DREAMERS.ID - Usai terbongkarnya sosok pelaku eksploitasi seks 'nth-room' bernama Jo Joo Bin usia 25 tahun, terungkap pula aksi keji yang dilakukannya kepada korban 74 wanita, 16 diantaranya di bawah umur. Ia memeras, memaksa, dan mendistribusikan video porno dari para korbannya ke grup chat di Telegram.
Dua wartawan outlet berita Kookmin Ilbo mengaku bahwa mereka menyusup ke grup chat itu dan membagikan rincian mengerikan dari apa yang mereka saksikan di dalam. Menurut para wartawan, para korban tampaknya adalah siswa sekolah menengah yang terlihat telanjang di lantai kamar mandi.
“Sebagian besar korban tampaknya berada di sekolah menengah. Gadis-gadis itu menggonggong seperti anjing. Saya melihat gadis-gadis itu telanjang dan berbaring di lantai kamar kecil pria dengan mata kepala sendiri. Salah satu jenis video yang paling mendasar adalah mereka menatap kamera dan melakukan masturbasi,” paparnya.
Baca juga: Netflix Akan Rilis Film Dokumenter Kasus Eksploitasi Seks Nth Room
Mereka juga menyaksikan siswa sekolah menengah diperkosa dalam video yang dibagikan di grup chat tersebut, “Pada musim panas tahun lalu, seorang gadis yang tampaknya berada di sekolah menengah terjebak, seperti di sebuah motel. Pria dewasa memasuki ruangan dan memperkosanya. Video dibagikan secara langsung. Para penonton di ruang obrolan mengatakan hal-hal seperti, 'Ini adalah cara perawatan yang sebenarnya dilakukan’.”Selain itu, ada foto yang menunjukkan kepada admin grup yang disebut sebagai ‘Dokter’ yaitu Jo Joo Bin, menyuruh "budak"-nya dengan kata-kata "Dokter" dan "budak" yang diukir di tubuh. “Dia menggunakannya sebagai cara untuk memberi tahu penonton bahwa "budak" itu miliknya,” kata wartawan tersebut.
Selanjutnya, Jo Joo Bin memilih rekaman aneh seperti meminta para wanita untuk memakai pakaian dalamnya di kepala atau berpura-pura kejang. Yang lebih mengejutkan lagi adalah tingkat penyiksaan yang dilakukan para lelaki terhadap gadis-gadis di bawah umur melalui metode aneh, seperti menaruh ulat di alat kelamin atau memakan kotoran.
Kini, sudah lebih dari 2,5 juta orang menandatangani petisi yang mendesak diungkapnya semua pelaku termasuk anggota di grup chat tersebut. Presiden Moon Jae In sudah memerintahkan agar kasus ini diusut tuntas, begitu pula dengan kepolisian yang sudah berjanji demikian.
(mth)