DREAMERS.ID - Di tengah pencarian dan evakuasi korban tsunami Banten-Lampung, salah satu keluarga korban mengaku harus mengeluarkan uang jutaan untuk mengambil jenazah dari RSUD dr Dradjat Prawinegara Serang.
Melansir Detik, kejadian ini menimpa satu keluarga besar dari Sumatera Utara yang tengah berlibur ke Carita, Pandeglang. Sebanyak tiga anggota keluarganya meninggal, yaitu Ruspita Simbolon, Satria Sinaga (6 bulan) serta Timoty Simbolon (11 tahun).
Untuk mengambil jenazah dari rumah sakit tersebut, perwakilan keluarga yang bernama Badiman Sinaga mengaku dimintai uang sebesar Rp 3.9 juta. Ia pun mengaku terkejut dan menuturkan pihak rumah sakit meminta uang tersebut untuk 3 hal, yaitu mobil jenazah, formalin dan pemandian jenazah.
"Kalau yang membayar itu keluarga, sebagai keluarga kami tidak terima," ujar Badiman
Baca juga: Update 48 Orang Tewas Akibat Gempa Potensi Tsunami Jeoang, Bagaimana Nasib WNI Di Sana?
Kepolisian Polres Serang Kota pun menyelidiki adanya pungutan untuk pengambilan jenazah dan telah memanggil beberapa pihak untuk diperiksa. Termasuk menyelidiki apakah pungutan untuk korban tsunami ini juga terjadi pada korban lain."Kita klarifikasi betul kalau memang ada sudah bisa dinaikkan ke penyidikan," kata Kapolres Serang Kota AKBP Firman Affandi.
"Kalau memang ke korban lain kita akan dalami lagi," ujarnya. "Kita rapat dulu dengan bupati Serang, terus kita sepakat untuk kasus ini dilanjutkan ke penyelidikan,"
Sementara itu Plt Direktur RSUD Serang Sri Nurhayati membantah pihaknya memungut uang untuk pengambilan jenazah. Ia mengatakan pelayanan rumah sakit telah maksimal dan optimal.
"Terhadap pembiayaan dan kuitansi yang beredar di media massa, kami tegaskan bukan kuitansi resmi RSDP. Hal itu di luar sepengetahuan manajemen dan direksi RSDP," kata Sri.
(rei)