DREAMERS.ID - Temuan baru dari fenomena gempa yang berujung tsunami di Palu dan sekitarnya, Sulwesi Tengah, akhir September lalu nampaknya akan membuat ilmuwan mengungkap pemahaman seutuhnya soal petunjuk bencana tersebut.
Temuan terbaru tersebut didapat dari survei di pesisir pantai Kota Pau yang menunjukkan penurunan dasar laut secara signifikan setelah gempa berkekuatan 7.8 Skala Richter mengguncang kawasan tersebut.
Yang terjadi pada 28 September jelang magrib adalah gempa terjadi pada patahan sesar geser atau strike-slip fault di mana dua lempengan bumi berbenturan dan salah satu lempeng terus bergeser secara horisontal. Anehnya, konfigurasi ini umumnya tidak menyebabkan tsunami besar seperti yang terjadi selanjutnya.
"Ketika kami mencocokkan data bathymetric sebelum dan sesudah (tsunami), kami bisa melihat bahwa hampir semua bagian dasar laut di dalam teluk menjadi anjlok. Dan dari data ini, kami juga bisa memantau (pergerakan) ke utara. Dengan demikian, sebenarnya, ada pergeseran vertikal dan horisontal," kata Udrekh Al Hanif kepada BBC.
Baca juga: Update 48 Orang Tewas Akibat Gempa Potensi Tsunami Jeoang, Bagaimana Nasib WNI Di Sana?
Meski masih dipertanyakan, masih ada bukti pada data yang menunjukkan adanya longsor bawah air yang bisa jadi faktor penentu. Kemungkinan lainnya adalah gerakan dasar laut yang mengarah ke atas di sebuah kawasan dekat Palu."Kejadian ini sangat tidak umum, namun tektonik memberitahu kita bahwa ini bisa terjadi lagi," kata Finn Lvholt from the Norwegian Geotechnical Institute. "Memang ini bukan kejadian pertama di Palu. Mungkin ini kejadian ketiga atau keempat yang menimbulkan banyak korban. Ada kejadian yang mirip pada 1960-an dan 1920-an."
"Tsunami ini tiba dengan sangat cepat, hanya dalam beberapa menit," ujar Hermann Fritz, dari Georgia Institute of Technology di Amerika Serikat.
"Akibatnya tidak ada waktu untuk peringatan. Itu sangat berbeda dari Jepang (pada 2011), yang ada banyak waktu, lebih dari 30 menit sampai orang pertama meninggal akibat tsunami. Itulah tantangan pada tsunami lokal ini, orang harus mengevakuasi sendiri."
(rei)