DREAMERS.ID - Potensi gempa 8.8 skala richter dan tsunami 20 meter di pesisir Jawa muncul belakangan ini tentu meresahkan masyarakat. Karena bagaimana pun, gempa selama ini hanya bisa diprediksi besaran dan dampaknya, belum bisa diperkirakan kapan waktu akan terjadinya.
Kini Presiden Joko Widodo atau Jokowi angkat bicara jika kterangan resiko bencana dan fenomena alam bukanlah bertujuan untuk membuat resah masyarakat apalagi menimbulkan kepanikan. Sebab gempa besar itu adalah potensi, masyarakat perlu waspada.
Jokowi pun mengarahkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk terus meningkatkan koordinasi dengan seluruh pemerintah daerah dalam menginformasikan kondisi meteorology, klimatologi dan geofisika, melansir Suara.
Baca juga: Resmi, Menhan Prabowo Sandang Bintang 4 Di Pundaknya
"Tolong beritahukan apa adanya. Supaya setiap pembangunan juga mengacu. Kalau daerah-daerah yang rawan bencana ya tolong diberitahukan, sampaikan ke daerah; ini rawan gempa, lokasi ini rawan banjir, jangan dibangun bandara, jangan dibangun bendungan, jangan dibangun perumahan," kata Jokowi.Keterangan resiko bencana dan fenomena ala mini juga diperlukan untuk membangun suatu daerah, sehingga kerugian dapat diminimalisasi. BMKG juga berperan untuk terus memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai lokasi geografis Indonesia yang berada di jalur ‘Ring of Fire’ sehingga rawan bencana.
"Seperti kemarin agak ramai potensi 'megathrust'. Sampaikan apa adanya, memang ada potensi kok, bukan meresahkan. Sampaikan dan tindakan apa yang akan kita lakukan, itu edukasi, memberikan pembelajaran kepada masyarakat," jelas Jokowi.
Diharapkan dengan edukasi itu maka masyarakat dan pemerintah daerah dapat mempersiapkan diri menghadapi resiko bencana antara lain dengan membangun peringatan dini sirine, jalur evakuasi darurat, hingga membangun rumah tahan gempa bumi.
(rei)