DREAMERS.ID - Angka pernikahan di Korea Selatan tercatat menurun drastis. Hal ini juga nampaknya dipengaruhi oleh ribuan pasangan muda yang belum mendaftarkan pernikahan mereka karena menganggap belum ada untungnya.
Menurut Statistik Korea, 213.513 pasangan menikah pada tahun 2020, turun 10,7 persen dan paling sedikit sejak pemerintah mulai menghitung angka pada tahun 1981. Itu juga merupakan penurunan paling tajam yang terlihat sejak krisis keuangan Asia pada tahun 1997.
Tetapi banyak pasangan muda juga menunda pendaftaran pernikahan mereka untuk memaksimalkan peluang menemukan rumah di tengah kurangnya persediaan perumahan.
Melansir Chosun Ilbo, harga real estate telah melonjak sejak Presiden Moon Jae In menjabat pada tahun 2017, membuat rumah semakin tidak terjangkau bagi anak muda Korea.
Pemerintah memang menawarkan perumahan yang terjangkau bagi pasangan muda, tetapi ada daftar tunggu yang panjang, dan pasangan berpenghasilan ganda biasanya berpenghasilan lebih dari batas kelayakan. Selain itu, peluang untuk masuk ke apartemen yang baru dibangun benar-benar meningkat ketika suami dan istri melamar secara terpisah, bukan sebagai pasangan.
Seorang pengantin baru berusia 34 tahun yang tinggal di Seoul masih belum mendaftarkan pernikahannya tiga tahun setelah menikah. Dia membeli rumah sebelum menikah, dan begitu pula istrinya, yang berarti mereka akan dikenakan pajak yang lebih tinggi sebagai pemilik rumah ganda jika mereka mendaftar sebagai pasangan.
Pria yang tidak ingin diketahui identitasnya itu mengatakan, “Pajak naik untuk orang yang memiliki lebih dari satu rumah, dan pasangan yang baru menikah dibebaskan dari pajak transfer hanya selama lima tahun jika mereka menjual salah satu rumah mereka. Aku berniat menjual satu setelah melihat seberapa jauh harga naik."
Pengantin baru lainnya yang berusia 29 tahun berkata, "Pemerintah menawarkan tunjangan perumahan khusus untuk pengantin baru hingga tujuh tahun setelah mereka menikah, jadi aku berniat untuk mendaftarkan pernikahan setelah aku menabung lebih banyak untuk pindah ke rumah yang lebih besar."
Pasangan pengantin baru memperdebatkan keuntungan dan kerugian dukungan untuk pengantin baru di komunitas online, dan banyak yang bertanya kapan waktu terbaik untuk mendaftarkan pernikahan mereka.
Koo Jeong Woo dari Universitas Sungkyunkwan berkata, "Fakta bahwa pasangan menikah menunda pendaftaran pernikahan mereka menunjukkan betapa buruknya kekurangan perumahan, belum lagi meroketnya harga apartemen. Pemerintah perlu melihat mengapa fenomena ini terjadi dan memberikan solusi."
(fzh)