bahkan lebih telat dari Shin. “Keadilan adalah...,”lanjut sang dosen sambil membalik tubuhnya untuk mencatat sesuatu dipapan tulis.

“Saat semua mahasiswa tau tentang peraturan yang ada dikelas ini…,”sahut Shin kencang. Membuat semua mata terpana padanya, begitu juga laki-laki yang baru saja datang.

“Apa maksdumu?,”wanita paruh baya itu melepaskan kacamatanya dan memandang Shin kesal.

“Sonsaenim bilang pada saya kalau anda tidak menyukai ada mahasiwi yang terlambat saat anda menerangkan pelajaran tapi kenapa tidak pada mahasiswa di belakang itu, yang terlambat jauh daripada saya,”ucap Shin kesal.

“Dia artis, kau tau kan artis itu sibuk. Jadi kita maklumi saja,”ucap sang dosen enteng.

“Kalau begitu tidak ada keadilan di kampus ini? Terutama di kelas anda… dia, saya atau mereka juga mahasiswa di sini. Lalu kenapa ada perbedaan seperti itu?,”Shin mulai beranjak dari tempat duduknya.

“Ya! Kau lancang sekali…,”sang dosen mendekati Shin

“Saya hanya butuh keadilan songsaenim…, bersikap tegas apakah salah? Saya penerus negara ini, saya penerus keadilan di negara ini, lantas apa salah jika saya menuntut keadilan dalam lingkup kecil dalam kelas?,”Shin menantang sang dosen.

“Pergi kau dari kelasku!,”bentak sang dosen sambil menujuk pintu yang berada dibelakang Shin

“Baik…”Shin merapihkan barang-barang bawaannya dan pergi keluar dengan muka memerah karena menahan air mata yang tertahan dan pergi secepatnya dari kelas.

“Pabbo!,”ucapnya kesal sambil membenarkan letak tali tasnya yang akan melesat turun.

“Ya!,”terdengar suara laki-laki berteriak dan jemari yang meraih tangan Shin yang membuatnya berbalik.

“Mian…,”laki-laki itu memandang Shin yang menunduk

“Untuk apa? Kau tidak salah… aku hanya meminta dosen itu untuk menjelaskan peraturan di kelas namun dia menolaknya dengan alasan tak logis,”Shin menghapus air matanya dan menatap laki-laki dihadapannya tak percaya. “Ya! Choi Minho, jangan bersikap seperti kita berada di drama. Untuk apa kau mengejar mahasiswi yang berontak dari dosennya, kau tidak akan celaka namun aku yang akan terkena imbasnya. Pergilah… tidak ada gunanya kau mengejarku untuk meminta maaf,”laki-laki yang bernama Choi Minho itu menatap Shin dengan tatapan bersalah. “Ah… aku risih,”Shin melepaskan jeratan tangan minho. “Kau perlu belajar kan? Pergilah,”Shin mendorong pelan tubuh Minho dan meninggalkannya diantara mahasiswa-mahasiswa yang berlalu lalang.

-Only You-

“Ya! Aae Shin?,”tanya Raegun menatap Shin sambil mengaduk-aduk jus alpukat miliknya.

“Gara-gara Choi Minho. Aku hanya merasa tidak adil jika Minho tidak diberi pelajaran, padahal dia telat 30 menit,”ucap Shin kesal sambil mecibirkan bibirnya.

“Dia idol, terima saja,”respon Raegun tanpa memikirkan perasaan Shin yang tengah kesal. “Aku juga telat tadi,”sambung cerita Raegun. “Aku juga ingin bercerita sesuatu…”Raegun membuat kedua temannya menatap penuh rasa ingin tau. “Huuuuh…”Raegun menghela nafas dan mulai menceritakan kejadian yang menimpanya pagi tadi.

 

Flash Back

“Sial aku telat!,”Raegun berjalan cepat menuju kelasnya yang melewati taman, namun pandangannya terpana pada dua sosok manusia yang tengah bermesraan di pojok taman. “Tidak tau malu. Bericuman di tempat seperti ini?,”gerutu Raegun sambil terus melanjutkan jalannya dengan tergesa-gesaan, tetapi padangan Raegun masih tertuju pada kedua orang itu dan sesaat dia akan menjauh ternyata sosok yang ia kagumilah yang berciuman mesra dengan seorang perempuan cantik dengan baju sexy yang dikenakannya. “Ok Taecyeon sunabe?,”sadar bahwa benar orang yang tengah berciuman adalah sunbae yang ia kagumi, Raegun melanjutkan langkah cepatnya menuju kelas degan perasaan kecewa.

End of Flash Back

 

“Jinjjayo?,”kedua mata temannya tertuju pada sosok Raegun seakan tak percaya.

“Kelihatan sih, pria seperti Taecyeon sunbae pasti sudah mempunyai kekasih,”tukas Shin enteng, seakan membalas dendam dengan ucapan Raegun sebelumnya.

“Hajiman, tidak perlu kan bermesraan di tempat seperti itu?,”rengek Raegun. ”Jangan-jangan mereka sudah…,”tambahnya semakin gelisah.

“Ya ya ya! Sudah jangan berpikiran yang macam-macam,”sahut Minyoung yang selalu berpikir positif dibanding ke dua teman barunya .”Doakan saja mereka putus, selama belum ada undangan pernikahan, sunabemu itu masih bisa dimiliki siapapun,”jelas Minyoung yang ternyata tak terlihat sebaik dugaan Shin dan Raegun.

“Ya Minoung kau jahat juga rupanya, hahaha,”ledek Raegun dengan wajah yang kembali berbinar-binar, seakan membenarkan perkataan Minyoung.

Di tengah pertemanan mereka yang baru terajut, suara teriakan seorang perempuan membuyarkan kesenangan mereka bertiga. “Ya! Kim Shin Neul!,”perempuan itu memanggil nama Shin dengan lantang, mengedarkan pandangannya hingga menemukan sosok Shin yang terperangah tak percaya.

“Ye…,”jawab Shin menyambut perempuan itu, membuat sosok berubuh langsing itu menghampiri Shin dengan langkah memburu.

“Kau Kim Shin Neul?,”tanyanya menantang dan menjerat lengan Shin, mengajak Shin untuk berdiri.

“Auw!,”rintih Shin sambil berontak melepaskan jeratan tangan perempuan itu, namun tangannya terkunci kuat oleh jeratan tangannya. Tanpa basi-basi perempuan itu mengguyur kepala Shin dengan segelas lemon tea milik Raegun.

“Rasakan itu! Itu adalah peringatan karena kau berani mendekati Minho,”ucap perempuan yang dengan santai langsung meninggalkan Shin yang basah kuyup.

“Shin…,”panggil kedua temannya sambil berusaha mengeringkan rambut dan muka Shin yang basah.

“Ah. Aku mau pulang,”Shin menahan tangan Raegun dan Minyoung yang masih mengelap sebagian tubuh Shin yang basah.

“Dengan keadaaan seperti ini? Tunggu sampai mobilku datang. Akan aku antar kau pulang,”rayu Minyoung.

“Ani Minyoung-ah, aku butuh waktu sendiri. Mian membuat kalian malu,”Shin menarik tas yang terletak di meja dan pergi dari kantin.

-Only You-

 “Membuat malu saja,”seseorang menutupi kepala Shin dengan jaket miliknya dan berjalan berdampingan dengan Shin. Shin menyingkirkan jaketnya dan menatap laki-laki yang berjalan disampingnya.

“Oppa…,”muka Shin memerah dan ia mulai menangis.

“Uljimaaa…,”Wooyoung merangkul sambil mengelus kepalanya. “Kau aku antar pulang. Ye?,”Shin mengangguk.

Melihat Shin yang sudah tenang di dalam mobil membuat Wooyoung memanfaatkan waktunya untuk mengajakn shin berbicara.“Lain kali, jangan berhubungan dengan perempuan atau siapapun yang berkaitan dengannya. Arra? Dia itu menggilai Minho,”ucap Wooyoung sambil tersenyum hina

“Wae?,”tanya Shin perlahan karena ia masih sesak sehabis menangis

“Dia sudah ditolak mentah-mentah oleh Minho, tapi tetap saja mengejarnya. Bodoh kan?”

“Hah? Kapan dia menyatakan cinta?”

“Kemarin,saat perkenalan kampus”

“Kasian…”

“Oleh karena itu, jauhi Minho itu…”

“Aku tidak medekatinya. Dia yang mengejarku tadi,”selak Shin sebelum kembali mendapatkan ceramah dari Wooyoung.

“Sama saja kan? Sampai beritanya dengan cepat masuk internet”

“Jinjja? Ah, pabbo…”Shin mengacak-ngacak rambutnya sendiri. “Ottokhae?,”Shin menatap Wooyoung lirih

“Haaaah…,”Wooyoung memberhentikan mobilnya tepat di depan dormitori Shin. “Cari laki-laki yang mau diajak berpura-puar pacaran dengamu, sambpai rumor itu hilang”

“Kau saja!,”ucap Shin lantang

“Eng. Jangan aku. Cari laki-laki yang terkanal agar beritanya cepat menyebar. Aku kan kurang terkenal. Padahal aku tampan begini...aaahh…”

“Ya! Dasar...,”Shin memukul bahu Wooyoung

“Pokoknya ingat pesanku. Secepatnya, kalau kau tidak mau menderita terus. Oke”

“Hei oppa, bahasamu membuatku takut”

“Aku serius,sudah sana masuk! Bersihkan dirimu,”perintah Wooyoung

“Ye...,”Shin bergegas keluar dari mobil Wooyoung dan melambaian tangan hingga mobil sedan berwarna hitam itu tak terlihat.

-Only You-

Shin berjalan masuk menuju dormitori, namun ada sosok perempuan yang tengah bersandar di sebelah tembok sebelah pintu. “Onni!,”teriak Shin girang. Perempuan yang memejamkan matanya itu terkaget dan bangun.

“Ya! Lama sekali,”perempuan yang dipanggil onni itu memukul  bahu Shin, namun perhatiannya tertuju pada tubuh Shin yang basah. “Waegurae?”

“Biar aku ceritakan di dalam. Ayo masuk,”Shin menekan beberapa angka untuk membuka pintu dormitori.

Shin mengeringkan rambutnya sambil memberikan segelas coklat panas kepada kakak perempuan kesayangannya, Eunhee onni, yang tengah duduk santai di sofa sambil menatap keluar jendela.

“Jadi begitu?,”Eunhee mulai menanggapi cerita yang Shin bicarakan. “Kalau begitu benar, cari laki-laki yang mau berpura-pura berpcaran denganmu secepeatnya”

“Secepat itukah? Aku anak rantauan, tidak seperti teman-temanku yang asli Seoul. Apakah mereka tidak curiga jika aku berpcaran dengan cepat?”

“Ada kalanya, pengalaman menulis ceritamu itu berguna. Buat saja beberapa kebohongan tentang kisah cintamu itu,”jawab Eunhee sambil menenggak coklat panasnya.

“Iya benar! Hahaha…Onniku pintar sekali,”Shin bersender di bahu Eunhee dan menatapnya sedikit menongak. “Kau sudah bertemu Wooyoung oppa?”

“Eh? Kenapa bertanya seperti itu?”

“Aku mau tau saja…”

“Oh…,”Eunhee berpikir sejenak. “Sudah,”Eunhee mengembangkan senyumnya. “Dia makin tampan saja. Aku jadi malu”

“Ihh… apa-apaan kau. Hahaha,”Shin tertawa meledek.

-Only You-

“Permisi,”Shin dikagetkan oleh tepukan tangan dibahunya saat ia keluar dormitori

“Ye? Waeyo?,”tanya Shin kepada laki-laki dibelakangnya

“Kau tau jalan menuju Seoul National University?”

“Tentu saja, aku salah satu mahasiswi disana. Kau mau kesana, aku akan berangkat sekarang”

“Kebetulan, aku juga mahasiswa di sana, tapi karena ada suatu urusan aku baru bisa masuk kampus hari ini”

‘Laki-laki yang manis’,ucap Shin dalam hati. “Kalau begitu ayo kita pergi bersama,”Shin mengajak laki-laki itu dengan senang hati

“Ide yang bagus. Kajja,”laki-laki itu tersenyum kepada Shin dan mereka mulai berjalan meuju halte bus terdekat.

“Oiya, namamu siapa?,”tanya Shin menghilangkan ketegangan diantara dua orang yang baru saling mengenal

“Yoseob. Yang Yoseob. Kau?,”laki-lak bernama Yoseob itu mengulurkan tangannya.

“Shin Neul, Kim Shin Neul,”Shin menyambut uluran tangan Yoseob dan menjabatnya cepat.

Perjalanan yang biasanya memakan waktu 10 menit itu tak terasa lama saat keduanya jalan bersama. Mereka menjadi sebagian kecil orang yang memadati halte yang sibuk di jam pagi seperti ini, hingga akhirnya sebagian besar orang berhamburan masuk ke dalam bus yang baru saja terparkir.

Tangan hangat dan kekar milik Yoseob tak sengaja merangkul pinggang Shin yang hampir terjatuh karena desakan orang-orang yang memasuki bus. “Mian,”ucap Yoseob yang langsung melepaskan rangkulan di pinggang Shin.

“Gwenchana, kalau kau tak memelukku, mungkin aku akan jatuh,”ucap Shin tersipu. Sambil menatap Yoseob yang mencoba mengalihkan apa yang sudah terjadi, terlintas ide yang diutarakan Wooyoung kemarin. ‘Apa dia mau ya?’. 


Tags:
Komentar
RECENT FAN FICTION
“KANG MAS” YEOJA
Posted Rabu,16 Juni 2021 at 09:31
Posted Senin,20 April 2020 at 22:58
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 23:42
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:08
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:07
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:07
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:06
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:06
FAVOURITE TAG
ARCHIVES