DREAMERS.ID - Bentrok yang melibatkan aparat kepolisisan dan laskar FPI yang berujung tewasnya enam anggota FPI tersebut memiliki kejanggalan. Ada beberapa hal janggal yang dilakukan aparat kepolisian yang diungkapkan oleh Sugito Atmo Pawiro selaku Bantuan Hukum Front Pembela Islam (FPI).
"Alibi yang dibangun polisi itu menjadi sebuah ilusi," kata Sugito dikutip dari CNN. Hal janggal pertama yang diungkap oleh Sugito adalah tujuan aparat kepolisian berada dalam iringan rombongan Rizieq.
"Bukankah tidak ada urgensi dan kepentingan aparat kepolisian untuk berada di antara iringan kendaraan HRS dan keluarga yang akan menjalankan ibadah Sholat Subuh berjemaah, dinihari tadi?," lanjut dia.
Melansir dari CNN Indonesia, Direktur Reserse Kriminal Umum (Reskrimum) Polda Metro Jaya Tubagus Ade Hidayat menjelaskan, langkah ini merupakan bagian dari pemantauan karena polisi mendapatkan informasi bakal ada pengerahan massa untuk mengawal pemeriksaan Rizieq Shihab.
Baca juga: Habib Rizieq Ditahan Usai Jadi Tersangka Dua Kerumunan Acaranya
Menurut Sugito sendiri tindakan aparat kepolisian yang mengikuti iringan Rizeq Shiba adalah pelanggaran kebebasan warga. "Penembakan terhadap keenam anggota Laskar FPI yang mengawal HRS dan keluarga adalah puncak kekonyolan dalam operasi yang tidak memiliki manfaatnya bagi negara ini."Hal janggal lain menurut Sugito adalah penyerangan yang dilakukan oleh laskar FPI. Pasalnya, mustahil lascar FPI menyerang polisi karena anggota laskar fokus mengawal rombongan Rizieq. "Selain itu tidak ada seorang pun anggota Laskar FPI yang mengawal HRS dan keluarga menggunakan senjata api," kata Sugito.
Hal serupa disampaikan oleh Sekretaris Umum Munarman, bahwa Rizieq Shihab kerap diintai oleh pihak yang tak terduga setibanya di Tanah Air.
"Memang ada beberapa pengintai di pondok pesantren milik HRS di Megamendung, yaitu hari Jumat itu ada beberapa pengintai yang ditugaskan oleh institusi resmi negara. Saya tidak mau sebut. Yang ditugaskan mengintai 24 jam. Mereka menggunakan drone dan peralatan canggih lainnya," ungkap Munarman.
(rnd)